Anda di halaman 1dari 58

KEBUTUHAN OKSIGEN

PASIEN COVID-19
DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN

SITI NURLAELAH
PENDAHULUAN
 Pandemi Covid: Fluktuasi morbiditas
mortalitas pada kasus Covid
 Kepatuhan pd protokol kesehatan
 Mutagen virus: bbrpa variant
 Komorbid, Vaksinasi, KIPI
 Informasi yg meresahkan

Ketakutan, kegelisahan terutama pd


kelompok berisiko sehingga lebih
Stresor bagi rentan terinfeksi dan risiko tjdnya
masyarakat yang penambahan kasus kesakitan kategori
berdampak secara berat yg berisiko gagal napas dan
fisik, psikologis
More.. dan kematian (25% yg failure)
sosial dan ekonomi
Lingkup Bahasan
Respirasi
01 dan Konsep Terapi Oksigen

Masalah Oksigenasi
pasien Covid-19
02
03 Asuhan pasien Covid-19 dengan
Masalah Oksigenasi

Manajemen Oksigenasi
pasien Covid-19 04
Respirasi
dan Konsep Terapi Oksigen
FISIOLOGI RESPIRASI…
Proses pengambilan oksigen dari udara atmosfir,
masuk melalui organ-organ saluran pernapasan
berakhir di paru dan mengeluarkan karbon dioksida
ke udara atmosfir

Proses inspirasi memasukkan oksigen ke paru


Proses ekspirasi mengeluarkan karbon dioksida dari
paru ke udara
PROSES Ventilasi Penapasan
PERNAPASA Proses inspirasi dan ekspirasi melalui saluran napas dengan
N melibatkan otot pernapasan, parubahan kapasitas paru dan
diafragma
Pernapasan Eksternal
Proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer
Transportasi Gas
Proses sirkulasi gas dalam darah dengan melibatkan
jantung, pembuluh darah dan sel darah merah
Pernapasan Internal
Proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan
(pernapasan seluler), berlangsunng di seluruh system tubuh
TERAPI OKSIGEN

⚫ Definisi: Pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih


besar daripada udara ruang (room air) untuk mencegah
hipoksemia

⚫ Tujuan
⚫ Meningkatkan O2 dalam darah arteri, kmd dihantarkan ke
jaringan (sirkulasi) untuk memfasilitasi metabolisme aerobik
⚫ Mempertahankan PaO2 >60 mmHg atau SaO2 >90%
⚫ Mencegah hipoksia sel dan jaringan
⚫ Menurunkan kerja sistem napas
⚫ Menurunkan kerja sel dan otot jantung
KONSEP TERAPI OKSIGEN
⚫ Indikasi
⚫ Seseorang dengan penurunan kesadaran/tidak sadar
⚫ Hipovolemia
⚫ Perdarahan
⚫ Anemia berat
⚫ Keracunan gas karbon/ CO2
⚫ Asidosis/ sepsis

⚫ Rumus pemberian oksigen : MV = VTxRR

MV: Minute Volume


VT : Volume Tidal, 6-8ml/kg bb
RR : Respiration Rate
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
⚫ Sistem aliran rendah (Low flow system)
⚫ Nasal catheter: flow 1-6 lpm, fiO2 24% – 44%
⚫ Nasal canule : flow 1-6 lpm, fiO2 24% – 44%
⚫ Simle mask : flow 5-8 lpm, fiO2 40% – 60%
⚫ Rebreathing mask: flow 8-12 lpm, fiO2 60% - 80%
⚫ Non rebrathing mask: flow 8-12 lpm, maks 15 lpm, fiO2 dapat
mencapai 99%

⚫ Sisten aliran tinggi (High flow sistem)


⚫ Ventury mask : flow 4-14 lpm, fiO2 30% - 55%
⚫ High flow nasal canule : 25-60 lpm, dapat mencapai 100%

