Anda di halaman 1dari 106

ASUHAN KEPERAWATAN

ODHA DENGAN
INFEKSI OPORTUNISTIK

MISUTARNO
UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI
RSUD Dr SOETOMO SURABAYA
Infeksi Oportunistik
 Infeksi yg tjd pd Odha / kondisi lain dg sistem.
kekebalan tubuh yg lemah (Kanabus, 2005)

 Infeksi ini dpt timbul dr luar tubuh maupun sdh


ada dlm tubuh manusia namun dlm kondisi
normal terkendali oleh kekebalan tubuh
(Yunihastuti, 2005)

 Mikroorganisme penyebab infeksi oportunistik


dpt berupa bakteri, protozoa, jamur, maupun
virus (Kanabus, 2005)
Mengapa ODHA
Dapat Terkena IO ?

ODHA rentan terhadap IO karena sistem kekebalan


tubuhnya menurun

sehingga tidak cukup kuat untuk melawan penyakit


Kapan IO ditemukan

 ODHA biasanya datang pertama kali oleh

karena adanya IO

 Pasien dicurigai mengidap HIV


Perjalanan dan manifestasi
klinis yang lazim

1000 TB
900
800
700 TB
600
500 HZV
400
CD4 300 OHL
Oral candida TB
COUNT PCP
200 Cryptococcal meningitis
100 Cryptosporidial diarrhea PPE
50 CMV
<50 MAC TB
0
0369 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Months Years
PPE
Dermatitis seboroik
HERPES SIMPLEK
‘Oral Hairy Leukoplakia’
Kelitis Angularis
Candidiasis
TB EKSTRAPULMUNAR
Sarkoma Kaposi
HERPES SIMPLEK
Contoh IO PCP
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik TB paru
Tuberkulosis
Definisi
Penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu
penyakit saluran pernafasan bagian bawah

Etiologi
Penyebabnya mycobacterium tuberculosae, sejenis
basil berbentuk batang, aerobik, tahan asam
dengan ukuran 1-4 μm dan tebal 1.3-0.6μ
 TB merupakan salah satu infeksi oportunistik
tersering pada ODHA di indonesia.
 ODHA mempunyai resiko lebih besar terkena TB
 Infeksi TB akan mempercepat progresivitas infeksi
HIV menuju AIDS karena akan meningkatkan
replikasi HIV
 TB paru dapat terjadi pada semua stadium klinis HIV
tetapi diklasifikasikan sebagai stadium 3
 TB ekstra paru diklasifikasikan sebagai stadium 4

Ingat selalu mengevaluasi TB pada setiap kali kunjungan


Tanda dan gejala yang dialami
HIV TB dan efusi pleura :
1. Batuk > 3 minggu dan tidak reaksi dengan obat
batuk biasa
2. Sputum purulen, kadang ada darah
3. Nyeri saat bernafas (nyeri pleuritik) yang kemudian
menjadi nyeri tumpul di dada
4. Demam
5. Redup pada perkusi di daerah dada bawah
6. Terasa sesak pada saat bernapas
7. Uji tuberculin positif
8. BB turun
Pemeriksaan radiologi
a. Adanya infiltrat di lobus atas, beberapa
kavitas atau adanya efusi pleura unilateral
b. Infeksi lanjut : infiltrat di lobus bawah
bentuk milier atau infiltrat difus, adenopati
di hilus atau panatrakeal
c. Jika efusi pleura > 300 ml, dapat terlihat
pada foto thorak
Pemeriksaan laboratorium

a. Sputum BTA positif (SPS)


b. Pemeriksaan BGA:
PaCO2 meningkat, PaO2 normal atau
menurun, SaO2 menurun
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik :
Didptkan px dg tubuh yg mengurus, suhu badan
meningkat & pernafasan cepat
2. Pemeriksaan laboraturium :
 Sputum BTA, test tuber kulin, PCR TB, kultur
jaringan/spesimen
 Gambaran foto thorak : Non spesifik dapat berupa :
- Infiltrat interstisial yg difus diseluruh
bagian paru
- Konsolidasi lokal
PENTING !!!

