Semasa kecil ia pernah mengaji kitab sifat sebanyak dua puluh kitab sifat, kitab Faridah al-Faraid (asli
ditulis oleh Syekh Ahmad Al-Fatani), Munyatul Musholli (asli ditulis oleh Syekh Daud Al-Fatani), kitab
Afrah (menurut penulis
Wishahul Afrah oleh Muhammad bin Ismail Daud Fatani) dan guru-guru setempat. Pengaruh Melayu
dan Jawi dalam kitab-kitab yang dipelajari menyebabkan penggunaan bahasa Melayu Cham di
Vietnam Selatan dan Kamboja, Yaitu bahasa Jawi digunakan sebagai media untuk menulis Cham.
Sebelum itu, tulisan Cham adalah tulisan Sansekerta kuno yang digunakan pada dua inskripsi bahasa
Sansekerta, yang satunya berasal dari tahun 658 M yang ditemukan di Vietnam tengah, dan yang
lainnya berasal dari tahun 668 M di Kamboja. Orang Melayu-Cham juga menggunakan kata-kata
pinjaman Melayu-Arab untuk percakapan sehari-hari, seperti salam, bilal, imam, dll.
Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, ada Kerajaan Linyi di daerah ini (Lin Ap). Namun, masih
belum jelas apa hubungan antara kedua kerajaan tersebut. Linyi didirikan oleh seorang pejabat lokal
bernama ku-Lien yang melakukan
Kota Hue sekarang. Penduduk Lin-Yi berbicara bahasa Cham, dimulai dari Lin-Yi
Ini adalah negara yang menyerah kepada China dan membayar upeti kepadanya.
Champa disebutkan dan digunakan untuk pertama kalinya dalam dua prasasti Sansekerta.
Satu bagian berasal dari tahun 658 M dan ditemukan di Vietnam tengah, dan yang lainnya
Seperti yang diketahui, prasasti itu bertulisan BHADRAVIRMAN, yang Memerintah dari 380 hingga
413 M.
Champa merupakan kerajaan persekutuan yang terdiri dari lima kerajaan yaitu Indrapura,
Amarawati, Vijaya, Kauthara dan Panduranga. Masing-masing terdapat daerah otonom dengan ibu
negara Indrapura yang sekarang kita kenal
Dengan Quang Nam. Wilayah Champa meliputi pegunungan di sebelah barat pantai Indochina,
Diperluas dari waktu ke waktu meliputi Laos sekarang ini, tetapi bangsa Champa lebih
memperhatikan laut dan memiliki beberapa kota dengan ukuran berbeda
Modern Quang Nam, Quang Noai, Binh, Dinh Phu, Yen Khanh, Hoa Ninh, Thuan dan Bin Thuan di
vietnam.
Kerajaan Champa memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan lain dengan Cina dan Kerajaan
Vietnam di utara dan Kamboja di barat dan Nusantara di selatan. Champa sering mengirim
utusannya ke sini untuk menjaga hubungan ekonomi dan agama dengan Cina.
Pada abad kedelapan dan kesebelas, ajaran agama yang dianut oleh masyarakat champa yaitu bhuda
Mahayana. Yang pada waktu itu merambah Champa melalui seorang pendeta bhuda dari Cina.
Kerajaan Funan di sini menyebabkan masuknya budaya India. Sejak zaman ini
Budaya Champa menjadi sistem sosial, keagamaan, dan institusi lainnya oleh budaya India dan
agama Hindu dan Budha. Pada tahun 939 M, sebuah kekuatan baru muncul di
Daerah ini yakni Dai-Viet (kemudian menjadi Vietnam). sejak saat itu
Perang berkepanjangan antara Vietnam dan Champa. pada tahun 982 akhirnya
Vietnam berhasil menaklukkan ibu kota Indrapura dan raja Champa kemudian memindahkannya
jauh ke selatan yakni ke Vijaya. Tetapi pada tahun 1044, Dai viet berhasil masuk
Semakin mereka menyerang, semakin Vietnam dapat memperluas Wilayahnya dan mencaplok
Champa. Satu kali pernah Champa kembali
Pada masa kejayaannya, tetapi hanya periode singkat yaitu ketika Champa
Dan menggantikannya dengan budaya China/Vietnam. Setelah invasi besar-besaran yang dilakukan
Le Thanh Tong kerajaan Champa yang masih bertahan adalah sisa-sisa Kerajaan Champa di belahan
bumi selatan, yaitu Kauthara dan Panduraga
Yang diperintah oleh Bo Tri Tri dan ini adalah awal dari Kerajaan Champa
Menerima budaya Melayu dan Islam yang masuk melalui Pelabuhan Panduranga dan Kauthara,
kemudian meningkatkan hubungan dengan negeri-negeri di melayu dan
Nusantara.