Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan vasomotor hidung adalah terdapatnya gangguan fisiologik lapisan

mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktivitas parasimpatis. Rinitis

vasomotor adalah gangguan pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang

persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan

spesifik. Kelainan ini merupakan keadaan yang non-infektif dan non-alergi.

Rinitis vasomotor mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergi sehingga

sulit untuk dibedakan. Pada umumnya pasien mengeluhkan gejala hidung tersumbat,

ingus yang banyak dan encer serta bersin-bersin walaupun jarang.

Etiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat gangguan

keseimbangan fungsi vasomotor dimana sistem saraf parasimpatis relatif lebih dominan.

Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti emosi, posisi tubuh,

kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dan sebagainya, yang pada

keadaan normal faktor-faktor tadi tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu

tersebut.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan THT serta beberapa

pemeriksaan yang dapat menyingkirkan kemungkinan jenis rinitis lainnya. Penatalaksanaan

rinitis vasomotor dibagi atas tindakan konservatif dan operatif.

Laporan kasus ini akan membahas lebih lanjut tentang kasus rhinitis vasomotor

pada seseorang perempuan berusia 56 tahun. Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan

pembelajaran bagi kasus pasien dengan rhinitis vasomotor.

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 1


BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. UGL

Umur : 56 tahun

Bangsa : Indonesia

Agama : Katolik

Status Pernikahan : Sudah Menikah

Pendidikan : S2

Pekerjaan : PNS

Alamat : Walikota

No. MR : 11-51-12

Kunjungan Poliklinik : 17 Juni 2019

2.2 ANAMNESIS

Autoanamnesis dengan pasien :

Keluhan utama : Hidung tersumbat

Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poliklinik THT RSUD Prof.W.Z.

Johanes Kupang dengan keluhan hidung tersumbat yang menetap sejak kurang

lebih 2 minggu lalu. Hidung tersumbat dirasakan pada kedua rongga hidung dan

membuat pasien merasa tidak nyaman. Pasien juga mengeluhkan sedikit gatal pada

cuping hidung serta pilek dan batuk sejak kurang lebih 3 minggu yang lalu., disertai

sakit kepala, demam/meriang, serta bersin-bersin terutama saat pagi hari dan keluar

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 2


cairan dari hidung (ingus) dengan konsistensi encer dan berwarna bening namun

tidak berbau. Keluhan ini tidak mengganggu aktivitas, karena pasien masih dapat

bekerja pada siang hari. Keluhan tidak disertai dengan nyeri tenggorok dan

penurunan fungsi pendengaran.

Riwayat penyakit dahulu : Pasien memiliki riwayat sinusitis dan dislipidemia

kurang lebih 1 tahun yang lalu. Riwayat asma (-).

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan/gejala

yang sama dengan pasien.

Riwayat alergi : Pasien memiliki alergi terhadap udara yang dingin. Alergi

terhadap makanan, dan obat-obatan (-).

Riwayat Pengobatan : Pasien meminum obat Paracetamol 500mg 3x1.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, dan Kebiasaan

-. Pasien seorang PNS.

-. Sering terpapar asap rokok di lingkungan tempat tinggal (tetangga pasien).

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)

Tanda Vital :

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Nadi : 81x/menit

RR : 21x/menit

Suhu : 37,60C

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 3


Status Lokalis THT

1) Telinga

Auris
Bagian Kelainan Dextra Sinistra
Aurikula Kelainan congenital - -
Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tarik - -
Nyeri tekan - -
Fistula - -
Sikatrik - -
MAE Cukup Lapang /Sempit Cukup Lapang Cukup Lapang
Kelainan congenital - -
Hiperemis - -
Sekret - -
Kloting - -
Serumen - -
Edema - -
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -
Membran Timpani Intak + +
Reflek cahaya + +

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 4


2) Hidung

Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri

Hidung Luar Bentuk normal, Bentuk normal,


hiperemis (-), nyeri tekan
hiperemis (-), nyeri tekan
(-), deformitas (-).
(-), deformitas (-).

Rhinoskopi Anterior

Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)

Cavum nasi Edema, mukosa warna Edema, mukosa warna

pucat, rhinorrhea (+) pucat, rhinorrhea (+)

Meatus nasi media Mukosa edema, sekret Mukosa edema, sekret

(+) (+)

Konka nasi inferior Edema (+), mukosa Edema (+), mukosa

hiperemis (+) hiperemis (+)

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-), mukosa warna

merah muda

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 5


3) Tenggorok

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda

Mulut Mukosa mulut basah, berwarna merah muda

Geligi Karies dentis (+)

Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembran (-)

Palatum mole Ulkus (-), hiperemis (-), edema (-)

Faring Mukosa hiperemis (-), pseudomembran (-), sekret (-)

Tonsila palatine Kanan Kiri

T1 T1

Fossa tonsilaris Hiperemis (-) Hiperemis (-)

dan arkus

faringeus

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 6


2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah :

Foto SPN posisi Waters

Kesan : Sedikit penebalan dinding mukosa pada sinus maksilaris dextra dan sinistra

Rencana pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium seperti hitung eosinofil dalam darah tepi, pemeriksaan IgE total dan

pemeriksaan sitologi hidung dari secret hidung.

2.5 DIAGNOSIS BANDING

-. Rhinitis Vasomotor

-. Rhinitis Alergi

-. Sinusitis Maksilaris Akut

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 7


2.6 DIAGNOSIS KERJA

-. Rhinitis vasomotor

-. Sinusitis Maksilaris Akut

2.7 PENATALAKSANAAN

Non-medikamentosa (KIE) :

 Edukasi untuk menghindari faktor iritan

 Edukasi untuk melindungi hidung dengan masker dan salep hidrokortison

 Edukasi untuk cuci hidung saat mandi, minum obat teratur, kontrol jika obat

sudah habis

 Edukasi untuk kontrol ke poli gigi untuk karies

 Edukasi untuk menjaga stamina tubuh

Medikamentosa :

 Steroid nasal spray

 Hidrocortison zalf 2,5%

 Cyprofloxacin 250g

 Meloxicam 7,5g

 CTM

 Dexamethason

2.8 PROGNOSIS

Prognosis dari rinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-kadang dapat

membaik dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang

diberikan.

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 8


2.9 KOMPLIKASI

 Sinusitis

 Eritema pada hidung sebelah luar

 Pembengkakan wajah

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 9


BAB III

PEMBAHASAN

Rhinitis vasomotor adalah infeksi kronis lapisan mukosa hidung yang disebabkan

oleh terganggunya keseimbangan sistem saraf parasimpatis dan simpatis. Parasimpatis

menjadi lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah di

hidung. Gejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin dan ingus yang encer. Rhinitis

vasomotor adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi

membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukus menjadi

hipersekresi.

Etiologi pasti rhinitis vasomotor belum diketahui dan diduga akibat gangguan

keseimbangan sistem saraf otonom yang dipicu oleh zat-zat tertentu. Beberapa faktor yang

mempengaruhi keseimbangan vasomotor :

a) Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis, seperti :

ergotamin, chlorpromazin, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor

opikal.

b) Faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara

yang tinggi dan bau yang merangsang.

c) Faktor endokrin, sepeti keadaan kehamilan, pubertas, pemakaian pil anti

hamil dan hipotiroidisme.

d) Faktor psikis, seperti stress, ansietas dan fatigue

Rhinitis vasomotor merupakan suatu kelainan neurovascular pembuluh darah pada

mukosa hidung, terutama melibatkan sistem saraf parasimpatis. Tidak dijumpai alergen

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 10


terhadap antibodi spesifik seperti yang dijumpai pada rhinitis alergi. Keadaan ini

merupakan refleks hipersensitivitas mukosa hidung yang non – spesifik. Serangan dapat

muncul akibat pengaruh beberapa faktor pemicu.

1. Latar belakang

 Adanya paparan terhadap suatu iritan → memicu ketidakseimbangan sistem

saraf otonom dalam mengontrol pembuluh darah dan kelenjar pada mukosa

hidung → vasodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung →

hidung tersumbat dan rinore.

 Disebut juga “ rhinitis non-alergi ( nonallergic rhinitis ) “

 Merupakan respon non – spesifik terhadap perubahan – perubahan

lingkungannya, berbeda dengan rhinitis alergi yang mana merupakan respon

terhadap protein spesifik pada zat alergennya.

 Tidak berhubungan dengan reaksi inflamasi yang diperantarai oleh IgE

( IgE-mediated hypersensitivity )

2. Pemicu (triggers)

 Alkohol

 Perubahan temperatur / kelembapan

 Makanan yang panas dan pedas

 Bau – bauan yang menyengat

 Asap rokok atau polusi udara lainnya

 Faktor – faktor psikis seperti : stress, ansietas

 Penyakit – penyakit endokrin

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 11


 Obat-obatan seperti anti hipertensi, kontrasepsi oral

Gejala yang dijumpai pada rhinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan

dengan rhinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat dan bersifat

mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat sangat bervariasi yang dapat

bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain, terutama sewaktu perubahan posisi. Keluhan

bersin-bersin tidak begitu nyata bila dibandingkan dengan rhinitis alergi dan tidak terdapat

rasa gatal di hidung dan mata. Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun tidur

oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan juga oleh karena asap

rokok dan sebagainya. Selain itu juga dapat dijumpai keluhan adanya ingus yang jatuh ke

tenggorok ( post nasal drip ).

Berdasarkan gejala yang menonjol, rhinitis vasomotor dibedakan dalam 2 golongan,

yaitu golongan obstruksi (blockers) dan golongan rinore (runners / sneezers). Prognosis

pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore. Oleh karena golongan

rinore sangat mirip dengan rhinitis alergi perlu anamnesis dan pemeriksaan yang teliti

untuk memastikan diagnosisnya.

Dalam anamnesis dicari faktor yang mempengaruhi keseimbangan vasomotor

dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Biasanya penderita tidak mempunyai riwayat

alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada usia dewasa.Beberapa pasien hanya

mengeluhkan gejala sebagai respon terhadap paparan zat iritan tertentu tetapi tidak

mempunyai keluhan apabila tidak terpapar.

Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa edema

mukosa hidung, konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau merah tua ( karakteristik ),

tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat. Permukaan konka dapat licin atau berbenjol

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 12


(tidak rata). Pada rongga hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Akan tetapi pada

golongan rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah yang banyak. Pada

rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis

alergi. Test kulit ( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST, serta kadar Ig E

total dalam batas normal. Kadang- kadang ditemukan juga eosinofil pada sekret hidung,

akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. Infeksi sering menyertai yang ditandai dengan

adanya sel neutrofil dalam sekret.

Pemeriksaan radiologik sinus memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin

tampak gambaran cairan dalam sinus apabila sinus telah terlibat.

Pengobatan rinitis vasomotor bervariasi, tergantung kepada faktor penyebab

dan gejala yang menonjol. Secara garis besar, pengobatan dibagi dalam :

1. Menghindari penyebab / pencetus ( Avoidance therapy )

2. Pengobatan konservatif ( Farmakoterapi ) :

 Dekongestan atau obat simpatomimetik digunakan untuk mengurangi keluhan

hidung tersumbat. Contohnya : Pseudoephedrine dan Phenylpropanolamine

(oral) serta Phenylephrine dan Oxymetazoline (semprot hidung).

 Anti histamin : paling baik untuk golongan rinore.

 Kortikosteroid topikal mengurangi keluhan hidung tersumbat, rinore dan

bersin-bersin dengan menekan respon inflamasi lokal yang disebabkan oleh

mediator vasoaktif. Biasanya digunakan paling sedikit selama 1 atau 2 minggu

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 13


sebelum dicapai hasil yang memuaskan. Contoh steroid topikal : Budesonide,

Fluticasone, Flunisolide atau Beclomethasone

 Anti kolinergik juga efektif pada pasien dengan rinore sebagai keluhan

utamanya. Contoh : Ipratropium bromide ( nasal spray )

3. Terapi operatif ( dilakukan bila pengobatan konservatif gagal ) :

 Kauterisasi konka yang hipertrofi dengan larutan AgNO3 25% atau triklorasetat

pekat ( chemical cautery ) maupun secara elektrik ( electrical cautery ).

 Diatermi submukosa konka inferior ( submucosal diathermy of the inferior

turbinate )

 Bedah beku konka inferior ( cryosurgery )

 Reseksi konka parsial atau total (partial or total turbinate resection)

 Turbinektomi dengan laser ( laser turbinectomy )

 Neurektomi n. vidianus ( vidian neurectomy ), yaitu dengan melakukan

pemotongan pada n. vidianus, bila dengan cara diatas tidak memberikan hasil.

Operasi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan keluhan rinore yang hebat.

Terapi ini sulit dilakukan, dengan angka kekambuhan yang cukup tinggi dan

dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

Komplikasi yang dapat terjadi dari rhinitis vasomotor yakni sinusitis terutama

sinusitis maksilaris, eritema pada hidung bagian luar, dan pembengkakan pada wajah.

Prognosis dari rinitis vasomotor bervariasi. Penyakit kadang-kadang dapat membaik

dengan tiba –tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang diberikan.

