Kelas : VIB
Npm : 1621160040
SINTASI
Pisang merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang memiliki peran dan manfaat
besar bagi masyarakat. Jenis buah- buahan yang sering dikonsumsi segar, pisang
dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk diolah. Pisang memiliki beberapa keunggulan,
seperti produktivitas, nilai gizi, ragam genetik tinggi, adaptif pada ekosistem, biaya produksi
rendah, dan diterima secara luas oleh masyarakat. Tanaman ini dapat tumbuh dan
berkembang pada berbagai kondisi agroekologi dari dataran rendah beriklim basah, sampai
ke dataran tinggi beriklim lebih kering di daerah Indonesia (Rustam, 2007). Sedangakan
(Komaryati dan Adi, 2012) menyatakan Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok
buah - buahan yang saat ini cukup diperhitungkan adalah tanaman pisang. Pengembangan
komoditas pisang bertujuan memenuhi kebutuhan akan konsumsi buah- buahan seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi dimana pisang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat.
Selain rasanya lezat, bergizi tinggi dan harganya relatif murah, pisang juga merupakan salah
satu tanaman yang mempunyai prospek cerah karena di seluruh dunia hampir setiap orang
gemar mengkonsumsi buah pisang. Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman genetik
tanaman dunia, termasuk tanaman pisang. Untuk mengetahui lebih jauh besarnya keragaman
genetik tersebut maka perlu dilakukan identifikasi dan analisis keragaman genetik. Kegiatan
identifikasi keragaman genetik juga penting untuk keperluan perbaikan sifat genetik tanaman
dalam upaya menghasilkan varietas atau klon-klon baru masa depan yang lebih baik untuk
dibudidayakan (Prihatman, 2000). Pisang (Musa L.) merupakan salah satu dari tiga marga
dalam suku Musaceae. Sebagian besar pisang liar ditemukan di Asia Tenggara, sehingga
daerah Indo-Malaysia merupakan pusat keragaman pisang. Center of diversity pisang tersebar
mulai daerah tropis, sub-tropis, Asia, Amerika, Afrika, hingga Australia (De Langhe et al.,
2009). (Sulistyaningsih, 2013) menyatakan pisang salah satu buah tropis yang populer di
masyarakat dan bernilai ekonomis tinggi di Indonesia. Saat ini pisang memberikan kontribusi
paling besar terhadap produksi buah-buahan nasional dan menjadi komoditas unggulan di
Indonesia.
Menurut Sistematika Tumbuhan Berbunga APG IV, pisang termasuk kedalam familia
Musaceae, ordo Zingiberales dengan genus Musa, Ensete dan Musella (Cole and Hilger,
2013). (Simmonds, 1943) menyatakan Jenis pisang liar M acuminate Colla (genom AA) dan
M. balbisiana Colla (genom BB) merupakan nenek moyang dari kultivar pisang sekarang ini.
Menurut (Retnoningsih, 2011) proses evolusi sampai menjadi pisang yang dapat dimakan.
Melalui proses evolusi, sifat-sifat nenek moyang pada jenis-jenis pisang liar berangsur-angsur
hilang sampai menjadi pisang tidak berbiji. Selain kehilangan bijinya, proses perubahan ini
menghasilkan pisang dengan berbagai tingkat ploidi dan grup genom seperti pisang diploid
(genom AA, BB, dan AB) pisang triploid (genom AAA, AAB, ABB, dan BBB) serta pisang
tetraploid (genom ABBB). Darlington dan Wylie, 1955 menyatakan Menyatakan Tanaman
pisang mempunyai tingkat ploidi yang beragam, karena persilangan-persilangan alami dari
pisang spesies liar yang terus menerus berlangsung dan adanya pengaruh lingkungan,
sehingga tercipta jenis tanaman baru yang bersifat diploid, triploid dan tetraploid. Di
antara genus Musa terdapat tanaman pisang abaka (M. textiles) dengan jumlah kromosom
2n=20. (Sulistyaningsih, 2013) menyatakan Menyatakan Ploidi dan genom yang berasal dari
Musa acuminata dicirikan dengan simbol A, sedangkan yang berasal dari Musa bulbisiana
diberi simbol B. Persilangan dari keduanya menghasilkan diploid AB, tripoid AAB, dan
ABB, dan tetraploid AAAB, AABB, dan ABBB.