Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KELOMPOK

LAPORAN KETERAMPILAN RAWAT LUKA PADA PASIEN “An. C”


DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO GRADE II
DI UGD PUSKESMAS PANEKAN KABUPATEN MAGETAN
Tanggal Praktek : 31 Mei 2021 s.d 26 Juni 2021
Mata Kuliah : KDKK

Disusun oleh :
Kelompok 1 ( Puskesmas Panekan )
1. Afitsya Salsa A. (P27824220001)
2. Aldona Marshya N. (P27824220002)
3. Alifya Talita F. (P27824220003)
4. Amalia Andini M. (P27824220004)
5. Ambar Kusuma W.R. (P27824220005)
6. Novi Danisia E. (P27824220031)
7. Nur Zakiyah P.N. (P27824220032)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kelompok pada Kebutuhan Dasar Keterampilan Klinik yang


disusun oleh mahasiswa semester II prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun akademik 2021/2022
dengan judul “Laporan Kelompok Keterampilan Rawat Luka Pada Pasien “An. C”
Dengan Diagnosa Combustio Grade II Di UGD Puskesmas Panekan” ini sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik Puskesmas Panekan


Tanggal Praktik 31 Mei s/d 26 Juni 2021

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Suparji, SST., M.Pd Diah Ariyani, Amk


NIP.196103291985031003 NIP. 198005232005012010

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan kelompok Laporan Keterampilan Rawat Luka pada pasien
“An. C” Dengan Diagnosa Combustio Grade II Di UGD Puskesmas Panekan” ini
dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
lapangan di Prodi Kebidanan Magetan. Dalam menyusun laporan ini, penyusun
mendapatkan bantuan pengarahan dan bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Teta Puji Rahayu SST., M.Keb., selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan

2. Ibu Diah Ariyani, Amk selaku Pembimbing ruangan Rawat Inap Puskesmas
Panekan

3. Bapak Suparji, SST., M.Pd selaku Pembimbing Pendidikan Prodi Kebidanan


Magetan
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini
Penyusun menyadari laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun
memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Terima kasih.

Magetan, 18 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1 ................................................................................................................. 1
TINJAUAN TEORI ........................................................................................... 1
1.1 Pengertian .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 1
1.3 Indikasi .................................................................................................. 2
1.4 Kontraindikasi ....................................................................................... 2
1.5 Jenis - jenis Luka Bakar ......................................................................... 2
1.6 Faktor yang Mempengaruhi Berat Ringannya Luka Bakar ..................... 3
1.7 Prosedur Perawatan Luka Bakar ............................................................ 4
1.8 Prinsip Perawatan Luka ......................................................................... 5
1.9 Lama Penyembuhan Luka Bakar ............................................................ 6
1.10 Persiapan ............................................................................................... 7
1.11 Cara Kerja/langkah kerja........................................................................ 8
BAB 2 ................................................................................................................. 9
TINJAUAN KASUS........................................................................................... 9
2.1 Pengkajian ............................................................................................. 9
2.2 Pelaksanaan tindakan ........................................................................... 10
BAB 3 ............................................................................................................... 12
PEMBAHASAN ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
PERTANYAAN ............................................................................................... 14

iii
BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1 Pengertian
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk
mencegah infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu
penyembuhan luka antara lain dengan cara, makan makanan bergizi, mengikuti
terapi dokter, minum obat secara teratur. Cuci tangan sebelum dan setelah
merawat luka. Berhenti merokok atau minum alkohol serta hindari Stress.
Lakukanlah cara merawat luka dengan benar. Makanan yang bergizi yaitu
makanan sumber protein dan vitamin C. Makanan sumber protein terdiri dari
Hewani dan nabati. Makanan sumber protein hewani seperti ikan , ayam, ikan ,
telur dan lain-lain. Makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-
kacangan dan hasil olahannya. Sedangkan makanan sumber vitamin C
seperti Jeruk, jambu biji , tomat.

1.2 Tujuan
Manfaat Perawatan luka adalah dengan menjaga kebersihan dapat
mencegah infeksi, memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien.
Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan
jaringan, membersihkan luka dari benda asing/kotoran, memudahkan
pengeluaran cairan yang keluar dari luka, mencegah masuknya kuman dan
kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan
parut sekitar luka.

1
1.3 Indikasi
1. Perdarahan dari luka tidak dapat dihentikan dengan bebat tekan atau
memposisikan lebih tinggi daerah yang mengalami luka
2. Luka yang dialami disebabkan oleh trauma berat
3. Luka terbuka yang membutuhkan jahitan
4. Luka akibat gigitan hewan atau membutuhkan imunisasi rabies
5. Luka kotor dan sulit untuk dibersihkan
6. Terdapat tanda-tanda infeksi pada luka seperti kemerahan, bengkak, nyeri,
dan munculnya nanah
7. Status vaksinasi tetanus belum diperbaharui atau membutuhkan
pencegahan tetanus

1.4 Kontraindikasi
Pada dasarnya tidak ada kontraindikasi pada perawatan pada luka
kotor, karena sudah terdapat jenis perawatan yang memisahkan pada jenis
kulitnya. Jadi inti dari kontraindikasi ini adalah perawatan luka kotor tidak bisa
diberikan pada luka selain luka kotor, karena menurut Organisasi Wound Care
Indonesia (2003) prinsip dari perawatan luka kotor adalah bersih sedangkan
prinsip perawatan pada luka bersih yaitu prinsip steril.

1.5 Jenis - jenis Luka Bakar


1. Luka bakar termal
Luka bakar yang disebabkan oleh api, uap, ataupun cairan mendidih. Luka
bakar melepuh adalah luka bakar yang paling umum pada anak-anak dan
orang dewasa.
2. Luka bakar setrum
Luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung dengan sumber listrik
atau kilat.

2
3. Luka bakar akibat zat kimia
Luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia
rumahan atau industri, baik dalam bentuk cairan, padat, ataupun gas.
4. Luka bakar radiasi
Luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari, alat tanning
(menggelapkan) kulit, x-ray, atau terapi radiasi untuk pengobatan kanker.
5. Luka bakar gesekan
Luka bakar yang diakibatkan oleh kontak dengan permukaan keras, seperti
ketika kulit terseret di aspal atau karpet. Biasanya, luka bakar jenis ini
dampaknya adalah goresan ataupun lecet pada kulit. Luka bakar jenis ini
paling sering terjadi pada atlet

1.6 Faktor yang Mempengaruhi Berat Ringannya Luka Bakar


1. Luka Bakar Ringan
a. Luka Bakar Derajat II < 15%
b. Luka Bakar Derajat II < 10% pada anak-anak
c. Luka Bakar Derajat III < 1%
2. Luka Bakar Sedang
a. Luka Bakar Derajat II < 15-25% padaorang dewasa
b. Luka Bakar Derajat II < 10-20% pada anak-anak
c. Luka Bakar Derajat III< 10%
3. Luka Bakar Berat
a. Luka Bakar Derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
b. Luka Bakar Derajat 20% atau lebih pada anak-anak
c. Luka Bakar Derajat III 10% atau lebih
d. Luka Bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki, dan
genetalia/perineum
e. Luka Bakar dengan cedera inhalasi, listrik disertai trauma lain

3
1.7 Prosedur Perawatan Luka Bakar
Perawatan luka bakar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai
dari penggunaan krim lidah buaya dan salep antibiotik untuk derajat luka bakar
yang ringan, hingga operasi cangkok kulit untuk derajat luka yang paling parah.
Agar hasilnya bisa efektif, maka perawatan yang dilakukan harus sesuai dengan
tingkat keparahan luka.
Tingkat keparahan alias derajat luka bakar dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Luka bakar derajat pertama
Luka bakar derajat pertama adalah luka yang hanya merusak bagian
terluar kulit. Biasanya, ini terjadi karena paparan sinar matahari berlebih
dan memiliki ciri sebagai berikut:
a) Memicu bercak kemerahan di kulit (eritema)
b) Terasa nyeri
c) Tidak menimbulkan lepuhan di kulit
d) Jarang memicu kerusakan jangka panjang
2. Luka bakar derajat kedua
Pada luka bakar derajat dua, lapisan kulit paling luar dan juga lapisan di
bawahnya yang disebut dermis, ikut rusak. Ini biasanya terjadi akibat
tersiram cairan panas dan memiliki ciri sebagai berikut:
a) Kulit terlihat merah, bengkak, dan mengkilat
b) Muncul lepuhan
c) Nyeri terutama jika disentuh
Pada luka bakar derajat dua yang superfisial, hanya sebagian lapisan
dermis yang rusak dan luka tersebut bisa saja tidak menimbulkan bekas.
Pada luka bakar derajat dua yang lebih parah, perubahan kulit permanen
seperti perubahan warna bisa terjadi.
3. Luka bakar derajat ketiga
Pada luka bakar derajat tiga, seluruh lapisan kulit rusak. Biasanya,
kondisi ini terjadi akibat api, sengatan listrik atau petir, serta paparan