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 14


Tabel Perbedaan Teori dan Kasus

TEORI KASUS

ANAMNESIS ANAMNESIS

Hidung tersumbat Bersin berulang terutama saat pagi hari (+)

Rhinore bersifat mukus atau serous. Rhinore encer, banyak, tidak berbau (+)

Gejala dapat memburuk pada pagi hari Hidung tersumbat dan sedikit gatal (+)

waktu bangun tidur oleh karena adanya Nyeri kepala

perubahan suhu yang ekstrim, udara Riwayat sinusitis

lembab, dan juga oleh karena asap rokok Riwayat terpapar asap rokok

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK

Edema mukosa hidung Mukosa edema, basah, berwarna pucat (+)

Konka hipertrofi dan berwarna merah Sekret encer yang banyak, tidak berbau (+)

gelap atau merah tua ( karakteristik ), Konka edema (+) dan hipertrofi (+)

tetapi dapat juga dijumpai berwarna Mukosa konka hiperemis (+)

pucat.

Permukaan konka dapat licin atau

berbenjol (tidak rata).

Rongga hidung terdapat sekret mukoid

Sekret yang ditemukan bersifat serosa

dengan jumlah yang banyak

PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hitung eosinofil dalam darah tepi (-) Foto SPN posisi Waters

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 15


Pemeriksaan IgE total (normal)

Pemeriksaan secret hidung

Pemeriksaan radiologi untuk melihat

komplikasi ke sinus

TATALAKSANA TATALAKSANA

1. Non-medikamentosa (KIE) 1. Non-medikamentosa (KIE)

 Hindari alergen dan iritan  Edukasi untuk menghindari faktor iritan dan

 Lindungi hidung dengan faktor allergen

masker dan salep  Edukasi untuk melindungi hidung dengan

2. Medikamentosa masker dan salep hidrokortison

 Dekongestan  Edukasi untuk cuci hidung saat mandi,

 Antihisitamin minum obat teratur, kontrol jika obat sudah

 Antibiotik habis

 Antiinflamasi  Edukasi untuk kontrol ke poli gigi untuk

 Steroid karies

 Edukasi untuk menjaga stamina tubuh

2. Medikamentosa

 Dekongestan : avamys nasal spray

 Antihistamin : CTM

 Antibiotik : Ciprofloxacin 250g

 Antiinflamasi : Meloxicam

 Antiinflamasi dan Steroid : Dexamethason

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 16


BAB IV

KESIMPULAN

Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien perempuan, berusia 56 tahun. Pasien

datang dengan keluhan hidung tersumbat sejak kurang lebih 2 minggu lalu. Pada anamnesis

ditemukan gejala gatal pada hidung, bersin-bersin terutama saat pagi hari, keluar cairan

encer banyak dari hidung, pilek dan batuk, serta nyeri kepala. Faktor penyebab dari pasien

adalah terpapar udara dingin dan terpapar asap rokok. Pada pemeriksaan fisik ditemukan,

tampak mukosa hidung edema, basah, berwarna pucat disertai adanya sekret encer

berwarna bening yang banyak, namun tidak bau. Pada pemeriksaan penunjang yaitu foto

Waters didapatkan adanya sedikit penebalan dinding mukosa sinus maksilaris dextra dan

sinistra yang menandakan adanya komplikasi ke daerah sinus maksilaris akibat rhinitis

vasomotor yang diderita. Ada pula rencana pemeriksaan penunjang laboratorium lain

seperti hitung eosinofil dalam darah tepi dan dapat pula dilakukan pemeriksaan IgE total

(prist-paper radio immunosorbent test), pemeriksaan sekret hidung, dan pemeriksaan

radiologi untuk melihat adanya komplikasi terutama ke sinus penderita. Pasien juga

diedukasi untuk menghindari faktor alergen dan bahan iritan, menghindari asap rokok,

penggunaan zalf hydrocortisone 2,5%, obat-obatan yang diberikan dikonsumsi secara

teratur. Prognosis pada pasien ini baik.

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 17


BAB V

PENUTUP

Telah dilaporkan kasus rhinitis alergi pada seorang perempuan, berusia 56 tahun

dengan diagnose rhinitis vasomotor serta komplikasi sinusitis maksilaris akut. Diagnosis

didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien

mendapatkan tatalaksana non-medikamentosa berupa KIE dan medikamentosa berupa

antibiotik, antiinflamasi, antihistamin, dekongestan dan steroid.

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 18


DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi A., Iskandar N., Bashiruddin J., dan Restuti D. 2015. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Edisi Ketujuh. Jakarta , Hal. 107-111;127-130

LAPORAN KASUS RHINITIS VASOMOTOR 19

Anda mungkin juga menyukai