Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Mengenai Pengertian Monarki dan

Macam Macam Monarki


Hai Pembaca, Kali ini Informasi Ahli akan membahas mengenai pengertian
monarki dan macam macam monarki.

Pengertian Monarki adalah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang


penguasa monarki. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem
tertua di dunia. Pada awal kurun ke 19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di
dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad ke 20. Adapun pada dekade
kedelapan abad ke 20, hanya 40 tahta yang masih ada. Dari jumlah tersebut,
hanya empat negara mempunyai penguasa monarki yang mutlak dan
selebihnya terbatas pada sistem konstitusi.

Perbedaan di antara penguasa monarki dan presiden sebagai kepala negara


adalah penguasa monarki menjadi kepala negara sepanjang hayatnya,
sedangkan presiden memegang jabatannya untuk jangka waktu tertentu.
Dalam negara-negara federasi, seperti Malaysia, penguasa monarki atau Yang
dipertuanagung hanya berkuasa selama 5 tahun dan digantikan dengan
penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. Pada zaman sekarang,
konsep monarki mutlak hampirtidakada lagi dan kebanyakannya adalah
monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya
oleh konstitusi.

Monarki demokratis berbeda dengan konsep penguasa monarki yang


sebenarnya. Pada umumnya, penguasa monarki akan mewarisi tahtanya
kepada keturunannya, sedangkan dalam sistem monarki demokratis, tahta
penguasa monarki bergilir di kalangan beberapa sultan. Malaysia misalnya,
mengamalkan kedua sistem, yaitu kerajaan konstitusional serta monarki
demokratis.

Bagi kebanyakan negara, penguasa monarki merupakan simbol


kesinambungan dan kedaulatan negara tersebut. Penguasa monarki biasanya
ketua agama serta panglima besar angkatan bersenjata sebuah negara.
Contohnya di Malaysia, Yang dipertuanagung merupakan ketua agama Islam,
sedangkan di Britania Raya dan negara di bawah naungannya, Ratu Elizabeth
II adalah ketua agama Kristen Anglikan. Meskipun demikian, pada masa
sekarang, peran sebagai ketua agama tersebut hanya bersifat simbolis.
Selain penguasa monarki, terdapat beberapa jenis kepala pemerintahan yang
mempunyai bidang kekuasaan yang lebih luas, seperti Maharaja dan Khalifah.

Jabatan penguasa monarki dijabat secara turun-temurun. Cakupan wilayah


seorang penguasa monarki dari wilayah yang kecil, misalnya desa adat
(negeri) di Maluku, sebuah kecamatan atau distrik, sampai sebuah pulau
besar atau benua (kekaisaran). Kepala adat turun-temurun pada desa adat di
Maluku yang disebut negeri, dipanggil dengan sebutan raja. Raja yang
menguasai sebuah distrik di Timor disebut liurai. Sebuah kerajaan kecil
(kerajaan distrik) tunduk pada kerajaan yang lebih besar, biasanya sebuah
Kesultanan. Kerajaan kecil merupakan cabang dari kerajaan besar tidak
berhak menyandang gelar Sultan (Yang Dipertuan Besar), tetapi hanya boleh
menyandang gelar Pangeran, Pangeran Muda, Pangeran Adipati, atau Yang
Dipertuan Muda,walaupun dapat juga dipanggil dengan sebutan Raja.
Sebagian wilayah kerajaan kecil (distrik) di Kalimantan, diberikan oleh
pemerintah Hindia Belanda kepada pihak-pihak yang berjasa kepada kolonial
Belanda. Tidak semua bekas kerajaan dapat dipandang sebagai sebuah bekas
negara (kerajaan). Kerajaan-kerajaan yang mempunyai perjanjian dengan
pihak kolonial Belanda merupakan negara yang berdaulat di wilayahnya.
Contoh kerajaan:
1. Mangkunegaran (Pangeran Adipati);
2. Kasepuhan (Sultan);
3. Kanoman (Sultan);
4. Kacirebonan (Pangeran);
5. Kerajaan Pagatan (Pangeran Muda).

Kepala negara yang berbentuk monarki mempunyai gelar berbeda sesuai


dengan bentuk negaranya, termasuk negara monarki, yaitu:
1. Raja, Ratu (Arab Saudi, Swaziland, Thailand, Britania Raya, Maroko,
Spanyol);
2. Emir (Kuwait, Qatar);
3. Kaisar (Jepang);
4. Pangeran (Monako);
5. Sultan (Brunei, Oman);
6. Yang di Pertuan-agong (Malaysia);
7. Paus (Vatikan).
| Macam Macam Monarki |
Macam macam monarki ada 2 yaitu, Monarki Konstitusional dan Monarki
absolut.
1. Monarkhi Konstitusional
Pengertian Monarki konstitusional adalah monarki yang didirikan di bawah
sistem konstitusional yang mengakui raja (atau kaisar) sebagai kepala negara.
Monarki konstitusional yang modern biasanya menggunakan konsep trias
politico, atau politik tiga serangkai. Ini berarti, raja ketua simbolis cabang
eksekutif. Jika seorang raja mempunyai kekuasaan pemerintahan yang
penuh, ia disebut monarki mutlakatau monarki absolut.

