Anda di halaman 1dari 33

KOMPLIKASI

KEHAMILAN
OLEH
USDEKA MULIANI
26 MARET 2022
Kebutuhan Nutrisi pada Ibu dengan Gangguan
Kehamilan
• Hiperemesis Gravidanum
• Pre-eklamasi
• Anemia
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan
yang berlangsung relatif lama, terjadi pada awal
kehamilan (sampai trimester II)
Bila berlanjut dehidrasi dan penurunan BB
Ciri diet:
- pemberian mkn sumber karbohidrat kompleks
- menghindari makanan yang berlemak dan goreng-
gorengan untuk menekan rasa mual
- ada jarak waktu antara makan dan minum
Asesmen ----- Antropometri

Kenaikan badan sesuai status gizi ibu pra hamil

IMT Total Kenaikan BB TM II


pra hamil Kenaikan BB dan III

KEK (<18,5) 12,71 – 18,16 0,45 (0,45 – 0,59)

Normal (18,5 – 24,9) 11,35 – 15,89 0,45 (0,36 – 0,45)

Overweight (25-29,9) 6,81 – 11,35 0,27 (0,23 – 0,32)

Obes (≥30) 4,99 – 9,08 0,23 (0,18 – 0,27)

Bila terjadi penurunan BB 5% atau lebih dibanding pra hamil


kondisi rawan gizi
Syarat Diet

Kebutuhan energi disesuaikan aktivitas dan umur


kehamilan. Misal TM I + 180 kkal/hari dari keb energi
pra hamil
Protein pada TM I + 1 g/hari dari keb normal
(0,8 -1,1g/kg BB/hari normal pra hamil/hari). TM II +
10 g dan III + 30 g +keb normal pra hamil
Lemak 25 -35%
KH 55 -60%
Zat Gizi Mikro. Jika asupan tdk adekuat dianjurkan
suplementasi vit B1, B6, B9, B12, vit D serta cukup
Ca, K, Fe dan Iodium
Cairan 35 – 40 ml/kg BB pra hamil/hari. Diberikan
tdk bersamaan makanan
Porsi kecil dan sering ( 4-6x /hari)
Bila dehidrasi berat------ cairan intravena, vit B1, B6
Hindari bumbu tajam, kopi, alcohol, teh, pengawet,
pewarna yg dapat meningkatkan asam lambung
Makanan Yang tidak Boleh Diberikan
Makanan yang merangsang saluran cerna
dan berbumbu pedas dan aroma tajam
Mengandung banyak lada, cabe, bawang
merah, bawang putih, bawang bombay
Makanan tinggi lemak (santan kental, cake,
jerohan)

Cara memesan DIET : Diet Hiperemesis


PREEKLAMSIA
Adalah sindroma yang terjadi pada saat kehamilan
masuk pada minggu ke-20 sampai bbrp hari setelah
bayi lahir dengan tanda dan gejala:
- hipertensi (TD 140/90 atau lebih) dlm 2x pemeriksaan
- proteinuria (adanya protein di urine)
- kenaikan BB yang cepat (krn oedema) sbg akibat
gangguan keseimbangan cairan
- mudah timbul kemerahan
- mual, muntah, pusing/ sakit kepala, nyeri lambung,
- oliguria (urine sedikit ±500ml), kesadaran menurun
Preeklamsia dan eklamsi mrpk penyebab
kematian ke-3 di dunia, pada bumil
Terjadi penambahan BB ≥ 2,7 kg/bulan setelah
TM I
Faktor risiko Preeklamsia
Kehamilan pertama
Riwayat keluarga dg preeklamsia
Pre eklamsia pada kehamilan sebelumnya
Kehamilan kembar
Riwayat gangguan fungsi organ (diabetes, peny
ginjal, hipertensi)
Komplikasi :
- eklamsia (kejang akibat kontraksi otot) janin
dan bumil berisiko meninggal
- hellp sindrom (hemolysis, elevated liver enzyme,
low platelet
- peny kardiovaskuler
- kegagalan organ lain spt edema paru, gagal ginjal
gagal liver
Komplikasi al.

- rusaknya sistem penggumpalan darah


- stroke hemoragik
- pertumbuhan janin terhambat atau bayi
meninggal dlm kandungan
Biokimia

Darah lengkap (Hb, leukosit, trombosit)


Elektrolit darah
Proteinuria
pH darah
Taksiran berat janin, multiple fetus
Fisik klinis

Lemas/fatique
Pusing
Sesak
Konjungtiva anemis
Mual, muntah
Anoreksia
Ekstremitas (odema)
Tanda vital (TD systole≥ 140 , diastole ≥90 mmHg
Keseimbangan cairan
Tujuan Diet
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah
normal
Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air
Menjaga agar penambahan BB tidak melebihi
normal
Mengurangi dan mencegah timbulnya faktor risiko
lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau
setelah melahirkan
Syarat DIET
Energi cukup, makanan diberikan berangsur.
Penambahan energi TM II dan III = 300 kkal
Keb protein TM II dan III + 25 g/hari dari keb
normal pra hamil. Post Sc prorein 1,3 -1,5 g/kg
BB/hari. Jika msih terdapat proteinuria, protein
diberikan 0,8 – 1,1 g/kg BB + protein hilang lewat
urine
Lemak ditambah 10 g/hari dari keb normal,
diutamakan lemak tidak jenuh
KH + 40 g/hari, bersumber dari KH kompleks
Zat gizi mikro : Ca 1500 mg/hari, vit D cukup,
dianjurkan suplementasi 1500 IU, asam folat cukup,
vit C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi dari
kecukupan. Natrium sesuai AKG
Cairan 35 -40 ml/kg BB. Pada oliguria, cairan
dibatasi (600 – 1000 ml/hari) atau sesuai kondisi
Serat 34 g/hari
Bentuk mkn disesuaikan kemampuan
Bahan mkn yg tidak dianjurkan

