Oleh : Kelompok 7 Pembimbing : dr. Handi Priambodo, Sp.P DEFINISI
Asma merupakan penyakit heterogen yang ditandai oleh
inflamasi kronis saluran napas dengan gambaran riwayat gejala pernapasan seperti wheezing, napas pendek, dada sesak, dan batuk yang muncul bervariasi dalam bentuk kejadian, frekuensi serta intensitas. Status asmatikus adalah kegawatan medis dimana gejala asma tidak membaik pada pemberian bronkodilator inisial di unit gawat darurat ataupun dengan obat-obatan yang konvensional. PENCETUS SERANGAN ASMA 1. Perubahan Cuaca 2. Infeksi Saluran Pernapasan Atas 3. Paparan Alergen ( Makanan / Bahan Hirup ) 4. Stress: • Keletihan Fisik • Psikis Serangan akut biasanya timbul akibat pajanan dengan pencetus, sedangkan serangan perburukan yang bertahap mencerminkan gagalnya tata laksana asma jangka panjang GAMBARAN KLINIS
• Penderita tampak sakit berat dan sianosis.
• Sesak nafas, bicara terputus-putus. • Banyak berkeringat, bila kulit kering menunjukkan kegawatan sebab penderita sudah jatuh dalam dehidrasi berat. • Pada keadaan awal kesadaran penderita mungkin masih cukup baik, tetapi lambat laun dapat memburuk yang diawali dengan rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke dalam koma. GAMBARAN KLINIS
POSISI DUDUK KHAS
PADA SAAT SERANGAN SESAK NAPAS KEDUA BAHU DIFIKSIR DENGAN MENOPANG KEDUA TANGAN ATAU MENCARI PEGANGAN TEPI TEMPAT TIDUR / KURSI ATAU MEJA TATALAKSANA (NON FARMAKOLOGI) • Penghentian kebiasaan merokok dan paparan alergen • Penghindaran paparan alergen kerja • Penghindaran obat-obatan yang dapat memicu asma • Penghindaran alergen dalam ruangan • Diet sehat dan Penurunan Berat badan • Kontrol stress emosional • Penghindaran alergen dan polutan di luar ruangan • Penghindaran makanan alergen dan makanan berkimiawi TATALAKSANA FARMAKOLOGI
• Beri segera O2, kecepatan aliran 2 – 4 l / menit
• bronkodilator 1.adrenergik : adrenalin larutan 0.oo1 0.1 ml - 0.3 ml, diulangi setiap 15’ sampai 3 x, salbutamol 2 mg / ditto larutan nebulizer 2mg • aminofilin, dosis awal ( loading dose ) 5 mg / kg bb intravena perlahan-lahan, setengahnya diberikan iv dalam waktu 4 jam pertama, sisanya diberikan dalam drip larutan rl dalam 6 – 8 jam pertama. dosis pemeliharaan ( maintenance dose ) 20 mg / kg bb / 24 jam, drip dalam larutan rl, tidak boleh melebihi 1500 mg / 24 jam. monitor tensi / nadi keluhan efek samping. • kortikosteroid hidrokortison:loading dose 200-300 mg, maintenace dose 4mg / kg bb /6 jam iv , sampai sesak berkurang, ganti oral: deksametason 3 x 0.5 mg, apabila > 3 hari,tappering off. Observasi • penderita diobservasi dan dipantau selama 2 jam • apabila sesak jauh berkurang / ringan, dapat dipulangkan • apabila tidak berkurang, masuk rumah sakit • pertimbangkan tambahan antibiotika apabila ada tanda tanda infeksi : makrolid: erythromisin 3 x 500 mg, tetrasiklin 3 x 500 mg, terramycin 100-200 / 8jam iv atau im, kelompok sefalosporin • waspadai kalau ada dehidrasi, tambahkan cairan apabila ada defisit cairan ( hitung defisit dengan bj plasma cara tetes lauratan cuso4 ): beri larutan RL • pantau kalau ada keluhan mual / muntah / kejang / berdebar debar: efek samping intoksikasi ) aminofilin • Dapat juga penderita mengeluh sulit tidur WASPADAI wheezing melemah / hilang ada 2 kemungknan: - membaik - memburuk: “ silent chest “ Penggunaan alat bantu napas ( respirator ) keadaan memburuk jika : - Kesadaran menurun - silent chest ( penderita lelah) - terdapat tanda tanda asidosis respiratorik ( PaCO2 meningkat ) TERIMAKASIH