Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DISRITMIA

OLEH :
Kelompok 3

1. Hendrawati (P07120418008)
2. Septi Nul Fitasari (P07120317070)
3. Maul lana Abdil Nugraha (P07120317017)
4. Krisna Adi Putra (P07120418009)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROFESI NERS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan


Rahmatserta Hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah tepat pada waktunya dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada
Kasus Distrimia”
Penyusun sangat menghargai bahwa dalam pembuatan makalah ini dapat
diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Dan yang paling utama adalah
berkat kerja keras dan usaha dari teman-teman dalam mengkaji isi dari makalah
ini dari berbagai literature.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dari penulis, oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan penyusunan makalah di waktu yang akan datang. Namun
penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya kepada para
penyusun dan pembaca pada umumnya.

Mataram, 23 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….......……………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………...…………………….…………...... 2
C. Tujuan……………………...….………………....………...……
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Distrimia .............................................................................
B. Etiologi Distrimia...............................................................................
C. Manifestasi Distrimia.........................................................................
D. Klasifikasi Distrimia...........................................................................
E. Patofisiologi Distrimia ......................................................................
F. Komplikasi Distrimia.........................................................................
G. Pemeriksaan penunjang Distrimia ......................................................
H. Penatalaksanaan Distrimia....................................................................
I. Prognosis Distrimia..............................................................................

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian……………………………………………..........…….....................
B. Diagnosa…………………………………………………………..................
C. Intervensi...............................................................................................................................
D. Implementasi........................................................................................................................
E. Evaluasi.................................................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Distrimia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang
disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi
impuls atau keduanya. Fibrialisasi ventrikuler adalah sebagai depolarisasi
ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak teratur. Ini terjadi karena iskemik,
infard, manipulasi kateter dan karena sengatan listrik.
Distrimia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi
ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q-T dan HR 150-2000 x/menit
atau baahkaan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba-tiba
bila resusitasi tidak dilakukan segera. Stimulasi irama jantung bermula dari
nodus SA di dinding atrium kanan dekat muara vena kava superior. Menyebar
ke seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus AV terletak di dasar atrium
kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi diteruskan melalui verkas his dan
membagi 2 jarak menuju miokard ventrikel serat purkinje.
Distrimia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Distrimia
bermacam-macam jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagai
dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel atau supraventrikel). Distrimia
dindentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Distrimia atau Aritmia yang terjadi sebagai komplikasi COVID-19 dapat
berupa takiaritmia maupun bradiaritmia. Paling sering ditemukan adalah sinus
takirkardia akibat kondisi yang simultan, yaitu hipoperfusi, demam, hipoksia,
dan kegelisahan. Satu studi menemukan distrimia hadir pada 17% pasien
COVID-19 yang di rawat inap, dan 44% pasien yang di rawat di ICU.
Distrimia pd pasien terinfeksi virus dapat terjadi karena hipoksia, stres
peradangan, dan metabolisme yang abnormal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi distrimia ?
2. Bagaimana etiologi distrimia ?
3. Bagaimana manifestasi distrimia ?
4. Bagaimana klasifikasi distrimia ?
5. Bagaimana patofisiologi distrimia ?
6. Apa saja komplikasi distrimia ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang distrimia ?
8. Bagaimana penatalaksanaan distrimia ?
9. Bagaimana prognosis distrimia
10. Bagaimana asuhan keperawatan dari distrimia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari distrimia
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi distrimia
3. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari distrimia
4. Untuk menegtahui bagaimana klafikasi distrimia
5. Untuk mengetahui apa saja patofisiologi distrimia
6. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang distrimia
7. Untuk mengetahui bagaiman penatalaksanaan distrimia
8. Untuk mengetahui bagaimana prognosis distrimia
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari distrimia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Distrimia
Gangguan irama jantung atau distrimia merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.
Aritmia atau distrimia adalah perubahan padaa frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Distrimia dan aritmia adalah dua istilah yang berarti
sama. Aritmiaa merupakan gangguan irama jantung yang
dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls atau
penghantaran impuls, seperti terlalu cepat (takhikardia),
terlalu lamba (brandikardia), atau ter-blok. Gangguan impuls
ini dapat terjadi di atrium (serambi jantung) atau ventrikel
(bilik jantung). Cara memeriksa gangguan irama jantung
adalah dengan pemeriksaan menggunakan EKG atau
elektrokardiogram (lutfi, 2017)

B. Etiologi distrimia
Distrimia atau Aritmia timbul akibat perubahan
elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas
listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak
haanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga
termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 1996).
Etiologi distrimia dalam garis besarnya dapat
disebabkan oleh:
a) Peradangan jantung, misalnya demam reumatik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
b) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard.
c) Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis,
quinidin, dan obat-obatan anti aritmia lainya.
d) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkelimia,
hipokalemi).
e) Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.
Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
f) Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis)
g) Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme).
h) Gangguan irama jaantung atau gagal jantung.
i) Gangguan irama jantung karena kardiomiopati
aatau tumor jantung.
j) Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis system konduksi jantung)

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat


diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan:

a) Faktor Prenatal :
1) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2) Ibu alkoholisme.
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM)
yang memerlukan insulin.
5) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b) Faktor Genetik :
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
jantung bawaan.
2) Ayah/ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

Adapun factot-factor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:


1) Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin,
disopiramid, prokainamid) dan IC (flekainid,
propafenon), digitalis, antidepresan trisiklik, teofilin.
2) Gangguan keseimbangaan elektrolit dan gas darah
terutama hipo dan hiperlalemia, asidosis.
3) Payah jantung kongesif : akibat terjadinya aktivitas
neurohumoral.
4) Kelainan jantung dan aritmogenik : sindrom wolf
Parkinson white, dan sindrom QT panjang.
5) Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan
renjatan : bisa terjadi takikardi superventrikuler.
6) Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.

C. Manifestasi Klinik Distremia


Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak
disadari, sehingga terdeteksi pada saat rasa yang tidak
nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi, atau adanya
denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta
adanya irama denyut yang tidak teratur. Keadaan ini tidak
terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan
hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien
dengan aritmia yang berbahaya adalah klien merasakan
nyeri dada, pusing, bahkan keadaan yang lebih serius
kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal
itu dikarenakan pasokan darah yang mengandung nutrient
dan oksigen yang dibutuhkan ke jaringgan tubuh tidak
mencukupi sehingga aktivitas/kegitan metabolisme
jaringan terganggu.
Beberapa manifestasi kardiovaskular pada pasien
COVID-19 adalah cedera miokardium akut, miokarditis,
sindrom koroner akut, disfungsi ventriker kiri, gagal
jantung, distrimia, hipertensi, dan tromboemboli bena.
Adapun penampila klinis klien sebagai berikut :
1) Anxietas
2) Gelisah
3) Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
4) Palpitasi
5) Nyeri dada
6) Vertigo, syncope
7) Tanda dan gejala sesak, crakles
8) Tanda hipoperfus
D. Klasifikasi Distrimia
Pada umumnya gangguan irama jantung dibagi 2
golongan besar, yaitu :
1) Gangguan
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
- Takikardia sinus
- Bradikardi sinus
- Aritmia sinus
- Henti sinus
b. Gangguan pembentukan impuls di atria (aritmia
atrial)
- Ekstrasistol atrial
- Takiakardia atrial
- Gelepar atrial
- Fibrilasi atrial
- Pemacu kenala atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV
(aritmia penghubung).
- Ekstrasistole penghubung AV
- Takikardia penghubung AV
- Irama lolos penghubung AV
d. Pembentukan impuls di ventricular (Aritmia
Ventricular).
- Ekstrasistole ventricular
- Takikardi ventricular
- Gelepar ventricular
- Fibrilasi ventricular
- Henti ventricular
- Irama lolos ventricular.
2) Gangguan penghataran impuls.
a. Blok sino atrial
b. Blok atrio-ventrikular
c. Blok intraventrukular.
E. Patofisiologi/Patway Distrimia

Infeksi COVID-19 disebabkan oleh virus corona jenis baru


yang secara resmi oleh WHO dinamakaan SARS-CoV-2. Virus
corona merupakan virus RNA, yang distransmisikan melalui
droplet pasien, secara kontak langsung maupun tidak langsung.
Masa inkubasinya sekitar 2-14 hari.

