Anda di halaman 1dari 8

BAB I

UMUM

Penulisan karya ilmiah seperti Skripsi, Tesis, Disertasi, memerlukan persyaratan baik

formal maupun materil. Persyaratan formal disebut juga teknis penulisan, yaitu

menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, sedangkan persyaratan

materil disebut juga substansi penulisan, yaitu menyangkut isi tulisan. Untuk lebih

jelasnya saudara dapat membaca lebih lanjut tulisan di bawah ini yang diawali dengan

penjelasan tentang prosedur.

A. Proposal

Proposal atau usulan penelitian merupakan kerangka utama yang akan

menuntun mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian. Dengan proposal itu

seorang mahasiswa akan dapat memahami secara jelas arah penelitian yang akan

dilakukannya.

Proposal penelitian terdiri dari :

1. Judul

2. Latar Belakang

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

5. Kerangka Pemikiran / Konseptual ( jika diperlukan )


6. Metoda Penelitian

7. Sistematika Penulisan

8. Jadual Penelitian

9. Daftar Pustaka

Proposal ditulis di atas kertas warna putih dengan ukuran kertas A.4.

Naskah diketik dengan program komputer Microsoft Word, Ukuran besar huruf 12

( dua belas ), jenis huruf times new roman, Jumlah halaman proposal adalah paling

sedikit 15 lembar halaman. Proposal dijilid soft cover.

ad.1. Judul

Judul yang baik harus dapat menggambarkan sejelas mungkin topik dan

permasalahan yang dibahas dalam suatu karya penelitian. Judul memang

sebaiknya dibuat sesingkat mungkin. Apabila kita tidak mungkin menghindari

pembuatan judul yang panjang, jalan keluarnya dapat dengan membuat anak

judul.

Banyak calon peneliti pemula yang terjebak untuk merumuskan judul

sebagai langkah pertama pekerjaannya. Pada saat membuat proposal, judul

biasanya masih tentatif ( ingat masih tentatif ) artinya, judul dapat saja diubah

sesuai dengan kebutuhan pada akhir pekerjaan penelitian kita nantinya. Judul

selalu ditempatkan pada halaman pertama proposal.

Contoh judul Skripsi Fakultas Hukum ialah berikut di bawah ini;

TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA

( Analisis Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 46/Pid.B/PN.Jkt.Pst )


Judul Skripsi mahasiswa hukum harus disertakan Analisis sebuah putusan

pengadilan, yaitu putusan pengadilan tahun saat ini atau sekurang-kurang nya

putusan pengadilan 3 Tahun yang lalu.

ad.2. Latar Belakang

Latar belakang biasanya ditulis setelah rumusan masalah ditemukan.

Jadi, walaupun dalam proposal latar belakang ini mengawali rumusan masalah,

tetapi kenyataannya, seorang calon peneliti harus menetapkan rumusan

masalahnya terlebih dahulu dengan bantuan concept map baru kemudian ia

menuliskan secara sistematis latar belakang ini.

Latar belakang dikerjakan lebih kemudian karena pengertian "latar

belakang" di sini adalah latar belakang permasalahan. Artinya, pada bagian ini

harus diceritakan tentang segala sesuatu yang menjadi alasan mengapa

permasalahan penelitian kita itu muncul. Oleh karena itu kita perlu memastikan

terlebih dahulu rumusan masalah yang akan diangkat, kemudian secara sitematis

menuliskannya kembali dalam latar belakang yang baik.

Hal-hal yang perlu dijawab dalam latar belakang adalah

1. Mengapa topik tersebut menarik diteliti ?

2. Apakah ada urgensinya untuk diketahui ?

3. Masalah-masalah apa saja yang dapat diidentifikasi seputar topik itu ?

4. Masalah apa yang ingin difokuskan lalu dipilih dalam penelitian ini?

5. Apa kaitan antara masalah yang dipilih dengan bidang studi yang

ditekuni (misalnya hukum) ?

6. Apakah masalah serupa pernah diteliti orang lain sebelumnya ?


7. Jika pernah ada penelitian serupa, apa bedanya dengan penelitian

yang akan dilakukan sekarang ?

Latar belakang yang baik dibangun dengan pola piramida terbalik.

Maksudnya, latar belakang itu harus mulai dari hal-hal yang umum dan

kemudian mengarah kepada pernyataan-pernyataan yang lebih spesifik. Agar

dapat lebih spesifik, dilakukan pembatasan ruang lingkup permasalahan.

Pembatasan dilakukan baik terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam

topik/masalah, juga dengan pembatasan dari segi waktu dan tempat (lokasi).

ad.3.Rumusan Masalah

Rumusan masalah sebaiknya jangan terlalu banyak. Kedalaman suatu

penelitian tidak ditentukan oleh banyaknya masalah yang dirumuskan. Lebih

baik memilih dua atau tiga rumusan masalah, tetapi terfokus dan dibahas secara

mendalam, dari pada lebih dari empat atau lima rumusan masalah, namun tidak

terjawab dengan baik semuanya dalam penelitian.

Masalah yang dimaksud, adalah masalah hukum (legal problem)

disarankan dua saja. Jika Mahasiswa menemukan lebih dari dua masalah dapat

digabung pada bab IV. Rumusan masalah menjadi panduan/arah "penelitian".

Rumusan masalah dituliskan dalam bentuk pertanyaan dengan kalimat; apakah,

bagaimana, kapan, dapatkah dan seterusnya. USAHAKAN untuk menghindari

kalimat dalam bentuk pertanyaan SEJAUHMANAKAH.

ad.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian harus sesuai dengan rumusan masalah. Cara termudah

untuk men-sinkronkan antara rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah


dengan "membalik" kalimat “ pertanyaan” dalam rumusan masalah menjadi

kalimat “pernyataan” dalam tujuan penelitian. Sebagai contoh, rumusan

masalah dalam salah satu contoh di atas dapat diubah ke dalam tujuan

penelitian sebagai berikut:

Rumusan Masalah Adalah:

Apa yang menyebabkan terjadinya korupsi di Indonesia ( ? )

Tujuan Penelitian Adalah:

Untuk mengetahui penyebab terjadinya korupsi di Indonesia ( + )

Kadang-kadang tujuan penelitian ditulis serangkai dengan kegunaan penelitian,

padahal pengertian tujuan berbeda dengan kegunaan. Tujuan adalah jawaban

mengenai apa yang ingin diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan,

sedangkan kegunaan adalah manfaat yang bakal diperoleh seandainya jawaban

itu telah didapatkan. Apabila dituliskan kegunaan penelitian, seorang mahasiswa

cukup menuliskan : "Kegunaan hasil penelitian ini adalah sebagai bahan bacaan

lebih lanjut bagi siapa saja yang berminat meneliti lebih lanjut topik serupa" .

Manfaat lebih bersifat "pribadi" / jangka pendek yang dibutuhkan oleh penulis.

ad.5. Tinjauan Pustaka

Pada saat seseorang menyusun proposalnya, ia tidak seharusnya "buta"

sama sekali terhadap topik permasalahan yang dipilihnya. Jika ia buta, hampir

mustahil ia dapat memfokuskan dengan baik topik yang ada dibenaknya.


Tatkala seseorang membangun concept map dalam rangka memfokuskan

topik dan permasalahannya, ia tentu harus membuka berbagai sumber bacaan.

Hal-hal yang sudah dijawab dalam data sekunder tentu tidak ada gunanya lagi

dicari di lapangan, kecuali ada alasan yang cukup kuat untuk meragukan data

sekunder itu. Jadi, data primer hanya diperlukan selama data sekunder tidak

tersedia atau tidak meyakinkan kita. Dengan perkataan lain, akan sia-sia seorang

calon peneliti menetapkan suatu topik dan merumuskan suatu permasalahan,

padahal topik dan permasalahan itu sudah jelas terjawab dalam bahan-bahan

bacaan yang ada.

Tinjauan pustaka harus diuraikan secara sistematis. Isinya harus benar-

benar berhubungan langsung dengan keperluan penelitian kita. Penjelasan panjang

lebar tentang konsep-konsep dan variabel-variabel dalam penelitian biasanya

dibicarakan dalam bagian ini.

ad.6. Metode Penelitian

Dalam metode penelitian diuraikan tentang bahan/sumber atau materi

penelitian, alat, jalannya penelitian, variabel serta data yang dikumpulkan, dan

ditutup dengan bagaimana data itu harus dianalisis.

Tentu saja masih banyak hal lain yang terkait di dalamnya, seperti

penentuan populasi dan sampel. Untuk itu penguasaan tentang metode penelitian

memang mutlak diperlukan.

Instrumen (alat) yang dipakai untuk mengumpulkan data primer harus

sesuai dengan sifat dan bentuk data, serta keadaan responden atau sampel. Jika

data telah terkumpul, tentu perlu kejelasan bagaimana data itu harus dianalisis.
Secara umum analisis data dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, atau

kombinasi keduanya. Untuk data kualitatif, sebelum dianalisis, data itu harus

dipisahkan sesuai kategorinya masing-masing, bahkan sering kali dituangkan

dalam tabel-tabel agar mudah dibaca. Setelah itu baru dilakukan penafsiran ter-

hadap data. Dalam penelitian normatif, dengan bantuan data kepustakaan (data

sekunder) dapat ditemukan bahan hukum primer, sekunder maupun tertier secara

luas.

Untuk pengolahan data kuantitatif, dapat digunakan teknik statistik. Seorang

peneliti tidak harus menguasai teknik-teknik demikian, tetapi dapat meminta

bantuan pihak lain untuk mengolahnya. Sekalipun demikian, penafsiran

kesimpukan terhadap hasil pengolahan itu harus kembali dilakukan oleh si

peneliti sendiri. Dalam hal ini pendekatan yang dipergunakan dapat memakai

pendekatan yuridis normatif maupun pendekatan sosiologis.

ad.7. Jadual Penelitian

Jadual penelitian perlu dicantumkan dalam proposal agar proses penelitian

itu dapat diestimasi waktunya. Keberhasilan peneliti untuk menepati jadual sangat

berkaitan dengan kemampuan manajemen waktu yang dilakukannya. Apabila ada

penyimpangan, si peneliti perlu menjelaskannya dalam laporan hasil

penelitiannya nanti. Untuk Fakultas Hukum Universitas Jakarta, DITETAPKAN

bahwa Jadual Penelitian Skripsi Minimal 3 ( tiga ) bulan atau 90 ( sembilan piluh

) hari.
ad.8. Daftar Pustaka

Daftar pustaka disusun sesuai dengan sistem pengutipan yang dibuat.

Apabila ia menggunakan sistem pengutipan “Gaya Chicago" maka seharusnya

daftar pustakanya pun menggunakan sistem yang sama ( harus konsisten gaya

Chicago ). Jumlah daftar pustaka minimal 15 judul yang terdiri dari 10 sumber

buku dan minimal 5 peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai