Anda di halaman 1dari 6

Tugas IPS

Dikerjakan oleh :

 Muhammad Kanahaya Keiva Arkana (17)


 Muhammad Ali Zainal Abidin
 Raveena Jihad Al Aula Meganingrum
 Talitha Maulia Nada
1. Sejarah dan Bentuk Pemerintahan Negara Kamboja
Indo Cina yaitu bagian timur jazirah tenggara terdiri atas negara-negara Vientiane, Kamboja, dan Laos.
Sebelum Perang Dunia II, bagian negara-negara ini menjadi jajahan Perancis. Tetapi perkembangan
setelah Perang Dunia II, sebagai akibat perjuangan kemerdekaan dari penduduk di negara-negara ini
terbentuk tiga negara, yang masing-masing mempunyai masalahnya sendiri-sendiri sebagai negara.
Keadaannya semenjak merdeka benar-benar tidak menguntungkan. Negeri ini selalu dirundung
peperangan. Jutaan manusia telah menjadi korban keganasan perang. Republik Rakyat Cina dan Rusia
berpengaruh besar pada negara Kampuchea. Pemerintahan Kampuchea menggunakan sistem komunis
yang khusus. Partai komunis menggunakan lembaga administrasi publik untuk pemerintahan negara.
Partai komunis atau Partai Revolusioner Rakyat Khmer (KPRP) merupakan satu-satunya organisasi
politik legal. Sebagai kepala negara adalah presiden dewan negara, sedangkan kepala pemerintahannya
adalah ketua dewan menteri atau perdana menteri. Kampucha resmi berintegrasi dengan ASEAN pada 30
April 1999, dan menjadi Negara di kawasan Asia Tenggara yang terakhir bergabung ke dalam ASEAN.
Adapun nama resmi pemerintah yang berkuasa sekarang adalah Republik Rakyat Kampuchea yang beribu
kota di Phnom Penh.

 Nama Resmi : Republik Rakyat Kampuchea


 Ibu Kota : Phnom Penh
 Pemerintahan : Republik Komunis
 Kepala Negara : Presiden (Raja Norodom Sihamoni)
 Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri(PM Hun Sen)
 Badan legislatif : Majelis Nasional
 Penduduk th. 2015 : 15,4 juta jiwa
 Bahasa : Khmer (resmi),Perancis
 Agama : Buddha Theravada
 Rakyat : Bangsa Kampuchea / Kamboja
 Mata uang : Rie
 Lagu Nasional : Nokor Reakh
 Hari Nasional : 9 November
2. Keadaan Alam
 Letak, Luas, dan Batas
Secara astronomis Kamboja terletak pada 10OLU–15OLU dan 102OBT-108OBT. Luas wilayah Kamboja
adalah 181.300 km². Wilayah Kamboja berbatasan dengan Negara negara lain, yaitu:

 sebelah timur berbatasan dengan Vietnam


 sebelah barat berbatasan dengan Thailand
 sebelah utara berbatasan dengan Thailand dan Laos
 sebelah selatan berbatasan dengan Laut Cina Selatan.

 b. Iklim
Kamboja beriklim tropis dengan musim kemarau (bulan November – Mei) membawa pengaruh angin
musim timur laut. Pada bulan Januari, sebagian besar daerahnya menerima curah hujan kurang dari 50
mm. Pada bulan Juni –Oktober, angin bertiup dari laut. Curah hujan tertinggi di daerah Pegunungan
Gajah dan Pegunungan Cardamon, yaitu 2.050 mm per tahun, sedangkan curah hujan terendah terdapat di
daerah Dataran Besar Tonle Sap, yaitu 1.525 mm per tahun. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 21OC
- 35OC.

 c. Bentang Alam
Wilayah Kamboja bagian tengah merupakan dataran rendah alluvial yang disebut Dataran Besar Tonle
Sap. Dataran rendah tersebut dikelilingi oleh rangkaian pegunungan antara lain: Pegunungan Dangrek
(Phanom Dang Raek) di sebelah utara, Pegunungan Cardamon di sebelah barat, Plato Batanokini dan
Plato Mondol Kini, di sebelah timur. Barisan pegunungan tersebut memiliki ketinggian antara 750-900 m,
puncak tertinggi adalah Gunung Phnu

m Aoral (1.771 m) yang terletak di Pegunungan Cardamon. Sungai utama yang terdapat di Kamboja
adalah Sungai Mekong dengan anak sungainya Sungai Tonle Sap, sungai ini merupakan sungai
terpanjang yang mengalir dari negara Laos melewati Kampuchea kemudian memasuki Vietnam.

3. Penduduk
Pada tahun 2004 jumlah penduduk Kampuchea 13.363.421 jiwa. Mayoritas penduduknya beragama
Budha (88,5%); Islam (2,4%); lain-lain (9,2%). Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Khmer,
bahasa Perancis, dan Inggris yang digunakan oleh kaum terpelajar. Satuan mata uangnya adalah Riel
Kampuchea (KHR). Pendapatan per kapita penduduk pada tahun 2004 sebesar $2.189. Pertambahan
penduduk 2,6% per tahun, dengan kepadatan penduduknya 74 orang/ km2. Kelompok etnis utama di
Kampuchea adalah orang Khmer yang mencakup lebih dari 88% penduduk negeri ini dengan mata
pencaharian utama bertani. Penduduk lain terdiri atas beberapa kelompok etnis Asia lain, termasuk
kelompok Melayu Caham dan sukusuku bangsa primitif, yakni orang Khmer Loeu yang terdiri atas orang
Jarai, Rhade, Stieng, Kui, Pear, dan Saoch. Penduduk di Kampuchea, belumlah berkembang dengan baik,
mengingat situasi negeri yang belum stabil dari konflik politik yang berkepanjangan. Penduduk yang
bebas buta huruf (tahun 2003) baru 45%.

