OLEH :
Kelompok 3
1. Hendrawati (P07120418008)
2. Septi Nul Fitasari (P07120317070)
3. Maul lana Abdil Nugraha (P07120317017)
4. Krisna Adi Putra (P07120418009)
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………….......……………………………… 1
B. Rumusan Masalah…………...…………………….…………...... 2
C. Tujuan……………………...….………………....………...……
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Distrimia .............................................................................
B. Etiologi Distrimia...............................................................................
C. Manifestasi Distrimia.........................................................................
D. Klasifikasi Distrimia...........................................................................
E. Patofisiologi Distrimia ......................................................................
F. Komplikasi Distrimia.........................................................................
G. Pemeriksaan penunjang Distrimia ......................................................
H. Penatalaksanaan Distrimia....................................................................
I. Prognosis Distrimia..............................................................................
A. Latar Belakang
Distrimia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang
disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi
impuls atau keduanya. Fibrialisasi ventrikuler adalah sebagai depolarisasi
ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak teratur. Ini terjadi karena iskemik,
infard, manipulasi kateter dan karena sengatan listrik.
Distrimia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi
ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q-T dan HR 150-2000 x/menit
atau baahkaan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba-tiba
bila resusitasi tidak dilakukan segera. Stimulasi irama jantung bermula dari
nodus SA di dinding atrium kanan dekat muara vena kava superior. Menyebar
ke seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus AV terletak di dasar atrium
kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi diteruskan melalui verkas his dan
membagi 2 jarak menuju miokard ventrikel serat purkinje.
Distrimia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Distrimia
bermacam-macam jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagai
dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel atau supraventrikel). Distrimia
dindentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Distrimia atau Aritmia yang terjadi sebagai komplikasi COVID-19 dapat
berupa takiaritmia maupun bradiaritmia. Paling sering ditemukan adalah sinus
takirkardia akibat kondisi yang simultan, yaitu hipoperfusi, demam, hipoksia,
dan kegelisahan. Satu studi menemukan distrimia hadir pada 17% pasien
COVID-19 yang di rawat inap, dan 44% pasien yang di rawat di ICU.
Distrimia pd pasien terinfeksi virus dapat terjadi karena hipoksia, stres
peradangan, dan metabolisme yang abnormal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi distrimia ?
2. Bagaimana etiologi distrimia ?
3. Bagaimana manifestasi distrimia ?
4. Bagaimana klasifikasi distrimia ?
5. Bagaimana patofisiologi distrimia ?
6. Apa saja komplikasi distrimia ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang distrimia ?
8. Bagaimana penatalaksanaan distrimia ?
9. Bagaimana prognosis distrimia
10. Bagaimana asuhan keperawatan dari distrimia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari distrimia
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi distrimia
3. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari distrimia
4. Untuk menegtahui bagaimana klafikasi distrimia
5. Untuk mengetahui apa saja patofisiologi distrimia
6. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang distrimia
7. Untuk mengetahui bagaiman penatalaksanaan distrimia
8. Untuk mengetahui bagaimana prognosis distrimia
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dari distrimia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Distrimia
Gangguan irama jantung atau distrimia merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.
Aritmia atau distrimia adalah perubahan padaa frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Distrimia dan aritmia adalah dua istilah yang berarti
sama. Aritmiaa merupakan gangguan irama jantung yang
dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls atau
penghantaran impuls, seperti terlalu cepat (takhikardia),
terlalu lamba (brandikardia), atau ter-blok. Gangguan impuls
ini dapat terjadi di atrium (serambi jantung) atau ventrikel
(bilik jantung). Cara memeriksa gangguan irama jantung
adalah dengan pemeriksaan menggunakan EKG atau
elektrokardiogram (lutfi, 2017)
B. Etiologi distrimia
Distrimia atau Aritmia timbul akibat perubahan
elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan
bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas
listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak
haanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga
termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 1996).
Etiologi distrimia dalam garis besarnya dapat
disebabkan oleh:
a) Peradangan jantung, misalnya demam reumatik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
b) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard.
c) Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis,
quinidin, dan obat-obatan anti aritmia lainya.
d) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkelimia,
hipokalemi).
e) Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung.
Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
f) Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis)
g) Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme).
h) Gangguan irama jaantung atau gagal jantung.
i) Gangguan irama jantung karena kardiomiopati
aatau tumor jantung.
j) Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis system konduksi jantung)
a) Faktor Prenatal :
1) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2) Ibu alkoholisme.