4
dalam jangka panjang dengan cairan atau benda panas. Berikut cirinya:
a) Luka bakar tidak terlihat merah namun justru coklat gelap (terlihat
gosong)
b) Beberapa memicu kulit yang terbakar terlihat putih seperti lilin
c) Tekstur kulit berubah menjadi lebih kasar dan keriput
d) Tidak terasa sakit karena panas yang ada ikut merusak ujung-ujung
saraf yang ada di kulit
e) Tidak memicu lepuhan
Jika tidak ditangani dengan baik bisa memicu bekas luka yang parah dan
kontraktur, dimana kulit terlihat seperti meleleh dan menyatu dengan
bagian-bagian lain sehingga membatasi pergerakan.

1.8 Prinsip Perawatan Luka


Pada dasarnya, berikut ini prinsip umum perawatan untuk bekas luka bakar
berdasarkan derajatnya.
1. Perawatan luka bakar derajat pertama
Luka bakar derajat pertama bisa diobati dengan produk perawatan
kulit (skin care) seperti krim lidah buaya dan salep antibiotik. Membalut
area luka bakar dengan perban, bisa membantu melindunginya. Selain itu,
obat acetaminophen bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat luka
bakar ini.
2. Perawatan luka bakar derajat kedua
Luka bakar derajat kedua biasanya diobati dengan krim antibiotik, maupun
krim atau salep dengan resep dokter.

3. Perawatan luka bakar derajat ketiga


Berbeda dari luka bakar derajat pertama dan kedua, luka bakar derajat
ketiga ini membutuhkan tindakan operasi cangkok kulit, atau "penanaman"

5
kulit sintetis.Luka bakar parah pada area yang luas di tubuh, akan
membutuhkan lebih banyak perawatan intensif, termasuk infus antibiotik
untuk mencegah infeksi. Cairan infus juga diperlukan untuk menggantikan
cairan yang hilang ketika kulit terbakar.

1.9 Lama Penyembuhan Luka Bakar


Proses penyembuhannya pun terbagi dalam beberapa fase, yaitu:
1. Fase Inflamatori
Fase pertama ini akan dialami pengidap setelah terbentuknya luka dan akan
berakhir pada 3 - 4 hari. Dalam fase inflamatori terdapat dua proses, yaitu
hemostasis dan fagositosis. Hemostasis adalah penghentian pendarahan di
daerah luka. Dalam proses hemostasis terbentuk scab di
permukaan luka (jaringan yang dibentuk di permukaan luka, berwarna
merah agak tua dan agak keras) agar tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme. Respons peradangan ini sangat penting dalam proses
penyembuhan karena setelahnya, terjadi proses pembekuan darah untuk
mencegah kehilangan darah. Fase ini tidak akan berlangsung lama jika
tidak terjadi infeksi.
2. Fase Proliferatif
Fase kedua ini muncul setelah fase inflamatori yang berlangsung dari hari
ke-4 sampai hari ke-21. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi
dasar yang disebut proteoglikan setelah 5 hari terjadinya luka. Kolagen
adalah protein penyusun tubuh manusia yang dapat menambah tegangan
permukaan dari luka. Semakin banyak jumlah kolagen, semakin bertambah
kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka menjadi
terbuka. Jaringan epitel tumbuh melintasi luka (epitelisasi), meningkatkan
aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi penting bagi proses
penyembuhan luka.

6
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai dari hari ke-21 dan berakhir sekitar 1 - 2 tahun. Fibroblas
terus - menerus mensintesis kolagen, kemudian bekas luka menjadi kecil,
kehilangan elastisitas, dan meninggalkan garis putih.
Terbentuknya kolagen yang baru mengubah bentuk luka serta peningkatan
kekuatan jaringan. Terbentuk jaringan parut yang hampir sama kuat dengan
jaringan sebelumnya. Selanjutnya, terdapat pengurangan secara bertahap
pada aktivitas seluler dan vaskularisasi jaringan yang mengalami
perbaikan.

1.10 Persiapan
a. Alat
1) Kasa Steril
2) Sarung Tangan Medis
3) Pinset Sirugis
4) Bengkok
5) Underpad
6) Gunting Perban
7) Hypafix
8) Salep Bioplacenton
9) Larutan NaCl
b. Lingkungan
1) Mengatur pencahayaan
2) Jaga privasi klien
3) Tutup pintu, jendela dan korden
c. Pasien
1) Menjelaskan prosedur tindakan
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

7
3) Meminta persetujuan pasien dan keluarga pasien

1.11 Cara Kerja/langkah kerja


1. Menjelaskan prosedur perawatan pada pasien
2. Tempatkan alat yang sesuai
3. Cuci tangan
4. Buka pembalut dan buang pada tempatnya
5. Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan laruitan steril atau
NaCl
6. Bersihkan bekas plester dengan NaCl
7. Desinfektan sekitar luka dengan alkohol
8. Buanglah kaoas kotor pada tempatnya dan pinset kotor tempatkan pada
bengkok dengan larutan desinfektan
9. Bersihkan luka dengan NaCl dan garingkan
10. Olesi luka dengan betadine dan tutup luka dengan kasa steril
11. Plester perban atau kasa
12. Rapikan pasien alat dibereskan dan cuci tangan
13. Cacat kondisi dan perkembangan luka

8
BAB 2

TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian

1. Tempat pengkajian : UGD Puskesmas Panekan

2. Tanggal : 11 Juni 202, 13.00 WIB

3. Biodata
1) Nama : Celvin Dwi Saputra
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Tanggal lahir : 09-03-2017
4) Umur : 4 tahun
5) Agama : Islam
6) Alamat : Sempu RT 3 RW 2 Sukowidi
4. Tanggal masuk : 17 Juni 2021
5. Jam masuk : 13.00 WIB
6. No. RM : 037802
7. Diagnosa : Combustio Grade II
8. Keluhan Utama
Data Subyktif : Pasien terkena luka bakar
Data Obyektif : Berat Badan = 20 Kg
Suhu = 36,5 °C
9. Tindakan :
a. Membersihkan luka bakar pada wajah
b. Mengoleskan salep bioplacenton

9
2.2 Pelaksanaan tindakan
1. Persiapan
a. Alat
1) Kasa Steril
2) Sarung Tangan Medis
3) Pinset Sirugis
4) Bengkok
5) Underpad
6) Gunting Perban
7) Hypafix
8) Salep Bioplacenton
9) Larutan NaCl
b. Lingkungan
1) Mengatur pencahayaan
2) Jaga privasi klien
3) Tutup pintu, jendela dan korden
c. Pasien
1) Menjelaskan prosedur tindakan
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3) Meminta persetujuan pasien dan keluarga pasien

2. Cara Kerja/langkah kerja


1) Menjelaskan prosedur perawatan pada pasien
2) Tempatkan alat yang sesuai
3) Cuci tangan
4) Buka pembalut dan buang pada tempatnya
5) Bila balutan lengket pada bekas luka, lepas dengan laruitan steril atau
NaCl
6) Bersihkan bekas plester dengan NaCl

10
7) Desinfektan sekitar luka dengan alkohol
8) Buanglah kaoas kotor pada tempatnya dan pinset kotor tempatkan pada
bengkok dengan larutan desinfektan
9) Bersihkan luka dengan NaCl dan garingkan
10) Olesi luka dengan betadine dan tutup luka dengan kasa steril
11) Plester perban atau kasa
12) Rapikan pasien alat dibereskan dan cuci tangan
13) Cacat kondisi dan perkembangan luka

