TEORI KEDAULATAN/ ASAL MULA KEKUASAAN NEGARA • Timbulnya teori kedaulatan karena menghadapi masalah atau pertanyaan: (?) Darimanakah sumber kekuasaan yang ada didalam negara itu (?) Siapakah yang memegang/ memiliki kedaulatan didalam suatu negara • Beberapa teori yang memberikan jawaban: 1. Teori Kedaulatan Tuhan 2. Teori Kedaulatan Rakyat 3. Teori kedaulatan negara 4. teori kedaulatan Hukum 1. TEORI KEDAULATAN TUHAN
• Teori ini berkembang pada zaman pertengahan
(abad ke V s.d. XV) • Penganjur paham ini antara lain: AUGUSTINUS, THOMAS AQUINAS dll • Kedaulatan yang berasal dari tuhan itu dipegang oleh raja yang merupakan wakil tuhan, atau raja dianggap tuhan yang menjelma didunia ini. Bisa diartikan menentang raja berarti menentang Tuhan • Sejalan dengan perkembangan zaman, orang pada zaman sekarang mencari-cari bukti tentang kekuasaan yang berdasarkan ketuhanan, maka muncullah teori Teokrasi Modern Bagaimana teori Teokrasi Modern itu? • Walau zaman sekarang orang banyak yang tak percaya hal-hal gaib (tidak dapat dimengerti oleh fikiran manusia normal), masih ada juga yang mendasarkan kekuasaan raja atas kehendak ketuhanan. • Beberapa penganutnya: 1. Friedrich Julius Stahl (1802-1861) 2. Mr.De Savornin Lohman 2. TEORI KEDAULATAN RAKYAT • Negara memperoleh kekuasaan dari rakyatnya dan bukan dari tuhan atau dari raja. • Para penganjur teori ini adalah ROUSSEAU, MONTESQUIEU dan JOHN LOCKE. • Hal-hal/ kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh teori kedaulatan Tuhan sehingga menimbulkan keragu-raguan sehingga memberi tempat pada fikiran manusia (Renaissance): 1. Raja yang seharusnya memerintah rakyat dengan adil (sesuai kehendak Tuhan), justru bertindak sebaliknya 2. Apabila kedaulatan berasal dari tuhan, mengapa ada peperangan antar raja yang mengakibatkan kalahnya salah satu raja 3. TEORI KEDAULATAN NEGARA
• Negara dianggap sebagai satu kesatuan idea yang
paling sempurna • Negara adalah satu hal yang tertinggi, yang merupakan sumber dari segala kekuasan; Jadi, negaralah sumber kedaulatan dalam negara. • Negara (pemerintah) memiliki hak yang tidak terbatas terhadap life, liberty dan property dari warganya. • Dalam praktek, kekuasaan negara dipegang oleh para penguasa saja. Seperti Jerman dibawah Adolf Hitler. • Para penganut paham ini adalah: PAUL LABAND, GEORGE JELLINEK, HANS KELSEN PAUL LABAND • Dalam bukunya:“Dus Staatsreht des Deutshen Reichs”(Negara Hukum Kerajaan Jerman), Laband mengatakan “tidak ada negara yang tidak berkekuasaan tertinggi. Negara satu-satunya sumber segala kekuasaan tertinggi. Contoh: Italia di zaman Mussolini • Aliran ini lahir sebagai reaksi terhadap hukum Romawi dan hukum alam (paham pertama dari perkembangan teori positivisme) • Reaksi terhadap hukum Romawi: Sebelum dan pada saat itu penyelidikan mengenai hukum tergantung pada hukum perdata. Kemudian timbul reaksi agar cara menjalankan hukum publik jangan disamakan dengan hukum perdata. Karena hukum perdata mengatur hubungan hukum antara seseorang dengan seseorang lainnya (bersifat koordinatif) sedangkan hukum publik mengatur hubungan hukum antara penguasa dan orang-orang lainnya (bersifat subordinasi) • Reaksi terhadap hukum alam (yang benar & yang baik menurut rasio & tidak mungkin salah): timbullah reaksi yang melahirkan positivisme, dikatakan bahwa tidak ada hukum yang bersifat abadi & langgeng seperti hukum alam. Jadi hukum positif bersifat relatif karena berlakunya menurut waktu, tempat dan bangsa yang bersangkutan GEORGE JELLINEK (1851-1911) • Dalam bukunya “Allgemeine Staaslehre”, Jellinek mengatakan bahwa negara adalah organisasi yang dilengkapi dengan sesuatu kekuatan asli • Jadi negara itu merupakan sekumpulan orang yang terorganisir disuatu daerah tertentu dan dilengkapi dengan suatu kekuatan asli akan pemerintah • Yang dimaksud kekuatan/kekuasaan asli adalah kekuatan yang tidak diturunkan dari suatu kekuatan lain yang derajatnya lebih tinggi. Hukum ada karena negara yang menghendakinya • Hukum diciptakan oleh negara sendiri, dan setiap gerak- gerik manusia dalam negara itu harus menurut kehendak negara.Sedang negara sendiri tidak perlu tunduk pada hukum, karena negara sendiri yang membuat hukum HANS KELSEN (1881) • Hans Kelsen adalah murid dari Jellinek. Pelajaran hukum dari Kelsen “Reine Rechtslehre” atau Pelajaran hukum yang murni. Maksudnya dibersihkan dari anasir yang tidak yuridis khususnya unsur etis dan sosiologis • Karena itu Kelsen mengatakan hukum itu “Sollens (seharusnya) Katagorie” yang maksudnya hukum itu ketertiban kaidah- kaidah yang memerintah orang bertindak seharusnya terlepas dari kenyataan sosial • Kelsen melihat sistem hukum positif berdasar satu anasir saja, yaitu penilaian normatif, kaidah • Dan sistem hukum positif diberi suatu struktur piramid (hirarki) atau terkenal dengan “Stufentheorie” (pertanggaan hukum yang merupakan struktur piramida) yaitu dasar berlakunya sesuatu kaidah terletak dalam suatu kaidah yang lebih tinggi dan sumbernya sebagai puncaknya ialah “Grundnorm”(norma asal/norma dasar) • Negara identik dengan hukum juga negara terikat dengan hukum 4. TEORI KEDAULATAN HUKUM • Sekitar tahun 1900 Teori, kedaulatan negara mendapat tentangan keras dari beberapa pihak, antara lain dari HUGE KRABBE (1857-1936) • Dalam bukunya “Algemene Staatsleer” dikatakan hukum itu ada, karena tiap-tiap orang mempunyai perasaan bagaimana seharusnya hukum itu. Hanya kaidah yang timbul dari perasaan hukum seseorang, mempunyai kekuasaan. Teorinya dinamakan Teori Kedaulatan Hukum. Jadi hukum merupakan sumber kedaulatan. Kesadaran hukum yang membedakan mana adil dan mana yang tidak adil • Mengenai hukum Krabbe mengatakan: “Demikian juga halnya dengan kekuasaan hukum yang harus kami cari dalam reaksi perasaan hukum. Jadi kekuasaan hukum tidak terletak diluar manusia, tetapi didalam manusia” • Bahkan hukum itu tidak tergantung pada kehendak manusia, yaitu hukum adalah sesuatu dengan kekuatan memerintah yang terdapat dalam perasaan hukum manusia, yang sering memaksa manusia bertindak juga brtentangan dengan kehendak sendiri atau bertentangan dengan suatu kecendrungan yang ada dalam dirinya. Hukum berdaulat diatas segala sesuatu termasuk negara. • Kelemahan teori Krabbe: Teori krabe tidak bisa diterima karena kaidah yang berasal dari perasaan hukum seseorang hanya berlaku baginya saja. Jadi apabila tiap orang mempunyai anggapan sendiri tentang hukum, maka hukum yang berdasarkan anggapan sendiri itu jumlah dan macamnya tidak terkira banyaknya. Sedangkan tata tertib masyarakat menghendaki adanya hukum yang sama bagi semua orang; jika tidak demikian, maka masyarakat menjadi anarki. • Setelah mengetahui kekurangan teorinya maka Krabbe merubah dan membuat batasan yang baru, yaitu: “hukum berasal dari perasaan hukum yang ada pada bagian besar dari anggota sesuatu masyarakat.” • Maka negara seharusnya negara hukum, Tiap tindakan negara harus dapat dipertanggungjawabkan pada hukum. • Jadi perbedaan antara kedaulatan negara dengan kedaulatan hukum adalah: - Penganut teori kedaulatan negara mengatakan negara menciptakan hukum - Penganut teori kedaulatan hukum mengatakan hukumlah yang menciptakan negara MONTESQUIEU (1688-1755)
• Dalam bukunya L’Esprit des Lois (artinya jiwa
Undang-undang), ajarannya bersifat empiris- realistis. Dalam bukunya Montesquieu menulis tentang konstitusi Inggris, yang antara lain memerinci tiga jenis kekuasaan dalam setiap pemerintahan yaitu: - Kekuasaan Legislatif - Kekuasaan Eksekutif - Kekuasaan Judikatif • Isi Ajarannya adalah mengenai pemisahan kekuasaan negara (The Seperation Of Powers)- TRIAS POLITIKA