Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE PADA KELUARGA TN. S

Disusun oleh:

Fitriani Nurfadillah

NIM: 201713020

Prodi: S1 Keperawatan Tingkat III

STIKES WIJAYA HUSADA TAHUN AJARAN 2019/2020


Wijayahusada@gmail.com
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas keharat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Medis
Stroke Pada Keluarga Tn. S”.

Makalah ini telah Penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata Penulis berharap semoga makalah tentang Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Medis Stroke Pada Keluarga Tn. S ini dapat
memberikan manfaat ataupun inspirasi terhadap pembaca.

Bogor, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Stroke................................................................................................................3
B. Etiologi Stroke................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis Stroke................................................................................................4
D. Patofisiologi....................................................................................................................5
E. Pathway...........................................................................................................................6
F. Pemeriksaan penunjang...................................................................................................7
G, Penatalaksanaan Medis dan keperawatan.........................................................................7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga.......................................................................................................8
B. Analisa Data..................................................................................................................23
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................24
D. Skoring..........................................................................................................................25
E. Prioritas Masalah...........................................................................................................27
F. Intervensi Keperawatan.................................................................................................28
G. Implementasi dan Evaluasi...........................................................................................29
BAB IV

PENUTUP

ii
A. Kesimpulan...................................................................................................................32
B. Saran..............................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu kegawatan neurologik, dari tahun ketahun morbiditasnya
semakin meningkat seiring meningkatnya status ekonomi masyarakat dan adanya transisi
epidemologik maupu transisi demografik (ismail, 2004). Penyakit jantung dan stroke
merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia
penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplay darah
kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Otak merupakan organ yang
membutuhkan banyak oksigen dan glukosa. Zat ini diperolehnya dari darah.apabila di
otak hampir tidak ada cadangan oksigen, sehingga dapat merusak daerah-daerah yang ada
di otak yang dapat menyebabkan fungsi otak terganggu. Jadi jaringan otak sangat
bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat. Beberapa detik saja aliran darah
terhenti maka fungsi otak akan bisa berakibat fatal,dan apabila aliran darah kesuatu
daerah otak terhenti selama kira-kira 3 menit maka jaringan otak akan mati (infark).

Menurut WHO 2016, setiap tahun 15 juta orang di dunia menderita stroke. Dari 15
juta orang tersebut, 5 juta orang meninggal, dan 5 juta orang lainnya mengalami
kecacatan permanen. Stroke jarang ditemukan pada orang dibawah 40 tahun. Kasus
stroke 70% ditemukan di Negara dengan penghasilan rendah dan menengah, 87%
kematian akibat stroke juga ditemukan pada Negara dengan penghasilan tinggi, insidensi
stroke telah berkurang sebanyak 42% dalam beberapa decade terakhir.

Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung
dan kanker. Bahkan, menurut survey tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no. 1 di
RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia pun selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 33% pasien stroke membutuhkan bantuan orang
lain untuk aktivitas pribadi, 20% membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat berjalan
kaki, dan 75% kehilangan pekerjaan.

1
Menurut WHO 2011, Indonesia telah menempati peringkat ke 97 dunia untuk jumlah
penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka kematian mencapai 138.268 orang atau
9,70% dari total kematian yang terjadi pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990an,
diperkirakan ada 500.000 orang penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000
diantaranya meninggal atau cacat seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulit diketahui
karena banyak yang tidak dibawa ke dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit
yang jauh dari tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan
terus meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, beberapa penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkan stroke berjumlah 23.636 orang,
sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawa ke rumah sakit tidak diketahui
jumlahnya (Kompas, 2008).

Dengan tinggi nya angka penderita stroke di Indonesia, Penulis tertarik untuk
mengambil judul “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE PADA KELUARGA TN. S”

B. Rumusan Masalah
Bagaimana laporan pendahuluan stroke dan asuhan keperawatan keluarga dengan
diagnose medis stroke pada keluarga Tn. S ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui laporan pendahuluan stroke dan asuhan keperawatan keluarga
dengan diagnose medis stroke pada keluarga Tn. S
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa itu stroke
b. Untuk mengetahui etiologi dari stroke
c. Untuk mengetahui manifestasi stroke
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari stroke
e. Untuk mengetahui bagaimana pathway stroke
f. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan
g. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Stroke
Stroke adalah syndrom klinis awal timbulnya mendadak, progresi berupa defisit
neurologi, fokal dan global, yang berlangsung 24 jam atau langsung menimbulkan
kematian dan semata-mata di sebabkan oleh gangguan perdaran darah otak non traumatik
(Mansjoer, 2000).

Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah
kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk , 2000). Stroke adalah gangguan neurologi yang
dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi dan pembuluh darah( Price, 2000).
Stroke adalah Infark dari sebagian otak karena kekurangan aliran darah ke otak.( Junaidi,
2004).

Stroke adalah serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah arteri
terganggu ke otak atau di otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera cerebrovaskuler atau
stroke adalah awitan deficit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah
cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah embolisme atau
hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak (Tucker, 1998).

