Anda di halaman 1dari 8

SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 34 TAHUN DENGAN MALARIA VIVAX:

LAPORAN KASUS

Annisa Maulidya *
* Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
** Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Karanganyar

Abstrak
Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan utama di 100 negara-negara tropis dan
subtropis di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.1 Kira-kira
50 juta kasus baru terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
peningkatan dan penyebaran kasus dengue ini sangat kompleks, yaitu pertumbuhan penduduk,
urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkontrol, tidak adanya kontrol terhadap nyamuk
yang efektif di daerah endemik, dan peningkatan sarana transportasi. Morbiditas dan mortalitas
infeksi dengue dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status imunologis pejamu,
kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, faktor keganasan virus, dan kondisi
geografis setempat. Laporan kasus ini menyajikan wanita 35 tahun dengan dengue hemorrhagic
fever dari hasil pemeriksaan penunjang.
Kata Kunci: Dengue Hemorrhagic Fever

PENDAHULUAN Renjatan itu disebabkan karena kebocoran


DBD diketahui disebabkan oleh plasma yang diduga karena proses
virus dengue. Virus dengue merupakan imunologi. Pada demam dengue hal ini
RNA virus dengan nukleokapsid tidak terjadi. Manifestasi klinis demam
ikosahedral dan dibungkus oleh lapisan dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap
kapsul lipid. Virus ini termasuk kedalam masuknya virus. Virus akan berkembang di
kelompok arbovirus B, famili Flaviviridae, dalam peredaran darah dan akan ditangkap
genus Flavivirus. Flavivirus merupakan oleh makrofag. Segera terjadi viremia
virus yang berbentuk sferis, berdiameter selama 2 hari sebelum timbul gejala dan
45-60 nm, mempunyai RNA positif sense berakhir setelah lima hari gejala panas
yang terselubung, bersifat termolabil, mulai. Makrofag akan segera bereaksi
sensitif terhadap inaktivasi oleh dietil eter dengan menangkap virus dan
dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu memprosesnya sehingga makrofag menjadi
70oC4,7. Virus dengue mempunyai 4 APC (Antigen Presenting Cell). Antigen
serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, yang menempel di makrofag ini akan
DEN 4.3 mengaktifasi sel T-Helper dan menarik
Manifestasi klinis dengue selain makrofag lain untuk memfagosit lebih
dipengaruhi oleh virus dengue itu sendiri, banyak virus. T-helper akan mengaktifasi
terdapat 2 faktor lain yang berperan yaitu sel T-sitotoksik yang akan melisis
faktor host dan vektor perantara. Virus makrofag yang sudah memfagosit virus.
dengue dikatakan menyerang manusia dan Juga mengaktifkan sel B yang akan
primata yang lebih rendah. Penelitian di melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang
Afrika menyebutkan bahwa monyet dapat telah dikenali yaitu antibodi netralisasi,
terinfeksi virus ini. antibodi hemagglutinasi, antibodi fiksasi
Walaupun demam dengue (DD) komplemen.
dan demam berdarah dengue(DBD)
disebabkan oleh virus yang sama, tapi
mekanisme patofisiologisnya yang berbeda
yang menyebabkan perbedaan klinis.
Perbedaan yang utama adalah
hemokonsentrasi yang khas pada DBD
yang bisa mengarah pada kondisi renjatan.