⚫ Mecanic Ventilation : Non invasive ventilation dan invasive


ventilation
METODE PEMBERIAN OKSIGEN
DEVICE FLOW RATE (Lpm) FiO2
Nasal Canule 1-2 0.21-0.24
2 0.25-0.28
3 0.29-0.32
4 0.33-0.36
5 0.37-0.40
6 0.41-0.44
Simple Mask 5-6 0.30-0.45
7-8 0.40-0.60
Non Reabreathing Mask 6 0.60
7 0.7
8 0.8
9 0.9
10-15 0.95-1.00
METODE MANA YANG AKAN DIPILIH
DAN DIGUNAKAN

⚫ Bagaimana hasil pemeriksaan fisik: kondisi pasien (haemodinamik


dan saturasi oksigen perifer)

⚫ Bagaimana hasil blood gas analysis (PH, PaO2, PaCO2, HCO3,


SaO2)
⚫ Bagaimana hasil penilaian P/F ratio (ARDS ringan, sedang, berat
atau gagal napas), minute volume yang dibutuhkan dan Rox Index

⚫ Bagaimana penilaian secara umum

⚫ Bagaimana respon pasien, dinilai setiap 1-2 jam


ISTILAH
MASALAH OKSIGENASI

⚫ Hipoksemia: menurunnya tekanan oksigen dalam darah


⚫ Hipoksia: kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh akibat penurunan
oksigen baik dari jumlah maupun konsentrasi molekulernya.
⚫ Hipoksia hipoksik/hipobarik; kadar oksigen dalam pembuluh arteri
turun (tenggelam, kebakaran, ketinggian, peny. Paru, sleep apnea)
⚫ Hipoksia stagnan atau hipoperfusi;terjadi akibat gangguan aliran
darah (Gangguan jantung, seperti bradikardia dan fibrilasi ventrikel,
trombosis arteri)
⚫ Hipoksia anemik; kemampuan darah yang membawa oksigen berkurang
kapasitasnya (volume darah, hb, toksis karbon monoksida
⚫ Hipoksia histotoksik; gangguan pada sel dalam menggunakan oksigen
(keracunan sianida)
⚫ Hipoksia cytopathic; hipoksia karena sepsis (infeksi sistemik)
ISTILAH
DALAM OKSIGENASI
⚫ PaO2: tekanan pasrsial oksigen yaitu tekanan yang diberikan O2 di
dinding arteri. Dapat dilihat dari hasil analisa gas darah arteri (AGD)
⚫ SaO2: presentase keseluruhan dari tempat pengikatan Hb yang
ditempati oksigen. Saturasi oksigen yang dapat dilihat dari hasil analisa
gas darah arteri (AGD)
⚫ SpO2: Saturasi oksigen perifer. Saturasi oksigen ini dapat dilihat
menggunakan alat pulse oxymetry, non invasif
⚫ FiO2 (Fraction of inspired oxygen); merupakan konsentrasi oksigen
yang dihirup
⚫ Rox Index: sebagai prediktor untuk menilai keberhasilan terapi HFNC,
dapat digunakan utk memprediksi kebutuhan intubasi pada kondisi
hipoksemic respiratory failure

Rox Index: SpO2/(FiO2/100)/RR


Derajat ARDS dg P/F ratio

ARDS Severity PaO2/FiO2 Mortality


Mild 200 -300 27%
Moderate 100 - 200 32%
Severe < 100 45%
Masalah Oksigenasi
pasien Covid-19
Covid-19 ????

