Disusun oleh :
Kelompok 1 ( Puskesmas Panekan )
1. Afitsya Salsa A. (P27824220001)
2. Aldona Marshya N. (P27824220002)
3. Alifya Talita F. (P27824220003)
4. Amalia Andini M. (P27824220004)
5. Ambar Kusuma W.R. (P27824220005)
6. Novi Danisia E. (P27824220031)
7. Nur Zakiyah P.N. (P27824220032)
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan kelompok Laporan Keterampilan Rawat Luka pada pasien
“An. C” Dengan Diagnosa Combustio Grade II Di UGD Puskesmas Panekan” ini
dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
lapangan di Prodi Kebidanan Magetan. Dalam menyusun laporan ini, penyusun
mendapatkan bantuan pengarahan dan bimbingan, untuk itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Teta Puji Rahayu SST., M.Keb., selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan
2. Ibu Diah Ariyani, Amk selaku Pembimbing ruangan Rawat Inap Puskesmas
Panekan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Pengertian
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk
mencegah infeksi, membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu
penyembuhan luka antara lain dengan cara, makan makanan bergizi, mengikuti
terapi dokter, minum obat secara teratur. Cuci tangan sebelum dan setelah
merawat luka. Berhenti merokok atau minum alkohol serta hindari Stress.
Lakukanlah cara merawat luka dengan benar. Makanan yang bergizi yaitu
makanan sumber protein dan vitamin C. Makanan sumber protein terdiri dari
Hewani dan nabati. Makanan sumber protein hewani seperti ikan , ayam, ikan ,
telur dan lain-lain. Makanan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-
kacangan dan hasil olahannya. Sedangkan makanan sumber vitamin C
seperti Jeruk, jambu biji , tomat.
1.2 Tujuan
Manfaat Perawatan luka adalah dengan menjaga kebersihan dapat
mencegah infeksi, memberikan rasa aman & nyaman untuk pasien.
Mempercepat proses penyembuhan luka, mencegah bertambahnya kerusakan
jaringan, membersihkan luka dari benda asing/kotoran, memudahkan
pengeluaran cairan yang keluar dari luka, mencegah masuknya kuman dan
kotoran ke dalam luka serta mencegah perdarahan maupun munculnya jaringan
parut sekitar luka.
1
1.3 Indikasi
1. Perdarahan dari luka tidak dapat dihentikan dengan bebat tekan atau
memposisikan lebih tinggi daerah yang mengalami luka
2. Luka yang dialami disebabkan oleh trauma berat
3. Luka terbuka yang membutuhkan jahitan
4. Luka akibat gigitan hewan atau membutuhkan imunisasi rabies
5. Luka kotor dan sulit untuk dibersihkan
6. Terdapat tanda-tanda infeksi pada luka seperti kemerahan, bengkak, nyeri,
dan munculnya nanah
7. Status vaksinasi tetanus belum diperbaharui atau membutuhkan
pencegahan tetanus
1.4 Kontraindikasi
Pada dasarnya tidak ada kontraindikasi pada perawatan pada luka
kotor, karena sudah terdapat jenis perawatan yang memisahkan pada jenis
kulitnya. Jadi inti dari kontraindikasi ini adalah perawatan luka kotor tidak bisa
diberikan pada luka selain luka kotor, karena menurut Organisasi Wound Care
Indonesia (2003) prinsip dari perawatan luka kotor adalah bersih sedangkan
prinsip perawatan pada luka bersih yaitu prinsip steril.
2
3. Luka bakar akibat zat kimia
Luka bakar yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat kimia
rumahan atau industri, baik dalam bentuk cairan, padat, ataupun gas.
4. Luka bakar radiasi
Luka bakar yang disebabkan oleh sinar matahari, alat tanning
(menggelapkan) kulit, x-ray, atau terapi radiasi untuk pengobatan kanker.
5. Luka bakar gesekan
Luka bakar yang diakibatkan oleh kontak dengan permukaan keras, seperti
ketika kulit terseret di aspal atau karpet. Biasanya, luka bakar jenis ini
dampaknya adalah goresan ataupun lecet pada kulit. Luka bakar jenis ini
paling sering terjadi pada atlet
3
1.7 Prosedur Perawatan Luka Bakar
Perawatan luka bakar dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, mulai
dari penggunaan krim lidah buaya dan salep antibiotik untuk derajat luka bakar
yang ringan, hingga operasi cangkok kulit untuk derajat luka yang paling parah.