46 | ISSN: 2721-2882
LAPORAN KASUS Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemas Pasien datang dengan keluhan lemas
sejak 2 hari SMRS. Dirasakan lemas setiap sejak 2 hari SMRS. Dirasakan lemas
saat dan disertai mual dan perut tidak enak. setiap saat dan disertai mual dan perut
Pasien juga mengeluhkan adanya demam tidak enak. Pasien juga mengeluhkan
sudah 1 hari, dan pasien belum pernah adanya demam sudah 1 hari, dan pasien
mengkonsumsi obat untuk mengurangi belum pernah mengkonsumsi obat
keluhannya. Pasien juga mengeluhkan untuk mengurangi keluhannya. Pasien
adanya pusing (nggliyeng) yang bersifat juga mengeluhkan adanya pusing
hilang timbul. (nggliyeng) yang bersifat hilang timbul.
Pasien mengeluhkan bahwa nafsu Pasien mengeluhkan bahwa nafsu
makannya berkurang karena perutnya makannya berkurang karena perutnya
terasa mual, pada saat ini pasien terasa mual, pada saat ini pasien
mengatakan bahwa dirinya semakin merasa mengatakan bahwa dirinya semakin
lemas, namun demamnya sudah menurun. merasa lemas, namun demamnya sudah
Selain itu pasien juga mengeluhkan menurun.
adanya mual (+), muntah (+) 1 kali berisi b. Riwayat penyakit dahulu :
cairan, dan nyeri ulu hati (+) sejak 2 hari 1) Riwayat gejala serupa:
SMRS. Nafsu makan pasien menurun. Disangkal
Pasien tidak ada keluhan perdarahan seperti 2) Riwayat alergi : Disangkal
mimisan, buang air besar hitam, gusi 3) Riwayat diabetes mellitus :
Disangkal
berdarah.
4) Riwayat penyakit paru kronis :
Saat ini pasien mengeluh demam (+), Disangkal
sesak (-), batuk (+), pusing (+), nyeri perut 5) Riwayat penyakit jantung :
(+), mual (+), muntah (+). BAK tak ada Disangkal
keluhan. BAB mencret 2 kali/hari dan 6) Riwayat hipertensi : Disangkal
konsistensi cair. 7) Riwayat penyakit hati :
Pada pemeriksaan didapatkan kondisi Disangkal
8) Riwayat penyakit ginjal :
umum sedang, compos mentis, tekanan Disangkal
darah 100/70 mmHg, nadi 75x/menit, 9) Riwayat asma: Disangkal
respiratory rate 20x/menit dengan SpO2 10) Riwayat mondok di RS :
99%, suhu 38,5oC. Hasil pemeriksaan Disangkal
laboratorium didapatkan hasil dalam batas c. Riwayat kebiasaan
normal. 1) Riwayat merokok: Disangkal
Riwayat minum alcohol :
PEMBAHASAN
Disangkal
1. IDENTITAS PASIEN 2) Riwayat konsumsi obat
Nama : Ny ET penenang: Disangkal
Jenis Kelamin : Perempuan 3) Riwayat konsumsi narkotika :
Usia : 35 tahun Disangkal
Diagnosis : DHF d. Riwayat Keluarga
1) Riwayat asma : Disangkal
2. ANAMNESIS 2) Riwayat diabetes mellitus :
Dilakukan anamnesis dan Disangkal
pemeriksaan fisik di bangsal cempaka 3) Riwayat penyakit paru kronis :
Disangkal
a. Keluhan utama
4) Riwayat penyakit jantung :
Lemas Disangkal

