Disusun:
Dini Kurnia Sarassati
Pembimbing
dr. Muhammad Muqsith, Sp. JP- FIHA
Pendahuluan
Angina pektoris merupakan manifestasi penyakit
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Tn. R
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
No.CM
: 1-08-13-48
Alamat
: Kota Besar
Pekerjaan
: Swasta
Tgl. Masuk RS
: 19/02/2016
Tgl. Pemeriksaan
: 24/02/2016
Anamnesis
Keluhan Utama:
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 6
jam sebelum masuk rumah sakit.
Nyeri dada yang dirasakan seperti terbakar atau panas
dan terasa tembus hingga kepunggung pasien. Nyeri dada
dirasakan ketika pasien tidur dan terbangun saat jam 3
pagi dan menghilang setelah 30 menit kemudian.
Selain itu pasien juga merasakan jantung berdebar
kencang dan seluruh tubuh berkeringat dingin.
Pasien tidak mengeluhkan mual maupun muntah dan tidak
ada gejala sesak waktu berbaring, maupun saat
beraktivitas. Keluhan sering buang air kecil sering pada
malam hari ataupun bengkak pada kaki juga disangkal
pasien.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku sebelumnya pernah mengalami hal
serupa kurang lebih tiga tahun yang lalu setelah
pasien pulang dari luar negeri ketika mengantra istri
pasien berobat. Nyeri dada dirasakan ketika pasien
mengendarai kendaraan dan menghilang ketika
pasien beristirahat. Pasien mengaku tidak mencari
pengobatan ke dokter atau kemana pun. Riwayat
hipertensi dan diabetes melitus disangkal pasien.
Riwayat Penggunaan Obat:
Pasien mengaku meminum obat batuk Enadryl yang
dibeli pasien dari depot obat, pada malam hari,
sebelum nyeri dada hebat yang ia rasakan tersebut.
Pemeriksaan Fisik
Status Present
(24 Februari 2016 pukul 12.00)
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
:Compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Temperatur
: 36,5 0C
Status General
Kulit
Warna: Sawo
matang
Ikterus : (-)
Anemia
: (-)
Sianosis : (-)
Kepala
Bentuk : Kesan
normocephali
Rambut :Tersebar rata,
sukar dicabut, berwarna
hitam dan putih
Mata : Cekung (-), refleks
cahaya (+/+), sklera
ikterik (-/-), konjungtiva
palpebra inferior pucat
(-/-)
Telinga : Sekret (-/-),
perdarahan(-/-)
Hidung : Sekret (-/-),
Mulut
Bibir : Pucat (-), sianosis (-)
Mukosa : Basah (+)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Bentuk
: Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Pembesaran (-)
Peningkatan TVJ : meningkat
Thorax
Thorax depan dan belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan
simetris Retraksi (-)
Palpasi
Pergerakan dada simetris
Nyeri tekan (-/-)
Perkusi
sonor/ sonor
Auskultasi
Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi
Abdomen
Inspeksi
: Distensi (+)
Palpasi
: Nyeri tekan (-) Undulasi (-)
Hepar/ lien/ ren tidak teraba
Perkusi
: Timpani (+), Redup (-), Shifting
dullness (-)
Auskultasi : Peristaltik usus normal
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium)
Pemeriksaan Penunjang
(EKG)
Interpretasi EKG
Ritme
: ritme sinus
Rate : 100 x/menit reguler
Axis : Extreme
P-wave : Normal
Komplek QRS : Terjadi pemanjangan lebar komplek QRS
Hipertrof
LVH : tidak ada
RVH : tidak ada
Iskemik/Infark
ST-elevasi :lead V1, V2, V3, V4
ST-depresi :tidak ada
T-inverted :lead V1, V2, V3, V4
Q-patologis :lead II, III, AVF dan V3, V4
Kesimpulan: RBBB komplit + STEMI anteroseptal + OMI inferior
dengan axis ekstrem.
