Anda di halaman 1dari 6

THOMAS AQUINAS

(1225 – 1274)

BIOGRAFI THOMAS AQUINAS

Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan ahli theology ternama yang berasal dari
Italia. Ia lahir pada tahun 1225 di Rocca Sicca dekat Naples dari keluarga bangsawan
Italia. Ketika ia hidup sedang terjadi perubahan besar, hal ini ditandai dengan
disintegrasi ekonomi dan intrik politik didalam, antar negara kota dan bangsa-bangsa
yang sedang bangkit serta pengaruh gereja yang begitu kuat. Ayahnya sendiri adalah
seorang Pangeran Landulf dari Aquino yang seorang Kristen yang taat.

Oleh karena itu, Thomas pun di didik agamanya dengan kuat. Thomas Aquinas
disiapkan ayahnya sejak dini demi kehidupan religius dengan mengirimnya belajar
kepada para pendeta Benedic ketika masih berusia lima tahun dan akhirnya pada tahun
1245 saat usianya 16 tahun, ia ikut dalam sekte Dominikan yang pada saat itu sangat
berperan pada abad itu. Kemudian, ia pun meneruskan pendidikannya di Paris. Di
sinilah, ia berguru kepada Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat Aristoteles
kepadanya. Pada masa ini pula, ia belajar mendalami Ilmu pengetahuan dari filsuf
besar Yunani Aristoteles yang ia selaraskan dengan teologi kristiani melalui filsuf
muslim terkenal yaitu Ibnu Rusyd (Averoist).

Tulisan-tulisan Aquinas semuanya dalam bahasa Latin mencakup beberapa karangan


besar tentang teologi, perdebatan teologi, dan probem filsafat, komentar tentang
beberapa bagian dari Bibel dan 12 tentang karangan Aristoteles. Dengan usia yang
sangat muda, ia telah sukses melahirkan 3 karya besarnya yaitu Summa
Theology yang memaparkan tentang prinsip – prinsip filsafat dalam teologi kristen
untuk menjelasakan misteri – misteri Ilahi pada zaman skolastik. Karya lainnya
adalah Summa Contra Gentile, On Kingship dan De Regimine Principum. Karya
Thomas Aquinas dianggap sebagai mahakarya yang terkenal pada abad pertengahan
Kristen  sehingga mempengaruhi kehidupan keagamaan, intelektualitas dan pemikiran
politik di Barat.
Thomas Aquinas juga dijuluki sebagai Raja Skolastik Terbesar karena ia telah
meletakkan dasar – dasar intelektual dan teologis dalam perkembangan pemikiran
politik Kristiani Eropa pada abad pertengahan dan mampu menyatukan pemikiran –
pemikiran dari para pemikir agung sebelumnya. Oleh karena itu, ia pun juga di
sejajarkan dengan pemikir agung seperti Plato, Aristoteles, dan Santo Augustinus.
Thomas Aquinas mempercayai pencocokan filosofi penggadengan ajaran-ajaran
gereja. Banyak karyanya yang dapat dibaca sebagai upaya untuk memberikan sebuah
sintesis pemikiran klasik dan teologis. Upaya dirinya tepat di tengah-tengah serangan-
seragan para ahli sekuler yang percaya bahwa Thomas berbuat keliru dalam
menyajikan sumber-sumber. Dalam perkembangannya, ia ingin mengembangkan
doktrin – doktrin Kristiani sehingga melahirkan pemikiran mengenai hukum, negara dan
kekuasaan akibat dari banyaknya gejolak yang muncul melalui sosial politik. Dalam
semua intitusi pendidikan katholik yang mengajarkan filsafat, sistemnya diajarkan
sebagai satu-satunya sistem yang benar, inimerupakan aturan baku yang ditetapkan
oleh Leo XIII pada tahun 1879.

Thomas meninggal dunia pada usia 48 tahun. Tepatnya pada tanggal 7 Maret  1247
dan pada tahun 1323, Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang kudus
dan bergelar Santo.

