Anda di halaman 1dari 77

Laporan Kasus RSUP HAM

ST-Elevation Myocardial Infarction

Pembimbing : dr. Zainal Safri, Sp.PD, Sp.JP

oleh:
Dumora F. Lubis 120100040
Yosua Napitupulu 120100141
Rajeven A/L Puspanathan 120100530
LATAR BELAKANG
Hasil Riskesdas
tahun 2007
menunjukkan
tingginya prevalensi
penyakit jantung
sebanyak 7,2%

Infark miokard Indonesia :


Angka
akut  penyebab mortalitas
kematian :
kematian tertinggi 220.000
8,7%
di dunia (14%)

Mortalitas di negara
berkembang : 2,47
juta
Tujuan
• Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit infark miokard elevasi
segmen ST (STEMI).
• Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap
kasus infark miokard elevasi segmen ST (STEMI) serta melakukan
penatalaksanaan yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan
prognosis yang baik.

Manfaat
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
• Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang
infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
• Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai
infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
SINDROMA KORONER
AKUT
Sindrom Koroner Akut
Definisi (SKA)

Sindrom koroner akut adalah sindrom klinik yang mempunyai dasar


patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya plak
atheroma sehingga menyebabkan trombosis intravaskular yang
menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen
miokard.

Epidemiologi SKA

•Menurut data RISKESDAS tahun 2013, di Indonesia prevalensi penyakit


jantung koroner (PJK) berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar
1,5%.
•Angka kejadiannya juga meningkat seiring dengan bertambahnya umur,
tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 3,6%.
Anatomi Pendarahan Arteri Koroner
Faktor Risiko Sindrom Koroner Akut
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah:
• Usia
• Jenis kelamin
• Riwayat keluarga

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah :


• Merokok
• Hipertensi
• Hiperlipidemia
• Diabetes mellitus
• Obesitas
Patofisiologi

Agregasi
Trombus Pasokan dan
Disrupsi Plak platelet dan
intravaskular kebutuhan O2
atheroma aktivasi jalur
oklusi tidak seimbang
koagulasi
Mekanisme Terbentuknya Trombus pada Koroner
Klasifikasi

UAP NSTEMI STEMI

• Keluhan angina • Keluhan angina • Keluhan angina


mendadak dan lebih • Tanpa elevasi ST • Elevasi persisten
berat dan lama segmen segmen ST di dua
• Biomarker (-) • Inversi gel. T , gel. T sadapan yang
datar , gel. T bersebelahan
pseudonormalization • Biomarker (+)
• Biomarker (+)
ST-Elevation Myocardial
Infarction
Defenisi

• Menurut Gabriel et al infark miokard adalah kenaikan atau


penurunan dari enzim jantung (terutama troponin) yang diikuti
salah satu diantara :
1. Gejala iskemia
2. Adanya perubahan ST-T ataupun kejadian LBBB yang baru
3. Timbulnya gelombang Q patologis pada EKG
4. Ditemukannya trombus intrakoroner pada pemeriksaan
angiografi ataupun autopsi
Manifestasi klinis

• Nyeri Dada
• Sesak Nafas
• Gejala Gastrointestinal
• Gejala Lain
• Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan gejala
akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstremitas)
Diagnosis

Anamnesis
• Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis
secara cermat apakah nyeri dada berasal jantung atau dari luar jantung.
• Jika dicurigai nyeri dada dari jantung perlu dibedakan apakah nyeri berasal
dari koroner atau bukan, apakah ada riwayat infark miokard sebelumnya
serta faktor-faktor resiko antara lain hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemia, merokok, stress serta riwayat sakit jantung koroner pada
keluarga.3
.
Diagnosis

• Sifat nyeri dada angina antara lain seperti :


Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial.
Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih
benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas,dan dipelintir.
Penjalaran: biasanya lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang
bawah, gigi, punggung/intrakapsular, perut, dan dapat juga ke lengan
kanan.
Diagnosis
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
• Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah
makan
• Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin,
cemas dan lema
Diagnosis

• Pemeriksaan Fisik
• Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah).
• Seringkali ekstremitas pucat disertai keringat dingin.
• Kombinasi nyeri dada subternal >30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat
adanya STEMI.
Diagnosis

• Tanda fisik lainnya


• pada disfungsi ventrikular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas
bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua.
• Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal yang bersifat
sementara karena disfungsi apparatus katup mitral
• pericardial friction rub
• peningkatan suhu sampai 38oC dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca
STEMI.3
Diagnosis

