Dikerjakan oleh :
b. Iklim
Kamboja beriklim tropis dengan musim kemarau (bulan November – Mei) membawa pengaruh angin
musim timur laut. Pada bulan Januari, sebagian besar daerahnya menerima curah hujan kurang dari 50
mm. Pada bulan Juni –Oktober, angin bertiup dari laut. Curah hujan tertinggi di daerah Pegunungan
Gajah dan Pegunungan Cardamon, yaitu 2.050 mm per tahun, sedangkan curah hujan terendah terdapat di
daerah Dataran Besar Tonle Sap, yaitu 1.525 mm per tahun. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 21OC
- 35OC.
c. Bentang Alam
Wilayah Kamboja bagian tengah merupakan dataran rendah alluvial yang disebut Dataran Besar Tonle
Sap. Dataran rendah tersebut dikelilingi oleh rangkaian pegunungan antara lain: Pegunungan Dangrek
(Phanom Dang Raek) di sebelah utara, Pegunungan Cardamon di sebelah barat, Plato Batanokini dan
Plato Mondol Kini, di sebelah timur. Barisan pegunungan tersebut memiliki ketinggian antara 750-900 m,
puncak tertinggi adalah Gunung Phnu
m Aoral (1.771 m) yang terletak di Pegunungan Cardamon. Sungai utama yang terdapat di Kamboja
adalah Sungai Mekong dengan anak sungainya Sungai Tonle Sap, sungai ini merupakan sungai
terpanjang yang mengalir dari negara Laos melewati Kampuchea kemudian memasuki Vietnam.
3. Penduduk
Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kampuchea 13.363.421 jiwa. Mayoritas penduduknya beragama
Budha (88,5%); Islam (2,4%); lain-lain (9,2%). Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Khmer,
bahasa Perancis, dan Inggris yang digunakan oleh kaum terpelajar. Satuan mata uangnya adalah Riel
Kampuchea (KHR). Pendapatan per kapita penduduk pada tahun 2004 sebesar $2.189. Pertambahan
penduduk 2,6% per tahun, dengan kepadatan penduduknya 74 orang/ km2. Kelompok etnis utama di
Kampuchea adalah orang Khmer yang mencakup lebih dari 88% penduduk negeri ini dengan mata
pencaharian utama bertani. Penduduk lain terdiri atas beberapa kelompok etnis Asia lain, termasuk
kelompok Melayu Caham dan sukusuku bangsa primitif, yakni orang Khmer Loeu yang terdiri atas orang
Jarai, Rhade, Stieng, Kui, Pear, dan Saoch. Penduduk di Kampuchea, belumlah berkembang dengan baik,
mengingat situasi negeri yang belum stabil dari konflik politik yang berkepanjangan. Penduduk yang
bebas buta huruf (tahun 2003) baru 45%.
4. Perekonomian
Sektor Pertanian
Kamboja merupakan negara agraris dengan hasil pertanian yang utama adalah padi di daerah sepanjang
Sungai Mekong dan Danai Tonle Sap. Hasil pertanian lainnya adalah jagung, lada, umbi-umbian,
sayuran, tembakau, gula, kedelai, dan buah-buahan.
b. Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan menghasilkan mineral utama seperti: emas, besi, batu bara, dan timah
c. Sektor Perdagangan
Ekspor utama Kamboja adalah karet, beras, lada, dan kayu, sedangkan impor utama adalah bahan
makanan, mesin-mesin, obat-obatan, tekstil, pupuk, peralatan listrik, dan bahan kimis.
d. Sektor Pariwisata
Salah satu daya tarik bagi wisatawan adalah kuil Angkor Wat yang termasuk salah satu keajaiban dunia,
berada di kaki Gunung Dongkrak.
e. Sektor Perhubungan
Kamboja mempunyai bandara internasional di Pochentong, serta mengandalkan jaringan kereta api dalam
melakukan aktivitas transportasi darat. Untuk transportasi sungai, masih mengandalkan perahu dayung
dan ferry.
Keanekaragaman Hayati
Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan. Terdapat sedikitnya 212 spesies mamalia, 536
spesies burung, 240 spesies reptil, 850 spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan
air laut.
Laju deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun 1969, luas hutan di Kamboja
meliputi lebih dari 70% dari luas total dan menurun menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja
kehilangan 25.000 kilometer persegi hutan.
Pariwisata
Industri pariwisata adalah penghasilan terbesar kedua di Kamboja setelah industri tekstil. Antara Januari
dan Desember 2007, terdapat sekitar 2 juta wisatawan asing, meningkat 18,5% dari tahun 2006.
Kebanyakan wisatawan (51%) mengunjungi Siem Reap dan sisanya (49%) menuju Phnom Penh dan
destinasi lainnya. Kebanyakan wisatawan datang dari Jepang, Cina, Filipina, Amerika, Korea Selatan, dan
Prancis. Suvenir yang terdapat di Kamboja antara lain kerajinan dari keramik, sabun, rempah-rempah,
ukiran kayu, kerajinan perak, dan kerajinan dari botol yang di dalamnya terdapat wine beras.
Budaya
Angkor Wat, Kamboja
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn
OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga
menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat,
dan tarian sosial.
Di Kamboja terdapat beberapa tempai dengan akses internet gratis untuk publik seperti di kedai kopi, bar,
restoran, dan SPBU. Kebanyakan masyarakat Kamboja menjelajah internet dengan menggunakan modem
USB dan ponsel dengan biaya sekitar $12 per bulannya.
Seni dan pertunjukan tradisional biasanya digunakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Khmer
pada beberapa abad lalu, seperti yang digambarkan pada pahatan timbul Angkor Wat. Bagaimanapun,
saat Khmer Merah memerintah di Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979, banyak seni Khmer yang
dilarang dan dihancurkan, termasuk kuil-kuil. Banyak juga penari, penyanyi, dan artis yang dibunuh.
Sekarang Kamboja dengan bantuan dari negara-negara asing, mencoba untuk menghidupkan kembali seni
dan budaya tradisionalnya. Saat ini pertunjukan seni tradisional seperti tarian Apsara, paling banyak
diadakan oleh organisasi swasta, seperti hotel dan restoran