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM)
yang memerlukan insulin.
5) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b) Faktor Genetik :
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit
jantung bawaan.
2) Ayah/ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
F. Komplikasi Distrimia
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya
gangguan irama jantung adalah sinkop (pingsan), hipo
atau hipertensi, sesak napas dan lain-lain. Namun
komplikasi yang paling buruk adalah mati mendadak dan
terbentuknya trombo-emboli yang dapat menyebabkan
stroke dan gangguan pada pembuluh darah lainnya.
G. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
Menunjukan pola cedera iskemik dan gangguan.
Menyatakan tipe/sumber distrimia dan efek
ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan
untuk menentukan dimana distrimia disebabkan
oleh gejala khusus bila pasien aktif (di
rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
c. Foto Dada
Dapat menunjukan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia
Dapat menunjukan area iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi
normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
e. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan alium, kalsium, dan
magnesium dapat menyebabkan distrimia.
f. Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksitas obat jaantung, adanya
obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh
digitalis, gunidin.
g. Pemeriksaan tyroid
Peningkatan atau penurunan kadar typoid serum
dapat menyebabkan meningkatnya distrimia
h. Laju sedimentasi
Peninggian dapat menunjukan proses inflamasi
akut contoh endolarditis sebagai factor pencetus
distrimia
i. GDA/nadi oksimatri ; hipoksemia dapat
menyebabkan/ mengeksaserbasi distrmia
H. Penatalaksanaa Distrimia
a. Terapi Medis
Obat-obatan anti aritmia/distrimia di bagi 4 kelas
yaitu:
1) Anti aritmia kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas I A:
- Quinidine adalah obat yang digunakan dalan
terapi pemelihraan untuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter
- Procainamide untuk ventriel ekstra systole
atrial fibrilasi dan aritmia yang menyertai
anastesi
- Dysoperamide untuk SVT akut dan berulang
Kelas I B:
- Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iske
ia miokard, ventrikel takikardia
- Mexiletine untuk sritmia ventrikel dan VT
Kelas I C:
- Flecainide untuk ventrikel ektopik dan
takikardi
2) Anti aritmia kelas 2 (beta adrenergic
blockade)
Atenol, metropol, propanol : indikasi aritmia
jantung, angina pectoris dan hipertensi
3) Anti aritmia kelas 3 (prolong repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT, berulang
4) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel
blocker)
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
b. Terapi mekanis
1) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik
untuk menghentikan distrimia yang menghentikan
distrimia yang memiliki kompleks GRS, biasanya
merupakan prosedur efektif
2) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan
pada keadaan gawat darurat
3) Defibrillator kardioverter implantabel : suatu alat
untuk mendeteksi dan mengakhiri episode
takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau
pada pasien yang risiko mengalami fibrilasi
ventriker
4) Terapi pacemaker : ala listrik yang mampu
menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot
jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
I. Prognosis Distrimia
Ventrikel takikardi/fibrilasi merupakan penyebab
kematian mendadak terbanyak. Adanya gejala-gejala
awal dan fraksi ejeksi ventrikel, mungkin merupakan
penentu prognosis terpenting. Pingsan akibat ventrikel
takikardi biasanya memiliki prognosis yang buruk. Atrial
takikardi juga memiliki prognosis yang buruk. Mortalitas
saat masuk rumah sakit ketika gangguan iramanya baru
terdeteksi terjadi antara 30-60%.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
6. Implementasi Keperawatan
Adapun proses pada implementasi yaitu mengkaji kembali klien,
menentukan kebutuhan perawatan terhadap bantuan,
mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan supervise
tehadap asuhan yang didelegasikan mendokumentasikan tindakan
keperawatan.
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari
rencana keperawatan. Kriteria pengukuran :
a. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana keperawatan yang
dibuat
b. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat
c. Intervensi didokumentasikan
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah membandingkan data subjek dan objek
yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang
diharapkan yang ditetapkan selama perencanaan. Evaluasi terdiri dari :
nama pasien, nomer rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa
keperawatan, evaluasi keperawatan dan paraf yang mengevaluasi
tindakan keperawatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://www.academia.edu/20420967/DISTRIMIA
https://id.scribd.com/doc/88424601/Distrimia
ventrikel.https://kupdf.net/download/asuhan-keperawatan-distrimia
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2379/1/SYAFIK
%20FUTHURI-FKIK.PDF
https://kudpf.net/download/asuhan-keperawatan-distrimia-
ventrikel_59e838d608bbc53063e657d0_pdf