• Gambaran EKG
• Diagnosis STEMI ditegakkan berdasarkan EKG yaitu adanya elevasi ST ≥ 2mm,
minimal pada 2 sadapan prekondrial yang berdampingan atau ≥ 1mm pada 2
sadapan ekstremitas.
• Pemeriksaan EKG 12 sandapan harus dilakukan pada semua pasien dengan
nyeri dada atau keluhan yang dicurigai STEMI. Pemeriksaan ini harus
dilakukan segera dalam 10 menit sejak kedatangan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD).
• Laboratorium
• Angiografi Koroner
Diagnosis banding STEMI

• Perikarditis akut,
• Emboli paru,
• Diseksi aorta akut,
• Kostokondritis, dan
• Gangguan gastrointestinal
Penatalaksanaan

• Morfin
• Oksigen
• Nitrat
• Aspirin
Status Orang Sakit
Data pasien

No. RM : 00.69.44.41 Tanggal : 15/12/2016 Hari :

Nama Pasien : Suratman Umur : 56 tahun JK: Laki-laki

Pekerjaan: TNI Alamat: Desa Natam Kec. Agama: Islam


Badar

ANAMNESIS
Autoanamnesis Alloanamnesis

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama : Nyeri Dada
Anamnesis

Hal ini dialami saat OS sedang beristirahat. Nyeri dada dialami OS sejak
lebih kurang 14 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa seperti
ditimpa beban berat dengan durasi lebih dari 20 menit yang disertai
dengan keringat dingin (+), mual (+), muntah (-), penjalaran (-), nyeri
ulu hati (-). Riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal oleh OS. Pada
saat di IGD keluhan nyeri dada masih dijumpai.
Anamnesis
Sesak nafas diakui oleh OS selama nyeri dada terasa menyesak. DOE
tidak dijumpai. OP tidak dijumpai. PND tidak dijumpai. Riwayat sesak
sebelumnya disangkal oleh OS. Riwayat kaki bengkak disangkal oleh OS.
Riwayat sesak nafas sebelumnya disangkal.
Anamnesis
Untuk keluhannya ini, OS dibawa ke Rumah Sakit Kutacane (RSUD H
Sahudin) dan telah diberikan obat tablet dibawah lidah. Pengguanaan
obat 2 tablet kunyah, dan 4 tablet telan sekaligus di Rumah Sakit
Kutacane. Pemberian obat suntik dibawah perut disangkal.
Anamnesis
• Riwayat hipertensi diakui OS dengan tekanan darah sistolik tertinggi
>180 mmHg dan mengaku meminum obat hipertensi dengan teratur.
• Riwayat DM tidak jelas
• Riwayat Hiperkolesterolemia tidak jelas
• OS merupakan perokok aktif dimana os telah merokok selama ± 30
tahun terakhir kira-kira 1-2 bungkus rokok perhari
Anamnesis
• Faktor Risiko PJK : Laki-laki, >45 tahun, merokok, Hipertensi
• Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi
• Riwayat Pemakaian Obat : ISDN 3x5 mg, Clopidogrel 1x 75 mg, Aspilet
1x180 mg
Pemeriksaan Fisik

• Kepala : Konjungtiva parbebra inferior anemis (-/- )


sklera ikterik (-/- )
• Leher : Trakea medial, TVJ R+ 2 cm H20
• Dinding thoraks :
• Inspeksi : simetris fusiformis
• Palpasi : stem fremitus kanan sama dengan kiri, kesan normal
• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Pemeriksaan Fisik
• Batas jantung :
• Atas : ICS III
• Bawah : Diafragma
• Kanan : LPSD
• Kiri : ICS V 1 cm medial LMCS
• Auskultasi
• Jantung : S1(+), S2(+), S3(-), S4 (-) Reguler
• Murmur : (-), Gallop (-)
• Punctum Maximum : - Radiasi : -
Pemeriksaan Fisik
• Auskultasi Paru
• Suara pernafasan : Vesikuler
• Suara tambahan : -
• Abdomen :
• Palpasi Hepar/Lien : Tidak teraba
• Asites : (-)
Pemeriksaan Fisik
• Ekstremitas:
• Superior : Sianosis (-) Clubbing : (-/-)
• Inferior : Edema (-) Pulsasi arteri : (+/+)
• Akral : Hangat
EKG
EKG
EKG

