Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas KMB 2 yang berjudul
“Modul kmb2 Dermatitis”. Penyusunan modul Kmb2 ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan masyarakat tentang pengetahuan dalam dunia kesehatan.
Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam modul kmb2 ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penyusun menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun dari dosen serta rekan-rekan mahasiswa sangat penyusun
harapkan agar penyusunan makalah penelitian selanjutnya menjadi lebih baik
Demikian, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk semua
pihak yang membaca dan membutuhkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2 TUJUAN.................................................................................................................1
1.3 MANFAAT.............................................................................................................1
1.4 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DERMATITIS........................................................................................................3
2.2 KERANGKA KONSEP.........................................................................................3
BAB III SOAL DERMATITIS
3.1 SOAL......................................................................................................................11
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................12
IV.I KESIMPULAN...................................................................................................13
IV.2 SARAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing matakuliah
BAB I
PENDAHULUAN
Siriraj, terdapat 852 kasus dermatitis kontak alergi dimana 206 laki-laki dan
646 perempuan dengan umur rata-rata 39,14 tahun. Alergen yang paling
sering adalah gold sodium thiosulfate (30,7%), nikel (27,6%), parfum
(18,3%) dan kobalt klorida (16%). Emas dan parfum lebih sering
menimbulkan alergi pada wanita terutama didaerah kepala dan leher.9
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dermatitis
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Patogenesis
5. Gejala Klinis
Kelainan kulit sangat beragam bergantung pada sifat iritan. Iritan kuat
memberi gejala akut sedangkan iritan lemah memberikan gejala kronis.
Berdasarkan penyebab dan pengaruh berbagai faktor tersebut, ada yang
mengklasifikasikan dermatitis kontak iritan menjadi beberapa jenis
:
d. Reaksi iritan
kelainan kulit ini tidak terlihat tetapi dapat di rasakan oleh pasien.
Pasien merasa seperti tersengat (pedih) atau terbakar (panas) setelah
berkontak dengan bahan kimia tertentu, misalnya asam
laktat.
h. Dermatitis gesekan
j. Reaksi ekzematik
8. Prognosis
1. Definisi
Dermatitis kontak alergi (DKA) merupakan penyakit kulit yang
disebabkan oleh agen eksternal yang bertindak sebagai antigen atau alergen
tertentu, dan menghasilkan reaksi imunologi tipe IV yang merupakan reaksi
hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini cenderung melibatkan kulit di sekitar
paparan berada dan bahkan dapat menyebar didaerah lain pada permukaan
kulit.
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Gejala klinis
6. Penegakan diagnosis
Ada beberapa uji kulit yang dapat di lakukan seperti: uji tempel tertutup,
uji tempel terbuka, uji pemakaian (use test), uji goresan (scratch test), uji
intradermal, uji foto (fotopatch test). Uji tempel kulit dilakukan
dengan alergen standard dengan konsentrasi tertentu. Alergen ditempelkan
pada kulit punggung dan hasilnya dibaca setelah 48 jam dan 72 jam
kemudian. Untuk menghindari reaksi negatif semu, hasil dapat dibaca lagi
setelah 6 atau 7 hari. Uji tempel kulit yang terbuka dilakukan untuk
mengetahui DKA. Uji tempel biasanya dilakukan 4 minggu setelah
dematitisnya hilang.
7. Penatalaksanaan
8. Prognosis
BAB III
SOAL DERMATITIS
3.1 SOAL
1. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke poli kulit mengeluhkan rasa
gatal hebat intensitasnya meningkat pada saat malam hari. Perawat
melakukan pengkajian kulit menggunakan kaca pembesar dan senter kecil
untuk melihat telur kutu.
Pertanyaansoal:
Apakah kemungkinan masalah kulit yang diderita oleh pasien diatas atas?
Pilihan.Jawaban
a.Dermatitiskontak
b.Pedikulosis
c.Scabies
d.Tineakorporis
e.Tiniea kruris
Pertanyaansoal:
Apakahmasalah utama keperawatan pada kasusdiatas?
PilihanJawaban
a.Gangguannyamannyeri
b.Kerusakanintegritaskulit
c.Kurangperawatandiri
d.Gangguancitratubuh
e. Gangguan pola tidur
a. Advokasi
b. Kemitraan
c. Komunikasi
d. Dukungan sosial
e. Pemberdayaan masyarakat
A. Dermatitis seboroik
B. Ketombe
C. Gatal-gatal/Alergi
D. Tipes
BAB 4
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
7. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2009. Hal.
104-105.