Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan Dermatitis

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Klinik Medikal Bedah II

Dosen Pengampu : Ns. Bayu Budi Laksono, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Amalia Impian Dewi (191126)

2. Cantika Yustiara I.P (191133)

3. Dewi Nurmalasari (191135)

4. Dimas Ilham Putra I (191138)

Kelas 2C Keperawatan

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS, DAN KESEHATAN RS DR. SOEPRAOEN MALANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
BAB I KONSEP TEORI MEDIS DERMATITIS................................................................. 4
1.1  Review Anatomi Fisiologi............................................................................... 4
1.2  Definisi .......................................................................................................... 5
1.3   Etiologi.......................................................................................................... 5
1.4  Manifestasi klinis........................................................................................... 5
1.5  Patofiologi...................................................................................................... 5
1.6   Pemeriksaan penunjang............................................................................... 5
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................... 6
2.1 Pengkajian...................................................................................................... 7
2.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................. 7
2.3 Implementasi Keperawatan............................................................................ 8
2.4 Evaluasi.......................................................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 12
Daftar Pustaka

3
BAB I

KONSEP TEORI MEDIS DERMATITIS

1.1. Anatomi Dermatitis

Gambar 1: Dermatitis
Dermatitis Atopik adalah kelainan pada seseorang dengan keadaan
hipersensitivitas yang diturunkan secara genetik yang mempunyai kecenderungan
untuk membentuk antibodi secara berlebihan (IgE) sebagai respon terhadap sejumlah
rangsangan yang berbeda dan kerentanan untuk terjadinya beberapa penyakit,
misalnya asma bronkiale, rinitis alergika, hay fever, konjungtivitis alergika
(Risman,2008).
Peningkatan produksi IgE ini disebabkan oleh karena meningkatnya aktivitas
limfosit karena ada pengaruh dari Interleukin 4 (IL-4). Produksi IL-4 ini dipengaruhi oleh
aktivitas sel Th2. Kemudian Th2 akan merangsang sel B untuk memproduksi IgE. Sel
mast yang akan berikatan dengan IgE melalui FcR pada paparan yang kedua akan
mengalami degranulasi yang akan mengeluarkan mediator-mediator, seperti histamine,
leukotrien (dulu dikenal dengan Slow Reacting Substance-A/SRS-A), prostaglandin,
LTB4, yang menimbulkan gejala klinis dari D.A., dan juga mengeluarkan sitokin IL-5
yang merekrut eosinofil (Karnen G.Baratawijaya, 2014).
Dermatitis atopik (DA) merupakan suatu penyakit keradangan kulit yang kronik,
ditandai dengan rasa gatal, eritema, edema, vesikel, dan luka pada stadium akut, pada
stadium kronik ditandai dengan penebalan kulit (likenifikasi) dan distribusi lesi spesifik
sesuai dengan fase dermtitis atopik, keadaan ini juga berhubungan dengan kondisi
atopik lain pada penderita ataupun keluarganya. (Fauzi., 2009).
Dermatitis adalah suatu peradangan pada epidermis dan dermis yang ditandai oleh
gejala objektif berupa lesi yang bersifat polimorf dan gejala subjektif gatal, dapatberupa
lesi yang bersifat polimorf dan gejala subjektif gatal, dapat disebabkan oleh faktor
endogen atau eksogen (Muryunani, 2010).

4
1.2. Pengertian Dermatitis

Dermatitis ialah kelainan kulit yang subjektif ditandai oleh rasa gatal dan secara klinis
terdiri atas ruam polimorfi yang umumnya berbatas tidak tegas (Ardie, 2014). Dermatitis
adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh
faktor eksogen atau endogen yang menimbulkan gejala klinis berupa efloresensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan gatal. Tanda polimorfik tidak
selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (ologomorfik). Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis (Adi dan Djuanda, 2010).

1.3. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh: detergen, asam, basa, oil, semen,) fisik (contoh: sinar, suhu),”mikro-organisme
(bakteri, jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik (Adi dan
Djuanda, 2010).
1.4. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis atau
epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan. Zat tersebut
masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang
terkena tersebut. Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu
antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya
adala 12-48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk kedalam kulit merusak
lapisan tanduk, denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah
daya ikat air kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis
sehingga menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.
1.5. Tanda dan gejala
Menurut Puspasari (2018), tanda dan gejala dermatitis meliputi:
a. Gatal gatal
b. Rasa terbakar
c. Kulit memerah dan bersisik
d. Edema yang diikuti oleh pengeluaran sekret
e. Pembentukan Krusta
1.6. Penatalaksanaan
Menurut Puspasari (2018), penatalaksanaan terdapat dua cara yaitu:
a. Penatalaksanaan Non Medis
1. Pemberian kompres basah dan hangat dapat dilakukan pada daerah dermatitis
yang kecil. Kompres basah dapat membantu membersihkan ekzema,
sedangkan kompres hangat untuk mengurangi peradangan

5
2. Mengatasi kerusakan integritas kulit.
3. Mengatasi Hipotermia
4. Meningkatkan konsep diri klien
b. Penatalaksanaan Medis
1. Umumnya lotion yang netral dan tidak mengandung obat dapat dioleskan pada
bercak-bercak eritema yang kecil.
2. Preparat krim atau salep yang mengandung salah satu jenis kortikosteroid
dioleskan tipis-tipis. Pada dermatitis yang menyebar luas, pemberian
kortikosteroid jangka pendek dapat diprogramkan, terapi anti inflamasi topikal
(misalkan steroid) jangka pendek dapat digunakan untuk menghentikan
peradangan.

6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Analisa Data

No. Data Etiologi Problem


1. Ds : Antibody merusak jaringan Gangguan integritas kulit
Ny I mengatakan
tanganya gatal – gatal dan
sering digaruk garuk terjadinya peradangan atau
menggunakan tangan saat inflamasi
gatal menyerang.
Do :
Kulit terlihat terkelupas Perubahan fungsi barier kulit
dan warnanya putih,
adanya peradangan atau
inflamasi dan setelah Gangguan integritas kulit
digaruk – garuk warnanya
menjadi merah – merah
disekitar kulit yang digaruk
garuk.
2. Ds : Penderita Dermatitis Kurangnya pengetahuan
Klien mengatakan belum
tahu tentang obat yang Kurangnya pengetahuan
cocok untuk penyakitnya tentang dermatitis
Do :
Klien terlihat cemas
dengan penyakitnya Menggaruk nggaruk kulit
sampai merah dan terjadi
pendarahan

Ketidakefektifan dalam
perawatan

Kurangnya pengetahuan
3. Ds : Adanya peradangan dalam Gangguan Citra Tubuh
Klien mengatakan malu kulit klien
dan tidak percaya diri
7
Do : Terjadinya memar dikulit klien
Klien menutupi bagian
tubuhnya dengan selimut
Gangguan citra tubuh
karena kulitnya terjadi
peradangan dan memar ,
klien menarik diri

2.2 Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan Integritas kulit b.d kulit terlupas dan peradangan

2. Kurangnya Pengetahuan b.d penyakit yang dideritanya

3. Gangguan Citra Tubuh b.d klien menarik diri, peradangan dan memar

2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen perawatan Integritas Kulit :
integritas kulit keperawatan selama 1x24 Observasi :
b.d kulit jam , gangguan integritas 1. Identifikasi penyebab gangguan
terlupas, kulit meningkat yang integritas kulit (mis. Perubahan
peradangan ditandai dengan : status nutrisi, penurunan
1. Kerusakan jaringan kelembaban, suhu lingkungan
sedang (2) ekstrem,penurunan mobilitas.
2. Perdarahan sedang Terapeutik :
(3)
1. Ubah posisi 2 jam jika tirah
3. Kemerahan sedang
berbaring.
(3)
2. Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak pada kulit
kering.
3. Gunakan produk berbahan ringan

8
atau alami dan hipoalergik pada
kulit sensitif.
4. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering.
2. Defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen perawatan defisit
Pengetahuan keperawatan selama 1x24 pengetahuan :
b.d penyakit jam, defisit pengetahuan Observasi :
yang dideritanya meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi kesiapan dan
hasil : kemampuan menerima informasi
1. Kemampuan 2. Identifikasi faktor faktor yang
menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan menurunkan motivasi perilaku
tentang suatu topik hidup bersih dan sehat.
(5) Terapeutik :
2. Perilaku sesuai
1. Sediakan materi dan media
dengan
pendidikan kesehatan
pengetahuan (5)
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
betanya

Edukasi :

1. Jelaskan faktor resiko yang dapat


mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan Manajemen Gangguan Citra Tubuh
Tubuh b.d klien keperawatan selama 1x24 Observasi :
menarik diri, jam, gangguan citra tubuh 1. Identifikasiharapan citra citra
peradangan dan meningkat dengan kriteria tubuh berdasarkan tahap
memar hasil : perkembangan
1. Melihat bagian 2. Identifikasi budaya, agama, jenis
tubuh (5) kelamin, dan umur terkait citra