Sinus Bradikardi, QRS rate 52x/i, QRS axis Normoaxis, P wave (+)
normal, durasi 0,08”, axis Normoaxis, PR int 0,16”, QRS duration
0,08”, ST-T changes : elevasi II, III,avF dan ST depresi pada I, AVL, V5-
V6, T wave : inversi pada I, AVL, V4-V6
Kesan: Sinus Bradikardi + STEMI Inferior
Foto Thorax
CTR 58%, Segmen Aorta : Kalsifikasi
aorta
Segmen Pulmonal tidak menonjol
Pinggang jantung normal
Apex jantung tertanam
Tidak tampak adanya infiltrat maupun
kongesti.
Kesan: Aterosklerosis aorta
kardiomegali
Hasil Laboratorium

Darah Lengkap Faal Hemostasis


• Darah Lengkap • PT : P(17.5);K(13.9)
• Hb : 12,5 g/dl • INR: 1.26
• RBC : 4.12 x 106/ml
• aPTT : 0,71
• WBC : 18.35 x 103 / ml
• Trombosit : 279.000/ml • TT: 0.74
• Ht: 38%
• Hitung Jenis
• N/L/M/E/B:
71.6/18,60/7,80/1.6/0,40
Hasil Laboratorium

AGDA Ginjal dan Elektrolit


• PH: 7,47 • BUN /Cr/Ur : 23/49/0.95
• pCO2: 28 mmHg • Elektrolit
• pO2 : 158 mmHg • Na/K/Cl : 134/4,1/107

• HCO3 : 20,4 mmol/L Metabolisme Karbohidrat


• Total CO2 : 21,3 KGD ad random :100 mg/dL
• BE : - 2,2 mmol/L
• SaO2: 100 %
Diagnosis Kerja

• Diagnosis Kerja :
• Fungsional : STEMI Inferior Onset 14 jam Killip I TIMI risk 6/14
• Anatomi : Coronary Artery
• Etiologi : Atherosclerosis
• Differensial Diagnosa :
• Perikarditis
• Diseksi Aorta
Rencana pemeriksaan Lanjutan

• Rencana pemeriksaan Lanjutan :