4. Perekonomian
 Sektor Pertanian
Kamboja merupakan negara agraris dengan hasil pertanian yang utama adalah padi di daerah sepanjang
Sungai Mekong dan Danai Tonle Sap. Hasil pertanian lainnya adalah jagung, lada, umbi-umbian,
sayuran, tembakau, gula, kedelai, dan buah-buahan.

 b. Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan menghasilkan mineral utama seperti: emas, besi, batu bara, dan timah

 c. Sektor Perdagangan
Ekspor utama Kamboja adalah karet, beras, lada, dan kayu, sedangkan impor utama adalah bahan
makanan, mesin-mesin, obat-obatan, tekstil, pupuk, peralatan listrik, dan bahan kimis.

 d. Sektor Pariwisata
Salah satu daya tarik bagi wisatawan adalah kuil Angkor Wat yang termasuk salah satu keajaiban dunia,
berada di kaki Gunung Dongkrak.

 e. Sektor Perhubungan
Kamboja mempunyai bandara internasional di Pochentong, serta mengandalkan jaringan kereta api dalam
melakukan aktivitas transportasi darat. Untuk transportasi sungai, masih mengandalkan perahu dayung
dan ferry.

5. Hubungan Bilateral antara Kamboja dan Indonesia


Hubungan bilateral antara Kampuchea dan Indonesia meliputi hubungan diplomatic dan perdagangan.

 a. Kerja Sama Kamboja dan Indonesia dalam Skala Regional


Indonesia dan Kamboja menjadi negara anggota ASEAN, dan telah menjalin kerja sama dalam bidang
ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, Indonesia juga ikut berperan dalam usaha menyelesaikan
pertikaian di Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting (JIM) dan mengirimkan Pasukan Garuda XII
pada tahun 1992 di bawah pimpinan UNTAC untuk menjaga perdamaian di Kamboja. Indonesia dan
Kamboja sama-sama aktif dalam kegiatan SEA GAMES dan KAA.
 b. Kerja Sama Kamboja dan Indonesia dalam Skala Internasional
Indonesia dan Kamboja mengadakan kerja sama di forum PBB dan Gerakan Nonblok. Profil Negara,
Sejarah dan Bentuk Pemerintahan Negara Kamboja, Keadaan Alam, Penduduk, Perekonomian,
Hubungan Bilateral antara Kamboja dan Indonesia, Kerja Sama Kamboja dan Indonesia dalam Skala
Regional, Kerja Sama Kamboja dan Indonesia dalam Skala Internasional

Keanekaragaman Hayati
Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan. Terdapat sedikitnya 212 spesies mamalia, 536
spesies burung, 240 spesies reptil, 850 spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan
air laut.
Laju deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun 1969, luas hutan di Kamboja
meliputi lebih dari 70% dari luas total dan menurun menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja
kehilangan 25.000 kilometer persegi hutan.

Pariwisata
Industri pariwisata adalah penghasilan terbesar kedua di Kamboja setelah industri tekstil. Antara Januari
dan Desember 2007, terdapat sekitar 2 juta wisatawan asing, meningkat 18,5% dari tahun 2006.
Kebanyakan wisatawan (51%) mengunjungi Siem Reap dan sisanya (49%) menuju Phnom Penh dan
destinasi lainnya. Kebanyakan wisatawan datang dari Jepang, Cina, Filipina, Amerika, Korea Selatan, dan
Prancis. Suvenir yang terdapat di Kamboja antara lain kerajinan dari keramik, sabun, rempah-rempah,
ukiran kayu, kerajinan perak, dan kerajinan dari botol yang di dalamnya terdapat wine beras.

Budaya
Angkor Wat, Kamboja

Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn
OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga
menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat,
dan tarian sosial.

Di Kamboja terdapat beberapa tempai dengan akses internet gratis untuk publik seperti di kedai kopi, bar,
restoran, dan SPBU. Kebanyakan masyarakat Kamboja menjelajah internet dengan menggunakan modem
USB dan ponsel dengan biaya sekitar $12 per bulannya.

Seni dan pertunjukan tradisional biasanya digunakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Khmer
pada beberapa abad lalu, seperti yang digambarkan pada pahatan timbul Angkor Wat. Bagaimanapun,
saat Khmer Merah memerintah di Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979, banyak seni Khmer yang
dilarang dan dihancurkan, termasuk kuil-kuil. Banyak juga penari, penyanyi, dan artis yang dibunuh.
Sekarang Kamboja dengan bantuan dari negara-negara asing, mencoba untuk menghidupkan kembali seni
dan budaya tradisionalnya. Saat ini pertunjukan seni tradisional seperti tarian Apsara, paling banyak
diadakan oleh organisasi swasta, seperti hotel dan restoran

Anda mungkin juga menyukai