Agar hasilnya bisa efektif, maka perawatan yang dilakukan harus sesuai dengan
tingkat keparahan luka.
Tingkat keparahan alias derajat luka bakar dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Luka bakar derajat pertama
Luka bakar derajat pertama adalah luka yang hanya merusak bagian
terluar kulit. Biasanya, ini terjadi karena paparan sinar matahari berlebih
dan memiliki ciri sebagai berikut:
a) Memicu bercak kemerahan di kulit (eritema)
b) Terasa nyeri
c) Tidak menimbulkan lepuhan di kulit
d) Jarang memicu kerusakan jangka panjang
2. Luka bakar derajat kedua
Pada luka bakar derajat dua, lapisan kulit paling luar dan juga lapisan di
bawahnya yang disebut dermis, ikut rusak. Ini biasanya terjadi akibat
tersiram cairan panas dan memiliki ciri sebagai berikut:
a) Kulit terlihat merah, bengkak, dan mengkilat
b) Muncul lepuhan
c) Nyeri terutama jika disentuh
Pada luka bakar derajat dua yang superfisial, hanya sebagian lapisan
dermis yang rusak dan luka tersebut bisa saja tidak menimbulkan bekas.
Pada luka bakar derajat dua yang lebih parah, perubahan kulit permanen
seperti perubahan warna bisa terjadi.
3. Luka bakar derajat ketiga
Pada luka bakar derajat tiga, seluruh lapisan kulit rusak. Biasanya,
kondisi ini terjadi akibat api, sengatan listrik atau petir, serta paparan
4
dalam jangka panjang dengan cairan atau benda panas. Berikut cirinya:
a) Luka bakar tidak terlihat merah namun justru coklat gelap (terlihat
gosong)
b) Beberapa memicu kulit yang terbakar terlihat putih seperti lilin
c) Tekstur kulit berubah menjadi lebih kasar dan keriput
d) Tidak terasa sakit karena panas yang ada ikut merusak ujung-ujung
saraf yang ada di kulit
e) Tidak memicu lepuhan
Jika tidak ditangani dengan baik bisa memicu bekas luka yang parah dan
kontraktur, dimana kulit terlihat seperti meleleh dan menyatu dengan
bagian-bagian lain sehingga membatasi pergerakan.
5
kulit sintetis.Luka bakar parah pada area yang luas di tubuh, akan
membutuhkan lebih banyak perawatan intensif, termasuk infus antibiotik
untuk mencegah infeksi. Cairan infus juga diperlukan untuk menggantikan
cairan yang hilang ketika kulit terbakar.
6
3. Fase Maturasi
Fase ini dimulai dari hari ke-21 dan berakhir sekitar 1 - 2 tahun. Fibroblas
terus - menerus mensintesis kolagen, kemudian bekas luka menjadi kecil,
kehilangan elastisitas, dan meninggalkan garis putih.
Terbentuknya kolagen yang baru mengubah bentuk luka serta peningkatan
kekuatan jaringan. Terbentuk jaringan parut yang hampir sama kuat dengan
jaringan sebelumnya. Selanjutnya, terdapat pengurangan secara bertahap
pada aktivitas seluler dan vaskularisasi jaringan yang mengalami
perbaikan.