Coronavirus desease 2019


Penyakit infeksi saluran nafas,
penyebabnya adalah virus corona
(SARS-CoV-2)

Droplet dan kontak


⚫ Belum ditemukan obat yang
Gejala ringan-berat atau efektif
bahkan tidak dirasakan ada ⚫ Preventif
gejala
⚫ Supportif
 
KONDISI BERISIKO

⚫ Kelompok rentan
⚫Usia > 50 tahun, Lansia
⚫Ibu hamil
⚫Anak/ bayi

⚫ Memiliki Penyakit Penyerta


(Komorbid)
⚫Hipertensi, Diabetes, Peny. Jantung,
Penyakit Paru (TB, Asma, PPOK), Gg.
Ginjal
⚫Immunitas rendah
(Immunocompromise): Kanker, HIV,
SLE
PATOFISIOLOGI

⚫ Virus corona masuk melalui hidung, nasopharing, pharing dan bronchus


lanjut akan tetap berada di paru paru. Respon inflamasi di sel goblet,
peningkatan sekret bersihan jalan napas tidak efektif
⚫ Virus corona dapat pula masuk melalui mulut, ke oropharing ke saluran
cerna bawah dan senang sekali untuk tetap tinggal di intestin

⚫ Didalam tubuh pejamu, virus masuk kedalam sel dan melakukan replikasi
RNA dan terbentuk virus baru dengan proses yang terus berulang
⚫ Vesikel yang mengandung partikel virus akan bergabung dengan
membran plasma untuk melepaskan komponen virus yang baru

⚫ Respon tubuh terhadap antigen: respon imunitas non spesifik, kemudian


respon imunitas seluler...sel limfosit T, sel NK dan sel T memory
PATOFISIOLOGI

⚫ Tubuh berupaya maksimal sehingga citokine IL-6 meningkat dan


berlebihan hingga disebut “badai sitokin” yang dapat memperburuk
sirkulasi perifer kapiler paru dengan sumbatan kapiler paru sehingga
paru tdk mendapat nutrisi dan oksigen

⚫ Respon inflamasi sistemik meningkatkan koagulasi darah, penurunan


sirkulasi kapiler paru, mempercepat kerusakan jaringan paru sehingga
pasien sesak, hipoksia dg gambaran paru yang buruk yaitu ground glass
ovaccity Gangguan pertukaran gas
PATOFISIOLOGI

⚫ Kondisi fisik baik: happy hypoksia, tidak ada keluhan sesak tetapi ada
penurunan SpO2

⚫ Virus yang invasi dan berada di intestin akan mendapatkan respon


imunitas yang sama dari tubuh, dimanifestasikan dengan keluhan mual,
diare, tidak nafsu makan, hilang rasa dan bau2an

⚫ Selanjutnya dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan kedepan,


Respon imun sel limfosit B bekerja sesuai jenis antigen yang masuk,
maka akan terbentuk antibodi yang spesifik terhadap antigen yang
sesuai.
Happy hypoxia
⚫80% pasien: gejala ringan, tidak
memerlukan perawatan di RS

25% pasien yang dirawat di RS


• 15% pasien: dapat menjadi pasien kritis
memerlukan perawatan
di ruang biasa

Membutuhkan Terapi Oksigen


⚫ 5% pasien: memerlukan
perawatan ICU
KLINIS YANG MEMBUTUHKAN TERAPI
OKSIGEN....???
• ISPA
• Moderate/ Pneumonia Sedang
• Frekuensi nafas >24x/mnt, distress pernapasan, dengan SpO2
93%-95%, dengan ratio PaO2/FiO2 ≥300 (P/F ratio)
• Severe/ Pneumonia berat
• Frekuensi nafas >30x/mnt, distress pernapasan, dengan SpO2
<93%, dengan ratio P/F <300
• Peningkatan >50% di keterlibatan area paru-paru pada CT thoraks
dalam 24-48 jam,
• Limfopenia progresif, Peningkatan CRP progresif, Asidosis laktat
progresif.
• Kritis
• Penumonia berat, gambaran ronsen/CT scan GGO, SpO2 85%,
ARDS, Hipoksemia respiratory failure, ratio P/F <200
GAMBARAN PARU PASIEN COVID

