Anda di halaman 1dari 5

SEBUAH RESUME

Judul : Kaum Monarkomaken

Makul : Ilmu Negara

Dosen pengampu : Hj. U. Nurzia, SH.,M.Hum

Kelompok III :

1) Akmal Mutawakillah (21.3215)


2) Andre Nurjamansyah (21.3219)
3) Dani Fahruriza (21.3203)
4) Darji Darmayuda (21,3252)
5) Hafiz Afrizal (21.3206)
6) Muhammad Syauqi Alqadrie (21.3234)

Istilah Monarkomaken adalah berarti anti raja atau menentang raja dalam artian
umum. Namun pada masa Abad Pertengahan bukanlah bertujuan untuk menentang
raja namun adalah ekses pada raja tersebutlah yang ditentang, karenanya adalah hal
yang melekat pada para pemikir besar bahwa kaum ini adalah sebab ajaran-ajaran
para pemikir besar negara dan hukum. Kaum ini ada karena keabsolutan kekuasaan
daripada raja, dan adalah sebuah problema yang cukup rumit pada masa itu untuk
memisahkan perihal terpenting dan tertinggi antara Negara, Raja, Agama dan Paus.

Tujuan dari kaum ini adalah membatasi kekuasaan raja yang bersifat absolut itu.
Secara prinsipnya mereka tidak akan mencari atau meletakkan dasar baru pada sistem
ketatanegaraan dan juga tidak menentang adanya kerajaan. Namun mencari dasar dan
batas daripada kekuasaan raja itu, apa alasannya dan tindakan apa yang dapat
dilakukan bila raja itu melampaui batas-batas tersebut.
Kaum ini dan para tokohnya membahas dan mengemukakan mengenai hubungan
negara dengan Gereja dalam berbagai bentuk dan keadaan baru yang ditumbulkan
oleh kaum-kaum Reformator dan Absolutisme. Sebagai contohnya adalah Setidak-
tidaknya jawaban ini memiliki dua bentuk. Ya dan Tidak, jika jawabannya adalah
IYA/YA maka orang/penjawab tersebut menyetujui bahwa timbulnya pemerintahan
Tyranni, suatu kekuasaan Absolutisme. Dan bagaimana jika TIDAK, berarti
orang/penjawab ini menyetujui bahwa ada unsur Revolusioner dalam kekuasaan
duniawi.

Perjuangan melawan Absolutisme telah dimulai sejak jaman Calvin di Prancis


pada tahun 1572, tanggal 24 Agustus yang dikenal sebagai Malam Bartholomeus
dimana dilakukannya pembunuhan besar-besaran terhadap kaum Protestan oleh
perintah penguasa Katholik.

Kaum Monarkomaken :

1. Hotman

Penulis buku Pranco Gallia pada tahun 1573.. Dasarnya adalah menentang
Absolutisme yang bukanlah dasar dari ajaran agama, melainkan sejarah. Sebenarnya
Hotman bukanlah seorang monarkomaken namun orang-orang pada masa itu
menggolongkan beliau dalam pengertian tersebut.

2. Brutus

Seorang penulis dan Brutus bukanlah nama pengarang sebenarnya dari buku
tersebut. Buku yang ditulisnya adalah buku dengan judul Vindiciae Contra Tyrannos
atau dalam pengertiannya adalah Alat-alat hukum melawan Tyranni. Buku yang salah
satu prinsipnya adalah menentang perlawanan terhadap raja-raja yang memiliki
kekuasaan Absolut.
3. George Buchanan

Penulis buku De Jure regni apud Scotos dalam artiannya adalah Tentang
kekuasaan raja pada bangsa Skotlandia. Hidup pada tahun 1506-1582, seorang
humanist. Ia mencetuskan ide dan pemikirannya dengan terlebih dahulu
mendefiniskan dan membedakan antara Raja dengan Tyran. Raja adalah orang yang
memegang pemerintahan dan kekuasaannya itu diperoleh daripada rakyatnya dan
melakukan pemerintahannya atas dasar keadilan. Jika tidak demikian atau Raja itu
adalah seorang Tyran maka ia boleh dibunuh tanpa hukuman.

4. Juan de Mariana

Pada tahun 1599 menulis buku De Rege ac Regis Indstitutione dalam


terjemahannya Tentang hal raja dan kedudukannya. Mariana adalah sarjana asal
Spanyol, dan bukunya tersebut menjadi pegangan raja Philip III dalam memerintah
Spanyol. Ajaran Mariana banyak kesamaan dengan Buchanan juga Niccolo
Machiavelli. Dalam buku tersebut Mariana menulis bahwa Negara sebagai sesuatu
yang lebih rendah kedudukannya daripada Gereja dan tidak ada hubungannya dengan
kesusilaan.

5. Bellarmin

Bellarmin hidup pada tahun 1542-1621 seorang kardinal dan seorang


Controversialis. Penulis buku Disputationes, yang mengajarkan bahwa Paus tidak
mempunyai kekuasaan dalam lapangan keduniawian dan buku Dan Tractatus de
Potestate Summi Pontivicus in Rebus Temporalibus, tentang kekuasaan Paus dalam
lapangan keduniawiaan.

6. Francesco Suarez

Sama dengan Bellarmin yang juga dalah seorang Controversialis, sarjana Spanyol
yang hidup pada tahun 1548-1617. Penulis buku Tractatus de Ligibus ac Deo
Legislatore atau Uraian tentang undang-undang dan Tuhan, Pembentuk undang-
undang. Pelopor Hugo de Groot, pencipta hukum antar negara. Menurut Suarez
bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan
hubungan dengan negara-negara lain.

7. John Milton

Seorang penyair dan semasa hidupnya ia mengalami masa pembunuhan raja


Charles I dan oleh pembelaan-pembelaannyalah yang membuat ia menjadi terkenal.

8. Johannes Althusius/Johan Althaus

Seorang monakomaken yang Calvinis (penganut ajaran Calvin seorang


Reformator), hidup pada tahun 1568-1638. Menulis buku pada tahun 1610 dengan
judul Politica Methodice Digesta artinya Susunan ketatanegaraan yang sistematis,
yang diperkuat dengan contoh-contoh dari sejarah biasa dan sejarah suci.

Perjanjian menurut Johannes Althusius adalah suatu perjanjian pendudukan.


Sifatnya adalah bertingkat. Artinya disini adalah dalam perjanjian itu orang-orang
akan menyerahkan kekuasaannya kepada kesatuannya yang daripada itu dimaksudkan
adalah rakyat, dimana rakyat ini akan mengadakan perjanjian dengan raja pada saat
itu dalam menjalankan undang-undang yang berlaku dan disini rakyat berjanji akan
taat. Meskipun raja adalah perseorangan yang menjalankan undang-undang namun
kekuasaan tertinggi tetap ada pada rakyat termasuk di dalamnya membuat undang-
undang. Hal ini juga dicetuskan Johannes Althusius apabila seorang raja melanggar
undang-undang daripada rakyat maka raja layak diturunkan bahkan dengan jalan
pemaksaan dan kekerasan, sebab kekuasaan dan kedaulatan tertinggi menurut
Johannes Althusius seperti dijelaskan sebelumnya adalah berada pada rakyat.

Anda mungkin juga menyukai