Monarki konstitusional lazimnya digabung dengan demokrasi representatif.


Oleh karena itu, kerajaan masih di bawah kekuasaan rakyat, tetapi raja
mempunyai peranan tradisional di dalam sebuah negara. Pada hakikatnya,
perdana menteri, pemimpin yang dipilih oleh rakyat, yang memerintah
negara. Sekalipun demikian, ada juga raja yang bergabung dengan kerajaan
yang tidak demokratis. Misalnya, sewaktu Perang Dunia II, Kaisar Jepang
bergabung dengan kerajaan tentara yang dipimpin seorang diktator.

Beberapa sistem monarki konstitusional mengikuti keturunan, sedangkan


yang lain melalui sistem demokratis, seperti di Malaysia, Yang dipertuan-
agong dipilih oleh Majelis Raja-raja setiap lima tahun. Prancis pernah
menggunakan sistem monarki konstitusional untuk masa yang singkat, yaitu
antara 1789-1792 dan antara 1815-1848.

2. Monarki Absolut
Pengertian Monarki absolut adalah bentuk monarki yang berprinsip bahwa
seorang raja mempunyai kuasa penuh untuk memerintah negaranya. Berbeda
dengan sistem monarki konstitusional, perdana menteri dalam kerajaan
monarki mutlak hanya memainkan peranan simbolis.

Pada zaman modern ini, hanya terdapat lima monarki mutlak, yaitu Arab
Saudi, Brunei, Swaziland,Oman, dan Qatar.
1. Arab Saudi (Raja Abdullah ibn ‘Abd AI-‘Aziz As-Sa’ud);
2. Brunei (Sultan Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah);
3. Swazi land (Raja Mswati III);
4. Oman (Sultan Qaboos ibn Said As-Said);
5. Qatar (Emir Hamad bin Khalifa Ath-Thani).
Sekian dari informasi ahli mengenai pengertian monarki dan macam macam
monarki, semoga tulisan informasi ahli mengenai pengertian monarki dan
macam macam monarki dapat bermanfaat.
2.Ideologi Liberal
A. PENGERTIAN LIBERALISME
Liberalisme adalah salah satu jenis paham atau ideologi yang mengutamakan kebebasan atau
kemerdaan individu dalam segala hal, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, agama, dan
lainnya. Paham Liberalisme merupakan paham yang menolak segala bentuk pembatasan terhadap
suatu individu. Menurut paham ini, masyarakat dan negara harus selalu menghormati dan melindungi
kebebasan individu, karena masyarakat dan negara juga terbentuk karena adanya individu. Dalam
masyarakat modern saat ini, liberalisme biasanya dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, karena
keduanya memegang kuat konsep kebebasan. Orang-orang yang menganut paham ini disebut
leberalis. Walaupun kebebasan individu ini tidak ada pembatasnya, tetapi bukan berarti kebebasan ini
adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan tersebut harus bisadipertanggungjawabkan. Jadi
tetap ada keteraturan dalam ideologi ini, dengan kata lain, bebas bukan yang sebebas-bebasnya.

B. SEJARAH LIBERALISME
Meskipun ada banyak informasi berbeda tentang awal mula lahirnya liberalisme, tetapi kebanyakan
sejarawan biasanya akan merujuk pada peristiwa revolusi Perancis abad ke 18. Pada masa ini terjadi
protes terhadap kepincangan sistem yang telah berakar kuat di Perancis. Sebagai warisan sejarah, saat
itu di Perancis terdapat pemisahan golongan, ada golongan berhak istimewa dan golongan tanpa hak.
Golongan pertama menguasai segalanya, mereka terdiri dari keluarga kerajaan, dan pemuka agama.
Golongan kedua tidak memiliki hak apapun, mereka adalah rakyat prancis (baik yang kaya maupun
yang miskin). Golongan tanpa hak ini, baik dia rakyat kaya atau miskin, mereka harus patuh pada
golongan dengan hak istimiwa.

Karena dinilai terlalu banyak ikut campur dalam bidang ekonomi, sosial, agama, dan politik. Maka
golongan tanpa hak menuntuk kemerdekaan dan memperjuangkan kebebasan mereka. Pada tahun
1789 merupakan puncak Revolusi Perancis, orang-orang yang mengadakan revolusi ini kemudian
disebut dengan golongan liberal. Gerakan mewujudkan liberalisme membutuhkan waktu yang
panjang dan lama, Perancis sendiri baru benar-benar dapat melaksanakan liberalisme pada tahun
1870. Kemudian setelah itu Liberalisme menyebar luas ke negara Eropa lainnya.
Beberapa faktor yang mendukung penyebaran Liberalisme di Eropa antara lain adalah :
1. Trauma Sejarah
Dominasi agama kristen pada abad pertengahan membuat peradaban barat mengalami masa pahit
yang disebut dengan “Zaman Kegelapan”. Pada masa kekuasaan kristen ini masyarakat mengalami
tindakan brutal yang sangat tidak manusiawi.