Filsafat Politik Thomas Aquinas


Berikut ini Pandangan Thomas Aquinas tentang hukum, negara dan kekuasaan yang
tidak lepas dari konsep natural law :
1. Mengenai Hukum
Thomas mengatakan bahwa hukum alam tidak lain adalah merupakan partisipasi
makhluk rasional dalam hukum abadi (eternal law).Yang dimaksud dengan makhluk
rasional adalah manusia. Manusia adalah makhluk rasional yang memiliki akal dan
pikiran, penalaran dan tingkat intelijensia yang di anugerahkan oleh Tuhan sebagai
pembeda dengan makhluk lainnya seperti binatang.
Dalam bukunya Summa Theologica : 
“Setiap akal dan kehendak dalam diri kita, berdasarkan sesuatu yang sejalan dengan
alam……..dan harus sesuai dengan kebajikan hukum alam.”

Adapun hukum dasar bagi semua hukum baginya adalah Eternal Law, yaitu
kebijaksanaan dan akal budi abadi Tuhan, sebagai hukum yang sebenarnya (true law)
yang kebenarannya absolut, tidak lagi ada yang harus di ragukan.
2. Mengenai Negara

Dalam pendapatnya mengenai negara, Thomas Aquinas banyak di pengaruhi oleh


Aristoteles, seperti pendapatnya bahwa hukum kodrat tidak mungkin bertentangan
dengan hukum abadi Tuhan, oleh karenanya keberadaan negara tidak terlepas dari
hukum alam. Dan eksistensi sebuah negara juga  bersumber dari sifat alami manusia
yang bersifat sosial dan politis yang tidak hanya berdasarkan insting, tapi juga akal budi
menyebabkan manusia juga di sebut sebagai makhluk politik yang hidupnya akan
saling bergantung dengan manusia yang lainnya untuk mendapatkan hidup yang layak
dan membentuk suatu komunitas untuk menyalurkan serta mengembangkan pemikiran
dan akal budi mereka yaitu negara  yang merupaka kebutuhan kodrati manusia.

Artinya, negara adalah sebuah komunitas politik yang dapat merefleksikan serta
menggabungkan akal budi, pemikiran individu manusia, dengan demikian juga negara
merupakan kodrati manusia. Maka jelaslah alam, kekuasaan dan negara memiliki
hubungan yang saling terkait.
Thomas Aquinas dalam tulisannya De Regimine Principum memiliki pandangan
mengenai Negara,yaitu :
1. Negara bersifat hierarki, dimana ada yang memerintah, menata pemerintahan
dan ada yang mentaatinya. Dalam hubungannya dengan kekuasaan Tuhan,
tujuan akhir hidup manusia adalah kesenangan dan kebaikan terhadap Tuhan,
maka contoh dari kekuasaan Tuhan di dunia ini adalah pemuka agama, paus,
petrus,dll.
2. Thomas Aquinas juga terpengaruh oleh pemikiran Plato-Aristoteles , yaitu dalam
mencapai semua kebaikan untuk mencapai kebahagiaan bersama, maka di
lakukan tukar menukar terhadap sesama untuk memperoleh keuntungan.
3. Manusia adalah kebahagiaan abadi, maksudnya adalah tuntutan agar setiap
manusia mendahulukan kesejahteraan umum daripada memntingkan kepentingan
individu dan harus taat terhadap negara.
4. Negara memiliki fungsi spiritual keagamaan yang sakral .
Thomas Aquinas pun berpendapat mengenai bentuk negara. Adapun bentuk negara
yang ideal menurut Aquinas adalah :

1. Monarki, menurut Thomas adalah bentuk negara yang terbaik. Pandangan


Thomas mengenai negara tidak terlepas dari Aristoteles dalam
bukunya Politics. Yaitu, penguasanya hanya satu dan tujuan negara adalah untuk
kebaikan bersama dalam hal kekayaan, kebaikan, dan kebebasan. Monarki
merupakan bentuk kekuasaan tunggal, tetapi tujuannya baik. Sebaliknya jika
tujuan dari penguasa adalah buruk, maka di sebut sebagai tirani.
Menurutnya, negara yang di perintah oleh satu orang akan lebih mungkin untuk
mencapai keamnan dan perdamain negara karena pandangan, tujun dan cita – cita
yang berbeda dapat dihindari.