Alkohol, teh kental, kopi kental, minum bersoda,


makanan dg zat tambahan (pengawet, pewarna)
Cara memesan DIET

DIET PRE_ EKLAMSIA


ANEMIA

Adalah pengurangan jumlah sel darah merah


(hemoglobin), dan volume pada sel darah merah
(hematokrit) per 100 ml darah.
Anemia bukan suatu diagnosis melainkan
pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis,
yang diuraikan oleh anamnesa dan pemeriksaan fisik
yang teliti, serta didukung oleh pemeriksaan
laboratorium.
Manifestasi klinik tergantung pada

(1) kecepatan timbulnya anemia


(2) umur individu
(3) mekanisme kompensasinya
(4) tingkat aktivitasnya
(5) keadaan penyakit yang mendasari, dan
(6) parahnya anemia tersebut
Diagnosis (gejala atau tanda-tanda)
1. Kelelahan, lemah, pucat, dan kurang bergairah
2. Sakit kepala, dan mudah marah
3. Tidak mampu berkonsentrasi, dan rentan terhadap
infeksi
4. Pada anemia yang kronis menunjukkan bentuk
kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada
sudut mulut, lidah lunak dan sulit menelan.
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan Batasan Hemoglobin

Klasifikasi Anemia Batasan Hemoglobin


(WHO 2001)

Normal 12-14 g/dl

Ringan 11-11,9 g/dl

Sedang 8-10,9 g/dl

Berat 5-7,9 g/dl

Sangat berat < 5 g/dl


Anemia Defisiensi Fe (Besi)

Anemia defisiensi besi secara morfologis


diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom
disertai penurunan kuantitatif pada sintetis
hemoglobin.
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia
di dunia. Khususnya terjadi pada wanita usia subur,
sekunder karena kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama
hamil.
Penyebab lain defisiensi besi adalah:

(1)asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi


yang diberi makan susu belaka
sampai usia antara 12-24
bulan dan pada individu tertentu yang hanya
memakan sayur- sayuran saja;
(2)gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi
dan
(3)kehilangan darah yang menetap seperti pada
perdarahan saluran cerna yang lambat karena
polip, neoplasma, gastritis varises esophagus,
makan aspirin dan hemoroid.
Patofisiologi anemia defisiensi besi

Walaupun dalam diet rata-rata terdapat 10 - 20 mg


besi, hanya sampai 5% - 10% (1 - 2 mg) yang
sebenarnya sampai diabsorpsi.
Pada persediaan besi berkurang maka besi dari
diet tersebut diserap lebih banyak. Besi yang
dimakan diubah menjadi besi fero dalam lambung
dan duodenum;
penyerapan besi terjadi pada duodenum dan
jejunum proksimal.
Kemudian besi diangkut oleh transferin plasma ke
sumsum tulang untuk sintesis hemoglobin atau ke
tempat penyimpanan di jaringan
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi Anda, ada
baiknya mengikuti pola diet dengan melibatkan
makanan yang kaya zat besi dan menghindari
makanan yang bisa menghambat penyerapan zat
besi. Selain itu, kebutuhan zat besi juga berbeda
berdasarkan umur, jadi ada baiknya menerapkan
diet yang sesuai
Bagi bayi, dengan pilihan makanan yang masih
terbatas, ASI merupakan pilihan yang tepat. Bayi
tidak direkomendasikan untuk minum susu sapi.
Hal ini karena bayi bisa menyerap 50% dari ASI.
Sedangkan, susu sapi hanya akan diserap sebanyak
12%.

Remaja dan perempuan dewasa memerlukan 18mg


sehari. Tetapi, jumlah ini akan meningkat selama
masa kehamilan. Hal ini karena tubuh
memerlukan banyak darah untuk mendukung
fetus.
Untuk memenuhi kebutuhan besi tubuh, Anda bisa
mengkonsumsi makanan seperti daging, makanan dari unggas
seperti telur, kalkun & ayam, serta makanan laut seperti kerang
dan udang. Semua jenis makanan ini mengandung heme iron
(heme: bagian yang berwarna merah dan tidak termasuk
protein sebagai salah satu bagian penyusun hemoglobin). Jenis
zat besi ini paling mudah diserap oleh tubuh.

Bagi vegetarian, Anda bisa mendapatkan zat besi dari sereal


yang telah diperkaya dengan berbagai nutrisi, pasta, roti,
kacang polong, kedelai serta sayuran berdaun banyak seperti
bayam, asparagus, kentang, kacang-kacangan serta sirup.
Tetapi, sayuran dan buah merupakan sumber dari non-heme
iron (zat besi yang sulit diserap oleh tubuh).
Untuk mengintensifkan penyerapan zat besi, ada
baiknya menyertakan makanan yang bisa membantu
penyerapannya juga dalam diet Anda. Anda bisa
memilih buah yang kaya vitamin C. Jadi,
konsumsilah makanan yang kaya zat besi dengan
diikuti segelas jus lemon atau jus jeruk untuk
memperkuat penyerapan.
Pencegahan Anemia

Memastikan vitamin C yang cukup di dalam tubuh


melalui makanan, minuman, atau suplemen. Hal
ini agar tubuh dapat menyerap zat besi. Caranya
dengan melakukan diet seimbang.
Konsumsi suplemen kalsium karena dapat
memengaruhi cara tubuh menyerap zat besi.
Hindari mengonsumsi minuman berkafein.
Konsumsi vitamin C agar tubuh dapat menyerap
lebih banyak zat besi dari makanan

Anda mungkin juga menyukai