Disusun Oleh :
Sulfika Saputri (201530)
Widya Yuningsih (201447)
Dosen Pengampu :
Syahrul Rahmat, M.Hum
KELAS IAT A2
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA NEGERI ISLAM (STAIN) SULTAN ABDURRAHMAN
KEPULAUAN RIAU
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola kedatangan dan perkembangan Islam di Kamboja?
2. Apa itu rezim Khmer Merah?
3. Bagaimana kondisi etnis Champa sebelum dan sesudah kedatangan Khmer Merah?
4. Bagaimana pemberontakan etnis Champa pada masa pemerintahan Pol Pot?
5. Bagaimana upaya pemulihan dan kebebasan umat Islam di Kamboja?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pola kedatangan dan perkembangan Islam di Kamboja.
2. Untuk mengetahui apa itu rezim Khmer Merah.
3. Untuk mengetahui kondisi etnis Champa sebelum dan sesudah kedatangan Khmer
Merah.
4. Untuk mengetahui pemberontakan etnis Champa pada masa pemerintahan Pol Pot.
5. Untuk mengetahui upaya pemulihan dan kebebasan umat Islam di Kamboja.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode membaca, yakni metode
yang digunakan untuk menyusun makalah dengan cara membaca buku atau jurnal yang
memiliki pembahasan bersangkutan dengan tema/judul yang akan didiskusikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Seiring berjalannya waktu, etnis Champa dapat diterima dengan baik oleh kerajaan
Khmer, baik dalam kehidupan kemasyarakatan maupun bernegara. Hal ini dapat dilihat
penduduk muslim di Kamboja pada awal 1970-an berjumlah sekitar 700.000 orang. Sekitar
120 masjid juga dibangun di berbagai pemukiman muslim. Beberapa jenis pusat pendidikan
islam juga diselenggarakan, baik yang berhubungan dengan masjid ataupun berupa madrasah.
Sekitar 600 ulama dan guru agama telah terlibat dalam kegiatan keislaman di kalangan muslim
Kamboja.
Hubungan masyarakat Cham dan dengan dunia Melayu juga sudah terbina sejak lama.
Di samping hubungan dengan Kerajaan Majapahit, Malaka, Banten, dan Aceh, masyarakat
Cham tercatat memiliki hubungan yang erat dengan negeri Kelantan dan Pattani, di kawasan
Semenanjung Malaka. Bahkan, sejumlah ulama Semenanjung Malaka yang pernah bermukim
di Mekkah melakukan dakwah Islam di Kamboja dan Vietnam sejak abad ke-16. Hubungan
erat ini didukung oleh jarak yang dekat dan sarana transportasi laut yang memadai. Tempat
yang sering kali menjadi perhatian para dai adalah Kandal, Brek Bhak, Kampong Cham,
Kampong Luong, Kampot, Chamnik, Kampong Thom, Chraing Chamreh, Suwai Thin,
Chrumantri, Kaknor, Suwai Krang, Boh Parul, Kampong Khrocma, Klieng Sbaik, Kampong
Phob Bhan, Kok Kepuat, dan Kampong Ro (Kratie), yang semuanya berada di wilayah
Kamboja. Sebagai bukti dari adanya hubungan ini, masyarakat muslim Cham mengirimkan
banyak pelajarnya ke beberapa pusat pendidikan Islam di dunia Melayu, seperti Kelantan dan
Pattani.
Perlakuan pemerintah Kamboja terhadap etnis Champa tidak berubah sama sekali seiring
pergantian rezim pemerintahan sejak masa monarki absolut hingga masa Lon Nol dengan
sistem republik. Mereka masih dianggap sebagai bagian dari masyarakat Kamboja. Namun,
pada tahun 1975, keadaan mulai runyam. Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berhasil
menggulingkan pemerintahan Lon Nol dan membawa perubahan yang sangat besar bagi etnis
Muslim Champa dalam berbagai sektor kehidupan. Khmer Merah mengukir sejarah kelam atas
tindakannya terhadap etnis Champa di Kamboja.
A. Kesimpulan
Islam masuk ke Kamboja pada abad ke-15 atau sekitar tahun 1471 Masehi ketika
runtuhnya kerajaan Champa di Vietnam akibat serangan kerajaan Annam. Runtuhnya kerajaan
Champa juga mengakibatkan penyebaran etnis Cham ke berbagai wilayah di Asia Tenggara,
seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, dan salah satunya adalah Kamboja.
Mayoritas muslim Kamboja berasal dari kelompok etnis Cham. Jika sebelum 1970-an
masyarakat muslim Kamboja tidak banyak dikenal, setelah mereka mengalami penindasan dan
penghancuran di masa rezim Pol Pot (1975-1979), dunia Internasional menjadi semakin
mengenal meteka.
Penduduk Muslim di Kamboja pada awal 1970-an berjumlah sekitar 700.000 0rang.
Tidak kurang 120 masjid tersebar di berbagai pemukiman Muslim. Beberapa jenis pusat
pendidikan Islam juga diselenggarakan, baik yang terkait dengan masjid ataupun berupa
madrasah. Tidak kurang dari 600 ulama dan guru agama telah terlibat dalam kegiatan
keislaman di kalangan muslim Kamboja. Artinya, keberadaan muslim di Kamboja telah
diterima dalam kehidupan kemasyarakatan maupun bernegara.
Pergolakan di Indocina sejak akhir 1960-an dan sepanjang 1970-an telah mempengaruhi
kehidupan masyarakat muslim Kamboja. Selaras dengan perkembangan gerakan komunis di
Vietnam, masyarakat Kamboja juga terkena dampak gerakan tersebut. Yang jelas,
pengambilalihan kekuasaan oleh Pol Pot pada 1975 mendatangkan musibah besar bagi
masyarakat Muslim. Mereka tidak hanya kehilangan berbagai sarana keagamaan, melainkan
juga kehilangan anggota keluarga dalam jumlah yang luar biasa besar, yaitu antara seperempat
dan separuh jumlah keseluruhan masyarakat Muslim.
Perubahan yang terjadi sejak awal 1980-an, dan terutama setelah kembalinya kehidupan
relatif normal sejak 1991. Memberikan harapan baru kepada masyarakat Muslim Kamboja.
Pada tahun 1996, diperkirakan jumlah mereka mencapai 500.000 jiwa lebih sehingga
merupakan kelompok agama kedua terbesar, setelah umat Buddha.
B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, maka dari itu
penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun penulis demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mupiza, Bintar, Pengaruh Pemerintahan Rezim Khmer Merah Terhadap Muslim Champa di
Kamboja, Volume 1, Agustus, 2016.
Syahid, Achmad, dkk, Esiklopedi Tematis Dunia Islam: Asia Tenggara: Jilid 5, (Jakarta: PT
Icthiar Baru Van Hoeve, 2002).
Syahid, Achmad, dkk, Esiklopedi Tematis Dunia Islam: Dinamika Islam Masa Kini: Jilid 6,
(Jakarta: PT Icthiar Baru Van Hoeve, 2002)