47 | ISSN: 2721-2882
5) Riwayat hipertensi : Disangkal a. Inspeksi : iktus cordis
6) Riwayat penyakit hati : tidak tampak
Disangkal b. Palpasi : iktus kordis
7) Riwayat penyakit ginjal : teraba di SIC V linea
Disangkal midklavikula sinistra
8) Riwayat asma: Disangkal c. Perkusi : redup
d. Auskultasi : BJ I-II reguler,
e. Riwayat Kebiasaan/Pola Hidup murmur (-) , gallop (-)
1) Riwayat diet: Pasien makan Abdomen :
1. Inspeksi :datar, distended
dan minum tidak pilih-pilih, (-)
makan dan minum apa saja 2. Auskultasi :bising usus
normal
yang disediakan. 3. Perkusi :timpani
2) Riwayat berolahraga : Pasien 4. Palpasi :nyeri tekan
regio hipokondriaca dextra dan
jarang berolahrga. epigastrium, massa (-)
Ekstremitas :
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis (Saat Masuk Akral dingin
Rumah Sakit)
- -
1) Keadaan Umum: Lemas
2) Kesadaran: Compos mentis - -
(GCS: E4V5M6)
Oedema
3) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4) Nadi : 126 kali/menit - -
5) Respirasi : 20 kali/menit
- -
6) Suhu : 39,8 oC
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : normocephal,
simetris, deformitas (-) 1. Pemeriksaan Penunjang
2) Mata : konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, pupil bulat,  Darah Rutin dan Kimia
isokor Darah
3) THT : deformitas telinga(-),
deviasi hidung (-), deformitas Pemeriksaan 6-9-19 Rujukan
palatum (-) Hb
4) Mulut : bibir tidak sianosis 11,4 11,6-16,3
5) Leher : deformitas (-), HCT 35,7 40-52
pembesaran KGB (-)
6) Kulit : anemis (-), sianosis (- Leukosit 5,17 4,4-11,3
)
Thorax : Eritrosit 3,98 4.5-5.9
1. Pulmo :
Trombosit 165 139-335
a. Inspeksi : gerak dada
simetris, retraksi (-/-) MCV
b. Palpasi : fremitus kanan 89,7 82.0-92.0
= kiri MCH 28,7 28.0-33.0
c. Perkusi : sonor di
seluruh lapangan paru MCHC 32 32.0-37.0
d. Auskultasi : ronkhi (-/-),
Netrofil 88,3 50.0-70.0
wheezing (-/-)
2. Jantung :

48 | ISSN: 2721-2882
Limfosit 4,9 25.00-40.00 Cor : BJ I-II
intesitas reguler,
Monosit 6,1 3.0-9.0 bising (-)
Abdomen :
Nyeri tekan (-)
4. DIAGNOSIS
- Suspek DHF Extremitas :
5. TERAPI Edema (-)
a. Farmakologi A:
- Infus RL 30tpm Susp DHF
- Injeksi Ondansentron / extra
- Injeksi Santagesik / 8 jam Tanggal : 7 September 2019

6. FOLLOW UP S : P:
mual,muntah,pusi
ng -Inf RL 20tpm
Tanggal : 6 September 2019 - inj
O: ondansentron/8j
S : batuk,pilek P:
- inj santagesik/8j
KU : Cukup - sucralfat syr 3x
O: -Inf RL 20tpm
- inj C1
Kes: CM
KU : Cukup ondansentron/8j - inj
- inj santagesik/8j TD : 110/80 omeprazole/12j
Kes: CM - alprazolam 0-0-
- inj ranitidin/12j
- sucralfat syr 3x HR : 85x/m 1
TD : 110/70
C1
RR : 20x/m
HR : 110x/m
S : 36.7o
RR : 20x/m
AT : 43.000
S : 39.2o
Kepala :
Kepala :
Normocephal
Normocephal
Conjungtiva
Conjungtiva
Anemis (-/-)
Anemis (-/-)
Sklera Ikterik
Sklera Ikterik
(-/-)
(-/-)
Leher :
Leher :
Pembesaran
Pembesaran
KGB (-)
KGB (-)
Thorax :
Thorax :
Pulmo : SDV
Pulmo : SDV
(+/+), Wh (-/-),
(+/+), Wh (-/-),
Rh (-/-)
Rh (-/-)

49 | ISSN: 2721-2882
Cor : BJ I-II Nyeri tekan (-)
intesitas reguler,
bising (-) Extremitas :
Edema (-)
Abdomen : A:
Nyeri tekan (-) DHF
Extremitas : Tanggal : 9 September 2019
Edema (-)
A: S : nyeri P:
Susp DHF perut,mimisan
-Inf RL 20tpm
Tanggal : 8 September 2019 O: - inj
ondansentron/8j
S : mual,muntah P: KU : Cukup - inj santagesik/8j
- sucralfat syr 3x
O: -Inf RL 20tpm Kes: CM
C1
- inj - alprazolam 0-0-
KU : Cukup TD : 100/80
ondansentron/8j 1
- inj santagesik/8j HR : 83x/m - codein 3x1
Kes: CM
- sucralfat syr 3x - Inj Mp 2x62,5
TD : 120/80 C1 RR : 20x/m
- inj
HR : 82x/m omeprazole/12j S : 36.1o
- alprazolam 0-0- AT : 32.000
RR : 20x/m 1
S : 36.1o Kepala :

AT : 41.000 Normocephal

Kepala : Conjungtiva
Anemis (-/-)
Normocephal
Sklera Ikterik
Conjungtiva
Anemis (-/-) (-/-)

Sklera Ikterik Leher :

(-/-) Pembesaran
KGB (-)
Leher :
Thorax :
Pembesaran
KGB (-) Pulmo : SDV
(+/+), Wh (-/-),
Thorax : Rh (-/-)
Pulmo : SDV Cor : BJ I-II
(+/+), Wh (-/-), intesitas reguler,
Rh (-/-) bising (-)
Cor : BJ I-II Abdomen :
intesitas reguler, Nyeri tekan (-)
bising (-)
Extremitas :
Abdomen : Edema (-)

50 | ISSN: 2721-2882
A: A:
DHF DHF

Tanggal : 10 September 2019 Tanggal : 11 September 2019

S : nyeri P: S : perut P:
perut,lemas,susah mbesesek
makan dan minum -Inf RL -Inf RL 20tpm
karena mual,20tpm+drip O: - inj santagesik/8j
susah BAB granisentron/12j
- inj KU : sedang
O: ondansentron/8j
Kes: CM
- inj santagesik/8j
KU : lemah - inj omz/12j TD : 140/80
- sucralfat syr 3x
Kes: CM
C1 HR : 57x/m
TD : 120/80 - alprazolam 0-0-
1 RR : 19x/m
HR : 72x/m - codein 3x1 S : 36.7o
- Inj Mp 2x62,5
RR : 17x/m
AT : 107.000
o
S : 36.7
Kepala :
AT : 43.000
Normocephal
Kepala :
Conjungtiva
Normocephal Anemis (-/-)

Conjungtiva Sklera Ikterik


Anemis (-/-)
(-/-)
Sklera Ikterik
Leher :
(-/-)
Pembesaran
Leher : KGB (-)

Pembesaran Thorax :
KGB (-) Pulmo : SDV
Thorax : (+/+), Wh (-/-),
Rh (-/-)
Pulmo : SDV
(+/+), Wh (-/-), Cor : BJ I-II
Rh (-/-) intesitas reguler,
bising (-)
Cor : BJ I-II
intesitas reguler, Abdomen :
bising (-) Nyeri tekan (-)

Abdomen : Extremitas :
Nyeri tekan (-) Edema (-)
A:
Extremitas : DHF
Edema (-) Tanggal : 12 September 2019

