Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN COVID-19

DENGAN KOMORBID HIV/AIDS

SITI NURLAELA
PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki risiko
terpapar virus dari Covid-19
Kelompok2 tertentu yang
memiliki risiko lebih tinggi,
risiko lebih berat saat
terinfeksi

Penurunan imunitas
HIV/ AIDS  Kasus tidak banyak: Beberapa kasus
HIV terinfeksi Covid
More..  Masuk dengan terapi ARV
 Riwayat loss to follow up ART
 Gravida
KONDISI BERISIKO

⚫ Kelompok rentan
⚫Usia > 50 tahun, Lansia
⚫Ibu hamil
⚫Anak/ bayi

⚫ Memiliki Penyakit Penyerta


(Komorbid)
⚫Hipertensi, Diabetes, Peny. Jantung,
Penyakit Paru
⚫Immunitas rendah
(Immunocompromise)
ETIOLOGI

⚫ HIV • Covid-19
⚫ Human Immunodeficiency Virus • Sars-Cov-2
⚫ Transmisi: spesifik(cairan tubuh) • Transmisi: droplet, airborne
⚫ Menginfeksi Limfosit T, CD4 pada tindakan aerosol
⚫ Menurunkan imunitas tubuh • Menyerang sel Limfosit T
⚫ Infeksi oportunistik •Risiko memberat: komorbid
PELUANG DAN RISIKO TERPAPAR COVID-19

⚫ HIV
⚫ CD4 >200 Memiliki peluang lebih baik
⚫ Viral load tidak terdeteksi tidak terpapar dan terinfeksi
⚫ Konsumsiterapi ARV, tertib virus corona (Covid-19)
⚫ Imunitas baik

⚫ HIV
⚫ CD4 rendah
⚫ Memiliki risiko lebih tinggi
Viral load yang tinggi
⚫ terpapar dan terinfeksi virus
Tidak mendapat terapi
corona (Covid-19)
ARV /drop out ARV
⚫ Imunitas rendah, IO
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT

⚫ Peran Perawat
⚫ Care giver (Pemberi asuhan) • Peran Perawat Konselor
⚫ Colaborator • Konseling individu
⚫ Edukator • Konseling pasangan
⚫ Advocator • Konseling adherence

⚫ Peran Perawat Konselor


⚫ Penilaian tahapan penerimaan sakit/
kondisi saat ini
⚫ Penlaian tahapan perubahan
⚫ Penilaian Kepatuhan Pengobatan
PERAN PERAWAT

⚫ Menurunkan risiko infeksi sekunder, dg cara patuhi kewaspadaan standar

⚫ Perawat mempunyai peran dalam asesmen, meminimalkan komplikasi dengan


melaksanakan monitoring ketat, melaksanakan manajemen jalan napas,
melakukan perubahan posisi, melakukan edukasi dan kolaborasi dalam
pemberian obat dan membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari
termasuk nutrisi, cairan, eliminasi dan kebersihan diri (Liu, 2020)

⚫ Budaya model family empowerment, saat anggota keluarga sakit, tidak


dapat dilakukan. Hal itu mendorong seluruh perawat untuk melakukan
asuhan secara komprehensif dari seluruh komponen bio, psiko, sosial,
spiritual, dan budaya.
PERAN PERAWAT

⚫ Monitoring ketat, tindakan tepat dan cepat terutama untuk tindakan


kolaboratif menurunkan risiko pasien HIV jatuh pada kondisi perburukan

⚫ Dukungan psikologis; takut, cemas, sedih, hampa, sendiri, frustasi, stres,


rasa tidak berdaya, marah dan menyalahkan orang lain.
Dukungan emosional dan informasi:Tingkatkan empati, rasa dihargai, hadir
secara fisik, menyediakan waktu, kesediaan meluangkan waktu lain saat
diperlukan. Berikan penguatan, motivasi utk berfikiran positif.

⚫ Dukungan spiritual; berfikir bahwa ini hukuman Tuhan, rasa bersalah,


takut mati dan lainnya. Dukung untuk mendapatkan pemahaman positif:
adaptasi spiritual (harapan realistis, tabah dan sabar, pandai mengambil
hikmah)

⚫ Edukasi pasien dan keluarga


PERAN PERAWAT KONSELOR

⚫ Identifikasi dan penilaian tahapan penerimaan sakit/ kondisi saat ini:


denial, marah, bargaining, depresi, menerima/ acceptance

⚫ Identifikasi dan penlaian tahapan perubahan perilaku pada kepatuhan


minum obat: pra kontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, rumatan

⚫ Identifikasi dan Penilaian Kepatuhan Pengobatan

⚫ Cara konseling: interaksi pertama – kedua dilakukan secara tatap muka


⚫ Selanjutnya disepakati konseling via telp (VC) dengan earphone
⚫ Pelaksanaan konseling tergantung kondisi umum pasien
⚫ Berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dengan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
• Identitas
• Keluhan:
• Demam,sesak, mual muntah, bisa karena efek
ARV yang diperberat dengan infeksi covid,
myalgia, batuk
• Anoreksia yang diperberat akibat infeksi
covid: anosmia dan dysgesia atau agesia
• Badan terasa lemah

• Riwayat Kesehatan: keluhan utama yg dikembangkan dengan


PQRST
• Riwayat terpapar, riwayat kontak dengan confirmed covid,
kepatuhan terhadap prokes
• Riwayat kapan terdiagnosa HIV, stadium HIV, riwayat terapi
ARV dan kepatuhan pengobatan, IO (komorbid lain)
PENGKAJIAN

⚫ Pemeriksaan Fisik
⚫ Kesadaran, penampilan umum
⚫ TTV: Suhu, Nadi, TD, R dan saturasi perifer oksigen (SpO2)
⚫ Semua sistem tubuh, lebih spesifik yang menunjukkan hasil menyimpang:
⚫ Sistem integumen: kulit kering, lesi2 kulit, kebersihan genito urinaria
⚫ Sisten Cerna: Riwayat asupan nutrisi, penurunan BB pada 1-2 bulan
terakhir, muntah, diare, kebersihan mulut: candidiasis oral
⚫ Sistem Muskulo skeletal; Kekuatan otot, Penurunan kemampuan
mobilisasi, pemenuhan perawatan diri
⚫ Skor risiko jatuh
PENGKAJIAN
⚫ Psiklogis, Sosial dan Spiritual
⚫ Sikap dan cara bicara, Kecemasan, pandangan ttg pengobatan HIV
ditambah dengan pengobatan virus Covid-19, kepatuhannya
⚫ Pandangan dan pendapatnya tentang sakit dan solusi yang diambil
⚫ Penolakan konsumsi obat karena merasa terlalu banyak obat
⚫ Merasa mendapat hukuman dan mendekati kematian

⚫ Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto: menyokong Covid, apakah ada susp.


TB. Lab. Sysmex, AGD, Elektrolit, GD, VL, CD4, PCR swab, Kultur sputum,
EKG, pemeriksaan lain sesuai kebutuhan/ klinis

⚫ Pengetahuan: HIV dan pengobatannya, Covid-19, pengobatan dan


perawatannya
⚫ Kebutuhan Edukasi dan Konseling
⚫ Discharge Planning
DIGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA Internasional Taksonomi II; Nursalam 2007)

⚫ Gangguan pertukaran gas (sekunder terhadap infeksi paru atau


keganasan).

⚫ Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: infeksi


respirasi, sekresi trakheobronkhial, penurunan energi, kelelahan,.

⚫ Gangguan nutrisi/ Intake nutrisi tidak adekuat bd proses infeksi,


pengobatan ARV

⚫ Intoleransi aktifitas berhubungan dengan: kelemahan, kelelahan,


efek samping pengobatan, demam, malnutrisi

⚫ Kecemasan berhubungan dengan: prognosis yang tidak jelas, persepsi


tentang efek penyakit dan pengobatan, perawatan isolasi
DIGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA Internasional Taksonomi II; Nursalam 2007)

⚫ Diare berhubungan dengan: infeksi, pengobatan, diet.

⚫ Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan


GI loss (diare, muntah)

⚫ Konfusi (akut atau kronik) berhubungan dengan: infeksi susunan


saraf pusat (misalnya toksoplasmosis), infeksi sitomegalovirus,
limfoma, perkembangan HIV.

⚫ Koping tidak efektif berhubungan dengan: kerentanan individu


dalam situasi krisis (misalnya penyakit terminal).