• Angiografi Koroner
• Echocardiography
• Cek KGD puasa/2 PP, HbA1C, Profil Lipid
• Prognosis : dubia et bonam
Follow Up Pasien
Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana:
15/12/201
Dada << Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal - Cek KGD N/2PP,
6 Sesak (-) TD: 100/60 mmHg onset 14 jam canule HbA1C, Profil Lipid
Mual HR:60 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9% - Heparinisasi 
dan RR:20 x/i risk 6/14 10gtt/i angiografi coroner
muntah Temp : 36,80C - HHD • Inj. Arixtra 2.5 (19/12/16)
(-) Pem. Fisik dengan HT mg/24 jam (H1)
Kepala : mata : terkontrol • Inj. Ranitidine
anemis (-/-), ikterik 50mg/ 12jam
(-/-) • Inj. Primperan
Leher : TVJ : 1amp/ 8 jam
R+2cmH2O • Aspilet 1 x 80 mg
Thoraks : • Clopidogrel 1 x
Cor : S1S2 (+) 75 mg
reguler,murmur (-), • Simvastatin 1 x
gallop (-) 40 mg
Pulmo : sp : vesikuler, • Clobazam 1x 10
st : -Abdomen : mg
soepel, BU(+)N • ISDN 5 mg (k/p)
Ekstremitas : akral • Laxadyn syr 1 x CI
hangat, edema (-/-)
Nyeri Laboratorium STEMI • Bedrest Rencana:
15/12/201
Dada << GDP : 96 (N: <100) inferior • O2 2-4L/i nasal - Cek KGD N/2PP,
6 Sesak (-) Glukosa Darah 2 jam onset 14 jam canule HbA1C, Profil Lipid
Mual PP: 103 killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9% - Heparinisasi 
dan Hb-A1c 5% (4.0% – risk 6/14 10gtt/i angiografi coroner
muntah 6.0%) - HHD • Inj. Arixtra 2.5 (19/12/16)
(-) Kolestrol total 170 dengan HT mg/24 jam (H1)
mg/dl terkontrol • Inj. Ranitidine
Trigliserida 186 50mg/ 12jam
mg/dl (<150mg/dl) • Inj. Primperan
HDL 34 mg/dl 1amp/ 8 jam
(>60mg/dl) • Aspilet 1 x 80 mg
LDL 113 mg/dl • Clopidogrel 1 x
(<100mg/dl) 75 mg
• Simvastatin 1 x
40 mg
• Clobazam 1x 10
mg
• ISDN 5 mg (k/p)
• Laxadyn syr 1 x CI
16/12/201 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal - Angiografi
6 s.d. Nyeri TD: 100/70 mmHg onset 14 jam canule Koroner 19/12/16
18/12/201 perut HR:70 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9% - Konsul GEH
kanan RR:20 x/i risk 6/14 10gtt/i - Pindah Ruangan
6 atas Temp : 36,80C - HHD • Inj. Ranitidine - Cek DL, RFT, Viral
Pem. Fisik dengan HT 50mg/ 12jam Marker, HST
Kepala : mata : terkontrol • Inj. Arixtra 2.5
anemis (-/-), ikterik mg/24 jam (H2)
(-/-)  rencana stop
Leher : TVJ : 18/12/16
R+2cmH2O • Inj. Primperan
Thoraks : 1amp/ 8 jam
Cor : S1S2 (+) • Aspilet 1 x 80 mg
reguler,murmur(-), • Clopidogrel 1 x
gallop (-) 75 mg
Pulmo : sp : vesikuler, • Simvastatin 1 x
st : -Abdomen : 80 mg
soepel, BU(+)N, Nyeri • Clobazam 1x 10
perut kanan atas (+) mg
Ekstremitas : akral • Laxadyn syr 1 x CI
hangat, edema (-/-)
19/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
Pagi dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal Angiografi coroner
Nyeri TD: 110/70 mmHg onset 14 jam canule hari ini
perut HR:64 x/i killip I TIMI
RR:20 x/i • IVFD NaCl 0,9%
kanan Temp : 36,50C risk 6/14 10gtt/i
atas << Pem. Fisik - HHD • Inj. Ranitidine
Kepala : mata : anemis dengan HT 50mg/ 12jam
(-/-), ikterik (-/-) terkontrol • Inj. Arixtra 2.5
Leher : TVJ : R+2cmH2O mg/24 jam (H2)
Thoraks :  rencana stop
Cor : S1S2 (+) 18/12/16
reguler,murmur(-), • Inj. Primperan
gallop (-) 1amp/ 8 jam
Pulmo : sp : vesikuler,
st : -Abdomen : soepel, • Aspilet 1 x 80 mg
BU(+)N • Clopidogrel 1 x
Ekstremitas : akral 75 mg
hangat, edema (-/-) • Simvastatin 1 x
80 mg
• Clobazam 1x 10
mg
• Laxadyn syr 1 x CI
19/12/2016 Nyeri Laboratorium STEMI • Bedrest Rencana
Pagi dada (-) Anti HIV (3 metode): inferior • O2 2-4L/i nasal Angiografi coroner
Nyeri Non reaktif onset 14 jam canule hari ini
perut Hb : 13,8 g/dl killip I TIMI
RBC : 4.62 x 106/ml • IVFD NaCl 0,9%
kanan WBC : 13.34 x 103 / ml risk 6/14 10gtt/i
atas << Trombosit : 285.000/ml - HHD • Inj. Ranitidine
Ht: 43% dengan HT 50mg/ 12jam
terkontrol • Inj. Arixtra 2.5
Elektrokardiografi: mg/24 jam (H2)
Sinus Rhytm, QRS rate  rencana stop
60x/i, QRS axis LAD, P 18/12/16
wave (+) normoaxis, PR
int 0,16”, QRS duration • Inj. Primperan
0,08”, ST-T changes: - 1amp/ 8 jam
(isoelektris), T wave : • Aspilet 1 x 80 mg
inverted II, III, avF. Q • Clopidogrel 1 x
patologis: II,III, avF, LVH 75 mg
(-), RVH(-), VES (-) • Simvastatin 1 x
Kesan : Sinus Rhytm + 80 mg
LAD + OMI inferior • Clobazam 1x 10
mg
• Laxadyn syr 1 x CI
19/12/2016 Nyeri PT: P (13.9), K (14.0) STEMI • Bedrest Rencana
Pagi dada (-) INR: 0.99 inferior • O2 2-4L/i nasal Angiografi coroner
Nyeri APTT: 0.83 onset 14 jam canule hari ini
perut TT: 0.71 killip I TIMI
Kolestrol total 185 • IVFD NaCl 0,9%
kanan mg/dl risk 6/14 10gtt/i
atas << Trigliserida 138 mg/dl - HHD • Inj. Ranitidine
(<150mg/dl) dengan HT 50mg/ 12jam
HDL 45 mg/dl terkontrol • Inj. Arixtra 2.5
(>60mg/dl) mg/24 jam (H2)
LDL 123 mg/dl  rencana stop
(<100mg/dl) 18/12/16
BUN/Ur/Cr: 12/26/1.08
Asam Urat 6.5mg/dl • Inj. Primperan
(3.5-7.2mg/dl) 1amp/ 8 jam
Na/K/Cl: 138/4.0/107 • Aspilet 1 x 80 mg
HbsAg negative • Clopidogrel 1 x
Anti HCV negative 75 mg
• Simvastatin 1 x
80 mg
• Clobazam 1x 10
mg
• Laxadyn syr 1 x CI
19/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
Post dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal - Heparinisasi selama
kateterisasi Nyeri TD: 110/60 mmHg onset 14 jam canule 3-4 hari
perut HR:66 x/i killip I TIMI - PCI 23/12/2016
RR:20 x/i • IVFD NaCl 0,9%
kanan Temp : 36,60C risk 6/14 10gtt/i
atas << Pem. Fisik - HHD • Inj. Ranitidine
Kepala : mata : anemis dengan HT 50mg/ 12jam
(-/-), ikterik (-/-) terkontrol • Inj. Arixtra 2.5
Leher : TVJ : R+2cmH2O mg/24 jam (H2)
Thoraks :  rencana stop
Cor : S1S2 (+) 18/12/16
reguler,murmur(-), • Inj. Primperan
gallop (-) 1amp/ 8 jam
Pulmo : sp : vesikuler,
st : -Abdomen : soepel, • Aspilet 1 x 80 mg
BU(+)N • Clopidogrel 1 x
Ekstremitas : akral 75 mg
hangat, edema (-/-) • Simvastatin 1 x
80 mg
• Clobazam 1x 10
mg
• Laxadyn syr 1 x CI
19/12/2016 Nyeri dada Elektrokardiografi: STEMI inferior • Bedrest Rencana
Post (-) Sinus Rhytm, QRS rate onset 14 jam • O2 2-4L/i nasal canule - Heparinisasi selama 3-
kateterisasi Nyeri 71x/i, QRS axis LAD, P wave killip I TIMI risk • IVFD NaCl 0,9% 4 hari
perut (+) normoaxis, PR int 0,16”, 6/14 10gtt/i - PCI 23/12/2016
kanan QRS duration 0,08”, ST-T - CAD 3VD • Inj. Ranitidine 50mg/
atas << changes: - (isoelektris), T dengan 12jam
wave : inverted II, III, avF. Q thrombus! • Inj. Arixtra 2.5 mg/24
patologis: II,III, avF, LVH (-), - HHD dengan jam (H2)  rencana
RVH(-), VES (-) HT terkontrol stop 18/12/16
Kesan : Sinus Rhytm + LAD • Inj. Primperan 1amp/
+ OMI inferior 8 jam
Laporan Angiografi • Aspilet 1 x 80 mg
Koroner • Clopidogrel 1 x 75 mg
LM: Stenosis 20% mid • Simvastatin 1 x 80 mg
LAD: Stenosis 80% mid + • Clobazam 1x 10 mg
Thrombus • Laxadyn syr 1 x CI
LCX: Total Occlusion setelah
OM (Small Vessel)
RCA: Stenosis 50% proximal
+ 90% mid + thrombus
Kesimpulan : 3VD
Saran: PCI RCA dan LAD
20/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest • Heparinisasi
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal sampai dengan
Nyeri TD: 110/70 mmHg onset 14 jam canule 21/12/16
perut HR:65 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9% - PCI 23/12/2016
RR:22 x/i 10gtt/i - Rencana USG
kanan Temp : 36,80C risk 6/14 Inj. Lovenox Abdomen dari