 Tidak ada gambaran foto toraks yang


tipikal untuk TB paru terutama pada
ODHA
 Masalah penggunaan prednison:
diperlukan untuk PCP, tetapi dapat
berakibat buruk untuk TB paru
Infiltrat Lobus Kanan Atas
karena TB
TB dengan kavitasi
Panah menunjukkan lubang pada paru
kanan – penemuan umum pada pasien TB
Differential Diagnosis
 Pneumonia Bakteria
 PCP
 Akut
 Membaik dengan  Batuk kering
antibiotik  Sesak nafas
 Abses paru
 Kriptokokosis
 Batuk dengan
sputum yang  NB: beberapa
berbau busuk, dan pnemonia bakteria
kehijauan
juga menyebabkan
 ‘fluid level’ pada
foto toraks kavitas
Cara menyingkirkan TB
sebelum memulai ART
 Perhatikan apakah pasien demam kronis, batuk,
pembesaran KGB, berat badan menurun dan Hb <
8g%
 Foto toraks, sputum BTA
 Jangan menunda ART bila tidak didapati tanda
tanda diatas tetapi tetap di monitor keadaan klinis
pasien
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian data ODHA
dengan TB Paru
Anamnesis

 Riwayat penyakit :
 Berisiko atau tidak untuk HIV dan AIDS.
 Untuk TB menanyakan batuk sejak kapan, ada
sesak nafas, nyeri dada, pernah kontak, keluar
keringat dingin pada malam hari, BB menurun.

 Sudah tes HIV apa belum, CD4, Tx ARV?


Anamnesis lanjutan ……

 Psiko-sosio-spiritual
 Kehilangan dukungan keluarga
 Hubungan dengan orang lain (Peer Group
Support)
 Penghasilan
 Gaya hidup
 Distress spiritual
Review of System
 Breath
 Sesak nafas
 Batuk > 3 minggu
 Nyeri pleuritis
 RR meningkat
 Ronchi
 Blood
 Takikardhi, irreguler
 CRT > 3 detik, pucat, sianosis
 Tekanan darah normal / menurun
Review of System
Lanjutan ……
 Brain
 Nyeri kepala
 Kelemahan umum
 Perubahan kesadaran
 Bladder
 Tidak ada perubahan (jumlah, warna)
Review of System
Lanjutan ……
 Bowel
 Ada penurunan selera makan
 Mual muntah
 Bone & Integumen
 Adakah kelemahan, turgor kulit berubah, akral
dingin.
 sianosis
WOC : HIV/AIDS withTB Human Immunodeficiency virus
AIDS

Penurunan sistem imun


M tuberculose
terhirup dari udara
Menempel pada bronchiale atau alvealus masuk ke paru
Memperbanyak diri setiap 18-24 jam

Menyebar melalui Proliferasi sel epitel disekeliling basil Respons eksudasi mukosa
pemb. Darah dan & membentuk dinding antara basil saluran pernapasan: produksi sekret
kelenjar getah bening & organ yang terinfeksi

Reaksi inflamasi Penumpukan Sekret


Batuk, sesak,
Edema, Demam, dan menganggu jalan napas
hiperventilasi
berkeringat malam hari
Malas makan &
Metabolisme ↑
MK :
• Hipertermi MK :
• Kerusakan MK : • Bersihan jalan
PK : SEPSIS Perubahan Nutrisi: nafas inefektif.
Pertukaran Gas
Kurang dari • Pola napas inefektif
Kebutuhan tubuh
Masalah yang muncul :
 Bersihan jalan nafas inefektif
 Pola nafas inefektif
 Kerusakan pertukaran gas
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
 Hipertermi
 PK: Sepsis
RENCANA
PERAWATAN
Bersihan jalan nafas inefektif b.d
hipersekresi trakeobronkial
Tujuan : klien mencapai bersihan jalan nafas yg
efektif dlm waktu 3 x 24 jam
Kriteria Hasil :
- Suara nafas bersih (ronchi berkurang atau teratasi)
- RR : 16-20 kali/menit
- HR : 80-100 kali/menit
- Irama nafas teratur
- Klien dpt melakukan batuk efektif stlh diajarkan
Intervensi
 Beri posisi 30°
 Berikan minuman hangat pada klien
 Jelaskan dan ajarkan cara melakukan batuk efektif
 Ajarkan cara melakukan fisioterapi napas
 Obs sputum klien (∑, warna, konsistensi)
 Auskultasi suara napas secara teratur terhadap
ronchi sebelum dan sesudah intervensi diberikan
 Pertahankan status hidrasi klien
 Lakukan nebullizing dan suctioning jika diperlukan
 Kolaborasi program pengobatan sesuai
indikasi :pemberian expektoran
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d Mual dan Muntah
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam 3x24
jam
KH :
- Terjadi peningkatan BB dan LLA
- Alb : 3,5-5 g/dl
- Hb : 10-12 g/dl
- Keadaan klinis klien membaik :
- Klien terlihat segar
- Kulit teraba ada lemak dibawah kulit
- Tidak anemi
- Makanan yang disajikan habis
INTERVENSI
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang perencanaan makanan sesuai
kebutuhan.
Lakukan oral higiene sebelum dan sesudah makan
Tetapkan jadwal makanan klien 3x per hari.
Kolaborasi pemberian anti muntah (berikan 30 menit sebelum
makan)
Anjurkan makan sambil duduk
Anjurkan minum setelah makan
Kolaborasi pemberian nutrisi perenteral
Berikan makanan porsi kecil tapi sering
Motivasi klien untuk menghabiskan makanan sesuai porsi yang
ditentukan.
Timbang BB dan lakukan antropometri secara periodik.
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik PCP
Pneumocystis Carinii
Pnemonia (PCP)
Definisi :

