DISUSUN OLEH
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik iman maupun islam.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Makalah................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5
A. Akidah ............................................................................................ 5
B. Aswaja ............................................................................................ 7
C. Akhlak ............................................................................................ 8
D. Fiqh Puasa ...................................................................................... 8
E. Pemuda dalam Pandangan Islam .................................................... 11
F. Zakat ............................................................................................... 16
BAB III PENUTUP.................................................................................... 18
A. Kesimpulan..................................................................................... 18
B. Saran................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa Ramadhan adalah suatu pokok dari rangkaian pembinaan iman. Puasa
adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan atas umat
islam yang mukallaf selama tidak ada halangan yang menghalangi
pelaksanaannya. Bahwa puasa itu suatu fardhu yang tidak boleh di tinggalkan dan
suatu syi’ar Agama Allah yang besar.
Jika seseorang yang tidak melaksanakan puasa, maka orang tersebut harus
mengganti puasanya pada hari-hari lain setelah bulan Ramadhan berkahir. Hal ini
berdasarkan firman Allah dalam surat al-baqarah ayat 185:
1
Artinya : Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain.
Bagi orang yang belum mengqadha puasa Ramadhan yang lalu, kemudian
sudah datang lagi Ramadhan berikutnya, maka harus dilihat dulu alasan
penundaan (ta`khir) qadha tersebut.Jika penundaan itu karena ada udzur (alasan
syar’i), hanya diwajibkan mengqadha puasanya saja. Demikian menurut seluruh
Mazhab tanpa ada perbedaan pendapat, sebab yang bersangkutan dimaafkan
karena ada udzur dalam penundaan qadha’nya.
Orang yang bisa (mampu) melaksanakan qadha’ pada celah-celah tahun itu
juga. maka tidak mengqadha. Orang yang menunda qadha puasa sehingga masuk
bulan Ramadhan yang berikutnya diwajibkan atasnya fidyah sebagai tambahan
dari qadha, yaitu memberi makan orang miskin dari tiap hari dari hari-hari yang
diqadhanya.Ukurannya adalah memberi makan satu orang miskin sebagai kafarat
inilah kesepakatan Jumhur ulama (Malikiyah, Syafi’iyah, Hanabilah), selain
Hanafiyah.
Orang yang sanggup untuk mengqadha puasa, tetapi dia menunda- nundanya
sampai Ramadhan berikutnya, maka orang tersebut didenda untuk setiap harinya
2
satu mud untuk orang miskin. Namun Syafi’iyah dan Hanabilah berbeda pendapat
tentang penggandaan fidyah puasa sebab penundaan qadha tanpa uzur, sesuai
dengan jumlah penundaan tahunnya dari qadha puasa yang belum dilaksanakan.
Dari pendapat Al-Ghazali diatas, bahwa fidyahitu wajib bagi orang yang
menunda qadha puasa tanpa uzur. Apabila puasanya belum diqadha sampai tahun
yang kedua dan seterusnya, maka fidyahnya akan menyebabkan penggandaan
sesuai dengan jumlah penundaan tahunnya.
Pendapat yang dikemukan Ibnu Qudamah diatas, bahwa fidyah itu wajib bagi
orang yang menunda qadha puasa tanpa uzur, apabila puasanya belum diqadha
sampai tahun yang kedua dan seterusnya, maka fidyahnya tetap dan tidak
meyebabkan penggandaan sesuai dengan jumlah penunudaan tahunnya.
Dari pendapat yang telah penulis kemukakan diatas didapati adanya perbedaan
pendapat diantara Al-Ghazali dan Ibnu Qudamah .Perbedaan tersebut ada pada
penetapan hukum tentang penggandaan fidyah puasa bagi seseorang yang
menunda qadha puasa. Al-Ghazali berpendapat bahwa bagi orang yang menunda
mengadha puasa tanpa uzur sehingga bertemu dengan Ramadhan yang lain (kedua
dan seterusnya), maka akan menyebabkan penggandaan fidyah sesuai dengan
jumlah penundaan tahunnya, sedangkan menurut Ibnu Qudamah bagi seseorang
yang menunda puasanya tanpa uzur sehingga bertemu dengan Ramadhan yang
lain(dua dan seterusnya), tidak menyebabkan penggandaan fidyah sesuai dengan
penundaan tahunnya. Dengan adanya perbedaan tentang pendapat ini, maka
penulis akan menjadikan suatu kajian ilmiah.
3
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis mencoba
merumuskan permasalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana Pendapat Al-Ghazali (Syafi’iyah)dan Ibnu Qudamah (Hanabilah)
tentang fidyah puasa Ramadhan dan penggandaan fidyah puasakarena
penundaan qadha puas tanpa uzur sesuai dengan tahun penundaan ,dan dalil-
dalil yang mereka gunakan?
2. Bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan oleh Al-Ghazali
(Syafi’iyah) dan Ibnu Qudamah (Hanabilah) tentang fidyah puasa dan
penggandaan fidyah puasa Puasa karena penundaan qadha tanpa uzur sesuai
dengan tahun penundaan?
3. Bagaimana Analisis Fiqh Muqaranterhadap pendapat tersebut?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pendapat Al-Ghazalidan Ibnu
Qudamahtentang fidyah puasa dan penggandaan fidyah puasa karena
penundaan qadha tanpa uzur.
b. Untuk mengetahui dan memahami apa dalil dan dasar hukum yang
digunakan masing-masing pihak dalam mendukung pendapatnya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akidah
1. Pengertian Tauhid
2. Macam-macam Tauhid
a. Tauhid Rububiyah
b. Tauhid Uluhiyah
5
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Panyayang"
( QS. Al-Baqarah: 163) dan Nabi Shallallahu ' Alaihi wa Sallam bersabda, "Maka
hendaklah apa yang kamu dakwahkan kepada mereka pertama kali adalah
syahadat bahwa tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah" (Mutafaqqun
'Alaih). Dalam riwayat Imam Bukhari, "Sampal mereka mentauhidkan Allah".
Tauhid asma was shifor adalah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah
sesuai dengan apa yang telah disifati oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al-Quran
atau yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di dalam
As-Sunnah
6
B. Aswaja
1. Pengertian Aswaja
Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah (Aswaja) adalah salah satu aliran pemahaman
teologis (Aqiedah) Islam. Selain Aswaja ada faham-faham teologi lain seperti
Khawarij, Murji’ah, Qadariyah, Jabariyah dan Syi’ah. Pemahaman teologi Aswaja
ini diyakini sebagian besar umat Islam sebagai pemahaman yang benar yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Kemudian secara
turun-temurun faham Aswaja diajarkan kepada generasi berikutnya (Tabi’in-
Tabi’it Tabi’in) dan selanjutnya diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya
sehingga sampai kepada kita. Hal ini – tentu – dapat dibuktikan melalui kajian-
kajian literer keagamaan. Berkaitan dengan ini ribuan kitab dan buku telah ditulis
oleh banyak ulama dan pakar/ahli. Menurut telaah sejarah, istilah Aswaja muncul
sebagai reaksi terhadap faham kelompok Mu’tazilah, yang dikenal sebagai “kaum
rasionalis Islam” yang ekstrim. Kelompok ini mengedepankan pemahaman
teologi Islam yang bersifat rasionalis (‘aqli) dan liberalis. Faham Mu’tazilah ini
antara lain dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filsafati dari Yunani. Mereka
berpegang teguh pada faham Qadariyah atau freez will, yaitu konsep pemikiran
yang mengandung faham kebebasan dan berkuasanya manusia atas
perbuatanperbuatannya. Artinya, perbuatan manusia itu diwujudkan oleh manusia
itu sendiri, bukan diciptakan Tuhan. Di samping reaksi terhadap faham
Mu’tazilah, Aswaja juga berusaha mengatasi suatu faham ekstrim yang lain, yang
berlawanan faham secara total dengan kaum Mu’tazilah, yaitu faham kaum
Jabariyah.di mana mereka berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan atau kuasa dalam berkehendak dan berbuat
7
C. Akhlak
a. Pengertian Akhlak Akhlak berasal dari kata (khuluqun) yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat
atau sifat seseorang. Al Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia
melakukan perbuatan tercela (maksiat), diantaranya : 1. Dunia dan isinya 2.
Manusia 3. Setan 4. Nafsu Beberapa contoh penyakit batin ( akhlak tercela) 1.
Marah 2. Dongkol 3. Dengsi 4. Sombong
D. Fiqh Puasa
1. Puasa senin-Kamis
Syarat Sah Puasa
2. Puasa 6 hari bulan syawal
3. Puasa arafah 1. Islam
2. Suci dari haid, nifas, dan wiladah
4. Puasa asyura
3. Mumaylz (dapat membedakan
5. Puasa ayyamul bid baik dan buruk)
6. Puasa syaban 4. Berpuasa pada waktunya
7. Puasa daud
8
Rukun Puasa
Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan
Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.