atas << Pem. Fisik - CAD 3VD 0.6cc/12 jam (H2) GEH
Kepala : mata : anemis dengan • Inj. Ranitidine
(-/-), ikterik (-/-) thrombus! 50mg/ 12 jam
Leher : TVJ : R+2cmH2O • Inj.Primperane 1
Thoraks :
- HHD ampul/ 8 jam (k/p)
Cor : S1S2 (+) dengan HT • Aspilet 1 x 80 mg
reguler,murmur(-), terkontrol • Clopidogrel 1 x 75
gallop (-) mg
Pulmo : sp : vesikuler, • Simvastatin 1 x 80
st : -Abdomen : soepel, mg
BU(+)N • Clobazam 1x 10 mg
Ekstremitas : akral • Laxadyn syr 1 x CI
hangat, edema (-/-)

Kesan EKG: Sinus Rhytm


+ LAD + OMI inferior
21/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest • Heparinisasi
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal sampai dengan
Nyeri TD: 110/70 mmHg onset 14 jam canule 21/12/16
perut HR:65 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9% - PCI 23/12/2016
RR:22 x/i 10gtt/i - Rencana USG
kanan Temp : 36,80C risk 6/14 Inj. Lovenox Abdomen dari

atas << Pem. Fisik - CAD 3VD 0.6cc/12 jam (H2) GEH
Kepala : mata : anemis dengan • Inj. Ranitidine
(-/-), ikterik (-/-) thrombus! 50mg/ 12 jam
Leher : TVJ : R+2cmH2O • Inj.Primperane 1
Thoraks :
- HHD ampul/ 8 jam (k/p)
Cor : S1S2 (+) dengan HT • Aspilet 1 x 80 mg
reguler,murmur(-), terkontrol • Clopidogrel 1 x 75
gallop (-) mg
Pulmo : sp : vesikuler, • Simvastatin 1 x 80
st : -Abdomen : soepel, mg
BU(+)N • Clobazam 1x 10 mg
Ekstremitas : akral • Laxadyn syr 1 x CI
hangat, edema (-/-)

Kesan EKG: Sinus Rhytm


+ LAD + OMI inferior
22/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal PCI 23/12/16
Nyeri TD: 120/80 mmHg onset 14 jam canule
perut HR:70 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9%
RR:20 x/i 10gtt/i
kanan Temp : 36,80C risk 6/14 Inj. Ranitidine

atas << Pem. Fisik - CAD 3VD 50mg/ 12 jam
Kepala : mata : anemis dengan • Inj.Primperane 1
(-/-), ikterik (-/-) thrombus! ampul/ 8 jam (k/p)
Leher : TVJ : R+2cmH2O • Aspilet 1 x 80 mg
Thoraks :
- HHD • Clopidogrel 1 x 75
Cor : S1S2 (+) dengan HT mg
reguler,murmur(-), terkontrol • Simvastatin 1 x 80
gallop (-) mg
Pulmo : sp : vesikuler, • Clobazam 1x 10 mg
st : -Abdomen : soepel, • Laxadyn syr 1 x CI
BU(+)N
Ekstremitas : akral
hangat, edema (-/-)

Kesan EKG: Sinus Rhytm


+ LAD + OMI inferior
22/12/201 Nyeri Ekokardiografi STEMI • Bedrest Rencana
6 dada (-) Fungsi Sistolik LV baik, inferior • O2 2-4L/i nasal PCI 23/12/16
Nyeri EF 55%, Fungsi onset 14 jam canule
perut diastolic LV killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9%
kanan terganggu. risk 6/14 10gtt/i
atas << Hipokinesia inferior, - CAD 3VD • Inj. Ranitidine
normokinetik segmen dengan 50mg/ 12 jam
lainnya. thrombus! • Inj.Primperane 1
Katup katup. MR mild, - HHD ampul/ 8 jam
AR mild, kalsifikasi di dengan HT (k/p)
LCC terkontrol • Aspilet 1 x 80 mg
Dimensi ruang • Clopidogrel 1 x
jantung: LVH 75 mg
konsentrik • Simvastatin 1 x
Kontraktilitas RV baik; 80 mg
TAPSE 17mm • Clobazam 1x 10
mg
• Laxadyn syr 1 x CI
23/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal PCI Hari ini
Nyeri TD: 120/80 mmHg onset 14 jam canule
perut HR:70 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9%
RR:20 x/i 10gtt/i
kanan Temp : 36,80C risk 6/14 Inj. Ranitidine

atas << Pem. Fisik - CAD 3VD 50mg/ 12 jam
Kepala : mata : anemis dengan • Inj.Primperane 1
(-/-), ikterik (-/-) thrombus! ampul/ 8 jam (k/p)
Leher : TVJ : R+2cmH2O • Aspilet 1 x 80 mg
Thoraks :
- HHD • Clopidogrel 1 x 75
Cor : S1S2 (+) dengan mg
reguler,murmur(-), HT • Simvastatin 1 x 80
gallop (-) terkontrol mg
Pulmo : sp : vesikuler, - Dispesia • Clobazam 1x 10 mg
st : -Abdomen : soepel, Fungsion • Laxadyn syr 1 x CI
BU(+)N al (GEH)
Ekstremitas : akral
hangat, edema (-/-)
Hasil USG
USG Whole Abdomen:
Hati, Limpa, Kandung
empedu, Pancreas dan
Ginjal normoscan
24/12/2016 Nyeri Vital Sign STEMI • Bedrest Rencana
dada (-) Sensorium : CM inferior • O2 2-4L/i nasal PBJ
Nyeri TD: 120/80 mmHg onset 14 jam canule
perut HR:70 x/i killip I TIMI • IVFD NaCl 0,9%
RR:20 x/i 10gtt/i
kanan Temp : 36,80C risk 6/14 Inj. Ranitidine

atas << Pem. Fisik - CAD 3VD 50mg/ 12 jam
Kepala : mata : anemis dengan • Inj.Primperane 1
(-/-), ikterik (-/-) thrombus! ampul/ 8 jam (k/p)
Leher : TVJ : R+2cmH2O • Aspilet 1 x 80 mg
Thoraks :
- HHD • Clopidogrel 1 x 75
Cor : S1S2 (+) dengan mg
reguler,murmur(-), HT • Simvastatin 1 x 80
gallop (-) terkontrol mg
Pulmo : sp : vesikuler, - Dispesia • Clobazam 1x 10 mg
st : -Abdomen : soepel, Fungsion • Laxadyn syr 1 x CI
BU(+)N al (GEH)
Ekstremitas : akral
hangat, edema (-/-)
24/12/2016 Nyeri Laporan Angioplasti Koroner STEMI inferior • Bedrest Rencana
dada (-) (PTCA) dan Post PCI onset 14 jam • O2 2-4L/i nasal PBJ
Nyeri Telah dilakukan PCI di distal killip I TIMI risk canule
perut RCA dan mid LAD. 6/14 • IVFD NaCl 0,9%
Stenosis pre PTCA 90% (mid 10gtt/i
kanan RCA), 50% (RCA prox), dan - CAD 3VD • Inj. Ranitidine
atas << 90% (mid LAD). Stenosis post dengan 50mg/ 12 jam
PTCA sebesar 0% pada mid thrombus! • Inj.Primperane 1
RCA dan Prox RCA. Stenosis - HHD ampul/ 8 jam (k/p)
post PTCA 70% pada LAD • Aspilet 1 x 80 mg
mid. dengan HT • Clopidogrel 1 x 75
Tekanan tertinggi 24 atm terkontrol mg
Guiding cathether JR 4/6F - Dispesia • Simvastatin 1 x 80
Stent Aznile 3,5/18mm (mid Fungsional mg
RCA), Combo 2,5/18mm (Prox (GEH) • Clobazam 1x 10 mg
RCA). • Laxadyn syr 1 x CI
Besar TIMI RISK 3