2. Permasalahan dalam Teks Bible (injil)


Ada dua masalah terhadap keberadaan bible (injil) pada masa itu :
 Tidak terdapat dokumen bible yang original
 Bahan yang ada bermacam-macam, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

3. Problem Teologi Kristaen


Teologi kristen dimata Tuhan itu 1 dalam 3, 3 dalam 1 sulit diterima oleh logika masyarakat saat itu.
Dari latar belakang seperti itu maka kemudian masyarakat barat cenderung beragama tanpa
berkeyakinan. Oleh karena itu mereka mulai memisahkan antara agama dengan negara dan mulai
menerima konsep liberalisme serta toleransi terhadap agama.

C. CIRI – CIRI DAN NILAI POKOK LIBERALISME


1. Kesempatan yang Sama (Hold The Basic Equality of All Human)
Setiap manusia mempunyai kesempatan yang sama dalam segala bidang. Tetapi bukan berarti
kesempatan yang sama ini juga akan memberikan hasil yang sama bagi setiap orang. Hasil yang akan
didapatkan setiap orang berbeda-beda tergantung kepada sumber daya yang dimiliki, tenaga, kerja
keras, dll. Terlepas dari itu, persamaan kesempatan merupakan hal yang mutlak dalam paham
liberalisme.

2. Perlakuan yang Sama (Treat the Others Equally)


Karena mempunyai kesempatan yang sama, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang
dihadapi (dalam segala bidang), baik itu politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, atau kenegaraan, maka
setiap orang akan mendapatkan perlakuan yang sama. Hal ini dilakukan dengan tujuan
menghilangkan egoisme individu.

3. Pemerintahan ditentukan dengan Persetujuan dari yang Diperintah (Goverment by The


Consent of The People)
Penentuan pihak-pihak yang memegang kekuasaan harus mendapat persetujuan dari rakyat yang
akan diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi bertindak
menurut kehendak rakyat.

4. Berjalannya Hukum (The Rule of Law)


Pada dasarnya, negara berfungsi untuk membela dan memakmurkan rakyat. Oleh karena itu dalam
menjalankan sebuah negara, maka terdapat peraturan hukum yang dapat melindungi dan
mempertahankan hak rakyatnya. Negara tersebut harus memiliki patokan hukum tertinggi, yang
menghargai hak – hak kebebasan dan persamaan kedudukan. Dalam hal ini yang menjadi pusat
perhatian adalah kepentingan individu.

5. Negara Hanyalah Alat (The State is Instrumen)


Negara merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih
besar.

6. Liberalisme tidak menerima ajaran Dogmantisme (Refuse Dogmantisme)


Dogmantisme merupakan ideologi dimana orang-orang memiliki kepercayaan yang sangat teguh
terhadap suatu hal dan menentang apapun yang tidak sesuai dengan kepercayaannya. Orang yang
berpegang pada Dogmantisme ini memiliki kepercayaan yang sangat kuat dan tidak dapat dirubah,
walaupun keberadaan tersebut tidak dapat disesuaikan dengan kenyataan, serta mereka tidak dapat
menerima apabila ada pendapat yang berbeda dari orang lain.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LIBERALISME


1. Kelebihan Liberalisme
 Menumbuhkan inisiatif masyarakat untuk berkembang menjadi lebih baik.
 Setiap individu memiliki kebebasan yang sama.
 Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi karena terjadi persaingan antar individu dalam
masyarakat.
 Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa gangguan dari siapapun.
 Kontrol Pers berlaku secara bebas, berita yang tersebar dapat mengandung kritik tajam yang
membangun negara menjadi lebih baik.
 Kegiatan ekonomi efektiv dan efisien karena didasarkan atas motif mencari keuntungan.

2. Kekurangan Liberalisme
 Individu yang memiliki sumber daya lebih cenderung mengekspoitasi golong pekerja,
sehingga akan timbul masalah, yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin.
 Muncul monopoli terhadap masyarakat kecil atau miskin.
 Karena pers dikuasai oleh pihak swasta. Berita yang disajikan bisa saja hanya untuk
mendukung misi dan kepentingan mereka.
 Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Persaingan yang bersifat bebas membuat banyak
orang yang pendapatannya sangat besar, dan tidak sedikit yang pendapatannya sanagt kecil.
 Akan muncul kelompok masyarakat yang menganggap dirinya lebih rendah dari masyarakat
lain.

Anda mungkin juga menyukai