oleh:
Dumora F. Lubis 120100040
Yosua Napitupulu 120100141
Rajeven A/L Puspanathan 120100530
LATAR BELAKANG
Hasil Riskesdas
tahun 2007
menunjukkan
tingginya prevalensi
penyakit jantung
sebanyak 7,2%
Mortalitas di negara
berkembang : 2,47
juta
Tujuan
• Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit infark miokard elevasi
segmen ST (STEMI).
• Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap
kasus infark miokard elevasi segmen ST (STEMI) serta melakukan
penatalaksanaan yang tepat, cepat, dan akurat sehingga mendapatkan
prognosis yang baik.
Manfaat
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
• Untuk lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang
infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
• Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai
infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
SINDROMA KORONER
AKUT
Sindrom Koroner Akut
Definisi (SKA)
Epidemiologi SKA
Agregasi
Trombus Pasokan dan
Disrupsi Plak platelet dan
intravaskular kebutuhan O2
atheroma aktivasi jalur
oklusi tidak seimbang
koagulasi
Mekanisme Terbentuknya Trombus pada Koroner
Klasifikasi
• Nyeri Dada
• Sesak Nafas
• Gejala Gastrointestinal
• Gejala Lain
• Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan gejala
akibat emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstremitas)
Diagnosis
Anamnesis
• Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis
secara cermat apakah nyeri dada berasal jantung atau dari luar jantung.
• Jika dicurigai nyeri dada dari jantung perlu dibedakan apakah nyeri berasal
dari koroner atau bukan, apakah ada riwayat infark miokard sebelumnya
serta faktor-faktor resiko antara lain hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemia, merokok, stress serta riwayat sakit jantung koroner pada
keluarga.3
.
Diagnosis
• Pemeriksaan Fisik
• Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat (gelisah).
• Seringkali ekstremitas pucat disertai keringat dingin.
• Kombinasi nyeri dada subternal >30 menit dan banyak keringat dicurigai kuat
adanya STEMI.
Diagnosis
• Gambaran EKG
• Diagnosis STEMI ditegakkan berdasarkan EKG yaitu adanya elevasi ST ≥ 2mm,
minimal pada 2 sadapan prekondrial yang berdampingan atau ≥ 1mm pada 2
sadapan ekstremitas.
• Pemeriksaan EKG 12 sandapan harus dilakukan pada semua pasien dengan
nyeri dada atau keluhan yang dicurigai STEMI. Pemeriksaan ini harus
dilakukan segera dalam 10 menit sejak kedatangan di Instalasi Gawat Darurat
(IGD).
• Laboratorium
• Angiografi Koroner
Diagnosis banding STEMI
• Perikarditis akut,
• Emboli paru,
• Diseksi aorta akut,
• Kostokondritis, dan
• Gangguan gastrointestinal
Penatalaksanaan
• Morfin
• Oksigen
• Nitrat
• Aspirin
Status Orang Sakit
Data pasien
ANAMNESIS
Autoanamnesis Alloanamnesis
Hal ini dialami saat OS sedang beristirahat. Nyeri dada dialami OS sejak
lebih kurang 14 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri terasa seperti
ditimpa beban berat dengan durasi lebih dari 20 menit yang disertai
dengan keringat dingin (+), mual (+), muntah (-), penjalaran (-), nyeri
ulu hati (-). Riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal oleh OS. Pada
saat di IGD keluhan nyeri dada masih dijumpai.
Anamnesis
Sesak nafas diakui oleh OS selama nyeri dada terasa menyesak. DOE
tidak dijumpai. OP tidak dijumpai. PND tidak dijumpai. Riwayat sesak
sebelumnya disangkal oleh OS. Riwayat kaki bengkak disangkal oleh OS.
Riwayat sesak nafas sebelumnya disangkal.
Anamnesis
Untuk keluhannya ini, OS dibawa ke Rumah Sakit Kutacane (RSUD H
Sahudin) dan telah diberikan obat tablet dibawah lidah. Pengguanaan
obat 2 tablet kunyah, dan 4 tablet telan sekaligus di Rumah Sakit
Kutacane. Pemberian obat suntik dibawah perut disangkal.
Anamnesis
• Riwayat hipertensi diakui OS dengan tekanan darah sistolik tertinggi
>180 mmHg dan mengaku meminum obat hipertensi dengan teratur.
• Riwayat DM tidak jelas
• Riwayat Hiperkolesterolemia tidak jelas
• OS merupakan perokok aktif dimana os telah merokok selama ± 30
tahun terakhir kira-kira 1-2 bungkus rokok perhari
Anamnesis
• Faktor Risiko PJK : Laki-laki, >45 tahun, merokok, Hipertensi
• Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi
• Riwayat Pemakaian Obat : ISDN 3x5 mg, Clopidogrel 1x 75 mg, Aspilet
1x180 mg
Pemeriksaan Fisik
Sinus Bradikardi, QRS rate 52x/i, QRS axis Normoaxis, P wave (+)
normal, durasi 0,08”, axis Normoaxis, PR int 0,16”, QRS duration
0,08”, ST-T changes : elevasi II, III,avF dan ST depresi pada I, AVL, V5-
V6, T wave : inversi pada I, AVL, V4-V6
Kesan: Sinus Bradikardi + STEMI Inferior
Foto Thorax
CTR 58%, Segmen Aorta : Kalsifikasi
aorta
Segmen Pulmonal tidak menonjol
Pinggang jantung normal
Apex jantung tertanam
Tidak tampak adanya infiltrat maupun
kongesti.
Kesan: Aterosklerosis aorta
kardiomegali
Hasil Laboratorium
• Diagnosis Kerja :
• Fungsional : STEMI Inferior Onset 14 jam Killip I TIMI risk 6/14
• Anatomi : Coronary Artery
• Etiologi : Atherosclerosis
• Differensial Diagnosa :
• Perikarditis
• Diseksi Aorta
Rencana pemeriksaan Lanjutan