Anda di halaman 1dari 4

Nama : METTA APRIYANI

Nim : 201456

Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Semester/Kelas : 3/A2

RESUME SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA

~PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA~

Kebangkitan Islam Di Malaysia

Kebangkitan Islam di Malaysia terlihat jelas pada upaya Muslim Malaysia

untuk mengamalkan ajaran Islam secara lebih serius seperti aktif shalat berjamaah

di Mesjid, menghadiri wirid pengajian, banyak beramal shaleh, mengucapkan

salam bila bertemu, berhati-hati dalam membeli makanan agar tidak termakan

pada yang haram, memakai busana Muslim seperti jubah, jilbab atau baju kurung

dan telekung bagi wanita, memakai sarung, serban dan peci atau pakaian lainnya

yang jelas-jelas mencirikan ketaatan sebagai Muslim.

Gerakan kebangkitan Islam juga terlihat di kalangan mahasiswa di kampus-

kampus Malaysia. Di kalangan mahasiswa terdapat kelompok-kelompok

pengajian yang dikenal dengan ‘dakwah’. Mereka secara aktif mengadakan

pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama, dan tidak jarang juga

mengadakan zikir dan renungan malam bersama. Hal yang sama juga terjadi di

kalangan mahasiswa yang belajar di luar negeri, baik yang belajar di Inggris

maupun Amerika. Sementara mahasiswa-mahasiswa di Universitas Malaya dan

Universitas Kebangsaan Malaysia membentengi identitas mereka dengan


menggabungkan diri pada gerakan-gerakan dakwah seperti ABIM, Darul Arqam

dan Jama’ah Tabligh.

Dilatar-belakangi oleh pendekatan dan pandangan internasionalis FOSIS

yang umum tentang Islam, sementara mahasiswa asal Malaysia membutuhkan

persiapan diri untuk perjuangan Islam di Malaysia setelah kembali, di awal tahun

1975, dua organisasi Islam baru yang lebih militant terbentuk di kalangan

mahasiswa Malaysia di London, yaitu Suara Islam dan Islamic Representation

Council (IRC). Berpegang pada ajaran-ajaran al-Maududi, serta terinspirasi oleh

Jamaah Islami dari Indo-Pakistan dan Ikhwan al-Muslimin dari Mesir, para

mahasiswa yang tergabung dalam dua organisasi ini menjadi punya interpretasi

Islam yang radikal. Terutama Suara Islam, saat itu berobsesi untuk melaksanakan

perjuangan Islam di Malaysia (revolusi Islam), dengan perjuangan ideologi yang

akan menyoroti konflik fundamental antara cara Islam dan bukan Islam.

Menurut Zainah, “mereka percaya akan perubahan social secara total”.

Seperti dipaparkan Zainah, di Inggrislah para mahasiswa Malaysia ini pertama

kali mengutuk pemerintah Malaysia sebagai tidak Islami. Melalui media cetak

yang bernama Suara al-Islam, para mahasiswa ini menawarkan pemecahan Islam

bagi penyakit-penyakit Malaysia. Mereka mengutuk pemerintah Malaysia sebagai

pengikut cara kafir: sedangkan UMNO, dianggapnya sekuler.

Berbeda dengan Suara Islam, IRC dengan mengikuti garis Ikhwanul

Muslimin, berupaya mendirikan sel-sel rahasia sebagai alat terbaik untuk

menyebarluaskan ajaran Islam. Strategi mereka adalah menyelinap ke dalam

organisasi yang ada dan berusaha memprakarsai perubahan dari dalam. Sementara
Suara Islam menekankan perjuangan melalui partai politik Islam, IRC

menekankan pendidikan (tarbiyah), dengan menyebarluaskan alternatif Islam

sebagai milik tunggal jalan sejati menuju cara hidup yang sempurna, melalui

pembentukan dan penyebaran sel-sel rahasia yang kecil di kalangan mahasiswa.

Dengan demikian, terlihat bahwa gerakan mahasiswa luar negeri yang

tergabung dalam organisasiorganisasi kemahasiswaan Islam nampak lebih ekstrim

dan memilih nada yang radikal karena terpengaruh oleh gerakan Islam yang lebih

fundamental seperti Ikhwan al-Muslimin yang berpusat di Mesir, dan Jama’ah

Islam di Pakistan. Saat mereka kembali ke Malaysia pada paruh atau akhir tahun

1970-an panggilan bagi pembentukan sebuah negara Islam dengan al-Quran dan

Sunnah sebagai undang-undang dasarnya, mulai mendominasi perbendaharaan

dakwah.

Ketika mereka kembali ke Malaysia, mereka menuntut pemerintah agar

melaksanakan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan; baik sosial, budaya,

ekonomi, politik dan hukum. Mereka bahkan menghimbau pemerintah agar

merubah bentuk pemerintahan Negara Malaysia menjadi negara Islam. Hal yang

sama juga menjadi tuntutan sebagian besar organisasi dakwah lainnya seperti

Darul Arqam, Jamaah tabligh, ABIM (angkatan Belia Islam Malaysia yang waktu

itu dipimpin oleh Anwar Ibrahim), Perkim dan Republik Islam.

Selain itu, para mahasiswa yang punya kesadaran Islam yang begitu tinggi

ini, saat telah kembali kembali ke Malaysia, mengabdi pada negara dan

masyarakatnya. Mereka menjadi dosen-dosen muda pada berbagai universitas di

seluruh negeri, menjadi profesional, birokrat dan administrator di berbagai


departemen pemerintah sambil melaksanakan tugas dan menjalani profesinya,

mereka juga menyebarkan ajaran Islam, dan berupaya mewarnai lingkungannya

dengan ajaran dan nuansa Islam. Kenyataan ini pada gilirannya turut mendukung

pada proses kebangkitan kembali Islam di negara ini.

Dengan demikian, kebangkitan Islam di Malaysia yang terlihat dari

kesadaran Muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran Islam secara lebih serius,

juga turut memperkuat nuansa Islam di Malaysia, ditambah lagi oleh kenyataan

bahwa bersamaan dengan kebangkitan Islam tersebut terdapat himbawan dan

tuntutan agar pemerintah memperlihatkan kebijakan dan program-program yang

lebih Islami. Ini pada gilirannya menuntut respon (jawaban) dari pihak pemerintah

dalam bentuk program dan kebijakan-kebijakan yang memperlihatkan sikap

mendukung Islam. Pemerintah kelihatan juga ikut gencar melakukan kegiatan

dakwah melalui ulama-ulama yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah. Selain

itu pemerintah juga membuat berbagai kebijakan yang mendukung program-

program Islam.

Anda mungkin juga menyukai