51 | ISSN: 2721-2882
S : tidak ada P: 7. EDUKASI
keluhan a. Menjelaskan kepada pasien dan
-Inf RL 20tpm keluarga mengenai penyakitnya,
O: - inj santagesik/8j factor resiko serta komplikasinya
KU : sedang b. Menyarankan agar tetap control
teratur kerumah sakit
Kes: CM c. Memotivasi keluarga untuk
TD : 140/80 memberikan suasana yang aman
bagi penderita
HR : 64x/m
8. PROGNOSIS
RR : 18x/m Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
S : 36.4o
Ad fungsionam : dubia ad bonam
AT : 156.000
KESIMPULAN
Kepala :
Penyakit Demam Berdarah Dengue
Normocephal
(DBD) merupakan penyakit infeksi yang
Conjungtiva disebabkan oleh virus dangue dan
Anemis (-/-) ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit
Sklera Ikterik
menular yang disebabkan oleh virus
(-/-) Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti dan dapat juga ditularkan oleh
Leher :
Aedes albopictus, yang ditandai dengan :
Pembesaran Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang
KGB (-) jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-
Thorax : 7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji
Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah
Pulmo : SDV trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi
(+/+), Wh (-/-), (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai
Rh (-/-)
dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes
Cor : BJ I-II RI, 2005)
intesitas reguler, Penyakit DBD adalah penyakit
bising (-) menular yang sering menimbulkan wabah
Abdomen : dan menyebabkan kematian pada banyak
Nyeri tekan (-) orang penyakit ini di sebabkan oleh virus
dengue dan di tularkan oleh nyamuk aedes
Extremitas : aegypti. Nyamuk ini tersebar luas di rumah-
Edema (-)
rumah, sekolah dan tempat-tempat umum
A:
DHF lainnya seperti tempat ibadah, restoran,
kantor, balai desa dan lain-lain sehingga
setiap keluarga dan masyarakat
mengandung risiko untuk ketularan
penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD
belum ada, dan vaksin untuk
pencegahannya juga belum ada, sehingga

52 | ISSN: 2721-2882
satusatunya cara untuk memberantas koagulopati, terutama sebagai akibat
penyakit ini adalah dengan memberantas koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
nyamuk aedes aegypti. (Depkes RI, 1996). dan peningkatan fibrinolisis. Secara klinis,
Penyebab perdarahan pada pasien vaskulopati bermanifestasi sebagai petekie,
demam berdarah adalah vaskulopati, uji bendung positif, perembesan plasma,
trombositopenia gangguan fungsi trombosit dan elektrolit serta protein ke dalam rongga
serta koagulasi intravasculer yang ekstravaskuler. Penyebab utama dari
menyeluruh. Jenis perdarahan terbanyak vaskulopati adalah dikeluarkannya zat
adalah perdarahan bawah kulit seperti anafilotoksin C3a dan C5a (Nasiruddin,
petekie, purpura, ekimosis dan perdarahan. 2006).
Petekie merupakan tanda perdarahan yang
sering ditemukan. Muncul pada hari DAFTAR PUSTAKA
pertama demam tetapi dapat pula dijumpai
pada hari ke 3,4,5 demam. Perdarahan lain Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep
yaitu, epitaxis, perdarahan gusi, melena dan Klinis Dasar-Dasar Penyakit EGC.
hematemesis. 17 Trombositopenia pada Jakarta 2006.
penderita DBD diduga terjadi akibat Sudoyo W. Aru, Setyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiasi S. Perhimpunan
peningkatan destruksi trombosit oleh
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
sistem retikuloendotelial, agregasi Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit
trombosit akibat endotel vaskuler yang Dalam Jilid 1Edisi IV. EGC. Jakarta.
rusak serta penurunan produksi trombosit 2009.
oleh sumsum tulang (Soegijanto,1999). Isselbacher, KJ, Braunwald E, Martin JB,
Perdarahan pada DBD disebabkan Fauci AS, Kasper DL. Harrison:Prinsip
– Harrison. Prinsip – Prinsip Ilmu
oleh tiga kelainan hemostasis utama, yaitu
Penyakit Dalam. Editor
vaskulopati, kelainan trombosit, dan BahasaIndonesia: Prof. Dr. H. Ahmad
penurunan kadar faktor pembekuan. Pada H. Asdie. Edisi 13. EGC. Jakarta. 2009.
fase awal demam, perdarahan disebabkan
oleh vaskulopati dan trombositopenia,
sedangkan pada fase syok dan syok lama,
perdarahan disebabkan oleh
trombositopenia, kemudian diikuti oleh

53 | ISSN: 2721-2882

Anda mungkin juga menyukai