(PTCA) dan PCI


PCI di RCA berhasil (TIMI
Flow 3) + LAD Kalsifikasi
Berat.
25 Desember 2016  Pasien PBJ
Diskusi Kasus
Diskusi - Kasus
Sindrom Koroner Akut (SKA)  Pasien datang ke RS dengan
suatu penyakit yang berat, dengan keluhan berupa nyeri dada , Hal ini
mortalitas tinggi  keadaan telah dialami OS sejak lebih
gawat darurat jantung dengan kurang 14 jam sebelum masuk
manifestasi klinis berupa keluhan rumah sakit.
perasaan tidak enak atau nyeri
dada yang disertai dengan gejala
lain sebagai akibat iskemia
miokard.
Diskusi - Kasus
SKA  Angina Tipikal Pasien mengeluhkan nyeri dada
Pada nyeri dada tipikal dijumpai yang dirasakan di dada kiri dengan
rasa tertekan/ berat pada daerah karakteristik seperti terasa
retrosternal yang dapat menjalar ditimpa beban berat dengan
ke daerah lengan kiri, leher, durasi lebih dari 20 menit yang
rahang, interskapular, bahu disertai keringat dingin dan
maupun epigastrium yang muntah,
berlangsung diatas 20 menit.
Keringat dingin, mual, muntah,
sesak nafas dapat dijumpai / non-
tipikal
Diskusi - Kasus
Apabila nyeri dada bersifat nyeri Pasien mengeluhkan nyeri dada
pleuritik, lokasi pada regio yang dirasakan di dada kiri dengan
abdomen tengah/ bawah, dapat karakteristik seperti terasa
ditunjuk satu jari, dan hanya ditimpa beban berat dengan
terjadi beberapa detik maka nyeri durasi lebih dari 20 menit yang
ini bersifat non-kardiak disertai keringat dingin dan
muntah,
Diskusi - Kasus
Diagnosa SKA menjadi lebih kuat Os merupakan pasien berumur 56
jika keluhan angina ditemukan pada tahun dengan jenis kelamin laki
pasien dengan karakteristik : pria, laki dengan faktor resiko usia
diketahui mempunyai penyakit diatas 45 tahun dan merupakan
arterosklerosis non koroner, perokok aktif hingga sekarang
diketahui mempunyai PJK atas dengan frekuensi 1-2 bungkus /
dasar pernah mengalami infark hari selama ±30 tahun
miokard/ bedah pintas koroner/IKP,
mempunyai faktor resiko (umur,
hipertensi, merokok, dislipidemia,
DM, riwayat PJK dini dalam
keluarga)
Diskusi - Kasus
Diagnosis STEMI  Gambaran EKG Pada pemeriksaan EKG pasien
Elevasi segmen ST bermakna jika ditemukan adanya elevasi segmen
elevasi > 1 mm pada sadapan ST pada sadapan II, III , aVF
ekstremitas dan >2 mm pada
sadapan prekordial di dua atau lebih
sadapan yang menghadap ke
daerah anatomi jantung yang sama.
Infark inferior ditandai dengan
perubahan elektrokardiografik yang
khas pada sadapan inferior
(II,III,AVF)18
Diskusi - Kasus
Pada Angina pektoris tidak stabil  Pada Pasien didapati kadar CKMB
tidak meningkat 277 u/ l dan Troponin I 18,06
Pada sindroma coroner akutm nilai ng/ml
ambang untuk peningkatan CKMB
adalah beberapa unit melebihi nilai
normal atas (upper limits of
normal).
Troponin I/T merupakan marka
nekrosis miosit jantung dan
menjadi marka untuk diagnosis
infark miokard
Diskusi - Kasus
• Terapi Farmakologis Awal OS dibawa ke RSUD H Sahudin dan
1. Nitrogliserin tablet sublingual telah diberikan obat tablet
bagi pasien dengan nyeri dada dibawah lidah, 2 tablet kunyah,
yang masih berlangsung, jika dan 4 tablet telan sekaligus,
nyeri dada tidak hilang bisa dengan riwayat pemberian obat
diulang sampai 3 kali.
Clopidogrel, Aspilet dan ISDN.
2. Aspirin 160-320 mg diberikan
segera pada pasien tanpa
komplikasi.
Diskusi - Kasus
3. Clopidogrel dengan dosis awal OS dibawa ke RSUD H Sahudin dan
300 mg dilanjutkan dengan telah diberikan obat tablet
maintanance 75 mg per hari atau dibawah lidah, 2 tablet kunyah,
ticagrelor 180mg dilanjutkan dan 4 tablet telan sekaligus,
dengan dosis maintenance dengan riwayat pemberian obat
2x90mg/ hari kecuali pada pasien Clopidogrel, Aspilet dan ISDN.
STEMI yang direncanakan
reperfusi fibrinolitik.
Diskusi - Kasus
4. Morphin sulfat 1-5 mg IV dapat OS dibawa ke RSUD H Sahudin dan
diulang setiap 10-30 menit bagi telah diberikan obat tablet
pasien yang tidak responsive dibawah lidah, 2 tablet kunyah,
dengan tiga dosis NTG sublingual dan 4 tablet telan sekaligus,
dengan riwayat pemberian obat
Clopidogrel, Aspilet dan ISDN.
Kesimpulan
Tn. I, 56 tahun, menderita STEMI inferior onset 14 jam KILLIP I TIMI RISK 6/14
dan diberi tatalaksana:
- Bedrest
- O2 2-4L/i nasal canule
- IVFD NaCl 0,9% 10gtt/i (mikro)
- Inj. Ranitidine 50mg/ 12 jam
- Inj. Lovenox 0.6cc/12 jam
- Clopidogrel 1x300mg  1x75mg
- Aspilet 1x160mg  1x80mg
- Albazam 1x10 mg
- Laxadyne syr 1Xci
- Simvastatin 1 x 80 mg
TERIMA KASIH
MAULEATE
BUJUR
TEURIMONG GASEH
MERCI BEAUCOUP
EKG kanan,
belakang
Laporan angiografi

Anda mungkin juga menyukai