Adalah pnemonia intestinal yang di


sebabkan oleh suatu jamur
(Hudak,1994)
Pengkajian data ODHA dengan
PCP
Anamnesis :
 Keluhan :
 Batuk tidak berdahak (khas PCP)
 Sesak nafas
 Pernafasan cepat
 Lemah
 Demam
Pengkajian data ODHA dg PCP
Lanjutan ……
 Riwayat penyakit saat ini
 Sejak kapan terdiagnosis HIV
 Kapan menggunakan terapi ARV atau tidak, mulai
kapan batuk-batuk, jumlah CD4
 Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang di alami
sebelum di bawah ke rumah sakit
 obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Pengkajian data ODHA dg
PCP Lanjutan ……

 Riwayat Penyakit yang pernah diderita


 Kenali faktor seperti praktik yang beresiko
 Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang
dengan cara intravena secara bergantian.
 Riwayat penerima donor darah
Pengkajian data ODHA dg PCP
Lanjutan ……

Riwayat Penyakit Keluarga


 Adakah anggota keluarga lainnya yang
beresiko tinggi terkena seperti praktek
seksual yang beresiko, pengguna narkoba
dan obat-obatan terlarang dengan cara
intravena secara bergantian.
Pengkajian data ODHA dg
PCP Lanjutan ……
 Psiko-Sosio-Spiritual
a. Faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain,
penghasilan, gaya hidup tentunya dan distress spiritual
b. Mengkhawatirkan penampilan: lesi, cacat, penurunan
berat badan
c. Cemas, depresi, kesepian, teman terdekat meninggal
karena AIDS. Perubahan pada interaksi keluarga
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan spesimen (cara khusus) :
sputum / bilasan bronkhus (BAL)
 Foto thoraks
Pemeriksaan Fisik

B1 (Breath) : Pernafasan
 Batuk kering/non produktif, nyeri dada, sesak nafas
terjadi takipnea, distress pernafasan
B2 (Blood) : Kardiovaskuler
 Terjadi takikardi menurunnya volume nadi perifer,
akral dingin, pucat dan sianosis yang
berkepanjangan, TD rendah
Pemeriksaan Fisik

B3 (Brain) : Persyarafan
 Pusing
 Sakit kepala
 Terjadi perubahan status mental.
 Tidak mampu mengingat berkonsentrasi dan pada
tahap yang berat terjadi perubahan sensori persepsi
 Perubahan ketajaman penglihatan dan kesemutan
pada ekstrimitas
Pemeriksaan Fisik

B4 (Bladder) : Perkemihan
 Tidak ada perubahan dlm jumlah, warna &
karakteristik urin
B5 (Bowel): Pencernaan
 Penurunan BB yang cepat, mual, muntah, anoreksia
B6 (Bone): Muskuloskletal
 Adakah kelemahan, turgor kulit yang buruk, akral
dingin, sianosis
Perbedaan pnemonia bakterial &
PCP
Pnemonia
Pnemoni Bakterial
Pneumocystis
-Awal gejala Akut : Jam – hari Sub-acute : Jam – minggu

-Batuk Produktif Non-produktif

-Nyeri dada
Sering Jarang
pleuritik
-Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat laitihan

-Efusi pleura Sering Sangat sering


-Infiltrat fokal
Biasa Sangat jarang
pd Ro paru
-Hitung lekosit Sering meningkat Normal atau rendah

-CD4 Tidak banyak berarti Biasanya <200/µl


Pemeriksaan Sputum

 Terdapat kista pneumocystis Carinii melalui


bronkoskopi
PCP Pneumonia
bakterial
Terapi Infeksi Oportunistik serta
TMP : Trimetropin
Malignansi SMZ : Sulfametoksazole

Derajat Ktiteria Terapi


Berat Sesak nafas pada waktu 1) Rawat inap
istirahat atau PaO2 < 50 mmHg 2) Berikan suplemen
dalam udara kamar
3) Kotrimoksazol (TMP-SMZ) oral
15 mgTMP/kg BB/hari & 75
mgSMZ/kg BB/hari dibagi 3
dosis selama 21 hari
Sedang Sesak nafas pada latihan 1) Perlu dipertimbangkan rawat
ringan, PaO2 50 - 70 mmHg inap
dalam udara kamar saat 2) TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali
istirahat, AaDO2>30 mmHg, sehari selama 21 hari
atau saturasi O2 < 94%
Ringan Sesak nafas pada latihan TMP-SMZ 480 mg 2 tablet 3 kali
sedang PaO2 > 70 mmHg sehari selama 21 hari atau cukup
dalam udara kamar saat 14 hari jika respon baik
istirahat
Human Immunodeficiency virus
Penurunan sistem imun
Jamur pneumocystis
Terhirup
Infeksi pada parenkim paru saluran pernapasan

Merangsang silia bronkus Mengaktifkan


Mengiritasi Invasi & proliferasi
Pyrogen
Nosiseptor Alveoli pulmonasis
Batuk nonproduktif
pada pleura
Demam Perubahan pd membran
Sesak Penurunan Nyeri pleuritik Kapiler alveoli
Kelelahan Nafsu makan
Peningkatan
Kehilangan Pertukaran O2 terganggu
Nyeri (akut)
Cairan
Resiko : &
Perubahan nutrisi: kebutuhan Suplai O2 ke
Metabolisme
hiperventilasi Kurang dari jaringan perifer
cairan anaerob
Kebutuhan tubuh me↓
Kerusakan
Pola Napas •Hipertermi Energi 2 ATP pertukaran gas
inefektif •Resiko:
kekurangan Kelemahan
Resiko:
Volume cairan perubahan perfusi
Intoleransi jaringan perifer
aktifitas
DIAGNOSA PERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
 Kerusakan pertukaran gas b.d perubahan pd
membran kapiler-alveolar
 Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan
suplai O2 ke jaringan perifer
 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, hipoksia
 Resiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksi, rasa tdk
nyaman pd tenggorokkan
RENCANA
PERAWATAN
Kerusakan pertukaran gas b.d
perubahan pada membran kapiler
alveolar
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan slm
3 X24 jam, pertukaran gas adekuat dg
Kriteria hasil :
a. Klien tenang
b. Kelelahan berkurang / hilang
c. Nadi : 80 – 100 X/mnt
d. Tidak sianosis pada mukosa bibir, kuku, kulit
e. BGA dalam batas normal :
 PO2 : 80-100 mmHg
 SO2 ;≥ 95%
 PCO2 : 35-45 mmHg
Intervensi
 Berikan posisi 30
 Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi
 Auskultasi bunyi nafas, pantau kecepatan/
kedalaman pernafasan, sianosis, penggunaan otot
bantu pernafasan
 Kolaborasi pemeriksaan gas darah sebelum dan
sesudah diberikan intervensi
 Kolaborasi program pengobatan :
 Antibiotika
 Obat batuk
Perubahan perfusi jaringan perifer
b.d penurunan suplai O2
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam perfusi
jaringan perifer adekuat