Dalam hubungannya dengan hakikat hukum kodrat, alam selalu di perintah oleh satu
oknum. Maka dari itu, bentuk negara yang paling ideal bagi Thomas adalah penguasa
tunggal.

 Adapun negara yang di perintah oleh beberapa orang yang mulia dan memiliki
tujuan bersama di namakan aristrokasi,sebaliknya di sebut oligarki. Dalam
oligarki, penguasa menindas rakyatnya melalui represi ekonomi.
 Negara yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama, adanya kebebasan
sebagai dasar persamaan politik dan kuatnya control rakyat jelata dan negara di
perintah oleh banyak orang, maka di namakan politea.
 Negara yang kebebasan dan tujuannya tidak untuk kebaikan bersama dan di
perintah banyak orang adalah demokrasi, yang meskipun dalam pandangan
Thomas bukanlah bentuk negara yang ideal, pandangannya pun sama dengan
Aristoteles yang memandang bahwa demokrasi sebagai bentuk negara terburuk.
3. Mengenai Kekuasaan
Thomas Aquinas meyimpulkan bahwa manusia harus memerima kepemimpinan
manusia yang memiliki keabsahan untuk memimpin dan berkuasa.

Adapun bagi penguasa tentu saja memiliki kewajiban dalam kepemimpinannya, yaitu :

1. Mengusahakan kesejahteraan bersama termasuk bagaimana negara


mengusahakan manusai dapat mencapai kebahagiaan hidup abadi setelah mati.
2. Penguasa juga adalah pembela dan penjaga keadilan. Karena Tuhan
menganugerahkan kekuasaan agar pemimpin mwujudkan keadilan di dunia ini
dan terciptanya perdamaian.
Ia pun juga telah mengajarkan bahwa masyarakat dapat bersifat kritis terhadap negara,
dengan di kenalnya istilah pembangkangan sipil (civil disobedience) apabila penguasa
bertindak tidak sesuai dengan hukum abadi Tuhan atau hukum kodrat. Karena
penguasa dan negara memiliki hukum yang berdasarkan prinsip – prinsip hukum kodrat
dan tidak boleh bertentangan dengan hukum abadi Tuhan.

Secara ringkas, Filsafat Politik Thomas Aquinas dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Hukum

Hukum alam merupakan dasar atau landasan bagi hukum-hukum yang sebenarnya
yang tidak dapat diragukan kebenarannya. Hal ini sejalan dengn pemikiran Thomas
dalam hal berikut: Hukum alam tidak lain merupakan partisipasi makhluk rasional dalam
hukum abadi (eternal law) yang dimaksud makhluk rasional adalah manusia.

b. Negara

Thomas Aquinas bependapat bahwa eksistensi negara bersumber dari sifat alamiah
manusia. Salah satu sifat alamiah manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan
politis. Menurut Thomas Aquinas, negara merupakan lembaga sosial manusia yang
paling tinggi dan luas yang berfungsi menjamin manusia memenuhi kebutuhan fisiknya
yang melampaui kemampuan lingkungan sosial lebih kecil seperti desa dan
kota.Sejalan dengan pendapat di atas, Thomas Aquinas menjelaskan bahwa negara
merupakan bagian integral alam semesta, memiliki sifat dan karakter dasar yang mirip
dengan mekanisme kerja alam semesta pula. Negara merupakan suatu sistem tujuan
yang memiliki tatanan hirarki, dimana yang berada di atas memiliki fungsi untuk
memerintah, menata, membimbing dan mengatur yang berada di bawah atau lebih
rendah.

c. Kekuasaan

Seharusnya kekuasaan dipergunakan dan tujuan-tujuan, serta tugas-tugas penguasa


politik ditetapkan. Karena kekuasaan berasal dari Tuhan, haruslah dipergunakan demi
kebaikan bersama dan tidak dibenarkan menyalahgunakannya, karena itu berarti
pengingkaran terhadap anugerah Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai