ZAMAN RENAISANCE (1) ▪ Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. ▪ Ketika dominasi gereja mulai berpengaruh, maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance. ▪ Menurut Ernst Gombrich, munculnya Renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. ▪ Pandangan ketuhanan (teokrasi) mulai ditinggalkan, diganti dengan pandangan-pandangan rasional yang berdasarkan akal manusia. ▪ Dipengaruhi oleh paham-paham: ❑ Yunani Kuno: Berkembangnya pengaruh zaman yunani karena adanya perang salib. Perang ini membuat masy. Tidak lagi menganut teokrasi dari zaman pertengahan namun sudah mengedepankan rasio. ❑ Romawi: Paham kebudayaan romawi menyebabkan masyarakat berpikir feodalisme → hak pribadi adalah yang utama, mereka yang kehilangan haknya menjadi tugas pemilik itu sendiri untuk mendapatkannya. ZAMAN RENAISANCE (2) ▪ Akibat berkembangnya paham feodalisme, maka bangsawan dan rakyat jelata tidak punya hak apa apa. ▪ Tapi dalam waktu negara mengalami bahaya, raja tetap meminta bantuan bangsawan dan rakyat jelata. ▪ Barangsiapa yang berjasa membantu raja, raja memberikan penghargaan berupa pinjaman sebidang tanah. ▪ Raja yang meminjamkan tanah disebut leenheer, sedangkan orang yang mendapatkan hadiah disebut leenman. ▪ Lama-kelamaan, raja bergantung pada bantuan leenman → leenman merasa dibutuhkan → kekuasaan absolut. TOKOH PEMIKIR Niccolo Machiavelli Jean Bodin Tokoh-tokoh dalam Kaum Monarkomaken dan Kaum Reformator NICCOLO MACHIAVELLI [1/2] Untuk mengatasi konflik-konflik diajukan teori politik yaitu perlu diciptakannya kekuasaan yang kuat berlandaskan kekuatan militer guna menciptakan orde sosial (tertib masyarakat), agar organisasi masyarakat bisa ditegakkan, hukum dan peradilan bisa dilaksanakan secara merata tanpa pandang golongan. Tujuan negara: mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketenteraman → raja harus diberikan kekuasaan yang sebesar-besarnya (absolut) Mengabaikan kesusilaan demi mencapai tujuan negara → memisahkan asas-asas moral dan tata susila dari asas-asa kenegaraan. NICCOLO MACHIAVELLI [2/2] Bentuk pemerintahan terbaik: monarki karena hanya butuh satu orang yang kuat untuk mengusahakan tercapainya tujuan negara. Teori pembagian (pendistribusian) kekayaan dalam masyarakat dengan sistem meritokrasi, bahwa pembagian kekayaan dalam masyarakat harus didasarkan pada jasa atau ketrampilan (merit) yang disumbangkan tiap-tiap individu. Di samping itu semua orang juga harus diperlakukan sama di depan hukum (equality before the law) dan hukum itu sendiri harus obyektif. Machiavelli disebut Bapak ilmu Politik JEAN BODIN [1/2] ❑ Negara: keseluruhan dari keluarga-keluarga dengan segala miliknya, yang dipimpin oleh akal dari seorang penguasa yang berdaulat ❑ pemimpin rakyat adalah dari militer. ❑ Tujuan negara mirip dengan Machiavelli → negara merupakan perwujudan daripada kekuasaan ❑ Untuk mencapai tujuan negara → merumuskan konsep kedaulatan. JEAN BODIN [2/2] ❑ Kedaulatan menurut Jean Bodin: kekuasaan tertinggi membuat hukum di suatu negara yang bersifat TUNGGAL (hanya negara yang memiliki), ABADI/PERMANEN (ada selama negara itu berdiri), ASLI (tidak berasal dari kekuasaan lain), dan TIDAK DAPAT DIBAGI (tidak dapat diserahkan kepada orang lain). ❑ Satu-satunya bentuk negara menurut Jean Bodin: monarki. ❑ Raja tetap harus bertanggungjawab pada Tuhan meskipun tidak wajib bertanggungjawab pada rakyat. ❑ Dari pendapat Bodin (dan Hobbes) dapat disimpulkan bahwa konsep kedaulatan tidak hanya sangat berkaitan erat dengan konsep kekuasaan, kekuatan, serta kekerasan, akan tetapi juga sangat berkaitan erat dengan konsep otoritas, legalitas, dan legitimasi, untuk memberikan perlindungan bagi warga negara atau subjek yang patuh. KAUM MONARKOMAKEN DAN KAUM REFORMATOR Istilah “monarkomaken” dimaknai sebagai anti raja → tapi sebenarnya kaum monarkomaken tidak anti atau melawan raja → yang ditentang adalah eksesnya. Sistem absolutisme dalam banyak hal tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh teokrasi → segala sesuatu berasal dari Tuhan → tidak jelas kalau dikatakan bahwa negara atau raja itu berdaulat → darimana kedaulatannya berasal? → menurut kaum monarkomaken: berasal dari Tuhan. Kaum monarkomaken → pembaharuan dalam lapangan ketatanegaraan. Kaum reformator → pembaharuan-pembaharuan dalam lapangan keagamaan. KAUM REFORMATOR Kaum Reformator/Reformasi Tokoh: Dante, Luther, Melanchthon, Zwingli, Chalvin. Inti pemikiran: tidak setuju dengan susunan organisasi gereja pada waktu itu. Dante: harus diciptakan kerajaan dunia → negara dan gereja harus hidup berdampingan tetapi dengan dasar sendiri-sendiri → raja mendapatkan kekuasaan langsung dari Tuhan → tidak melalui atau tergantung pada Paus. Luther: gerakan pembaharuan → menyerang keburukan gereja (hirarki gereja dan hukum gereja yang tidak berdasar kitab suci, dst.) → memberikan ajaran-ajaran baru → pandangan-pandangan tentang negara dan hukum yang bersifat teologis tidak memuaskan lagi → negara dan Tuhan sudah tidak ada lagi hubungannya Melanchthon: titik berat pada hukum alam → negara mempunyai sifat ketuhanan → menolak setiap hukum gereja yang bersifat memaksa → hanya negara yang mempunyai hukum yang memaksa → negara di atas gereja → bentuk negara yang dipilih: Monarki. Zwingli: melindungi semangat negara dari pengaruh buruk yang datang dari luar → negara mempunyai hak untuk mengatur sendiri kehidupan masyarakatnya berdasarkan kemauannya sendiri. Calvin: kebebasan politik → perintis jalan untuk kemerdekaan negara dan demokrasi. KAUM MONARKOMAKEN Kaum Monarkomaken Latar belakang: raja mempunyai kekuasaan absolut dan selalu menimbulkan ekses → raja dapat ikut campur dalam soal- soal keagamaan (bahkan menentukan kepercayaan apa yang harus dianut) Tujuan: membatasi kekuasaan raja yang bersifat absolut → mencari dasar-dasar dan batas-batas dari kekuasaan raja, serta alasan dan tindakan apa yang dapat dilakukan apabila raja melampaui batas-batas tersebut. Mempermasalahkan hubungan antara negara dan agama Tokoh: Hotman, Brutus, Buchanan, Johannes Althusius, Mariana, Bellarmin, Suarez dan Milton → Johannes Althusius paling banyak membicarakan ajaran tentang negara dan hukum. Althusius: Inti ajaran tentang negara dan hukum: (1) asal kekuasaan raja; (2) asal kekuasaan rakyat negara adalah kesatuan keluarga dalam bentuk tertinggi, memiliki tujuan beraneka ragam dan berangsur-angsur kesatuan berkembang, akhirnya menjadi negara (sama seperti Aristoteles) Penguasa diangkat oleh rakyat untuk menjalankan UU kekuasaan raja berasal dari rakyat → perjanjian masyarakat → rakyat boleh melawan apabila penguasa tiran Asal kekuasaan rakyat → berdasarkan suatu hukum alam kodrat → hukum yang ditetapkan berlaku umum tidak tergantung pada tempat dan waktu Bentuk negara: tidak ada bentuk negara yang lain kecuali bentuk kedaulatan rakyat → wujud kedaulatan adalah undang-undang yang harus dijalankan rakyat