Gambaran ground glass opacity, viral infektion


Asuhan pasien Covid-19
Dengan Masalah Oksigenasi
ASUHAN PASIEN
GANGGUAN OKSIGENASI COVID-19
⚫ Asesmen
⚫ Identitas
⚫ Keluhan: demam, myalgia, batuk pilek atau bila ringan seringkali
hanya riwayat, sesak,keluhan tidak sesak tetapi hasil SpO2
menurun, anosmia, agesia
⚫ Riwyat kesehatan: dalam kondisi apa sesak bertambah atau berkurang,
kualitas keluhan sesak, RR, SpO2, sejak kapan keluhan sesak, terus
menerus
⚫ Riwayat penyakit penyerta: Peny. Paru (TB, PPOK, Asthma, Pneumonia,
Effusi), Hipertensi, DM, Gg Ginjal, Peny. Jantung, gangguan imunitas
(HIV, Kanker, SLE)
⚫ Pemeriksaan fisik dan psikologis karena kecemasan meningkatkan
kesakitan, memengaruhi kondisi kemunduran fisik
Lanjutan: ASUHAN PASIEN COVID

⚫ Pemeriksaan diagnostic : swab PCR, CT Scan Thorax, Sysmex,


procalcitonin, AGD, Elektrolit, Ureum, kreatinin, Thorax foto, EKG,
PT, APTT, LFT, D-Dimer, pemeriksaan lain sesuai indikasi/
komorbid, sputum gram kultur
⚫ Penatalaksanaan pasien sesuai penilaian kategori: Support Oksigen,
awake prone position, deep breathing exercise, monitoring ttv
⚫ Terapi antibiotic sesuai indikasi dan terapi anti virus sesuai derajat
sakit, termasuk anti coagulans
⚫ Pemenuhan KDM
⚫ Edukasi dan informed consent
PATOFLOW MASALAH OKSIGENASI COVID
Disertai komorbid
Invasi virus corona (Covid 19)
infeksi paru, Asthma,
effusi pleura/ jantung
Nasofaring/ Orofaring Psikologis:
kecemasan Kelelahan psikologis

Inflamasi lokal sal


napas atas: Inflamasi sal Respon imunitas
Meningkatkan work
aktivasi sel goblet napas bawah tubuh: sitokin sel
of breath
plasma berlebihan

Respon Inflamasi sistemik:


Akumulasi Penurunan hipercoagulasi darah, pe
sekret di jalan Menurunkan motivasi,
pertukaran gas di sirkulasi kapiler paru, CRP
napas atas fatique, menurunnya otot
alveoli meningkat, aktivasi
bantu napas, termasuk otot
hipothalamus kenaikan set
diaphragma
point suhu
Tidak efektif
bersihan jalan Gangguan Hipoksemia,
Pertukaran gas hipoksia, dan Tidak efektif Pola
napas
Hiperthermia napas
Lanjutan: ASUHAN PASIEN COVID

⚫ Masalah Keperawatan
⚫ Bersihan jalan nafas tidak efektif
⚫ Gangguan pertukaran gas
⚫ Pola nafas tidak efektif
⚫ Intake nutrisi tidak adekuat
⚫ Hiperthermia
⚫ Defisit perawatan diri
⚫ Intoleransi aktifitas
⚫ Kecemasan
⚫ Risiko jatuh pada lansia
Manajemen Oksigenasi
pasien Covid-19
MANAJEMEN OKSIGENASI
PASIEN COVID-19

KAPAN TERAPI OKSIGEN DIBERIKAN ?


SEGERA berikan oksigen ke pasien dengan ISPA (dewasa
dan anak) yang mempunyai tanda-tanda penyakit yang berat:
 Gangguan pernapasan berat (RR > 30 x/mnt)
 Hipoperfusi/syok (TD < 90 mmHg)
 Hipoksemia (SpO2 < 90%)
JANGAN TUNDA !!!
TERAPI OKSIGEN: INISIASI

⚫ Dewasa
⚫ Mulai dengan oksigen 5 liter/menit (5 lpm) melalui nasal
kanul, SpO2 < 93%
⚫ Untuk pasien dengan penyakit kritis, jika memungkinkan,
pertimbangkan memulai dengan flow yang lebih tinggi
10-15 lpm dg NRM, titrasi sesuai target SpO2 92%-96%