F. Komplikasi Distrimia
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya
gangguan irama jantung adalah sinkop (pingsan), hipo
atau hipertensi, sesak napas dan lain-lain. Namun
komplikasi yang paling buruk adalah mati mendadak dan
terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan
stroke dan gangguan pada pembuluh darah lainnya.
G. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
Menunjukan pola cedera iskemik dan gangguan.
Menyatakan tipe/sumber distrimia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk menentukan dimana distrimia disebabkan
oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
c. Foto Dada
Dapat menunjukan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia
Dapat menunjukan area iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
e. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan alium, kalsium, dan
magnesium dapat menyebabkan distrimia.
f. Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksitas obat jaantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh
digitalis, gunidin.
g. Pemeriksaan tyroid
Peningkatan atau penurunan kadar typoid serum
dapat menyebabkan meningkatnya distrimia
h. Laju sedimentasi
Peninggian dapat menunjukan proses inflamasi
akut contoh endolarditis sebagai factor pencetus
distrimia
i. GDA/nadi oksimatri ; hipoksemia dapat
menyebabkan/ mengeksaserbasi distrmia
H. Penatalaksanaa Distrimia
a. Terapi Medis
Obat-obatan anti aritmia/distrimia di bagi 4 kelas
yaitu:
1) Anti aritmia kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas I A:
- Quinidine adalah obat yang digunakan dalan
terapi pemelihraan untuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter
- Procainamide untuk ventriel ekstra systole
atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai
anastesi
- Dysoperamide untuk SVT akut dan berulang
Kelas I B:
- Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iske
ia miokard, ventrikel takikardia
- Mexiletine untuk sritmia ventrikel dan VT
Kelas I C:
- Flecainide untuk ventrikel ektopik dan
takikardi
2) Anti aritmia kelas 2 (beta adrenergic
blockade)
Atenol, metropol, propanol : indikasi aritmia
jantung, angina pectoris dan hipertensi
3) Anti aritmia kelas 3 (prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT, berulang
4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel
blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
b. Terapi mekanis
1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik
untuk menghentikan distrimia yang menghentikan
distrimia yang memiliki kompleks GRS, biasanya
merupakan prosedur efektif
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan
pada keadaan gawat darurat
3) Defibrillator kardioverter implantabel : suatu alat
untuk mendeteksi dan mengakhiri episode
takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau
pada pasien yang risiko mengalami fibrilasi
ventriker
4) Terapi pacemaker : ala listrik yang mampu
menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot
jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
I. Prognosis Distrimia
Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan penyebab
kematian mendadak terbanyak. Adanya gejala-gejala
awal dan fraksi ejeksi ventrikel, mungkin merupakan
penentu prognosis terpenting. Pingsan akibat ventrikel
takikardi biasanya memiliki prognosis yang buruk. Atrial
takikardi juga memiliki prognosis yang buruk. Mortalitas
saat masuk rumah sakit ketika gangguan iramanya baru
terdeteksi terjadi antara 30-60%.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Distrimia


1. Pengkajian
a. Identitas pasien, meliputi :
Nama, Umur (biasanya bisa usia muda maupun tua), Jenis kelamin
(bisa laki-laki maupun perempuan), Suku bangsa, Pekerjaan,
Pendidikan, Alamat, Tanggal MRS, dan Diagnosa medis
2. Riwayat penyakit
b. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
c. Riwayat IM sebelumnya (distrimia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi
d. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya infoksikasi
e. Kondisi psikososial
3. Pengkajian fisik
a. Aktifitas : kelelahan umum
b. Sirkulasi : perubahan TD (hipertensi atau hipotensi): nadi
mungkin tidak teratur, defisi nadi, bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra,denyut menurun: kulit warna dan
kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat, edema,
haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berta.
c. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas
takut, menolak, marah, gelisah, menangis.
d. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryumbahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit
e. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
binggung, letargi, perubahan pupil.
f. Nyeri : nnyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
dengan obat antiangina, gelisah
g. Pernafasan : penyakit paru kronik, nafas pendek, batuk,
perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan: bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukan
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jangtung kiri (edema
paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal: hemoptisis.
h. Keamanan : demam, kemerahan kulit, (reaksi obat) inflamasi,
eritema, edema (trombosit siperfisial), kehilangan tonus
otot/kekuatan.
4. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko Penurunan Curah Jantung
2) Nyeri Akut
3) Perfusi Perifer Tidak Efektif
4) Intoleran Aktivitas
5. Inervensi Keperawatan
a. Dx 1 : Risiko Penurunan Curah Jantung
Tujuan : setelah dilakukan tindakan x24 jam diharapkan risiko
penurunan curah jantung dapat teratasi dengan kriterial hasil:
1) Tidak ada deviasi dari kisaran normal tenakan darah
sistol dan diastol
2) Tidak ada deviasi dari kisaran normal denyut jantung
apikal
3) Penurunan frekuensi/tidak adanya aritmia
4) Dapat mentoleransiaktivitas, tidak ada kelelahan
 Intervensi keperawatan :
1) Monitor tanda-tanda vital secara rutin
R/: sebagai dasar yang dilakukan untuk menenukan
tindakan selanjutnya
2) Monitor distrimia jantung, termasuk gangguan ritme dan
konduksi jantung
R/: untuk menentukan kebutuhan atau intervensi
selanjutnya
3) Monitor status pernapasan terkait dengan adanya gejala
gagal jantung
R/: agar tidak memperparah kondisi dengan secepatnya
ditangani
4) Monitor tolerasi aktivitas pasien
R/: agar klien tidak memberi beban berlebih terhadap
jantung
5) Monitor sesak napas, kelelahan, takipnea dan orthopnea
R/: agar dapat melakukan penanganan secepatnya
b. Dx 2 : Nyeri Akut
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24
jam, diharapkan :
1) Dapat mengenali kapan nyeri terjadi
2) Dapat menggunakan analgesik yang direkomendasikan
3) Dapat menggunakan tindakan pencegahan nyeri
4) Melaporkan nyeri yang berkurang
5) Ekspresi wajahsaat nyeri
6) Lamanya nyeri berkurang
 Intervensi Keperawatan
1) Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
dalam interval yang spesifik
R/: untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri
2) Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang
dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan
R/: untuk melihat hasil dari pengontrol nyeri yang
dipakai selama pengkajian
c. Dx 3 : perfusi perifer tidak efektif
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.... x24
jam diharapkan:
1) Tekanan sistolik normal
2) Tekanan diastolik normal
3) Nila rata-rata tekanan darah normal
 Intervensi Keperawatan
1) Monitor level ketidaknyamanan atau nyeri
R/: untuk mengetahui berat nyeri klien
d. Dx 4 : Intoleransi aktivitas
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x24
jam, diharapkan:
1) Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas
2) Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas
3) Saturasi oksigen ketika beraktivitas
4) Aaktifitas fisik
5) Oksigen darah ketika beraktivitas
 Intervensi Keperawatan
1) Monitor tanda-tanda vital secara rutin
R/: untuk mengetahui vital sign klien
2) Monitor distrimia jantung, termasuk gangguan ritme dan
konduksi jantung
R/: untuk mengetahui gangguan ritme jantung
3) Monitor respon obat aritmia pada klien
R/: untuk mengetahui keefeksien dari obat anti aritmia

