KELOMPOK 2 : FAUZI AKIL HIBATUHLLAH/1910003600012 RACHMAT PUTRA PRATAMA1910003600134 MALIK APRINO/1910003600020 RIFKI NUR IKHSAN1910036000034 ICHA MUSTIKA SARI191003600152 PEMIKIRAN KENEGARAAN
ZAMAN ROMAWI KUNO & ZAMAN
ABAD PERTENGAHAN ZAMAN ROMAWI KUNO Romawi Kuno adalah sebuah peradaban yang tumbuh dari negara-kota Roma didirikan di Semenanjung Italia di sekitar abad ke-9 SM. Selama keberadaanya yaitu selama 12 abad, kebudayaan Romawi berubah dari sebuah monarki ke sebuah republik oligarki sampai ke kekaisaran yang luas Pada zaman Romawi Tidak banyak terdapat perkembangan pemikiran kenegaraan yang muncul.Sehingga pemikiran tentang Negara tidak berkembang pesat disebabkan bangsa Romawi adalah bangsa yang menitik beratkan praktis daripada berpikir teoritis. Tokoh pemikir yang utama pada masa Romawi yang dikenal hingga saat ini adalah Cicero dan Ulpianus Polybius dengan teorinya Cyclus teori, berpendapat bahwa menurutnya Negara merupakan bentuk akibat dari Negara-negara sebelumnya dan hanya saja Negara berikutnya merubah dalam perbaikan atau hanya menyempurnakan saja. ilmu pengetahuan hukum dogmatis atau Dogmatische Rechtswetenschap dalam arti sempit. Sehingga pada masa romawi belum ada Sosiologi hukum, sejarah hukum dan filsafat hukum. Yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan hukum dogmatis Ialah ilmu pengetahuan yang dijalankan oleh ahli hukum sebagai "pemain" dimana ia turut mengambil peranan. Sedangkan mengenai ilmu kenegaraan orang – orang Romawi tidaklah asli Sejarah politik Romawi mencakup dan meliputi 4 ( empat ) tingkatan masa a.Masa Kerajaan Disebut juga masa Koningschap, dimana yang jadi pimpinan adalah seorang raja, dan bentuk negara Monarkhi. Masa ini tidak begitu berkiatan dengan isi kedaulatan rakyat sehingga masa ini bersifat legende. b.Masa Republik Republik atau Republiek berasal dari kata Res Berarti "kepentingan" dan Publica berarti "Umum" . jadi repubilk artinya suatu pemerintahan yang menjalankan kepentingan umum. Pada masa republik pimpinan negara dipegang oleh kunsul – konsul yang menyelenggarakan dan menjalankan pemerintahan demi kepentingan umum. Dimana pemerintahan itu dipegang dan dijalankan oleh 2 orang orang konsul. c.Masa Prinsipat Masa prinsipat ini dimulai lebih dulu dengan masa Caesar yaitu masa dimana mereaka memerintah secara mutlak. Dimana kemutlakan ini didasarkan pada Caesarismus yaitu adanya perwakilan yang menghisap, dari pihak caesar terhadap kedaulatan rakyat yang dinamakan pula Absorptieve representation d.Masa Dominat Disebut juga masa dominaat yaitu masa para kaisar telah terang terangan dan tanpa malu – malu lagi untuk menjadi raja mutlak, yang bertindak menyeleweng dan sewenang – wenang, memperkosa hukum dan menginjak injak peri kemanusiaa KESIMPULAN masa Romawi yang ahli praktek atau ahli dalam menjalankan sesuatu, kalau di terapkan di masa sekarang ini itu memang bagus, tapi lebih baik lagi kalau tidak hanya ahli dalam menjalankan saja tetapi menurut saya tidak lengkap, jika tidak di sertai pemikiran pemikiran yang matang dan penuh pertimbangan. Apalagi dalam suatu cakupan wilayah yang sangat luas seperti di Indonesia sendiri misalnya, yang memiliki wilayah yang sangat luas dan memiliki berbagai suku dan budaya, pemikiran praktis atau teoritis saja tidak cukup. ZAMAN ABAD PERTENGAHAN Pada jaman ini merurpakan keruntuhan kerajaan Romawi-Barat. Ada yang menarik pada jaman ini yaitu dengan keberadaan perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh pihak Kerajaan dengan Dewan Greja. Hal ini terjadi akibat teori Teokratis yang berkembang pada jaman tersebut dimana Kehendak Tuhan dan wewenang raja berbanding lurus dengan Paus (pimpinan Gereja) Dengan adanya perdebatan yang demikian maka timbulah dua macam hukum 1. Hukum yang mengatur kenegaraan atau keduniawian.
2. Hukum yang mengatur keagamaan atau
kerokhanian. Pembahasan ini akan sangat menarik dengan adanya dua macam hukum maka akan ada juga dua kodifikasi hukum, yaitu 1. Corpu Juris (dikeluarkan Raja) 2. Corpu Juris Canonnici (dikeluarkan oleh Gereja / Paus) Corpu Juris yang telah menjadi kodifikasi ini berisi tentang 1. Instrument , merupakan sebuah ajaran tetapi mempunyai kekuatan mengikat seperti Undang- undang. 2. Pandecten, merupakan penafsiran belaka yang dilakukan oleh para sarjana. 3. Codex, merupakan perundang-undangan yang dibentuk oleh kerajaan. 4. Novellen, merupakan tambahan pada suatu peraturan tertentu. Setelah masa jaman pertengahan ini berlangsung, pada akhir perkembanganya mulai bermunculan cendikiawan yang memberikan teori-teori baru dalam terbentuknya Negara 1. Augustinus Augustinus memiliki pendapat atau teori dimana terjadinya suatu Negara merupakan kehendak tuhan dan raja juga paus merupakan wakil Tuhan yang memiliki kewenangan tanpa batas. Selanjutnya pendapat Agustinus lebih condong kepada Gereja dimana kedudukan Paus lebih tinggi dari Raja karena Negara merupakan alat yang dimiliki Gereja untuk membasmi musuh-musuh Gereja (Kerajaan Tuhan). 2. Jhon Salisbury Jhon S memberikan pemikiran yang berlawanan dengan Agustinus. Pendapat dia Gereja seharusnya memberikan kedamaian dan ketentraman pada masyarakat bukan hanya memberikan kebiadapan dan kebobrokan. 3.Thomas Aquinas Thomas Aquinas berpendapat ada 3 kemungkinan bentuk dari pada pemerintahaan suatu Negara : 1.Pemerintahan oleh satu orang. Yang baik merupakan Monarki sedangkan yang buruk Tyrani. 2.Pemerintahan oleh beberapa orang. Yang baik merupakan Aristokrasi sedankan yang buruk Oligarki. 3.Pemerintahan oleh seluruh rakyat. Yang baik merupakan Politeia sedangkan yang buruk Demokrasi. Walaupun pada prinsipnya masih berpendapat condong kepada Teokratis akan tetapi mulai meninggalkan paham Teokratis. Thomas juga membagi hukum menjadi 4 golongan : 1.Hukum Abadi, hukum yang berakar dalam jiwa Tuhan 2.Hukum Alam 3.Hukum Positif, hukum soal kedunawian. 4.Hukum Tuhan, kumpulan wahyu-wahyu yang membimbing manusia kea rah kesucian dan sebagai pelengkap hukum positif. Marsilius Marsilius merupakan pemikir yang mulai memikirkan subyek Negara juga merupakan peran serta dari masyarakat atau individu-individu secara jelas, bukan lagi merupakan bentuk kekuasaan absolute oleh seseorang atau lahirnya Negara yang merupakan kehendak Tuhan (Teokratis) Pendapat yang terkenal adalah “terbentuknya Negara itu sebenarnya berdasarkan perjanjian antara orang- orang, yang hidup bersama guna menyelengarakan perdamaian.” ZAMAN REANISANCE(MODERN) Pandangan hidup dan ajaran-ajaran tentang negara dan hukum pada jaman ini sangat dipengaruhi oleh berbagai paham, antara lain: Berkembangnya kembali kebudayaan Yunani kuno. Adanya sistem Feodalisme yang berakar pada kebudayaan yang berakar pada kebudayaan Jerman Kuno. Sistem ini mempengaruhi Romawi Barat sebagai akibat ditaklukannya Romawi Barat oleh bangsa Jerman. Sistem feodalisme ini menimbulkan kekacauan dan perpecahan daerah. NiccoloMachiavelli (1469 – 1527 M) 1. Ajaran tentang negara dan hukum dalam buku “Il Principe” yang artinya Sang Raja atau Buku Pelajaran Untuk Raja. Buku ini dimaksudkan untuk dijadikan tuntutan atau pedoman bagi para Raja dalam menjalankan pemerintahannya, agar Raja dapat memegang dan menjalankan pemerintahan dengan baik. 2. Ajaran NiccoloMachiavelli yang menggantikan ajaran-ajaran dari jaman abad pertengahan yang bersifat teologis adalah suatu ajaran yang bersifat kosmis Naturalistis, suatu realisme modern, yang berdasarkan atas ajaran-ajaran kuno, khususnya dari praktek pemerintahan bangsa Romawi. 3. Tujuan Negara adalah mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan dan ketentram-an. Dan ini hanya dapat dicapai oleh pemerintah seorang Raja yang mempunyai kekuasaan yang Absolut. 4. Bentuk pemerintahan yang baik adalah Monarki. Dalam pikirannya Ia mengatakan apabila orang-orang itu ekonomis sama kuatnya, maka sebaiknya dilaksanakannya sistem pemerintah-an yang demokratis. NiccoloMachiavelli menolak Aristokrasi. Thomas Morus (1478 – 1535 M) 1. Menerbitkan buku bertema roman kenegaraan yang berjudul “DeOptimo Rei PublicaeStatuDeque Nova Insula Utopia”, tentang susunan pemerintah- an yang paling baik dan tentang pulau yang tidak dikenal, yang dinamakan negara entah berantah, atau dengan singkat disebut Utopia. 2. Buku Utopia dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a.Buku pertama belum menggambarkan model yang dimaksud, melainkan baru meng-gambarkan keadaan yang menyebabkan serta menghilhami Thomas Morus dari menciptakan negara modelnya. Yaitu keadaan dimana rakyat mengalami tekanan-tekanan baik dari Raja maupun para bangsawan, yang menyebabkan kesengsaraan rakyat terutama dalam lapangan ekonomi. b.Buku kedua menggambarkan negara model yang dikhayalkan oleh Thomas Morus. Bahwa keadannya di Utopia lain. Jean Bodin (1530 – 1596 M) 1. Ia hidup dalam suasana sistem pemerintahan abolutisme di bawah kekuasaan Henry IV (1589 – 1610 M). Yang merupakan bentuk pemerintahan baru yang tidak dikenal pada jaman pertengahan dan yang memberi sifat kenegaraan yang khusus pada jaman sejarah baru. Individualisme akan diganti Kolektivisme.