B. Etiologi Stroke
Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) stroke biasanya di akibatkan dari salah satu
tempat kejadian, yaitu:

1. Trombosis ( Bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).


2. Embolisme serebral (Bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian otak atau dari bagian tubuh lain).
3. Isiansia (Penurunan aliran darh ke arah otak).
4. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah gangguan suplai

3
darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi
baik sementara atau permanen.

Sedangkan faktor resiko pada stroke menurut Baughman, C Diane.dkk (2000):

1. Hipertensi merupakan faktor resiko utama.


2. Penyakit kardiovaskuler(Embolisme serebral mungkin berasal dari jantung).
3. Kadar hematokrit normal tinggi(yang berhubungan dengan infark cerebral).
4. Kontrasepsi oral, peningkatan oleh hipertensi yang menyertai usia di atas 35 tahun
dan kadar esterogen yang tinggi.
5. Penurunan tekanan darah yang berlebihan atau dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iskhemia serebral umum.
6. Penyalahgunaan obat tertentu. pada remaja dan dewasa muda.
7. Konsultan individu yang muda untuk mengontrol lemak darah, tekanan darah,
merokok kretek dan obesitas.
8. Mungkin terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan stroke.

C. Manifestasi Klinis Stroke

Menurut Baughman, C Diane.dkk (2000) tanda dan gejala dari stoke adalah:

1. Kehilangan motorik.
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia(paralisis pada salah satu sisi)
dan hemiparesis(kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.
2. Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan berbicara) atau afasia
(kehilangan berbicara).
3. Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan
penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, perestesia(terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih
Meliputi inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen atau
retensi urin(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral), Inkontinensia

4
urinarius dan defekasi yang berlanjut. (dapat mencerminkan kerusakan neurologi
ekstensif).

D. Patofisiologi
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau sroke merupakan sirkulasi serebral
yang dapat disebabkan karena trombus, embolus dan perdarahan serebral. Embolus dapat
merupakan akibat bekuan darah plek aorta matosa fragmen, lemak dan udara. embolus
pada otak kebanyakan berasal dari jantung, sekunder terhadap infark miokard atau
fibrilasi atrium, Jika etiologi stroke adalah hemorargi maka faktor pencetusnya biasanya
adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler seperti Malformasi Arteri Venera (MAV) dan
aneurisma serbral lebih rentan terhadap ruptur dan menyebabkan hemorargia pada
hipertensi.

Pada stroke trombosis atau embolik bagian otak yang mengalami iskhemik atau infark
sulit ditentukan. Ada peluang dimana stroke akan meluas setelah serangan pertama dapat
terjadi edema serebral dan peningkatan intra kranial(PTIK) herniasai dan kematian
setelah trombolitik terjadi pada area yang luasnya saat serangan, karena stroke trombolitik
banyak terjadi karena arterosklerosis, maka ada resiko terjadi stroke untuk masa
mendatang. Pada pasien yang sudah pernah mengalami stroke embolitik pasien juga
mengalami atau mempunyai kasus untuk mengalami stroke jika penyebabnya tidak
ditangani. Jika luas jaringan otak yang rusak akibat stroke hemorargik tidak besar dan
bukan pada tempat yang vital, maka pasien dapat pulih dengan defisit minimal. Jika
hemorargik luas terjadi pada daerah yang vital, pasien mungkin tidak dapat pulih (price,
2000).

5
E. Pathway

6
7
F. Pemeriksaan penunjang
Menurut Doenges (1999) pemeriksaan laboratorium meliputi:

1. CT.scan, memperlihatkan adanya cidera, hematoma, iskhemia infark.


2. Angiografi cerebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti: perdarahan, obstruksi, arteri adanya ruptur.
3. Fungsi lumbal, menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis
embolis serebral dan tekanan intrakranial(TIK). Tekanan meningkat dan cairan
yang mengandung darah menunjukkan adanya haemoragik subarachnoid,
perdarahan intra kranial.
4. Magnetik Resonance imaging (MRI), Menunjukan ada yang mengalami infark.
5. Ultrasonografi dopler, mengidentifikasi penyakit artemovena.
6. Elektroencefalogram(EEG), Mengidentifikasi masalah didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
7. Sinar X tengkorak:menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah
yang berlawanan dari masa yang meluas klasifikasi karotis interna terdapat pada
trombosis cerebral, klasifikasi parsial dinding aneurisma pada perdarahan
subarachnoid.

G, Penatalaksanaan Medis dan keperawatan


Menurut Engram (1998) penetalaksanaan medis umum dari cidera cerebrovaskuler
atau stroke adalah:

1. Farmakoterapi : Agen antihipertensi, antikoagulan (untuk stroke yang


disebabkan thrombus), kortikosteroid untuk mengurangi edema cerebral, asma
aminokaproik (Amicar) untuk perdarahan subarachnoid.
2. Pembedahan endarterektomi : eksisi tunika intima arteri yang menebal dan atero
matosa ( untuk sumbatan karotis yang di sebabkan oleh arterosklerosis).

