Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan

dengan Pneumonia

Sumedi, SKep.,Ns.,MKep.,SpKepMB.,Ph.D.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Definisi
• Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana
terdapat konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga
alveoli oleh eksudat. (Djojodibroto, 2017).
• Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur.
• Pneumonia adalah peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul,
2021)
Berdasarkan klinis dan faktor
epidemiologi (Zul Dahlan, 2021)
Pneumonia komunitas
Pneumonia nosokomial
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada gangguan
imunocompromize
Berdasarkan bakteri penyebab
Pneumonia atipikal, disebabkan
Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
Pneumonia virus
Pneumonia jamur sering merupakan
infeksi sekunder. Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)
Berdasarkan predileksi infeksi
Pneumonia lobaris.
 Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang
tua.
 Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen
kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi
bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau
proses keganasan
Bronkopneumonia.
 Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru.
 Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus.
 Sering pada bayi dan orang tua.
 Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
Pneumonia interstisial
Penyebab
Bakteri:
 staphylococcus, streptococcus, aeruginosa,
aureus, legionella, bemopbilus influenza
Virus :
 virus influenza, adenovirus
Mycoplasma pneumonia
Jamur :
 candida albicans
Pneumonia
Community (CAP)
Definisi
Community Acquired Pneunomia (CAP) sebagai
penyakit pernafasan umum dan bisa
berkembang menjadi pneumonia adalah
pneumonia yang didapat di masyarakat.
Pneumonia komuniti ini merupakan masalah
kesehatan yang menyebabkan angka kematian
tinggi di dunia.
Pneumonia Streptococal merupakan organisme
penyebab umum.
Tipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan
anak-anak atau kalangan orang tua.
Etiologi
Menurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti
banyak disebabkan bakteri Gram positif dan dapat pula
bakteri atipik serta berupa Gram negatif. hasil
pemeriksaan sputum sebagai berikut :
 Klebsiella pneumoniae
 Streptococcus pneumoniae
 Streptococcus viridans
 Staphylococcus aureus
 Pseudomonas aeruginosa
 Steptococcus hemolyticus
 Enterobacter
 Pseudomonas
Bacteria Streptococcus
Tanda dan Gejala
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak / purulen
Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat
demam
Pemeriksaan fisis :
 suara napas bronkial dan ronchi
Leukosit > 10.000 atau < 4500 Ribu mm3
Faktor Resiko
Peminum alkohol
Perokok
Penderita diabetes
Penderita gagal jantung
Penderita penyakit paru obstruktif menahun
(PPOM)
Gangguan system kekebalan karena obat
tertentu (penderita kanker, penerima orang
cangkokan)
Gangguan system kekebalan karena penyakit
(penderita AIDS)
Diagnosis
 Foto Thorak infiltrat baru atau infiltrat progresif
ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah
ini
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak / purulen
Suhu tubuh > 38 ºC (aksila) / riwayat demam
Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronchi
Leukosit > 10.000 atau < 4500 Ribu mm3
Derajat skor risiko menurut PORT (Pneumonia
Patient Outcome Reseach Team)
Derajat skor risiko menurut PORT
(Pneumonia Patient Outcome Reseach Team)
Risiko Kelas Risiko Total Skor Perawatan

Rendah I Tidak di Rawat Jalan


prediksi
II ≤ 70 Rawat jalan
III 71 – 90 Rawat Inap/ Jalan

Sedang IV 91 – 130 Rawat Inap

Berat V Rawat Inap


Kriteria Rawat Inap (PDPI)
Skor PORT lebih dari 70
Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu
dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah
ini.
 Frekuensi napas > 30/menit

 Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg

 Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral

 Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus

 Tekanan sistolik < 90 mmHg

 Tekanan diastolik < 60 mmHg

Pneumonia pada pengguna NAPZA


PNEUMONIA
COMPLICATIONS
 lung abscess
 empyema; pleural effusion ;
 bacteremia; metastatic infection
Pathogen Causing Community Acquired
Pneumonia
Inhalation : - Pneumocystic carinii
- Mycoplasma pneumoniae
- Legionella pneumophila
- Yersinia pestis
- Viral : - Respiratory syncitial virus
- Influenzae
- Para Influenzae
- Adenovirus
Aspiration : - Streptococcus pneumoniae
- Haemophilus influenzae
- Moraxella catarrhalis
- Staphyllococcus Aureus
Hematogen : - Staphyllococcus Aureus
Pathogen causing Nosocomial Pneumonia

% of cases Etiologi

60 Gram negative rods


Klebsiella pneumonia
Escherichia coli
Serratia maercecsens
Enterobacter
Pseudomonas aeroginosa

17 Staphylococcus aureus
6 Streptococcus pneumoniae
5 Anaerobic bacteria
5-10 Viral (RSU, Influenzae, para
influezae, ect
Risk Factor far Community Aquired
Pneumonia
 Advanced age (>70 years)  Viral infection
 Cigarette smoking  Debilitating disease
 Smoke from coaking and  Myeloma, lymphoma, HIV
heating infection
 Zinc deficiency  Imunodeficiency
 Consumtion of ethanol  Chronic Pulmonary disease
 Chronic liver and kidney
 Institutionalization disease
 Dementia  Congestive heart failure
 Seizures  Asplenia
 Malnutrition  Sickle cell disease
 Crowding
Risk Factor for Hospital Aquired
Pneumonia
Imunodeficiency
Advanced age
Sever underlying disease
Intubation
Respiratory equipment
Nasogasrtic tube
Surgery
Previouse use of antibiotic
ALGORITMA PENEGAKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA
PNEUMONIA
SESAK NAPAS
Validasi data tambahan

