Carsinoma Endometrium
Disusun oleh :
Nor Khasanah (30101307027)
Pembimbing :
Dr. Kartika Budi P, Sp.OG, Mkes.
IDENTITAS PASIEN
Page 2 2
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Page 3 3
Riwayat Penyakit Sekarang
Page 4 4
RIWAYAT PERKAWINAN
– Menikah : 1 kali
– Lama menikah : 48 tahun
– Usia pertama menikah: 18 tahun
RIWAYAT KB
Page 5 5
RIWAYAT MENSTRUASI
Umur menarche: 15 th Siklus: 28 hari, tidak teratur
Metorhagia pascamenopause
Page 6 6
RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS
Partus (3), Abortus (0)
No Tahun Tempat Umur Penolong Jenis Pe-nyulit Jenis Keadaan
partus/Ab partus kehamilan persalinan persalina kelamin / anak
n BBL
1. 1971 Rumah Aterm Bidan Spontan - Lk/3600 Sehat
gram
2. 1974 Rumah Aterm Bidan Spontan - Pr/2800 Sehat
gram
3. 1975 Rumah Aterm Bidan Spontan - Lk/3000 Sehat
gram
4. 1977 Rumah Aterm Bidan Spontan - Pr/3400 Sehat
gram
5. 1982 Rumah Aterm Bidan Spontan - Lk/3000 Sehat
gram
6. 1984 Rumah Aterm Bidan Spontan - Pr/3100 sehat
gram
7. 1970
Page 7 Rumah Aterm bidan Spontan - Lk/3000 7
meninggal
N Tahun Tempat Umur Penolon Jenis pen Jenis Keadaan
o partus/ partus kehamil g persalina yulit kelamin/ anak
Ab an persalin n BBL
an
8 1988 Rumah Aterm Bidan Spontan - Lk/2500 Meninggal
. gram
Page 8 8
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Page 9 9
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
RIWAYAT PENGOBATAN
Page 10 10
Status Generalis
– Keadaan Umum : tampak sakit ringan
– Kesadaran : Compos Mentis
– Tanda Vital
• TD : 140/90 mmHg
• Nadi : 90x/menit, reguler, kuat, isi cukup
• Suhu : 36,1C
• Pernapasan : 20 kali/menit, teratur, tipe pernafasan torakoabdominal
• Skala nyeri :2
– Antropometri
• Berat Badan : 48 kg
• Tinggi Badan : 151 cm
• IMT : 21,05 kg/m2 (normoweight)
Page 11 11
Status Generalis
Kulit : sawo matang, turgor kulit cukup
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : discharge -/-
Hidung : nafas cuping hidung -/-, deviasi (-)
Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-)
Tenggorokan : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : simetris, deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
Page 12 12
Thorax :
– Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, suara tambahan (-)
– Pulmo : SDV (+/+), ronki (-/-), wheezing(-/-)
Abdomen : Perut datar, sikatriks (-), supel, timpani di seluruh
kuadran, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Oedema (-/-) Akral dingin (-/-)
Page 13 13
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan ginekologi
PPV: darah
Fluor/fluxus: -/+
Vulva, Uretra, Vagina dalam batas normal
OUE menutup
uterus teraba massa
Pemeriksaan Dalam/ Inspeculo: Terdapat erosi pada
portio
Page 14 14
Pemeriksaan USG
Page 15 15
Page 16 16
Resume
Pasien P9A0 datang ke poli Obstetrics Gynecology RSUD kota
semarang atas rujukan RS. Panti wilasa dengan suspek carsinoma
endometrium. Pasien mengeluh mengeluarkan darah dari vagina sejak
3 tahun yang lalu setelah pasien mengalami menopause pada tahun
1996, pasien juga mengeluh nyeri disertai kencang pada perut bagian
bawahnya. Pada bulan oktober tahun 2017 ini pasien merasa ada
benjolan di perut bagian bawahnya yang membuat rasa tidak nyaman
pada pasien. Pasien memiliki hipertensi dan riwayat hipertensi
dikeluarga, riwayat trauma disangkal, BAB dan BAK dalam batas
normal.
Status generalis dalam batas normal. Pemeriksaan ginekologi PPV
terdapat darah, OUE menutup, portio terdapat erosi, uterus teraba
massa, pemeriksaan USG didapatkan abnormalitas pada uterus
dengan gambaran uterus yang membesar, parenkim heterogen,
dengan lesi membulat, batas tidak tegas (ukuran 8,4 x 6,4 cm),
endometrial line tidak jelas. Cervix uteri tidak menebal, tampak sedikit
fluid collection di retrouterus. Kesan suspek massa uterus malignan
Page 17 17
Pemeriksaan histopatologis dari kerokan endoserviks dan
endometrium, disimpulkan berupa suatu Adenocarsinoma yang bisa
berasal dari serviks atau endometrium.
Page 18 18
Diagnosis
Page 19 19
Tatalaksana
Tatalaksana preoperative
Observasi KU dan TTV
Infus RL 20 tpm
Pro tindakan kuretase
Tatalaksana postoperative
Cefadroxil 3 x 500 mg
Kalnex 3 x 1 gram
Asam mefenamat 3 x 1 gram
Etabion 1 x1 gram
KU baik, sore pulang.
Page 20 20
Prognosis
Page 21 21
Tinjauan Pustaka
Page 22 22
ANATOMI
Page 23 23
Page 24 24
Page 25 25
Serviks uteri atau serviks merupakan jaringan berbentuk silinder,
dengan panjang 2,5 – 3 cm dan merupakan penghubung vagina dan
uterus . Serviks uteri terbentuk dari jaringan ikat, pembuluh darah,
otot polos, dengan konsistensi kenyal. Ada dua bagian utama serviks
yaitu bagian ektoserviks dan bagian endoserviks. Bagian dari serviks
yang dapat dilihat dari dalam vagina selama pemeriksaan ginekologi
dikenal sebagai ektoserviks. Endoserviks, atau kanal endoserviks
adalah bagian yang merupakan terusan dari os eksternal yang
menghubungkan serviks dan rahim. Os eksternal adalah pembukaan
kanal yang ada diantara endoserviks dan ektoserviks (Huang, 2013).
Page 26 26
Definisi
Page 27 27
Epidemiologi
Page 28 28
Etiologi
Page 29 29
Faktor Resiko
A. Faktor Risiko Reproduksi dan Menstruasi
Kebanyakan peneliti menyimpulkan bahwa nulipara mempunyai
risiko 3x lebih besar menderita carsinoma endometrium dibandingkan
multipara.
Perubahan – perubahan biologis yang berhubungan dengan
infertilitas dikaitkan dengan risiko kanker endometrium adalah siklus
anovulasi (terekspose estrogen yang lama tanpa progesteron yang
cukup), kadar androstenedione serum yang tinggi (kelebihan
androstenedione dikonversi menjadi estrone), tidak mengelupasnya
lapisan endometrium setiap bulan (sisa jaringan menjadi hiperplastik)
dan efek dari kadar estrogen bebas dalam serum yang rendah pada
nulipara.
Sekitar 70% dari semua wanita yang didiagnosis kanker endometrium
adalah pascamenopause.
Page 30 30
B. Hormon
1. Hormon Endogen
Risiko terjadinya kanker endometrium pada wanita-wanita muda
berhubungan dengan kanker estrogen yang tinggi secara abnormal seperti
polycystic ovarian disease yang memproduksi estrogen.
Page 31 31
C. Kontrasepsi Oral
Peningkatan risiko secara bermakna terdapat pada pemakaian kontrasepsi
oral yang mengandung estrogen dosis tinggi dan rendah progestin.
Sebaliknya pengguna kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progestin
dengan kadar progesteron tinggi mempunyai efek protektif dan
menurunkan risiko kanker endometrium setelah 1-5 tahun pemakaian.
Page 32 32
D. Obesitas
Adanya hubungan antara pajanan estrogen dengan kanker
endometrium telah diketahui selama lebih dari 50 tahun.
Jaringan adiposa memiliki enzim aromatase yang aktif. Androgen
adrenal dengan cepat dikonversi menjadi estrogen didalam jaringan
adiposa pada individu yang obese.
Individu yang obese mungkin mengalami peningkatan drastis pada
estrogen bioavailable yang bersirkulasi dan pajanan ini dapat
menyebabkan hiperplastik pada endometrium.
Page 33 33
Manifestasi Klinik
Keluhan utama yang dirasakan pasien carsinoma endometrium
adalah perdarahan pascamenopause bagi pasien yang telah
menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum
menopause.
Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai
keluhan utama.
Page 34 34
Gejalanya bisa berupa :
Perdarahan rahim yang abnormal
Siklus menstruasi yang abnormal
Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang
mengalami menstruasi)
Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang
berusia diatas 40 tahun)
Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca
menopause)
Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual (Isdaryanto, 2010)
Page 35 35
Klasifikasi
A. Klasifikasi karsinoma endometrium berdasarkan temuan
Histopatologiknya
Page 36 36
Page 37 37
B. Klasifikasi berdasarkan stadium surgical
patologic
Page 38 38
Penatalaksanaan
A. Pembedahan
Pasien dengan karsinoma endometrium sebagian besar harus menjalani
histerektomi.
Pada stadium II dimana terbukti ada keterlibatan endoserviks, prosedur
pengangkatan uterus dilakukan secara radikal (histerektomi radikal).
Akan tetapi, beberapa ahli tetap melakukan histerektomi total apabila
diyakini bahwa keganasan memang berasal dai endometrium
Pada stadium III dan IV dapat dilakukan radiasi, dan atau kemoterapi.
Page 39 39
B. Radioterapi
Stadium I dan II yang inoperable secara medis hanya diberi
terapi radiasi, angka ketahanan hidup 5 tahunnnya menurun
20%-30% dibandingkan pasien dengan terapi operatif dan
radiasi. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA
grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi ajuvan
pascaoperasi.
Page 40 40
Radiasi ajuvan diberikan pada:
– Penderita stadium I, apabila berusia diatas 60 tahun,
grade III dan atau invasi melebihi setengah miometrium
– Penderita stadium IIA / II B, grade I, II, III
– Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan
terapi secara tersendiri
Page 41 41
Terapi Medikamentosa
Kemoterapi.
Cisplatin dan doxorubicin adalah agen yang paling sensitif
Agen kemoterapi lain adalah paclitaxel, doxorubicin, dan ifosfamide
Hormon
Tumor yang mempunyai reseptor estrogen dan progesteron akan
memberikan respon yang lebih baik terhadap terapi hormon.
Pemberian progestin oral sama efektifnya dengan pemberian
intramuskular. Sepertiga pasien yang mengalami kekambuhan
memberikan respon terhadap progestin.
Dosis yang dianjurkan:
Depo-Proven, 400 mg IM per minggu
Provera, 200 mg per oral 4x1
Megastrol acetate (Megace), 800 mg per oral 4x1
Page 42 42
Page 43 43