9
2. Menyembunyikan tubuh
bagian tubuh 3. Identifikasi perubahan citra tubuh
berlebihan (3) yang mengakibatkan isolasi
3. Fokus pada bagian sosial.
tubuh (5) 4. Monitor frekuensi penyataakn
kritik terhada diri sendiri
5. Monitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh yang
berubah

Teraputik :

1. Diskusikan perubahan tubuh dan


fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga
diri
3. Diskusikan akibat pubertas,
kehamilan, dan penuaan.
4. Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh (mis,
luka, penyakit, pembedahan)
5. Diskusikan cara mengembangkan
harapan citra tubuh secara
realistis
6. Diskusikan presepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh.

Edukasi :

1. Jeaskan kepada keluarga tentang


perawatan perubahan citra tubuh.
2. Anjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra
tubuh
3. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung (mis, sebaya)
4. Latih fungsi tubuh yang dimiliki

10
5. Latih peningkatan penampilan diri
(mis, berdandan)

2.4 Evaluasi
Bedasarkan diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi, perawat mengevaluasi respon
pasien dengan dermatitis. Kriteria yang diharapkan meliputi :
1. S. Ny I (65 tahun) mengatakan tanganya gatal sudah lama sudah membeli obat salap gatal
dan sudah membuat ramuan obat tradisional untuk mengobati gata-gatalnya tapi belum juga
kunjung sembuh. Ny l jarang kumpul dengan tetanga karena malu dengan lukanya gatalnya
yang tidak membuatnyaman Ny l. karena sering merasa gatal-gatal setiap waktu.
O. Ny l (65 tahun) sering mengunakan baju yang dapat menutupi tubuhnya karena
Ny l merasa minder dengan rasa gatal-gatal yang ada di tubuhnnya terutama ke-2 tangan dan
kaki.

A. kerusakan intergritas kulit

P. lanjutkan intervensi

- gunakan salap gatal setelah mandi

- mencuci tangan mengunakan air bersih serta mengunakan sabun

- jaga kebersihan tubuh

11
BAB III

Kesimpulan

Dermatitis adalah penyakit peradangan kulit yang sangat umum. Jika bertahan sampai suatu
jangka yang lama maka sering disebut sebagai eksem, penyakit kulit yang kronik, ditandai dengan
rasa gatal, dapat berupa lesi yang bersifat polimorf dan gejala subjektif gatal, dapat disebabkan
oleh faktor endogen atau eksogen, luka pada stadium akut, pada stadium kronik ditandai dengan
penebalan kulit (likenifikasi) dan distribusi lesi spesifik sesuai dengan fase dermtitis atopik,
keadaan ini juga berhubungan dengan kondisi atopik lain pada penderita atau pun keluarganya.

Tujuan: untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga dermatitis, untuk memaparkan


asuhan keperawatan keperawatan serta diagnose keluarga kelolahan dengan masalah dermatitis.
Hasil analisi dermatitis : dermatitis di akibatkan tempat yang padat penduduk serta kumuh.

12
Daftar Pustaka

Brunner and Suddarth’s. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit : LWW,


Philadelphia.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit : EGC,
Jakarta.

Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan, EGC : Jakarta.
Djuanda, 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK UI, Jakarta

Mitchell,Alison Hepplewhite.2005.Eczema Class Publishing.Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif, (2000)., KapitaS elekta Kedokteran.jakarta: Media Aesculapius FKUI

Partogi D. Dermatitis 2008. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit .FK USU.

Kabulrachman. Penyakit kulit 2001. Beberapa masalah dan penanggulangannya.


Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Silalahi 2010. Ilmu Kesehatan. Jakarta : Bagian IKA FK UI.

Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. 2005. Djuanda A, kepala editor. Ilmu penyakit kulit.
Jakarta: FKUI.

Handout and Health :Atopic Dermatitis, 2003, www.niams.nih.gov.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.(2000). Pedoman Diagnosis dan


Terapi.Surabaya : Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo.

Taylor JS, Sood A, Amado A. Occupational skin diseases due to irritans and allergens.
Dalam : Fitzpatricks et al, editors. Dermatology in general medicine vol.2 7th ed.
New York: Mc Graw Hill Medical;2008.

13

Anda mungkin juga menyukai