11
BAB 3

PEMBAHASAN

Pada dasarnya pelaksanaan tindakan rawat luka yang dilakukan di UGD


Puskesmas Panekan sesuai dengan teori. Namun terdapat sedikit perbedaan atau hal
yang dilaksanakan pada tindakan rawat luka. Perbedaan tersebut terletak pada :

1. Persiapan Alat

Pada kasus ini antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus pada persiapan alat
terdapat perbedaan yaitu alkohol
2. Persiapan Lingkungan
Pada kasus ini sudah sesuai antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
3. Persiapan Pasien
Pada kasus ini sudah sesuai antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.

4. Prosedur Tindakan

Pada kasus ini antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus pada prosedur tindakan terdapat
perbedaan yaitu ada tinjauan kasus tidak di disinfektan menggunakan alkohol. Setelah
dibersihkan menggunakan larutan NaCl, lamgsung dioleskan salep bioplacenton pada
luka.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/perawatan-luka-pada-pasien-
Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 21.50 WIB
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka
Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 21.59 WIB
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka-baka
Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 pukul 19.15 WIB
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-alat-dan-bahan-yang-dibutuhkan-saat-ganti-
perban
Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 pukul 20.10 WIB
https://spesialis1.bpre.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/kuliah-klasik-luka-
bakar.pdf
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 10.30
https://www.guesehat.com/jenis-jenis-luka-bakar-dan-perawatannya
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 10.30
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka-bakar
Diakses pada Senin,28 Juni 2021 pukul 10.40
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-proses-penyembuhan-pada-luka-bakar
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 11.00

13
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud Combustio Grade II ?


( Faridhotul Khasanah P27824220048)
Jawaban :
Luka bakar adalah kerusakan lapisan kulit yang disebabkan oleh benda panas,
termasuk api, air panas, dan uap panas. Rusaknya kulit akibat luka bakar membuat
penderitanya rentan mengalami infeksi, karena kulit merupakan lapisan pertahanan
awal tubuh untuk melawan infeks. Upaya penanganan luka bakar berbeda-beda,
tergantung lokasi dan tingkat keparahan luka. Luka bakar yang ringan bisa
ditangani secara mandiri di rumah. Namun pada luka bakar yang dalam atau luas,
diperlukan penanganan khusus.
a. Tingkat Keparahan Luka Bakar
Berdasarkan kerusakan kulit yang terjadi, luka bakar dibagi menjadi 3 derajat,
yaitu:
1) Luka bakar derajat 1
2) Luka bakar derajat 2 : Derajat luka bakar ini dapat dikatakan luka bakar
tingkat sedang. Luka bakar tingkat 2 ini terjadi pada epidermis dan sebagian
lapisan dermis kulit (lapisan kulit yang lebih dalam). Ketika mengalami luka
bakar tingkat 2, kulit Anda akan tampak merah, lecet, melepuh, bengkak, dan
terasa sakit. Luka bakar tingkat dua ini bisa ditangani dengan beberapa
metode pengobatan tanpa operasi atau bedah.
3) Luka bakar derajat 3

14
2. Apakah ada kasus rawat luka di Puskesmas Panekan yang tidak bisa ditangani
langsung dan mengharuskan untuk dirujuk dirumah sakit ? Jika ada seperti apa
kasus tersebut ?
(Inas Salsabila Dilla Ananda P27824220020)
Jawaban :
Selama pengalaman praktek kami, kasus rawat luka di puskesmas dapat tertangani
tanpa ada rujukan , pelayanan yang terbilang lengkap, puskesmas juga sudah
didukung oleh tenaga medis yang profesional dan fasilitas yang memenuhi standar

3. Setelah melakukan perawatan luka pada pasien apakah pasien diberi terapi obat
yang untuk diminum dirumah, jika iya diberi obat apa?
(Maulida Ayu Susanti P27824220026)
Jawaban :
Iya pasien medapatkan obat yaitu sirup amoxilin dengan dosis 3x sehari diminum
tiap 8 jam. Obat amoxicillin bekerja dengan cara menghentikan bakteri
berkembang biak dan membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh.

15

Anda mungkin juga menyukai