⚫ Distres spiritual bd koping mal adaptif

⚫ Koping keluarga: mal adaptif berhubungan dengan informasi atau


pemahaman yang tidak adekuat atau tidak tepat
INTERVENSI/ IMPLEMENTASI
(NANDA Internasional Taksonomi II; Nursalam 2007)

⚫ Pastikan support oksigen dg flow dan metode yang tepat


⚫ Bantu prone position 30’ 60’ sampai 3 jam sesuai kemampuan pasien
⚫ Lanjutkan pengobatan sesuai program

⚫ Ajarkan teknik batuk efektif


⚫ Minum air hangat
⚫ Tingkatkan istirahat

⚫ Kolaborasikan kebutuhan nutrisi: jml kalori, jenis


⚫ Variasi jenis, bisa dari rumah bila tdk ada kontra indikasi

⚫ Bantu/fasilitasi aktifitas, dan perawatan diri

⚫ Bangun kepercayaan, identifikasi respon penerimaan diri/berduka,


komunikasi efektif: peduli, empati, motivasi dan bantu utk respon adaptif
PRINSIP ASUHAN PASIEN
⚫ Universal precation untuk menjaga dari risiko infeksi sekunder
⚫ Menjaga agar pasien tidak jatuh pada kondisi kemunduran
⚫ Monitoring keadaan umum: perubahan TTV, dan SpO2: intervensi
tepat dan cepat
⚫ Segera laporkan bila ada perubahan kondisi yang hrs mendapat
intervensi segera: hipoksia, diare, anuria/oliguria
⚫ Pastikan obat2 ARV tersedia, dan pastikan terapi diberikan sesuai
program

⚫ Menjaga/ mempertahankan dan meningkatkan imunitas


⚫ Pengelolaan stres dan kecemasan
Saat stres mencapai tingkat exhausted stage dapat menimbulkan
kegagalan fungsi sistem imun, yang memperparah keadaan pasien dan
mempercepat kejadian AIDS (Ross, 1997 dalam Nursalam, 2007)
PRINSIP ASUHAN PASIEN
⚫ Support utk menurunkan kecemasan pasien: hadir secara fisik,
peduli/ perhatian, tingkatkan empati, touching bila diperlukan,
menyediakan waktu utk bicara, berikan penguatan2 dan motivasi
⚫ Bersedia melibatkan dalam kegiatannya : VC dengan keluarganya,
teman kelompoknya

⚫ Menjaga/ mempertahankan cairan dan nutrisi


⚫ Monitoring cairan: Intake: infus, oral, urine output
⚫ Pemenuhan nutrisi: bantu/ fasilitasi untuk asupan nutrisi, berikan
pilihan makanan lain bila tidak kontra indikasi (dari luar),
kolaborasikan dg dokter dan dietisien bila asupan tidak adekuat,
Hindarkan dari infeksi sekunder: ISK, plebitis, ruam/ lecet

⚫ Pemenuhan kebutuhan spiritual: bantu dan fasilitasi sesuai


kebutuhan
PRINSIP ASUHAN PASIEN
⚫ Konseling dengan full APD level 3
⚫ Siapkan diri: fisik, mental, rencana materi dan tujuan konseling
(konseling awal, kontrak utk konseling lanjutan, siapkan sarana yang
diperlukan termasuk jaringan internet)
⚫ Kondisi umum pasien: tidak sesak, bisa komunikasi
⚫ Tunjukkan sikap empati, menyediakan waktu, kesediaan membantu
⚫ Tentukan metode, rencana materi dan tujuan konseling lanjutan
⚫ Tentukan waktu; sepakati hari/ tanggal, jam
⚫ Privasi tetap terjaga

⚫ Konseling lanjutan dengan video call menggunakan ear phone


⚫ Pastikan lingkungan saat VC aman: confidentiality terpenuhi
KESIMPULAN
• Asuhan pasien dilakukan secara komprehensif
meliputi biopsikososial spiritual dan budaya

• Upaya penting pencegahan kemunduran fisik,


psikologis, spiritual dan pencegahan infeksi sekunder

• Peran edukator penting dalam pengelolaan psikologis,


spiritual pasien; kognisi, motivasi, dukungan dan
penguatan hingga tercapai adaptasi psikologis dan
spiritual

• Peran konselor mengenali diri konseli, membuka


pilihan solusi dan membantu mencapai solusi yg tepat
dan sesuai

Anda mungkin juga menyukai