⚫ Anak
⚫ Mulai dengan nasal kanul 1-2 l/mnt atau 0,5 l/mnt pada
young infants
⚫ Pada pasien dengan penyakit kritis, dapat diberikan melalui
kateter nasofaring 1-2 l/mnt atau sungkup muka dengan
reservoir (10-15 l/mnt) • Terapi oksigen aman diberikan
pada bayi yang baru lahir dan neonatus yang hipoksi
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

• Pengaturan posisi: semi fowler atau fowler, posisi prone


sesuai kebutuhan
• Batasi aktifitas untuk menurunkan penggunaan energi:
tidak banyak bicara, tidak banyak bergerak
• Ajarkan dan sarankan untuk mengatur pernapasan dengan
deep breathing
• Bila ada akumulasi sekret ajarkan teknik batuk efektif
• Dukungan psikologis agar pasien tetap tenang, touching
untuk menurunkan kecemasan
• Dampingi pasien selama dibutuhkan (lakukan penilaian
berdasarkan kondisi pasien dan status respirasinya)
• Monitoring setiap 1-2 jam: TD, N, R, S, SpO2, penampilan
umum pasien
TERAPI OKSIGEN LANJUTAN
• Dalam 1 jam tidak ada perbaikan, tidak tercapai target,
terjadi perburukan klinis
• Inisiasi HFNC 30 lpm, FiO2 40%, pertahankan target 92%-
HFNC 96%

• Titrasi flow secara bertahap 5-10 lpm, diikuti peningkatan


fraksi oksigen 40%-60%
• RR masih tinggi, target SpO2 belum tercapai, work of
HFNC breathing masih meningkat

• Kombinasi HFNC dengan Awake Prone Position 2 jam (2x


sehari)
HFNC Awake • Memperbaiki oksigenasi, mengurangi kebutuhan intubasi
Prone Position pada ARDS
TERAPI OKSIGEN

• Monitoring evaluasi pemberian HFNC setiap 1-2 jam


menggunakan Index Rox
HFNC Awake • Bila target belum tercapai, tingkatkan flow dan fraksi
Prone Position oksigen sampai 60 lpm dengan FiO2 90%-100%

• Bila Index Rox ≥ 4.88 pada jam ke-2, 6 dan 12, menunjukkan
perbaikan dan pasien tidak memerlukan ventilasi invasif
HFNC Awake • Bila Index Rox ≤ 3.85 menandakan risiko tinggi kebutuhan
Prone Position intubasi

• Penyapihan bertahap oksigenasi HFNC, dimulai dengan


menurunkan FiO2 5- 10%/1-2 jam hingga mencapai fraksi
30%
De-escalasi • Menurunkan flow secara bertahap 5-10 L/1-2 jam, hingga
mencapai 25 L.
• Evaluasi pada 1-2 jam, 6 jam, 12 jam selama de-escalasi
oksigen, monitor SpO2, TTV, penampilan umum. Saat stabil.
HFNC Awake
• Pertimbangkan untuk menggunakan terapi oksigen
Prone Position konvensional ketika flow 25 L/menit dan FiO2 < 30%.

• Evaluasi setiap 1-2 jam, bila menunjukkan perbaikan kondisi: RR menurun,


dyspnea berkurang, SpO2 stabil > 96%
• RM/ NRM 10-15 lpm sesuai nilai AGD dan klinis, FiO2 80%-100%,
NRM/ RM Awake
Prone Position evaluasi stp 1-2 jam, selanjutnya flow bisa diturunkan bertahap 8-10 lpm.

• Evaluasi setiap 1-2 jam, bila menunjukkan perbaikan kondisi:


RR 22-24x/’, dyspnea berkurang, SpO2 stabil > 96%
• SM 5-8 lpm sesuai nilai AGD dan klinis, FiO2 30%-60%
Simple mask
• Evaluasi pada 2 jam, 6 jam, 12 jam, bila keadaan terus
membaik, RR 20x/’, dyspnea (-), SpO2 stabil >96%
• Pertimbangkan untuk menggunakan terapi oksigen nasal
Nasal canule canule dengan flow 5-6 lpm, FiO2 40%-44%.

• Evaluasi pada 2 jam, 6 jam, 12 jam, bila keadaan terus


membaik, RR 18-20x/’, dyspnea (-), SpO2 stabil >96%
• Pertimbangkan untuk menggunakan terapi oksigen nasal
Nasal canule canule dengan flow 3-5 lpm, FiO2 32%-40%

• Jika pada evaluasi (1 –2 jam pertama), parameter


keberhasilan terapi oksigen dengan HFNC tidak tercapai
atau terjadi perburukan klinis pada pasien, pertimbangkan
HFNC untuk menggunakan metode ventilasi mekanik invasif
NON INVASIVE VENTILATION (NIV)

• Trial NIV selama 1-2 jam sebagai bagian dari transisi terapi oksigen
• Inisiasi terapi oksigen dengan menggunakan NIV: mode BiPAP atau NIV
+ PSV, tekanan inspirasi 12-14 cmH2O, PEEP 6-12 cmH2O. FiO2 40-
60%.
• Titrasi tekanan inspirasi untuk mencapai target volume tidal 6-8 ml/Kg;
• Titrasi PEEP (Positive End Expiratory Pressure) dan FiO2 untuk
mempertahankan target SpO2 92-96%
• Evaluasi penggunaan NIV dalam 1-2 jam dengan target parameter;
• Subjektif: keluhan dyspnea mengalami perbaikan, pasien tidak gelisah
• Fisiologis: RR <30x/mnt, work of breathing menurun, stabilitas
haemodinamik
NON INVASIVE VENTILATION (NIV)

• Objektif: SpO2 92-96%, pH >7,25, PaCO2; 30 – 55mmHg, PaO2


>60 mmHg, rasio PF > 200, TV 6-8 ml/kgBB.
• Pada kasus ARDS berat, gagal multi organ dan syok disarankan untuk
segera melakukan ventilasi invasif (informed consent keluarga)
• Jika pada evaluasi (1–2 jam pertama), parameter keberhasilan dengan
NIV tidak tercapai atau terjadi perburukan klinis, lakukan metode
ventilasi invasif.
• Kombinasi Awake Prone Position + NIV 2 jam, 2 kali sehari dapat
memperbaiki oksigenasi dan mengurangi kebutuhan akan intubasi pada
ARDS ringan hingga sedang.
High Flow Nasal Canule (HFNC)

⚫ Dapat memberikan oksigen dengan flow sampai 40-60 lpm


⚫ Disertai pengatur kelembaban
⚫ Untuk mengurangi aerosol
– Mulai flow 30 lpm dengan memaksimalkan fiO2
- Semakin rendah flow mengurangi aerosol
⚫ Kateter harus terfiksasi bagus dan mulut tertutup
⚫ Dapat memberikan PEEP
⚫ Monitoring respon perbaikan 1-2 jam
– Index ROX ( SpO2/(fiO2/100)/RR)
– Di atas 4,88 : sukses
– Di bawah 3,85 : pertimbangkan intubasi
POSISI BARING OKSIGENASI

Awake Prone Position


- Mild ARDS
- 2 jam, 2x sehari
- Posisi pronasi sangat baik dalam
meningkatkan volume paru-paru
(Heimann, 2010)

Intubation and Ventilation


Prone Position
- Moderate-Severe ARDS
- 12 – 16 jam/hari
Awake Proning Position
Pengukuran Kadar Oksigen dalam Darah

Pengukuran kadar oksigen darah dilakukan:

•Pada semua pasien dengan ISPA berat


•Pada semua pasien yang menerima terapi oksigen
SpO2 diukur melalui pulse oxymeter

•Mengukur saturasi oksigen Hb


•Sebagian besar oksigen berikatan dengan Hb di darah untuk dihantarkan
ke jaringan

PaO2 diukur melalui pemeriksaan analisa gas darah (AGD)

•Mengukur tekanan parsial oksigen di dalam darah


•Yang ditentukan oleh oksigen yang terikat dan terlarut
MONITORING TERAPI OKSIGENSI

• SpO2 harus dimonitor,


bersana dengan 5 tanda
vital

• SpO2: Menggunakan
alat “Pulse Oximetry”
ANALISA GAS DARAH

Pertimbangkan pemeriksaan AGD pada pasien dengan:


• Hipoksemia berat
• Risiko terjadinya hiperkapnea (mis. PPOK)
• Risiko terjadinya abnormalitas metabolik (mis. Asidosis)
• Status perfusi yang jelek yang membuat pemeriksaan SpO2 tidak
dapat diandalkan (mis. Syok)
• Kondisi perburukan
• Gagal napas dengan menggunakan ventilasi mekanik
METODE OKSIGENASI DASAR
Metode support Oksigen

Simple Mask Rebreathing mask

Non Rebreathing
Nasal Canule Mask
METODE OKSIGENASI LANJUTAN
Metode support Oksigen

HFNC dan NIV Ventilasi Mekanik Invasif NIV


Non Invasif Ventilation (NIV)

Nose and Mouth mask

Full face Mask


Helmet

Modified full face mask


RINGKASAN

⚫ Segera berikan terapi oksigen pada pasien dengan gangguan pernafasan


berat, syok atau hipoksemia dengan SpO2 <90%
⚫ Pada dewasa, mulai dengan 5 lpm dan pada anak dengan 1-2 lpm
menggunakan nasal kanul dan periksa segera SpO2 untuk memastikan
status hipoksemia
⚫ Titrasi pemberian oksigen untuk mencapai target SpO2 ≥ 90%
⚫ Terapi non farmakologi penting dilakukan untuk optimalisasi terapi
oksigenasi
⚫ Awake Proning Position sangat membantu percepatan asupan oksigen
⚫ Pulse oxymeter mengukur SpO2 secara cepat, mudah, dan andal dan harus
tersedia di area pemberian terapi oksigen
⚫ Pemeriksaan AGD memberikan informasi tambahan mengenai PaO2, pH
dan PaCO2 dalam membantu menilai status oksigenasi pasien
⚫ Lakukan penyapihan terapi oksigen bila pasien stabil.
 
AREA PERAWATAN PASIEN COVID
KEGIATAN ASUHAN PASIEN COVID
KEGIATAN ASUHAN PASIEN COVID
KEGIATAN ASUHAN PASIEN COVID
SUATU KETIKA KAMI KELELAHAN
TETAPI TETAP “SEMANGAT”
CLOSING STATEMENT

• Asuhan pasien dengan intervensi terapi oksigen yang


tepat akan mengoptimalkan kualitas perawatan

• Pengetahuan, kepedulian, pengambilan keputusan yang


tepat dan cepat dalam pemenuhan oksigen, melalui
metode yang tepat dapat mengoptimalkan kualitas
perawatan, dan menyelamatkan jiwa

• Monitoring ketat, tepat dan kontinyu dapat


memberikan informasi yang akurat guna membantu
pengambilan keputusan terapi yang tepat dan cepat
REFERENSI

- Brunner&Suddart(2005) Textbook: Medikal Surical


Nusing. Ed.14
- Katarina, Ida (2021) Penggunaan High Flow Nasal
Cannula (HFNC) pada Penderita Covid-19: Tinjauan
Literatur. Wellness and Healthy Magazine.
DOI:https//doi.org/10.30604/well.145312021
- Kementrian Kesehatan (2021). Protokol Tata laksana
Covid-19. Buku Saku ed.2. Jakarta
- Muchtar, Faisal (2020).Terapi Oksigen dan
Monitoring Pasien kritis Covid-19
- Nusing Diagnosis (2020) SDKI

Anda mungkin juga menyukai