Kriteria Hasil :
a. Konjungtiva tidak anemia
b. Kulit tidak pucat
c. Hb dlm batas normal
d. CRT< 3 detik
e. Akral hangat
f. Nadi 80-100 X/mnt
g. Tensi 110-120 / 70-80 mmHg
h. Oedema berkurang / hilang
Intervensi
 Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi
 Berikan diet TKTP
 Pertahankan suhu lingkungan agar tubuh tetap
hangat
 Ubah posisi sedikitnya tiap jam
 Obs TTV dan tanda-tanda gangguan perfusi jaringan
perifer (akral dingin, CRT>3 detik
 Kolaborasi : Pemeriksaan Hb dan gas darah
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik
Diare Kronik
Pengkajian data ODHA
dengan Diare Kronis
Anamnesis

Keluhan Utama
 Diare terus menerus > 2 minggu
 Badan lemah
 Nyeri abdomen
 Ekskoriasi kulit perianal
Anamnesis Lanjutan……
Riwayat penyakit yang diderita
 Kenali faktor resiko seperti praktek seksual
yang beresiko, pengguna narkoba dan obat-
obatan terlarang dengan cara IV secara
bergantian
 Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS
 Riwayat penerima donor darah.
Anamnesis Lanjutan……
Riwayat penyakit keluarga
 Anggota keluarga lainnya yang berisiko tinggi
terkena HIV&AIDS seperti praktek seksual
yang beresiko
 Pengguna narkoba secara IV bergantian
 Bayi lahir dari ibu dengan HIV&AIDS, riwayat
penerima donor darah.
Anamnesis Lanjutan……
Personal Higiene
 Kelemahan seringkali membuat pasien
memerlukan bantuan dalam penentuan ADL
Psiko-Sosio-Spiritual
 Pasien merasa masa depannya tidak pasti karena
persepsi dokter tentang penyakitnya 
kecemasan
Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breath) :
Frekwensi nafas cenderung meningkat
2. B2 (Blood)
 Nadi meningkat
 Pucat
 Cyanosis
 Perfusi dingin
 Hypovolemik
3. B3 (Brain) :
Penurunan kesadaran
Pemeriksaan Fisik

4. B4 (Bladder)
 Terjadi anuria
 Febris
 Dehidrasi
5. B5 (Bowel)
 Mual, muntah
 Penurunan BB
 Turgor kulit menurun
 Nyeri
Pemeriksaan Fisik

6. B6 (Bone)
 Adakah kelemahan
 Turgor kulit yang buruk
 Akral dingin
 Cianosis
Pemeriksaan Penunjang

 FL

 Kultur feses
HIV/AIDS
Defisiensi imun
Faktor infeksi masuk dan
Merusak epitelium mukosa
berkembang dalam usus
Sel velli usus rusak

Motilitas usus meningkat Malabsorbsi

Sering BAB
Hipersekresi air dan elektrolit MK :Perubahan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
Iritasi mukosa & kulit
Kehilangan cairan
dan elektrolit Hipokalemi Dehidrasi
MK : ATP berkurang
•Kerusakan integritas
MK : Defisit Volume Spasme intestinal CO2 meningkat kulit (Perianal)
Cairan & elektrolit
•Resiko tinggi infeksi Kelemahan
Nyeri abdomen
Syok hipovolemik Hiperventilasi
MK : Defisit Perawatan Diri
MK : Gg perfusi jaringan MK : nyeri
MK : Pola nafas inefektif

Kelemahan
kesadaran me↓ Asidosis Metabolik
Nafas kusmaul

MK : intoleransi aktivitas
MK : Gg persepsi sensori MK :Kerusakan Pertukaran gas
MASALAH KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan


2. Infeksi, resiko tinggi terhadap (progresi menjadi
infeksi atau awitan infeksi oportunistik )
3. Pola napas inefektif
4. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh
5. Gangguan rasa nyaman : Nyeri
6. Gangguan integritas kulit perianal
MASALAH KEPERAWATAN
lanjutan
7. Gangguan perfusi jaringan
8. Gangguan pertukaran gas
9. Intoleransi aktivitas
10. Gangguan persepsi sensori
11. Defisit perawatan diri
DIAGNOSA PERAWATAN
Defisit volume cairan b.d kehilangan yg
berlebihan sekunder thd diare berat,

Tujuan : Hindari kehilangan atau volume cairan tubuh dapat


dipertahankan
Kriteria hasil :
a. Membran mukosa lembab
b. Turgor kulit baik
c. Mata tidak cowong
d. TTV stabil
e. Haluran urin adekuat
f. Natrium serum normal
g. Produksi urine ½ - 1cc / kg bb / jam
h. BB normal
Intervensi :
1. Berikan cairan yg adekuat sedikitnya 2,5 liter/hari
dan pantau masukan oral
2. Hindari makan yg menyebabkan diare (pedas,
lemak tinggi, serat tingggi)
3. Berikan cairan elektrolit intravena
4. Obs TTV dan produksi urine
5. Obs turgor kulit, membran mukosa dan rasa haus
6. Ukur haluan urin
7. Laksanakan program pemberian obat anti emetik
dan / anti diare
Infeksi, resiko tinggi thd (progresi mjd
sepsis/ awitan infeksi oportunistik) b.d
depresi sistem imun

Tujuan : Sepsis dapat dihindari dan infeksi


oportunistik tidak menyebar
Kriteria hasil :
 Suhu dalam batas normal : 36,5 – 37,5°C
 Tanda-tanda infeksi tidak terjadi
Intervensi

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah


melakukan tindakan
2. Berikan lingkungan yang bersih dan
berventilasi baik, serta lakukan tindakan
aseptik
3. Obs tanda-tanda vital terutama suhu
Intervensi lanjutan …….

4. Periksa kulit atau membran mukosa oral


terhadap bercak putih atau lesi
5. Obs keluhan nyeri ulu hati, disfagia,
peningkatan kram abdomen dan diare hebat
6. Obs hasil laboratorium
7. Laksanakan program pengobatan: pemberian
antibiotik yang sesuai
Perubahan Nutrisi, < kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan utk mencerna, mual &
muntah.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dalam waktu


3x24 jam
Kriteria hasil :
a. Mempertahankan BB/ peningkatan BB
b. Tidak ada mual muntah
c. Porsi makan yg disediakan dari RS habis
d. Lab. Albumin dlm batas normal 3,8-4,4
e. Total protein dlm batas normal 6,6-8,8
f. Hb dlm batas normal 13,4-17,7 g/dl
Intervensi

1. Berikan perawatan mulut terus-menerus, minimal 2 kali


sehari
2. Bantu klien utk makan sedikit tp sering dg makanan yg
tinggi protein & karbohidrat
3. Berikan posisi duduk saat klien makan
4. Pastikan pola diet yg biasa klien dptkan dan yg disukai atau
tdk disukai
5. Kolaborasi dg ahli gizi untuk menentukan komposisi diet
6. Obs kemampuan klien utk makan dan sedikit adanya
anoreksia, mual muntah
Askep HIV & AIDS dengan
Infeksi Oportunistik
Kandidiasis
Definisi
 Penyakit jamur, yang bersifat akut atau sub akut disebabkan
oleh spesies Candida, biasanya oleh spesies Candida
Albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku,
bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan
septikemia, endokarditis, atau meningitis.
 Infeksi mukosa mulut yang sering kali muncul berbulan-bulan
sebelum munculnya infeksi oportunistik yang lebih berat dan
merupakan salah satu indikator progresifitas HIV
Tanda & gejala

 Keluhan utama : tenggorokan seperti terbakar,


kesulitan menelan baik makanan cair maupun
padat & perubahan pengecapan
 Riwayat penyakit : Perilaku beresiko AIDS, vertikal
(ibu ke anak), horisontal (kontak darah, pemakaian
jarum suntik bersama-sama dll) & transeksual
Diagnosis

 Diagnosis pasti kandida adalah dengan


pemeriksaan langsung spesimen jaringan
(termasuk kerokan) dengan larutan KOH,
bukan dengan kultur.
 Diagnosis presumptif adalah nyeri
retrosternal dan ditemukannya kandidiasis
oral berdasarkan gambaran membran atau
plak putih dengan dasar eritema pada mulut.
Penatalaksanaan
Manifestasi Terapi pilihan Terapi alternatif
klinik
Kandidiasis •Nistatin drop 4-5 x •Itrakonazole
orofaring kumur 500.000 UI suspensi
sampai lesi hilang (10- 200mg/perhari
14 hari) saat perut kosong.
•Flukonazol oral 1x 100 •Amfoterisin B iv
mg perhari 0,3 mg/kgBB
Penatalaksanaan lanjutan….

Manifestasi Terapi pilihan Terapi alternatif


klinik
Kandidiasis •Flukonazol oral 200- •Amfoterisin B iv
esofagus 800 mg perhari selama 0,3 mg/kgBB
14-21 hari
•Itrakonazole suspensi
200mg/perhari selama
14-21 hari
Penatalaksanaan lanjutan….
Manifestasi Terapi pilihan Terapi alternatif
klinik (intravagina) (sistemik)

Kandidiasis •Klotrimazol 1% 5mg/hari •Flukonazol oral


vulvovagina selama 3 hari, atau tablet 1x150 mg dosis
vagina 1x100mg selama 7-14 tunggal.
hari atau 2x100mg selama 14- •Itrakonazol oral
21 hari. 1-2x 200 mg selama
•Mikonazol krim 2 % 5mg 3 hari.
perhari selama 7 hari •Ketokonazol oral
•Tiokonazol krim 0,8% 1x200mg selama 5-
5mg/hari selama 3 hari 7hari atau 2x200mg
selama 3 hari
. Pengkajian data ODHA
dengan Kandidiasis
Anamnesis

 Psiko-Sosio-Spiritual :
 Faktor stress yang b.d kehilangan dukungan
keluarga dan orang lain, stigma, perubahan gaya
hidup, perubahan penghasilan, distress spiritual
 Penampilan adanya penurunan BB, kecacatan,
kelemahan, lesi di kulit dan mukosa
 Cemas, depresi, kesepian karena teman dekat
meninggal karena AIDS, isolasi diri, perubahan
konsep diri
Pemeriksaan Fisik
 Breath (B1)
Pola nafas : irama teratur/tidak
 Suara nafas : normal/ada suara tambahan
Sesak nafas ya/tdk, batuk/tdk
 Blood (B2)
Irama jantung : Reguler/tdk, S1/S2 tungal/tdk
 Brain (B3)
Nyeri telan,perubahan fungsi pengecap.
Pemeriksaan Fisik

 Bladder (B4)
Dalam batas normal.
 Bowel (B5)
Nafsu makan menurun, mual,
muntah,bercak putih di mulut, BB menurun.
 Bone (B6)
Kelemahan,pergerakan sendi bebas.
WOC : Candidiasis
Human Immunodeficiency virus

Vertikal : Transeksual : Homoseksual, heteroseksual Penggunaan jarum


Dari ibu dengan HIV+ suntik bergantian
ke anak Tatto, tindik, transfusi
Masuk dalam tubuh manusia darah, HD perawatan gigi,
khitan massal,
Menginfeksi CD4 transplatasi organ

Gp 120 pada permukaan CD4 amplop virus

Infeksi +gp 41  fusi membran sel


Enzim reseve transcriptase

RNA virus DNA Enzim integrase

Integritas ke DNA penjamu


Enzim protease HIV

Replikasi HIV provirus dalam CD4 Penyatuan bahan-bahan genetik


Replikasi HIV provirus dalam CD4

CD4 + sitolisis

Candida Albicans Imunitas Infeksi Oportunistik

MK 4 :Resiko thd
kerusakan integritas kulit Genital Candidiasis
genetal

Candidiasis oral

MK 1: Perubahan
Lesi mukosa mulut/oral
membran mukosa oral

Asupan nutrisi tidak adekuat

MK 2 : Perubahan MK 3 : Keletihan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DIAGNOSA PERAWATAN
 Perubahan membran mukosa oral b.d
penurunan sistem imun
 Perubahan kenyamanan (nyeri) b.d
inflamasi
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
lesi oral
 Keletihan b.d defisiensi nutrisi
Perubahan membran mukosa
oral b.d penurunan sistem
imun
Tujuan
 Terjadi perbaikan dari perubahan membran mukosa
oral setelah dilakukan intervensi 3X24 jam
Kriteria Hasil
 Bebas dari rasa tidak nyaman saat makan dan
minum
 Lidah bersih
 Mulut lembab
 Lesih oral hilang
Intervensi :
1. Lakukan oral hygiene 3 x per hari
2. Lakukan program dokter: pemberian anti
jamur (nistatin, klotrimasol,flukonasol)
3. Lakukan kumur dengan air garam (½ sendok
teh dicampur 200 cc) setelah makan /
diantara makan.
4. Observasi secara periodik

Anda mungkin juga menyukai