Sunah Puasa
9
Hal-hal yang memperbolehkan tidak puasa
Puasa Ramadhan
Adalah puasa yang diwajibkan atas setiap muslim yang memenuhi syarat selama
sebulan penuh dalam bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan termasuk salah satu
puasa waib yang harus dilakukan oleh kaum muslim. Bulan ini merupakan bulan
yang penuh berkah penuh dengan ampunan Allah SWT, dan rahmatnya.
Didalamnya terdapat malam yang lebih mulai dari seribu bulan yaitu malam
laiatul qadar. Begitu pula Al-Quran diturunkan pertama kali disalah satu malam
pada bulan ini.
a) Salat tarawih, merupakan salah stau sunah malam yang hanya dapat
dilaksanakan di bulan Ramadhan.
b) Salat witir dan salat sunah lainnya.
c) Jika ada kelebihan rezeki, sedekahkan kepada orang yang sedang berpuasa
atau mengajak
d) Memperbanyak membaca Al-Quran
e) I’ktikaf masjid untuk ibadah.
10
E. Pemuda dalam Pandangan Islam
11
Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Pemuda
1.Rasulullah SAW bersabda:
يعجب ربك من شاب ليست له صبوة
"Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki shobwah" [HR.
Ahmad]
Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari kebenaran.
12
Pemuda yang haus akan Ilmu
Tidak menutup kemungkinkan, sebagai pemuda islam kita tidak bisa
menutup mata atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentu hal
tersebut kita jadikan sebagai peluang untuk terus belajar dan meningkatkan
kualitas diri.
13
Pemuda Anti Galau
Di zaman milenial, sepertinya sudah tidak zaman jika menjadi pemuda
yang sering galau. Saat ini sudah waktunya menjadi pemuda yang bangkit
dan berusaha terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
> Menjadi pemuda yang berdaya, artinya mampu berbagi dan bergerak
dalam kebermanfaatan disetia lini kehidupan yang dipilihnya.
14
d. Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin 'Afra. ksatria yang
membunuh Abu Jahal dalam perang Badar,, juga masih berusia
belasan
e. Anas bin Malik juga masih berusia 10 tahun saat menjadi pelayan
Rasululah. Ia termasuk salah satu sahabat yang banyak
meriwayatkan hadis dari Rasulullah.
f. Ibnu Abbas sepupu Rasulullah,, masih berusia sangat muda saat
menjadi rujukan para sahabat dalam memahami Alquran. Ibnu
Abbas mendapat pendidikan langsung dari Rasulullah SAW
3. Delegasi Nabi
a. Mush'ab bin Umair, seorang pemuda kaya, rupawan, dan
terpandang di Makkah. la rela meninggalkan keluarga, kemewahan,
dan kehormatan di tengah kaumnya demi Islam. Mush'ab adalah
duta pertama dalam sejarah Islam. Ia diminta Rasulullah mengajar
Alquran kepada penduduk Madinah.
Sejatinya, setiap dari kita Allah hadirkan keunikan dan potensi masing-
masing. Maka bersyukurlah kita yang Allah anugerahkan untuk merasakan
masa muda. Menjadikan masa-masa itu untuk menoreh prestasi kebaikan
dan kebermanfaatan kepada sesama.
15
3. Dikatakan kepada penghuni surga:
وإن لكم أن تشيوا فال تهرموا أبذا
"Sesungguhnya kalian akan terus-menerus muda dan tidak akan pernah
menua selamanya" [HR.Muslim]
F. Zakat
Fiqih Zakat
HUKUM ZAKAT
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum zakat adalah wajib
(fardhu 'ain) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat termasuk dalam katagori ibadah (seperti sholat, haji dan puasa) yang
telah di atur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As Sunah,
sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
MACAM ZAKAT
Adalah nama bagi sejumlah makanan pokok yang dikeluarkan oleh seseorang
muslim setelah berlalunya bulan suci Romadhon. Zakat ini disebut juga dengan
zakat badan atau zakat jiwa. Zakat fitrah lebih mengacu kepada orang
16
2. ZAKAT MAAL (HARTA)
Zakat harta diwajibkan karena adanya harta tertentu yang telah memenuhi syarat
syarat tertentu. Dengan kata lain zakat maal lebih menitik beratkan kepada
hartanya.
bukan pemiliknya Dari segi macamnya, zakat maal dapat dikatagorikan menjadi :
1. Milik penuh
2. Berkembang
3. Cukup Nishab
4. Lebih dari kebutuhan pokok
5. Bebas dari hutang
6. Berlalu satu tahun
1. Islam
2. Merdeka
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aqidah, Tauhid, aswaja, akhlak, fiqih puasa, pemuda dalam pandangan
islam dan zakat perlu kita pelajari dan amalkan dalam kehidupan umat muslim .
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina
setiap individu muslim sehingga memandang alam semesta dan kehidupan dengan
kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang
merefleksikan persfektif Islam mengenai berbagai dimensi kehidupan serta
menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya. Atas dasar ini,
akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan mu’jizat
dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Tauhid adalah konsep dalam aqidah islam yang menyatakan keesaan Allah.
Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah (Aswaja) adalah salah satu aliran pemahaman teologis
(Aqiedah) Islam. Selain Aswaja ada faham-faham teologi lain seperti Khawarij,
Murji’ah, Qadariyah, Jabariyah dan Syi’ah. Pemahaman teologi Aswaja ini
diyakini sebagian besar umat Islam sebagai pemahaman yang benar yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Kemudian secara
turun-temurun faham Aswaja diajarkan kepada generasi berikutnya (Tabi’in-
Tabi’it Tabi’in) dan selanjutnya diteruskan oleh generasi-generasi berikutnya
sehingga sampai kepada kita. Akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam
jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan
pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji
menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya
apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk. Oleh
karena itu kita sebagai muslim, haruslah menanamkan sifat-sifat yang baik, agar
akhlak yang keluar dari diri kita, merupakan akhlak yang terpuji, yang disukai
oleh Allah, dan hanya Rasulullah yang pantas kita jadikan idola dalam kehidupan.
Puasa adalah terjemahan dari Ash Shiyam. Menurut istilah bahasa berarti
menahan diri dari sesuatu dalam pengertian tidak terbatas. “Saumu” (puasa),
menurut bahasa Arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan,
18
minum, nafsu, menahan berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Menurut istilah agama Islam yaitu “menahan diri dari sesuatu yang
membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari dengan niat dan beberapa syarat. Seluruh Ulama Islam sepakat
menetapkan bahwasanya puasa, salah satu rukun Islam yang lima, karena itu
puasa di bulan Ramadhan adalah wajib dikerjakan. Yang diwajibkan berpuasa itu
adalah orang yang beriman (muslim) baik laki-laki maupun perempuan (untuk
perempuan suci dari haid dan nifas), berakal, baligh (dewasa), tidak dalam
musafir (perjalanan) dan sanggup berpuasa. Puasa Ramadhan lamanya sebulan
yaitu 29 atau 30 hari, yang dimulai setiap harinya sejak terbit pagi hingga
terbenam matahari. Pemuda Islam adalah pemuda yang mampu mengangkat nama
agamanya serta nama bangsanya. Berusaha untuk melawan kehidupan serta
bertawakkal kepada Allah SWT.Ia memiliki sifat – sifat pemuda dan semangat
yang bergelora. Dan Zakat adalah salah satu rukun Islam. Zakat secara bahasa
berarti tumbuh dan bertambah. Dan menurut syari’at berarti sedekah wajib dari
sebagian harta, sebab dengan mengeluarkan zakat, maka pelakunya akan tumbuh
mendapat kedudukan tinggi di sisi Allah SWT dan menjadi orang yang suci serta
disucikan. Juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur, dan berkembang maju.
B. Saran
Sebagai umat muslimnya hendaknya kita mengetahui hakikat dan kedudukanya
akidah,tauhid, aswaja, akhlak, fiqih puasa, pandangan pemuda dalam islam, dan
zakat dalam kehidupan sehari hari agar perbuatan kita tidak melenceng dari
semestinya, sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah rosullullah.Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://blogmateri.wordpress.com/2015/02/12/makalah-aqidah-tauhid-iman-
hakikat-dan-kedudukannya/
http://www.jejakpendidikan.com/2016/04/makalah-aqidah.html
https://dakwah.unisnu.ac.id/ahlus-sunnah-wal-jamaah-dan-
keindonesiaan#:~:text=Ahlus%2DSunnah%20wal%2DJama',pemahaman
%20teologis%20(Aqiedah)%20Islam.&text=Pemahaman%20teologi%20Aswaja
%20ini%20diyakini,Muhammad%20SAW%20kepada%20para%20sahabatnya.
http://shareandcare123.blogspot.com/2015/08/makalah-akhlak-dalam-
islam.html#:~:text=PENUTUP-,3.1%20Kesimpulan,itu%20dinamakan%20akhlak
%20yang%20mulia.
http://mabatugas.blogspot.com/2016/04/pengertian-puasa-lengkap-dengan-syarat-
rukun-dan-dalilnya.html
https://id.scribd.com/doc/12916882/makalah-pemuda-islam
https://aliabdussalam.wordpress.com/2012/11/12/zakat-makalah/
20