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga

1. Data Umum
a. Kepala keluarga (KK) : Tn S
b. Alamat dan telepon : kp Buniaga 05/07, Desa Ciherang, Kec. Pacet, Kab.
Cianjur
c. Pekerjaan KK : Tidak Bekerja
d. Pendidikan KK   : SMA
e. Umur KK : 62 Tahun

NO Nam Jenis Hub. Umu Pendi Status Imunisasi Ket.


. a Kel. r
Kelami KK Dika BC Polio DPT Hepatitis Campa
G k
n n

1. Tn. S L Suam 62 th SMA V V V V V V V V V V V Sakit


i
2.
Ny. P Istri 55th SMA V V V V V V V V V V V Seha
M t
Ny. L P Anak 23th SMA V V V V V V V V V V V Sehat
3.

f. Komposisi Keluarga : Suami dan Istri

9
GENOGRAM

Keterangan:

10
: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

g. Tipe Keluarga
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti (nuclear family), di dalam keluarga
tidak terdapat permasalahan dengan tipe tersebut karena meskipun di rumah hanya
keluarga inti ( ayah, ibu dan anak ).
h. Suku bangsa
1) Keluarga berasal dari suku sunda.
2) Latar Belakang etnis keluarga adalah etnis sunda.
3) Tempat Tinggal Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang
sebagian besar adalah suku sunda.
4) Kegiatan-kegiatan Keagamaan seringkali dilaksanakan keluarga yaitu dengan
mengikuti pengajian, mengikuti kegiatan yang diadakan di desa.
5) Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan tertentu atau
diet, makanan yang dimasak pun bervariasi tergantung selera pasien.
6) Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan di dalam
keluarga adalah suami dengan melibatkan isteri.
7) Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah bahasa sunda.
8) Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan kesehatan dokter
praktek/klinik terdekat untuk setiap permasalahan kesehatannya, dan jarang
berobat ke puskesmas.
i. Agama
1) Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk
perintah agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi kesehatan.
2) Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama
3) Keluarga sering mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu
pengajian di sekitar rumahnya juga pengajian RT.

11
j. Status ekonomi keluarga:
1) Status ekonomi keluarga adalah termasuk golongan menengah, dan status
sosial ekonomi keluarga termasuk keluarga sejahtera karena telah memiliki
berbagai fasilitas elektronik di rumah seperti tv, kulkas, ricecoocker dan
sebagainya
2) Jumlah Pendapatan per Bulan adalah Rp 2.500.000,00-
3) Sumber-sumber Pendapatan per bulan adalah melalui gaji bulanan yang
diterima dari anak-anaknya dan isteri membantu dengan mengkreditkan
barang setiap harinya.
4) Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00-, sumber pendapatan
telah mencukupi keluarga selama ini.
5) Keuangan keluarga diatur oleh isteri (Ny M)
k. Aktivitas rekreasi keluarga : Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan
waktu dengan menonton TV bersama dirumah.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan), karena anak
memisahkan dari keluarga, inti dan sudah berkeluaga. Dari ketiga tugas
perembangan keluarga menurut Duvalla and Miller, pada keluarga Tn. S semua
tugas perkembangan tersebut telah terpenuhi yaitu:
1) memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) mempertahankan keintiman pasangan
3) membantu orang tua suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: -
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
Tn. S mempunyai riwayat penyakit yang serius, selama ini penyakit yang
diderita adalah Stroke yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

12
Riwayat keluarga dari pihak Tn ”S” : Bapak dari Tn ”S” sudah meninggal 2
tahun yang lalu karena menderita Hipertensi. Ibu Tn ”S” juga sudah meninggal
dan memiliki riwayat penyakit asma yang sama dengan Tn ”S”.

Riwayat keluarga dari pihak Ny ”M” : Bapak dari Ny ”M” sudah meninggal 7
tahun yang lalu secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat
sekitar rumah adiknya). Sedangkan ibunya Ny ”M” juga sudah meninggal karena
sudah berusia lanjut.

3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Keluarga memiliki rumah sendiri yang bertempat tinggal di daerah yang
padat terdiri dari gang kecil-kecil.
2) Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari satu lantai dan 2 kamar
tidur, terdapat ruang tamu dan ruang tengah untuk berkumpul keluarga.
Kamar yang digunakan adalah 1 kamar yang berada di dekat ruang tamu dan
ruang tv. Secara keseluruhan perabotan yang ada rumah lengkap seperti
lemari, tv, kulkas dan sebagainya, setiap ruangan terdapat lampu, dan
pencahayaan rumah di bagian bawah kurang karena terhalangi rumah-rumah
warga lainnya. Selain itu ventilasi di lantai bawah juga tidak mencukupi 10
% luas lantai. Adapun lantai rumah menggunakan keramik dan kondisi
bangunan baik.
3) Dapur : suplai air minum berasal dari air sumur keluarga yang kemudian
dimasak, alat-alat masak yang digunakan dalam kondisi bersih dan setelah
digunakan dibersihkan lagi, sementara pengaman untuk pemadam kebakaran
belum ada.
4) Kamar mandi hanya satu di lantai bawah, sanitasi baik, air jernih dan tidak
berbau, dan di kamar mandi telah tersedia alat mandi berupa sabun dan
handuk dimiliki masing-masing anggota keluarga, tapi dalam pemkaiannya
terkadang bersama.
5) Semua anggota keluarga tidur di kamar.
6) Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah kurang baik kerena tidak memiliki
septitank, rumah satu dengan yang lainnya menempel dan tidak terdapat
halaman rumah, binatang yang terdapat di lingkungan rumah yaitu semut,

13
lalat, nyamuk, kecoa dan juga kucing liar. Keluarga tidak memiliki binatang
peliharaan.
7) Keluarga menyatakan merasa nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
8) Privasi masing-masing anggota keluarga tidak terlalu diperhatikan karena
keluarga adalah keluarga inti hanya ayah dan ibu saja.
9) Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh sampah
akan dibakar.
10) Secara umum keluarga merasa puas dengan penataan rumah, hanya saja isteri
kadang-kadang merasa jengkel jika rumah berantakan.
11) Denah rumah (luas rumah 8x8 m2):
Denah Rumah

R. Tamu
Kamar mandi

R.Tengah
Kamar tidur
Dapur Kamar Tidur

b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

14
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah Tn ”S” sangat akrab dengan keluarga Tn
”S”,karena Tn ”S” sering duduk di luar rumah dan Ny”M” sering keluar rumah,
untuk berbelanja dan berkumpul dengan ibu-ibu di warung.

c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah, menetap di
Dramaga. Tn ”S” dahulu bekerja berjualan rokok keliling sehingga jarang
dirumah semenjak Tn ”S” sakit-sakitan Tn ”S” sudah tidak lagi bekerja . Ny
”M” sebagai istri sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga,mengerjakan
pekerjaan rumah tangga juga untuk membantu keuangan keluarga Ny ”M”
bekerja sebagai penjual barang kredit keliling.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Keluarga Tn”S” aktif mengikuti kegiatan sosial dilingkungan sekitarnya.

e. Sistem pendukung keluarga

Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat, yaitu Tn ”S” yang mengalami
Stroke, Ny ”M” berusaha untuk selalu memeriksakan keadaan Tn ”S” dengan
rutin berobat dan kontrol setiap bulan ke RS serta Dokter terdekat.

4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran

Peran kepala keluarga sudah tidak bisa lagi dipenuhi oleh Tn ”S”, tugas istri Ny
”M” mengurus rumah tangga serta ikut membantu mencari nafkah untuk
membantu kebutuhan ekonomi dalam keluarga. Anak-anak klien setiap bulannya
rutin memberikan biaya untuk membantu kehidupan Ny ”M” dan untuk biaya
tambahan pengobatan Tn ”S”.

b. Nilai atau norma keluarga

15
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang
dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya. Norma keluarga yang berkaitan
dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat
diwarung/toko terdekat jika sudah parah barulah dibawa berobat ke Rumah Sakit
ataupun Dokter. Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan
agama islam.

c. Pola komunikasi keluarga


Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap
hari adalah bahasa sunda. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga sangat
baik mengingat Ny ”M” dan Tn ”S” hanya tinggal berdua dan segala sesuatunya
dibicarakan selalu bersama-sama. Antar anggota keluarga terbina hubungan yang
harmonis, dalam menghadapi suatu permasalahan, biasanya dilakukan
musyawarah keluarga sebelum memutuskan suatu permasalahan.
d. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Tn ”S” sebagai kepala keluarga,keputusan diambil
seharusnya oleh kepala keluarga.akan tetapi karena keadaan Tn ”S” sekarang
maka pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh Ny ”M”. Didalam
aktivitas seharihari keluarga saling perhatian dan merasakan bahwa mengatasi
masalah menjadi tanggung jawab bersama dalam keluarga
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Ekonomi

Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan


adanya stroke yang tidak terkontrol, Ny ”M” mengatakan tidak ada pantangan
makanan yang diberikan untuk Tn ”S” padahal seharusnya Tn ”S” diberi diet
DASH yang terdiri dari makanan rendah garam untuk menurunkan tekanan darah.

b. Fungsi Sosialisas
Interaksi antar anggota dalam keluarga intens dilakukan mengingat Tn ”S” dan Ny
”M” hanya tinggal berdua saja
c. Fungsi Pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)
1) Mengenal masalah kesehatan

16
Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami Tn ”S” setelah Tn ”S”
dibawah ke Rumah Sakit.
2) Mengambil keputusan  mengenai tindakan kesehatan

Untuk masalah kesehatan Tn ”S” yang mengalami Stroke, Ny ”M” merasa


takut dengan kondisi tersebut sehingga Ny ”M” rutin memeriksakan kondisi
kesehatan Tn ”S” setiap bulannya ke Rumah Sakit.

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan


semampunya karena kondisi pengetahuan yang kurang.

4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga beranggapan bahwa rumah harus rajin dibersihkan agar anggota


keluarga terbebas dari penyakit dan juga sehat. Kamar mandi dibersihkan 2
kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk
yang bisa menyebabkan penyakit DBD.

5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Keluarga selalu ingin membawa anggota keluarga yang sakit ketempat


pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (rumah sakit) walaupun jaraknya jauh
sekalipun.

d. Fungsi Reproduksi
1) Keluarga memiliki 1 anak
2) Ny ”M” sudah tidak mengikuti KB dan sudah mengalami menopouse sejak
satu tahun yang lalu.
e. Fungsi Afektif

Keluarga mengajarkan agar semua anak-anaknya untuk saling membantu satu


sama lain. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap
diajarkan.

17
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang

Ny “M” mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan Tn


”S” yang menderita stroke.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga hanya mengatasi dengan merawat Tn ”S” semampunya dengan kondisi


ekonomi yang minimal.

c. Strategi koping yang digunakan

Jika ada masalah Ny “M” membicarakannya dengan Tn “S” untuk di


musyawarahkan.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila


menghadapi masalah karena keluarga selalu berusaha mengontrol emosi dengan
baik.

7. Kebutuhan Dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 x sehari dengan nasi, lauk, dan sayur tetapi jarang
mengkonsumsi buah
b. Istirahat dan tidur
Keluarga klien mengatakan klien biasa tidur siang pada pukul 13:00 dan tidur
malam pada pukul 20:00

c. Exercise
Klien mengatakan tidak bisa banyak beraktivitas karena penyakit strokenya.
Sementara istri klien aktif mengikuti kegiatan olahraga senam lansia setiap hari
jumat dan rutin jalan pagi setiap harinya

18
8. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
N Nama Usia Pemeriksaan Hasil
O Keluarga
1 Tn. S 62th 1) Keadaan umum  Sedang
2) Tanda-Tanda  Tanda-tanda vital:
Vital: -TD : 150/90 mmHg
-TD : ….. mmHg -Nadi: 95 x/menit
-Nadi : ….. x / -RR : 20 x/ menit
menit -S :36,40C
-Suhu : ….. oC
-RR : ….. x /
menit

3) Antropometri:  Antropometri
-BB : ……. Kg -BB :65 Kg
-TB : ……. Cm -TB: 165 cm

4) Kepala:  Kepala:
- Bentuk - Bulat, simetris.
- Rambut - Persebaran merata, tidak
- Kulit kepala mengalami alopesia, warna
- Kelainan hitam.
- Kulit kepala bersih, tidak
terdapat luka.
- Tidak terdapat benjolan/
tidak ada kelainan

5) Mata:  Mata:
-Konjungtiva -berwarna pink (merah
-Simetris / Tidak muda), tidak ada peradangan,
-Bulu mata un ikterik, penglihatan baik
-Kelainan -simetris
-terdapat bulu mata, bulu
mata merata, kerontokan
tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus
(-), eksoftalmus (-)

6) Hidung:  Hidung:
-Bentuk - bentuk simetris
-Tulang hidung -tidak bengkok, krepitasi (-)
-Peradangan -tidak ada
-Penciuman -Tidak terganggu
-Pernafasan -Tidak terdapat pernapasan
cuping hidung cuping hidung.
-Lubang Hidung -epistaksis (-), sekret (+)

19
7) Telinga:  Telinga:
-Ukuran - Sedang/ normal
-Kebersihan - Bersih
-Peradangan - Tidak terdapat peradangan
-Pendengaran - Pendengaran berfungsi
-Lubang telinga dengan baik
- Bersih, serumen (-)

8) Mulut dan  Mulut dan Tenggorokan:


Tenggorokan: -Bersih
-Kebersihan -Lembab
-Mukosa -Tidak terjadi peradangan
-Peradangan -caries (-), gigi ompong (-)
-Gigi -tidak terdapat
-Gusi pembengkakan.
-Tonsil -Tidak terdapat pembesaran
tonsil.

9) Leher:  . Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
-JVP kelenjar getah bening
- Tidak ada pembendungan
vena jugularis
- Tidak ada nyeri tekan

10) Integumen dan  Integumen dan kuku:


Kuku: -Tidak ada luka, tidak ada
-Integumen penyakit kulit.
-Kuku dan CRT - Dipotong pendek, bersih,
warna kuku merah muda,
CRT <2 detik.

11) Sistem  Thorax:


pernapasan dan - normal chest
kardiovaskuler - inspeksi: tidak ada kelainan.
 Thorax: - auskultasi: tidak ada suara
- Bentuk dada - tambahan, perkusi: sonor,
- Paru - palpasi: tidak terdapat
crepitasi.

 Jantung -auskultasi: BJ I BJ II
Tunggal Perkusi : pekak,
batas-batas (ICS III-V)

12) Sistem

20
pencernaan  Sistem pencernaan
- Intake cairan - ±4-6 gelas sehari
- Kelainan - Mual (-), muntah (-)

 Abdomen:
- Bentuk  Abdomen:
- Nyeri tekan - Cembung
- Acites -Tidak terdapat nyeri tekan
- Benjolan -tidak ada
- Bising Usus -tidak terdapat benjolan.
-Bising usus: 11 x/menit

13) Muskuloskeletal:
- Oedema  Muskuloskletal
- Atropi - Tidak terdapat oedema
- Kekuatan otot - Tidak terjadi atropi
- Mengalami keterbatasan
pergerakan pada tangan
kanan dan kaki kanan,
kekuatan tonus otot 2
14) Eliminasi
 Sistem  Sistem perkemihan
perkemihan -BAK: 4-5 kali/hari
-warna kuning jernih dan bau
khas urine.
-Disuria (-)
-Hematuria (-)
 Eliminasi alvi
 Eliminasi Alvi
-BAB 3 kali/ hari, diare (+),
encer berwarna putih dan
berlendir.
15) Sistem
Persyarafan  Sistem persyarafan
- Nyeri kepala tidak ada
- Pusing (+)
- Tremor (-)

16) Pemeriksaan
penunjang  Pemeriksaan penunjang:
- Tidak ada

17) Penatalaksanaan
terapi  Penatalaksanaan terapi
- Furosemide
- Retaphyl Theophyline
- Spironolactone
- Nitroglyserin
Keluhan saat ini : - - Cefixime

21
2 Ny. M 55th 1) Keadaan umum  Baik

2) Tanda-Tanda  Tanda-tanda vital:


Vital: -Nadi: 90 x/menit
-Nadi : ….. x / -TD : 120/80
menit -RR : 20 x/ menit
-Suhu : ….. oC -S :36,60C
-RR : ….. x /
menit

3) Antropometri:  Antropometri
-BB : ……. Kg -BB : 45 Kg
-TB : ……. Cm -TB: 155 cm

4) Kepala:  Kepala:
- Bentuk - Bulat, simetris.
- Rambut - Persebaran merata, tidak
- Kulit kepala mengalami alopesia, warna
- Kelainan hitam.
- Kulit kepala bersih, tidak
terdapat luka.
- Tidak terdapat benjolan/
tidak ada kelainan

5) Mata:  Mata:
-Konjungtiva -berwarna pink (merah
-Simetris / Tidak muda), tidak ada peradangan,
-Bulu mata un ikterik, penglihatan baik
-Kelainan -simetris
-terdapat bulu mata, bulu
mata merata, kerontokan
tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus
(-), eksoftalmus (-)

6) Hidung:  Hidung:
-Bentuk - bentuk simetris
-Tulang hidung -tidak bengkok, krepitasi (-)
-Peradangan -tidak ada
-Penciuman -Tidak terganggu
-Pernafasan -Tidak terdapat pernapasan
cuping hidung cuping hidung.
-Lubang Hidung -epistaksis (-), sekret (-)

7) Telinga:  Telinga:
-Ukuran - Sedang/ normal
-Kebersihan - Bersih
-Peradangan - Tidak terdapat peradangan
-Pendengaran - Pendengaran berfungsi
-Lubang telinga dengan baik

22
- Bersih, serumen (-)

8) Mulut dan  Mulut dan Tenggorokan:


Tenggorokan: -Bersih
-Kebersihan -Lembab
-Mukosa -Tidak terjadi peradangan
-Peradangan -caries (-), gigi ompong (-)
-Gigi -tidak terdapat
-Gusi pembengkakan.
-Tonsil -Tidak terdapat pembesaran
tonsil.

9) Leher:  . Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan
vena jugularis
- Tidak ada nyeri tekan

10) Integumen dan  Integumen dan kuku:


Kuku: -Tidak ada luka, tidak ada
-Integumen penyakit kulit.
-Kuku dan CRT - Dipotong pendek, bersih,
warna kuku merah muda,
CRT <2 detik.

11) Sistem  Thorax:


pernapasan dan - normal chest
kardiovaskuler - inspeksi: tidak ada kelainan.
 Thorax: - auskultasi: tidak ada suara
- Bentuk dada - tambahan, perkusi: sonor,
- Paru - palpasi: tidak terdapat
crepitasi.

 Jantung -auskultasi: BJ I BJ II
Tunggal Perkusi : pekak,
batas-batas (ICS III-V)

12) Sistem  Sistem pencernaan


pencernaan - ±5-7 gelas sehari
- Intake cairan - Mual (-), muntah (-)
- Kelainan

 Abdomen:  Abdomen:
- Bentuk - Cembung
- Nyeri tekan -Tidak terdapat nyeri tekan
- Acites -tidak ada
- Benjolan -tidak terdapat benjolan.
- Bising Usus -Bising usus: 12 x/menit
13) Muskuloskeletal:  Muskuloskletal
- Oedema - Tidak terdapat oedema

23
- Atropi - Tidak terjadi atropi
- Kekuatan otot - 5

14) Eliminasi  Sistem perkemihan


 Sistem -BAK: 4-5 kali/hari
perkemihan -warna kuning jernih dan bau
khas urine.
-Disuria (-)
-Hematuria (-)

 Eliminasi alvi  Eliminasi Alvi


-BAB 1 kali/ hari, diare (-),
lembek, berwarna kuning
kecokelatan.

15) Sistem  Sistem persyarafan


Persyarafan - Nyeri kepala tidak ada
- Pusing (-)
- Tremor (-)

16) Pemeriksaan  Pemeriksaan penunjang: tidak


penunjang ada

17) Penatalaksanaan Penatalaksanaan terapi: tidak ada


terapi

24
B. Analisa Data

Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi


DS : Gangguan mobilitas Ketidakmampuan
- Tn. S mengatakan dia fisik pada Tn. S keluarga merawat
tidak bisa beraktifitas anggota keluarga yang
apa-apa, ia mau menderita Stroke
beraktifitas bila ada
yang memapah
- Tn. S mengatakan
“ Saya dulu pernah
belajar berjalan
menggunakan
tongkat tapi
semenjak jatuh saya
takut lagi, semenjak
itu kalau tidak
dipapah saya tidak
mau berjalan
- Dulu pas sakit mulut
saya mencong mbak
DO :
- Tn. S hanya tiduran
di tempat tidur atau
duduk dikursi
- Tidak mau
dilakukan latihan
ROM pasif

25
DS : Resiko cedera pada Ketimampuan keluarga
- Tn. S mengatakan Tn. S memodifikasi lingkungan
pernah jatuh
DO :
- Lantai kamar mandi
licin
- Penerangan kurang
- Belum ada pegangan
dikamar mandi

C. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan mobilitas fisik pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampan
keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke.
b. Resiko cedera pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan

26
D. Skoring
a. Diagnosa Keperawatan 1 : Gangguan mobilitas fisik pada Tn.S berhubungan
dengan ketidakmampan keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke.

Kriteria Skore Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat
a. Aktual 3 1 3/3 x 1 =1 - Masalah adalah actual
b. Resiko 2 karena sudah terjadi
c. Potensial 1
2. Kemungkinan
masalah diubah - Tingkat pengetahuan
a. Mudah 2 2 1/2 X 2 = 1 keluaraga yang kurang,
b. Sebagian 1 dan Tn. S tidak mau
c. Tidak dapat 0 dilakukan terapi, tapi
keluaraga sudah
berusaha untuk
mengobati
3. Potensial
Masalah - Masalah sudah berjalan
untuk lama, dan sudah terjadi
dicegah gangguan pada Tn. S
a. Tinggi 3
1 1/3 X 1 =
b. Cukup 2
1/3
c. Rendah 1

4. Menonjolkan
masalah - Masalah gangguan
a. Berat harus 2 mobilisasi fisik tidak
1 0/2 X 1 = 0
segera dirasakan oleh keluarga
b. Ada tapi tidak 1 karena sudah berjalan
perlu lama
c. Masalah tidak 0
dirasakan

27
JUMLAH SKOR 2 1/3

JUMLAH SKOR 3 1/6

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Resiko cedera pada Tn.S berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Kriteria Skore Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat
d. Aktual 3 1 2/3 x 1 = - Masalah belum terjadi
e. Resiko 2 2/3 tetapi ada riwayat
f. Potensial 1 pernah jatuh, sehingga
diperlukan upaya
pencegahan supaya
tidak terjadi cedera
2. Kemungkinan
masalah diubah - Masalah tidak terlalu
a. Mudah 2 2 1/2 X 2 = 1 mudah di ubah karena
b. Sebagian 1 dana dan kemauan
c. Tidak dapat 0 keluarga untuk
mengatasi masalah
3. Potensial
Masalah - Dalam masalah ini
untuk keluarga telah
dicegah melakukan sebagian
a. Tinggi 3 upaya pencegahan
1 2/3 X 1 =
b. Cukup 2 cedera dengan
2/3
c. Rendah 1 membuat wc duduk dari
kursi

4. Menonjolkan
masalah - Tn. S pernah jatuh ddan
a. Berat harus 2 menimbulkan trauma
1 1/2 X 1 =
segera psikologis
1/2
b. Ada tapi 1

28
tidak perlu
c. Masalah 0
tidak
dirasakan
JUMLAH SKOR 2 5/6

E. Prioritas Masalah
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke
b. Gangguan mobilitas fisik pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampan
keluarga merawat anggota keluarga dengan stroke.
c. Resiko cedera pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan

29
F. Intervensi Keperawatan
N Tujuan Intervensi Paraf
O
DX
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang
keperwatan keluarga stroke
mampu: 2. Berikan penyuluhan tentang stroke :
Mengenal masalah stroke (pengertian, penyebab, tanda gejala,
- Pengertian faktor pencetus, pencegahan berulang)
- Penyebab 3. Jelaskan pengendalian stroke dengan
- Tanda gejala diet rendah garam
- Penatalaksanaan 4. Anjurkan keluarga membawa Tn. S ke
pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit
5. Anjurkan keluarga untuk memakaikan
pampers pada Tn. S
6. Anjurkan keluarga untuk
menyediakan tempat BAB/BAK mis:
botol bekas/ ember bekas
7. Kaji kemampuan secara fungsional/
luasnya kerusakan awal dengan cara
yang teratur
8. Lakukan latihan rentang gerak aktif
dan pasif pada semua ekstremitas
9. Anjurkan pasien untuk membantu
pergerakan dan latihan dengan
menggunakan ekstremitas yang tidak
sakit untuk menyokong/
menggerakkan daerah tubuh yang
mengalami kelelahan
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan keluarga untuk sering
keperwatan keluarga membersihkan lantai kamar mandi
mampu memodifikasi (menyikatnya) agar tidak licin
lingkungan 2. Beritahu keluarga tentang keadaan Tn.

30
S ini yang perlu dukungan keluarga
untuk memodifikasi lingkungan agar
Tn. S tidak mengalami cidera
3. Anjurkan keluarga untuk mengganti
lampu agar penerangan cukup
4. Anjurkan keluarga untuk memopang/
memasangan pegangan di kamar
mandi agar Tn. S tidak terjatuh

G. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ NO Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal DX
Jum’at, 1 1. Mengkaji pengetahuan S:
13 Maret keluarga tentang stroke - Tn. S mengatakan
2020 2. Memberikan penyuluhan mau belajar
tentang stroke : berjalan
(pengertian, penyebab, menggunakan
tanda gejala, faktor tongkat lagi
pencetus, pencegahan - Tn. S mengatakan
berulang) mau melakukan
3. Menjelaskan pengendalian latihan secara rutin
stroke dengan diet rendah O:
garam - Tn. S mau duduk di
4. Menganjurkan keluarga kursi
membawa Tn. S ke - Tn. S mau
pelayanan kesehatan melakukan latihan
seperti puskesmas dan ROM pasif
rumah sakit A : Masalah teratasi
5. Menganjurkan keluarga P : Intervensi dihentikan
untuk memakaikan
pampers pada Tn. S
6. Menganjurkan keluarga
untuk menyediakan tempat

31
BAB/BAK mis: botol
bekas/ ember bekas
7. Mengkaji kemampuan
secara fungsional/ luasnya
kerusakan awal dengan
cara yang teratur
8. Melakukan latihan rentang
gerak aktif dan pasif pada
semua ekstremitas
9. Menganjurkan pasien
untuk membantu
pergerakan dan latihan
dengan menggunakan
ekstremitas yang tidak
sakit untuk menyokong/
menggerakkan daerah
tubuh yang mengalami
kelelahan
Jum’at, 2 1. Menganjurkan keluarga S:
13 Maret untuk sering - Ny. M mengatakan
2020
membersihkan lantai memahami
kamar mandi penjelasan yang
(menyikatnya) agar tidak diberikan
licin O:
2. Memberitahu keluarga - Tn. S dan Ny. M
tentang keadaan Tn. S ini tampak
yang perlu dukungan memperhatikan saat
keluarga untuk perawat
memodifikasi lingkungan menjelaskan
agar Tn. S tidak A : Masalah teratasi
mengalami cidera P : Intervensi dihentikan
3. Menganjurkan keluarga
untuk mengganti lampu
agar penerangan cukup

32
4. Menganjurkan keluarga
untuk memopang/
memasangan pegangan di
kamar mandi agar Tn. S
tidak terjatuh

c.

33
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stroke adalah serangkaian kejadian neurologist yang terjadi bila aliran darah arteri
terganggu ke otak atau di otak terganggu.(Engram. 1998). Cedera cerebrovaskuler atau
stroke adalah awitan deficit neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah
cerebral yang di sebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah embolisme atau
hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak (Tucker, 1998). Di Indonesia, stroke
merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan,
menurut survey tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no. 1 di RS Pemerintah di
seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di Indonesia pun selalu meningkat dari tahun
ke tahun. Sebanyak 33% pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas
pribadi, 20% membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75%
kehilangan pekerjaan.

B. Saran
Agar pengetahuan stroke dapat dipahami dan dimengerti oleh para Pembaca
sebaiknya Makalah ini dipelajari dengan baik karena dengan mengetahui asuhan
keperawatan keluarga mengenai stroke dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam ilmu medis. Karena dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan tersebut
maka kita akan termotivasi lagi untuk belajar menjadi orang yang lebih baik dalam hal
ilmu pengetahuan

34
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, C diane,dkk, 2000. Buku saku medical bedah brunner suddart, Jakarta, EGC.
Carpenito L.J,1998. Buku saku diagnosa keperawatan (terjemahan), Jakarta, EGC.

Depkes RI,1998. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan system persyarafan,


DEPKES
RI. Jakarta.

Doenges,Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta:EGC.

Friedman,Marilyn M. 1998. Family Nursing Theory and Practice. Alih Bahasa Ina Debora,
Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek.Jakarta:EGC.

Junaidi, iskandar,2004, Panduan praktis pencegahan dan pengobatan stroke, Edisi; 2, PT


Bhuana ilmu popular, kelompok gramedia, Jakarta.

Mansjoer,A, 2000, Kapita selekta kedokteran. Edisi:3, Media Ausculapius, FKUI, Jakarta.

Price, S, A, 2000, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (terjemahan), Edisi ;4


buku 2, Jakarta, EGC.

Tucker, 1998, Standar perawatan pasien ( terjemahan), Edisi 3, Jakarta, EG


2

Anda mungkin juga menyukai