Pemeriksaan Penunjang
(Ekokardiogram)
Fungsi sistolik ventrikel kiri menurun, EF
32%.
Kontraktilitas ventrikel kanan normal.
Terjadi gangguan restriktif.
Pemeriksaan Penunjang
(Radiologi)
Interpretasi Radiologi
Tidak ada deviasi trakea
Corakan bronkhovaskular meningkat
Sela iga melebar
CTR 45%
Pemeriksaan Penunjang
(USG)
USG ginjal : tidak tampak kelainan
USG hepar/GB/lien : tidak tampak kelainan
USG pancreas/ sistem bilier : tidak tampak
kelainan
USG vesika urinaria : tidak tampak kelainan
Diagnosis Banding
STEMI anteriorseptal + OMI inferior + RBBB
Acute heart failure de novo ec. ACS
Perikarditis
Emboli Paru
Penatalaksanaan
Bedrest
Diet jantung III
Inj Arixtra 2,5cc/hari
Inj ondansetron 1 amp/8 jam
Inj omeprazol 1 amp/12 jam
Clopidogrel 1x 75 mg
Sucralfat syr. 3x CI
Bisoprolol 1x 2,5 mg (pagi)
Simvastatin tab 1x40 mg
Captopril tab 3x 6,25 mg
ANALISA MASALAH
Sindrom koroner akut (SKA) merupakan
Faktor Resiko
Faktor risiko kardiovaskuler pada pria dan wanita
Diagnosis
Diagnosis
klinis
berdasarkan
adanya
kerusakan miokardium atau nekrosis. Paling
tidak harus teradapat salah satu dari
dibawah berikut:
Riwayat klinis dengan nyeri dada karena iskemia.
Perubahan ECG dengan elevasi segmen ST atau
dugaan LBBB.
Pada pencitraan terlihat kehilangan jaringan
sehat atau abnormalitas dinding otot jantung.
Didapatkan trombus dalam pembuluh darah
koroner dengan angiograf atau autopsi.
Gejala Klinis
Gambaran klinis infark miokard umumnya berupa nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis STEMI ditegakkan jika terdapat
dengan :
Elevasi segmen ST pada lead V1, V2, V3, V4
setinggi 3 mm, disertai Q patologis pada lead
V1, V2, V3, V4 dengan kedalaman Q lebih
dari 1/3R, dan T-inverted pada lead V1, V2,
V3, V4.
Pada pasien terjadi peningkatan marka
jantung CK-MB dan Troponin I, ditambah
dengan keluhan klinis yang mendukung.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ST elevasi IMA menurut ACC/AHA 2013 : 5
a. Pemberian Oksigen
b. Nitrogliserin
Diberikan nitrogliserin sublingual 0,4 mg setiap 5 menit.
c. Analgesik
Morfn sulfat (2-4 mg intravena dan dapat diulang dengan kenaikan
dosis 2 8 mg IV dengan interval waktu 5 sampai 15 menit) merupakan
pilihan utama untuk manajemen nyeri yang disebabkan STEMI.
d. Aspirin
Aspirin kunyah harus diberikan pada pasien yang belum pernah
mendapatkan aspirin pada kasus STEMI. Dosis awal yang diberikan 162
mg sampai 325 mg. Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis 75162 mg. 5
e. Beta Bloker
Regimen yang biasa digunakan addalah metoprolol 5 mg .
f. Clopidogrel
Pemberian clopidogrel 600 mg sedini mungkin. Dan dilanjutkan dengan
dosis rumatan sebesar 75 mg per hari. 5
g. Reperfusi
Reperfusi, dengan trombolisis atau PCI
primer, diindikasikan dalam waktu kurang
dari 12 jam sejak onset nyeri dada untuk
semua pasien Infark Miokard yang juga
memenuhi salah satu kriteria berikut : 5
ST elevasi > 0,1mV pada >2 ujung sensor
ECG di dada yang berturutan,
ST elevasi >0,2mV pada >2 ujung sensor di
tungkai berturutan,
Left bundle branch block baru.
Pasien
Pada