Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

SURAT GUGATAN
SENGKETA KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
SURAT HAK MILIK ATAS TANAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Peradilan Tata Usaha Negara
Kelas A Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Muhammad Erham Amin, S.H., M.H.
NIP 195804231986031001

Soffyan Angga Fahlani, S.H., M.H.


NIP 199411192022031008

Disusun Oleh :
PUTRI ANNISA RAHMAWATI
NIM 2110211220036

PROGRAM STUDI STRATA SATU ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
BANJARMASIN
2024
COLUMBIA LAW FIRM ATTORNEYS
KANTOR FIRMA HUKUM
Jl. Martadinata No 3 Banjarmasin Barat, Kalimantan Selatan
Telp. (0511) 245789 Kode Pos 70653
Email: columbialawcounselors@gmail.com

Banjarmasin, 4 Maret 2024

Perihal : Gugatan Pembatalan Sertifikat

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan
Tata Usaha Negara Banjarmasin
di-
Jalan Brigjen H. Hasan Basri No. 32
Kayu Tangi, Kota Banjarmasin 70123

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama : Ali Darmawan


Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Ahmad Yani Komplek Bunyamin Permai nomor
7 RT. 003, Kelurahan Kertak Hanyar, Kecamatan
Kertak Hanyar, Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan
Pekerjaan : Wiraswasta

Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 005/CLA-SUS/II/2024 tanggal 26 Februari


2024 memberikan kuasa khusus kepada :

Nama : Dr. Putri Annisa Rahmawati, S.H., LL.M.


Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Advokat dan Konsultan Hukum, berkantor di Kantor
Firma Hukum Columbia Law Firm Attorneys di Jl.
Martadinata nomor 3 Banjarmasin Barat Kota
Banjarmasin dengan domisili elektronik:
columbialawcounselors@gmail.com, selanjutnya
disebut sebagai PENGGUGAT ;

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap :

Nama jabatan : Kepala Kantor Pertanahan Kota Banjarmasin


Tempat kedudukan : Jl. Pramuka Komplek Perkantoran Setda Kalsel,
Pemurus Luar, Kec. Banjarmasin Timur, Kota
Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan 70123,
untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ;

Adapun yang menjadi dasar gugatan Penggugat adalah sebagai berikut :

I. OBJEK SENGKETA
Surat Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) berupa Sertifikat Hak Milik
(SHM) atas Tanah Nomor: 0024 Desa Pekauman, tanggal terbit 18 Februari
2022, Surat Ukur Nomor : 24/Pekauman/2022, tanggal 10 Februari 2022
yang diterbitkan oleh Tergugat; luas 15.399 Meter Persegi; terletak di Jalan
K.S. Tubun No 51, Desa Pekauman, Kec. Banjarmasin Selatan, Kota
Banjarmasin, Prov. Kalimantan Selatan; atas nama Amat Nazmudin. Objek
sengketa tersebut merupakan objek yang sah menurut Pasal 1 angka 9
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, karena telah bersifat konkret, individual, final serta merugikan
kepentingan hukum Penggugat (Keputusan Tata Usaha Negara adalah
suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata
usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata).
II. UPAYA ADMINISTRATIF DAN TENGGANG WAKTU
PENGAJUAN GUGATAN
 Bahwa objek sengketa diterbitkan Tergugat tanggal 18 Februari
2022;
 Bahwa objek sengketa tersebut diterima/diketahui Penggugat
tanggal 10 Februari 2024;
 Bahwa gugatan a quo diajukan pada tanggal 4 Maret 2024;
 Bahwa gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu yang
sesuai dengan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Gugatan dapat diajukan
hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak
saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara);
 Bahwa Penggugat telah melakukan upaya administratif berupa
keberatan dan banding administrative pada 27-28 Februari 2024,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pasal 48 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
(Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan
Setelah Menempuh Upaya Administratif);
 Bahwa gugatan a quo diajukan masih dalam tenggang waktu yang
sesuai pasca dilakukannya upaya administratif sebagaimana Pasal 5
ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi
Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif (Tenggang
waktu pengajuan gugatan di pengadilan dihitung 90 {Sembilan
puluh} hari sejak keputusan atas upaya administratif diterima oleh
warga masyarakat atau diumumkannya oleh Badan dan/atau
Pejabat Administrasi pemerintahan yang menangani masalah
administratif).
III. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
Berdasarkan wilayah hukum Tergugat maka yang berwenang mengadili
menurut kewenangan relatif ialah Pengadilan Tata Usaha Negara
Banjarmasin sesuai dengan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Pengadilan bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara).

IV. KEPENTINGAN HUKUM (LEGAL STANDING) PENGGUGAT


YANG DIRUGIKAN
Penggugat merasa dirugikan karena kehilangan keabsahan dan kepastian
hukum mengenai hak atas tanah di Jalan K.S. Tubun No 51, Desa
Pekauman, Kec. Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Prov. Kalimantan
Selatan, padahal Penggugat adalah pemilik yang lebih dulu memiliki SHM
sesuai dengan alat bukti SHM Nomor : 0007 Desa Pekauman, tanggal terbit
: 19 Maret 2010, surat ukur nomor : 7/Pekauman/2010, tanggal 10 Maret
2010. Penggugat telah menguasai dengan alas hak yang sah tanah tersebut
selama 24 tahun dengan iktikad baik. Penggugat juga tidak pernah
mengalihkan hak atas tanah yang terdapat dalam alat bukti tersebut kepada
siapapun juga (Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara : Orang atau badan hukum perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi).

V. POSITA
i. Dasar Gugatan
Penggugat yang merupakan seorang subjek hukum merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara
(Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara : Seseorang atau badan
hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu
Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan
Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau
tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
rehabilitasi).

ii. Alasan Gugatan


Bahwa dari uraian di atas Keputusan Tata Usaha Negara yang
diterbitkan oleh Tergugat tersebut mengandung cacat hukum, sebab:
 Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor
5/Yur/Pdt/2018 yang menyatakan “Jika terdapat sertifikat
ganda atas tanah yang sama, di mana keduanya sama-sama
otentik maka bukti hak yang paling kuat adalah sertifikat hak
yang terbit lebih dahulu”, mengingat SHM atas tanah
dilokasi yang sama dengan objek sengketa milik Penggugat
terbit lebih dahulu pada tahun 2010 dengan Nomor SHM :
0007;
 Bahwa menurut Putusan Mahkamah Agung RI Nomor
976K/Pdt/2015 menyatakan bahwa “…dalam menilai
keabsahan salah satu dari 2 (dua) bukti hak yang bersifat
outentik maka berlaku kaedah bahwa sertifikat hak yang
terbit lebih awal adalah yang sah dan berkekuatan
hukum…”, maka SHM atas tanah yang terletak di Jalan K.S.
Tubun No 51, Desa Pekauman, Kec. Banjarmasin Selatan,
Kota Banjarmasin, Prov. Kalimantan Selatan ialah sah
sebagai hak Penggugat serta memiliki kekuatan hukum
mengikat;
 Bahwa berdasarkan Pasal 106 ayat (1) jo. Pasal 107 Permen
Agraria/BPN 9/1999 salah satu penyebab cacat hukum
administratif yang menyebabkan batalnya hak atas tanah
yakni terdapat tumpang tindih hak atas tanah;
 Bahwa karena hal yang dijabarkan dalam uraian di atas maka
KTUN yang menjadi objek sengketa bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 53 ayat
(2) huruf a Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara : Alasan yang
dapat digunakan dalam gugatan ialah KTUN yang digugat
itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku);
 Bahwa asas-asas umum pemerintahan yang baik melarang
overlapping hak atas tanah di bidang yang sama, dengan
demikian Tergugat telah lalai dalam menerapkan asas-asas
umum pemerintahan yang baik (Pasal 53 ayat (2) huruf b
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara : Alasan yang dapat
digunakan dalam gugatan ialah KTUN yang digugat itu
bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik).

VI. PETITUM
Primair dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan batal/tidak sah Surat Keputusan Tata Usaha Negara
Nomor : SHM 0024 tanggal 18 Februari 2022, yang dikeluarkan
oleh Tergugat;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha
Negara Nomor : SHM 0024 tanggal 18 Febuari 2022;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.

Subsidair
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya menurut hukum (ex aquo et bono).

Demikian surat gugatan ini disampaikan, atas perkenan Yang Mulia Majelis Hakim
perkara aquo diucapkan terima kasih.

Banjarmasin, 4 Maret 2024


Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

Dr. PUTRI ANNISA RAHMAWATI, S.H., LL.M.

Anda mungkin juga menyukai