1.10 Persiapan
a. Alat
1) Kasa Steril
2) Sarung Tangan Medis
3) Pinset Sirugis
4) Bengkok
5) Underpad
6) Gunting Perban
7) Hypafix
8) Salep Bioplacenton
9) Larutan NaCl
b. Lingkungan
1) Mengatur pencahayaan
2) Jaga privasi klien
3) Tutup pintu, jendela dan korden
c. Pasien
1) Menjelaskan prosedur tindakan
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
7
3) Meminta persetujuan pasien dan keluarga pasien
8
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
3. Biodata
1) Nama : Celvin Dwi Saputra
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Tanggal lahir : 09-03-2017
4) Umur : 4 tahun
5) Agama : Islam
6) Alamat : Sempu RT 3 RW 2 Sukowidi
4. Tanggal masuk : 17 Juni 2021
5. Jam masuk : 13.00 WIB
6. No. RM : 037802
7. Diagnosa : Combustio Grade II
8. Keluhan Utama
Data Subyktif : Pasien terkena luka bakar
Data Obyektif : Berat Badan = 20 Kg
Suhu = 36,5 °C
9. Tindakan :
a. Membersihkan luka bakar pada wajah
b. Mengoleskan salep bioplacenton
9
2.2 Pelaksanaan tindakan
1. Persiapan
a. Alat
1) Kasa Steril
2) Sarung Tangan Medis
3) Pinset Sirugis
4) Bengkok
5) Underpad
6) Gunting Perban
7) Hypafix
8) Salep Bioplacenton
9) Larutan NaCl
b. Lingkungan
1) Mengatur pencahayaan
2) Jaga privasi klien
3) Tutup pintu, jendela dan korden
c. Pasien
1) Menjelaskan prosedur tindakan
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3) Meminta persetujuan pasien dan keluarga pasien
10
7) Desinfektan sekitar luka dengan alkohol
8) Buanglah kaoas kotor pada tempatnya dan pinset kotor tempatkan pada
bengkok dengan larutan desinfektan
9) Bersihkan luka dengan NaCl dan garingkan
10) Olesi luka dengan betadine dan tutup luka dengan kasa steril
11) Plester perban atau kasa
12) Rapikan pasien alat dibereskan dan cuci tangan
13) Cacat kondisi dan perkembangan luka
11
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Persiapan Alat
Pada kasus ini antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus pada persiapan alat
terdapat perbedaan yaitu alkohol
2. Persiapan Lingkungan
Pada kasus ini sudah sesuai antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus
3. Persiapan Pasien
Pada kasus ini sudah sesuai antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
4. Prosedur Tindakan
Pada kasus ini antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus pada prosedur tindakan terdapat
perbedaan yaitu ada tinjauan kasus tidak di disinfektan menggunakan alkohol. Setelah
dibersihkan menggunakan larutan NaCl, lamgsung dioleskan salep bioplacenton pada
luka.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/perawatan-luka-pada-pasien-
Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 21.50 WIB
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka
Diakses pada Jumat, 18 Juni 2021 pukul 21.59 WIB
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka-baka
Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 pukul 19.15 WIB
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-alat-dan-bahan-yang-dibutuhkan-saat-ganti-
perban
Diakses pada Sabtu, 19 Juni 2021 pukul 20.10 WIB
https://spesialis1.bpre.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/kuliah-klasik-luka-
bakar.pdf
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 10.30
https://www.guesehat.com/jenis-jenis-luka-bakar-dan-perawatannya
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 10.30
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/perawatan-luka-bakar
Diakses pada Senin,28 Juni 2021 pukul 10.40
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-proses-penyembuhan-pada-luka-bakar
Diakses pada Senin, 28 Juni 2021 pukul 11.00
13
PERTANYAAN
14
2. Apakah ada kasus rawat luka di Puskesmas Panekan yang tidak bisa ditangani
langsung dan mengharuskan untuk dirujuk dirumah sakit ? Jika ada seperti apa
kasus tersebut ?
(Inas Salsabila Dilla Ananda P27824220020)
Jawaban :
Selama pengalaman praktek kami, kasus rawat luka di puskesmas dapat tertangani
tanpa ada rujukan , pelayanan yang terbilang lengkap, puskesmas juga sudah
didukung oleh tenaga medis yang profesional dan fasilitas yang memenuhi standar
3. Setelah melakukan perawatan luka pada pasien apakah pasien diberi terapi obat
yang untuk diminum dirumah, jika iya diberi obat apa?
(Maulida Ayu Susanti P27824220026)
Jawaban :
Iya pasien medapatkan obat yaitu sirup amoxilin dengan dosis 3x sehari diminum
tiap 8 jam. Obat amoxicillin bekerja dengan cara menghentikan bakteri
berkembang biak dan membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh.
15