BRONKOPNEUMONIA
FADHILA KHAIRUNNISA
04084821820040
Pembimbing
dr. Azwar Aruf Sp.A, MSc
KELUHAN KELUHAN
UTAMA TAMBAHAN
Sesak Nafas
ANAMNESIS
Kisaran 2 hari SMRS, penderita batuk berdahak warnanya
putih kekuningan, jumlahnya tidak banyak, demam (+), dirasakan
tidak terlalu tinggi, suhu tubuh tidak di ukur, tidak ada kejang saat dema
m, muntah (-), BAB dan BAK normal. Tidak terdapat sesak napas.
penderita masih mau minum ASI. Pasien tidak berobat.
Kisaran 1 hari SMRS, penderita masih demam, tidak tinggi,
suhu tidak di ukur, muncul sesak napas yang terjadi terus menerus,
pasien masih batuk berdahak warnanya putih kekuningan, Sesak tidak
di pengaruhi oleh cuaca ataupun posisi. Tidak ada mengi, dan tidak ada
biru di ujung-ujung mulut dan jari. BAB dan BAK normal. Pasien mulai
malas menyusu. Pasien dibawa berobat ke klinik pribadi dokter umum,
kemudian pasien di rujuk ke RSMH. Riwayat kontak dengan penderita
yang batuk lama (-), ada riwayat keluarga yang sering merokok di sekit
ar pasien (ayah). Riwayat menderita batuk lama (-).
Masa Kehamilan: 32 Minggu
Partus : Spontan, pervaginam, 1
langsung menangis Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Tanggal : 23 September 2018
BB : 1700 gram
PB : Lupa
Ditolong : Bidan
Karena BBLR dirujuk ke RSMH dirawat di
NICU dan neonatus
R/ ibu demam saat kehamilan (-), R/ ketuban hijau
(-), berbau (-).
Polio 1 - Polio 4 -
Campak -
4
Riwayat Penyakit Dahulu
10
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS ANTROPOMETRI
• BB: 2,9 kg
• PB: 51 cm
• LK: 35 cm
• BB/U: -3 < z score (severly underweight)
• PB/U: -3 < z score (severly stunted)
• BB/PB: -2 <z score <-3 (gizi kurang)
Kesan: Gizi kurang perawakan sangat pendek
11
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
• Kepala : Mikrocephali (lingkar kepala 35 cm), rambut hitam
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor 2mm/2mm
• Telinga : Bentuk normal, simetris, otore -/-
• Hidung : Bentuk normal, pernapasan cuping hidung (+)
• Mulut : Mukosa bibir lembab, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
• Leher : Simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening
• Dada
Pulmo: I: Dinding dada simetris statis dan dinamis, retraksi subcostal (+)
retraksi epigastrium (+)
P: Stem fremitus kanan = kiri
P: Sonor di kedua lapang paru
A:Vesikuler (Normal/Normal), ronkhi basah halus nyaring (+) di
12
basal paru kanan. Wheezing (-/-).
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN SPESIFIK
Cor: I: Tidak tampak ictus cordis
P: Iktus cordis tidak teraba
P: Redup, dalam batas normal
A: BJ I dan II reguler, Gallop (-), Murmur (-)
• Alat Kelamin : Tidak ada kelainan
• Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), capillary refill time <3 detik, akral hangat
13
PEMERIKSAAN FISIK STATUS NEUROLOGIKUS
Fungsi motorik Lengan Kanan Lengan Kiri Kaki kanan Kaki kiri
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
Gejala rangsang me
Tidak dilakukan pemeriksaan
nigeal
Fungsi motorik Dalam batas normal
Nervi craniales Dalam batas normal
14 Refleks primitif Babinsky (+), palmar grasp (+), plantar grasp (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi
LABORATORIUM
Hemoglobin 6,7 11.3-14.1 g/dL
Hematokrit 21 37-41 %
MCH 29 25-29 fL
Diff count
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 3 1-6 %
Netrofil 32 50-70%
Limfosit 53 20-40 %
Monosit 15 2-8%
Kimia Klinik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONTGEN THORAX
• CTR <50% Normal
• Bentuk jantung normal
• Trakhea ditengah
• Mediastinum superior tidak melebar
• Corakan bronkovaskuler meningkat
• Tampak perselubungan opak dengan air dan
bronchogram (+) pada lapang atas sampai te
ngah paru dextra
• Tulang dan jaringan lunak baik
• Pada posisi lateral kanan: tampak perselubun
gan opak dengan air bronchogram (+) di lapa
ng atas sampai bawah
17
DAFTAR MASALAH
Gizi
Anemia
Anemia kurang
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
Pemeriksaan darah Pemasangan nasal • IVFD D5 ¼ NS 14-20 cc / jam ASI via NGT
rutin, AGD kanul 1 lpm • Inj Ampisilin 3x 200 mg IV 12x30 cc
• Inj Gentamisin 1x 15 mg IV
• Paracetamol 50 mg iv drop
bila suhu diatas 38.5 C
• PRC 1x 15 cc selesai
(9/12/2018)
EPIDEMIOLOGI
SKN (2001) 27,6% angka kematian bayi dan 22,8%
kematian balita
1/5 kematian
anak di seluruh Insidens di negara berkembang 30% pada balita dengan
dunia (± 2.000.000) resiko kematian tinggi (10-20 kasus/100 anak tahun)
meninggal tiap tahun
Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta kematian
/tahun pada balita di negara berkembang
ETIOLOGI Usia
Lahir - 20 hari
Etiologi yang sering
Bakteri
Etiologi yang jarang
Bakteri
E.Colli Bakteri anaerob
Penyebab Streptococcus grup B Streptococcus grup D
bronkopneumonia adalah; Listeria monocytogenes Haemophillus influenza
Streptococcus pneumonie
1. Mikroorganisme (virus
Virus
, bakteri, jamur) CMV
2. Penyebab lain HMV
• Hidrokarbon 3 miggu – 3 bulan Bakteri Bakteri
Clamydia trachomatis Bordetella pertusis
• Masuknya makanan, mi Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenza tipe B
numan, susu, isi lambu Virus Moraxella catharalis
ng ke dalam saluran pe Adenovirus Staphylococcus aureus
rnafasan (aspirasi) Influenza Virus
Parainfluenza 1,2,3 CMV
4 bulan – 5 tahun Bakteri Bakteri
Clamydia pneumonia Haemophillus influenza tipe B
Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis
Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
Virus Neisseria meningitides
Adenovirus Virus
Rinovirus Varisela Zoster
Influenza
Parainfluenza
KLASIFIKASI
Klasifikasi Anak usia < 2 bulan Anak usia 2 bulan – 5 tahun
Pneumonia Sangat Kesadaran turun, letargis Kesadaran turun, letargis
Berat Tidak mau menetek / minum Tidak mau minum
Kejang Kejang
Demam atau hipotermia Sianosis
Bradipnea atau pernapasan iregul Malnutrisi
er
Pneumonia Berat Napas cepat Retraksi (+)
Retraksi yang berat Masih dapat minum
Sianosis (-)
Pneumonia Ringan Takipnea
Retraksi (-)
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
1. Menggigil mendadak, demam yang tinggi dengan cepat dan
berkeringat banyak
2. Nyeri dada seperti ditusuk yang diperburuk dengan pernafasan dan
batuk.
3. Sakit parah dengan takipnea jelas (25 – 45/menit) dan dispnea.
4. Nadi cepat dan bersambung
5. Bradikardia relatif ketika demam menunjukkan infeksi virus, infeksi
mycoplasma atau spesies legionella.
6. Sputum purulen, kemerahan, bersemu darah, kental atau hijau
relatif terhadap preparat etiologis.
7. Tanda-tanda lain: demam, krakles, dan tanda-tanda konsolidasi
lebar
PEMERIKSAN FISIK
1. Pada nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,
suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
2. Pada palpasi ditemukan stem fremitus yang simetris.
3. Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan
getaran fremitus selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi
perluasan infeksi paru (kolaps paru/atelektasis) maka transmisi
energi vibrasi akan berkurang.
4. Pada perkusi tidak terdapat kelainan dan pada auskultasi
ditemukan crackles sedang nyaring.
Crackles;
1. Bunyi non musikal, tidak kontinu, interupsi pendek dan berulang (spektrum frekuensi 200-2000 Hz)
2. Bisa bernada tinggi ataupun rendah tergantung tinggi rendah frekuensi
3. Bisa keras atau lemah tergantung amplitudo osilasi
4. Halus atau kasar tergantung mekanisme terjadinya
Crackles gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan napas/jalan napas kecil tiba-tiba
terbuka
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Peningkatan leukosit, neutrofil predominan (shift to the
left), peningkatan LED. AGD hipoksemia dan
hipokarbia. Stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik
FOTO RADIOLOGI
1. Infiltrat interstisial peningkatan corakan bronkovaskular
2. Infiltrat alveolar konsolidasi paru dengan bronchogram
3. Bronkopneumonia gambaran difus merata pada kedua
paru (bercak-bercak infiltrat)
Asma - Riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan
pilek
- Hiperinflasi dinding dada
- Ekspirasi memanjang
- Berespon baik terhadap bronkodilator
TATALAKSANA
Bayi Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis Saturasi oksigen <92%, sianosis
Frekuensi napas > 60 kali/menit Frekuensi napas > 50 kali/menit
Distres pernapasan, apnea intermite Distres pernapasan
n, atau grunting
Tidak mau minum/menetek Grunting
Keluarga tidak bisa merawat di ruma Terdapat tanda dehidrasi
h
Keluarga tidak bisa merawat di r
umah
Pemeriksaan Fisik
RR meningkat
Napas cuping hidung (+),
retraksi (+)
Ronki basah haus nyarin
g (+)
ANALISIS KASUS
Penatalaksanaan pada pasien ini antara lain yaitu terapi oksigen, pemberian
cairan sesuai kebutuhan, dan jika terdapat sekresi hidung yang berlebihan m
aka dapat dikoreksi dengan nebulisasi normal saline. Selain itu juga perlu dila
kukan koreksi asam basa elektrolit. Untuk terapi antibiotik, diberikan berdasar
kan umur, keadaan umum penderita dan etiologi penyakit yang di evaluasi set
iap 48-72 jam.
Antibiotik diberikan sesuai protokol rekomendasi UKK respirologi untuk terapi
pneumonia pada pasien 0-2 bulan yakni diberikan kombinasi antibiotik Ampisi
lin-gentamicin. Ampisilin (50-100 mg/kgBB) diberikan 4 kali sehari Gentamisin
(5-7 mg/kgBB) diberikan 1-2 kali sehari. Jika terdapat demam, maka diberika
n paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali.
TERIMA KASIH
D
D
pertanyaan
D
D