6. Implementasi Keperawatan
Adapun proses pada implementasi yaitu mengkaji kembali klien,
menentukan kebutuhan perawatan terhadap bantuan,
mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan supervise
tehadap asuhan yang didelegasikan mendokumentasikan tindakan
keperawatan.
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari
rencana keperawatan. Kriteria pengukuran :
a. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana keperawatan yang
dibuat
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat
c. Intervensi didokumentasikan
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah membandingkan data subjek dan objek
yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang
diharapkan yang ditetapkan selama perencanaan. Evaluasi terdiri dari :
nama pasien, nomer rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa
keperawatan, evaluasi keperawatan dan paraf yang mengevaluasi
tindakan keperawatan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan irama jantung atau distrimia merupakan komplikasi


yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau distrimia adalah
berubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh
konduksi elektrolit abnormal atau otomatis adapun kata lain distrimia dan
aritmia adalah dua istila yang berartin sama, aritmia merupakan gangguan
irama jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls
atau penghantaran impuls, seperti terlalu cepat (takhikardia), terlalu lambat
(bradikardia), atau ter-blok. Gangguan implus ini dapat terjadi di atrium
(serambi jantung) atau ventrikel (bilik jantung). Cara memeriksa gangguan
irama jantung adalah dengan pemeriksaan mengunakan EKG atau
elektrokardiogram.
Kelainan kardiovaskular akibat COVID-19 cukup sering terjadi,
dan hal tersebut meningkatkan risiko morbiditas maupun mortalitas pasien
COVID-19. Cedera miokard terjadi >25% kasus COVID-19 dengan
kondisi kritis, yang muncul dengan 2 mekanisme yaitu cedera akut
langsung pada miokard, dan cedera miokard yang terjadi seiring
progresivitas penyakit.
B. Saran
Dengan pembuatan makalah ini kami berharap dapat bermanfaat
bagi pembaca yang diamna sebagai pedoman untuk dapat menangani
terjadinya penyakit distrimia dan apabila terjadi kekurangan dan
kekeliruan dalam penulisan makalah ini, kami menerima kritik dan saran
bersifat membangun agar dapat menyepurnakan makalah ini sehingga
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/20420967/DISTRIMIA

https://id.scribd.com/doc/88424601/Distrimia

anggraini,Lutfi. 2017. Asuhan Keperawatan Distrimia

ventrikel.https://kupdf.net/download/asuhan-keperawatan-distrimia

ventrikel_59e838d608bbc53063e657d0_pdf (Diakses pada tanggal 31 maret


2019)

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2379/1/SYAFIK
%20FUTHURI-FKIK.PDF

https://kudpf.net/download/asuhan-keperawatan-distrimia-
ventrikel_59e838d608bbc53063e657d0_pdf

Asuhan keperawatan distrimia doc. Pdf

Diagnosa keperawatan, 2015-2017 edisi 10

Anda mungkin juga menyukai