Sekret? Bersihan Jalan Napas


Batuk tidak efektif
A Sekret? Ya
Tidak Efektif
Validasi data tambahan

Gangguan pCO2 ↑, PO2 ↓, pH


Ronkhi?
B
Ya abnormal
Pertukaran Gas
Validasi data tambahan
Hipoksemia,hipoksia,
Hipotensi Hipoxemia Ya Risiko Syok sepsis, SIRS

C Validasi data tambahan

Kelemahan/keletihan
Kelemahan/keletihan Gangguan Ventilasi Volume tidal
D otot napas? Ya
Spontan menurun
Diadaptasi dari:
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
Diagnosis Keperawatan Pneumonia

Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif


• b/d hipersekresi jalan napas, proses infeksi

Gangguan Pertukaran Gas


• b/d perubahan membran alveolus-kapiler

Ansietas
• b/d krisis situasional, ancaman terhadap kematian

Sumber:
SDKI (2016), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014)
Diagnosis Keperawatan ( lanjutan )

Gangguan Ventilasi Spontan


• b/d gangguan metabolisme, kelemahan/keletihan otot pernapasan

Risiko Syok
• b/d hipoksia, sepsis, sindrom respons inflamasi sistemik

Gangguan Sirkulasi Spontan


• b/d penurunan fungsi ventrikel

Sumber:
SDKI (2016), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014)
Luaran Keperawatan Pneumonia
Bersihan Dalam 24 jam, Bersihan Jalan Napas Meningkat
Jalan Napas dengan kriteria:
Batuk efektif meningkat, sputum menurun, wheezing
Tidak Efektif menurun.

Gangguan Dalam 2 – 4 jam, Pertukaran Gas Meningkat dengan kriteria:

Pertukaran RR 12-20 kali/menit, SpO2 ≥90%, PaO2 >80 mmHg, PaCO2 35-45
Gas mmHg, pH 7.35-7.45, ronkhi menurun.

Dalam 24 jam, Tingkat Ansietas Menurun dengan kriteria:


Ansietas Perasaan bingung menurun, perasaan kuatir
Menurun, gelisah menurun, tegang menurun

Sumber: SLKI (2018), Baird .(2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020)
Luaran Keperawatan Pneumonia (Lanjutan)

Dalam 24 – 48 jam, Ventilasi Spontan Meningkat dengan


Gangguan
kriteria:
Ventilasi
Volum tidal meningkat, dispnea menurun, PaO 2 >80 mmHg,
Spontan
PaCO2 35-45 mmHg, gelisah menurun

Dalam 8 jam, Tingkat Syok Menurun dengan kriteria:


Output urine >0,5 mL/kg/jam, akral hangat, pucat
Risiko Syok
menurun, TDS >90 mmHg, MAP ≥65 mmHg, CVP 2-12
mmHg (+3 jika terpasang ventilasi tekanan positif)

Gangguan Dalam 30 menit, Sirkulasi Spontan Meningkat dengan kriteria:


Sirkulasi Tingkat kesadaran meningkat, HR 60-100 x/menit, TDS >90
Spontan mmHg, ETCO2 35-45 mmHg, EKG normal

Sumber: SLKI (2018), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI
(2020)
NO DIAGNOSA SLI SIKI

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d inflamasi dan  Respiratory status : Airway suction
obstruksi jalan nafas Ventilation • Pastikan kebutuhan oral /
 Respiratory status : Airway tracheal suctioning
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan patency • Auskultasi suara nafas
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk sebelum dan sesudah
mempertahankan kebersihan jalan nafas. Kriteria Hasil : suctioning.
Batasan Karakteristik : • Mendemonstrasikan batuk • Informasikan pada klien
• Dispneu, Penurunan suara nafas efektif dan suara nafas dan keluarga tentang
• Orthopneu yang bersih, tidak ada suctioning
• Cyanosis sianosis dan dyspneu • Minta klien nafas dalam
• Kelainan suara nafas (rales, wheezing) (mampu bernafas dengan sebelum suction dilakukan.
• Kesulitan berbicara mudah, tidak ada pursed • Berikan O2 dengan
• Batuk, tidak efekotif atau tidak ada lips) menggunakan nasal untuk
• Mata melebar • Menunjukkan jalan nafas memfasilitasi suksion
• Produksi sputum yang paten (klien tidak nasotrakeal
• Gelisah merasa tercekik, irama • Gunakan alat yang steril
• Perubahan frekuensi dan irama nafas nafas, frekuensi sitiap melakukan tindakan
pernafasan dalam rentang • Anjurkan pasien untuk
Faktor-faktor yang berhubungan: normal, tidak ada suara istirahat dan napas dalam
• Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, nafas abnormal) setelah kateter dikeluarkan
perokok pasif-POK, infeksi • Mampu dari nasotrakeal
• Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia mengidentifikasikan dan • Monitor status oksigen
dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma. mencegah factor yang pasien
• Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi dapat menghambat jalan • Ajarkan keluarga
tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas nafas bagaimana cara
buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di melakukan suksion
alveolus, adanya benda asing di jalan nafas • Hentikan suksion dan
berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.
NO DIAGNOSA SLI SIKI
1 Airway Management
• Buka jalan nafas,
guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila perlu
• Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
• Identifikasi pasien
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
• Pasang mayo bila perlu
• Lakukan fisioterapi dada
k/p
• Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
• Auskultasi suara nafas,
• Lakukan suction pada
mayo
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator
• Atur intake cairan
• Monitor respirasi dan
status O2
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai