Anda di halaman 1dari 16

Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya

Volume 1 | Nomor 1 | 1
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

MENENTUKAN INDEKS REFRAKSI PADA PRAKTIKUM


PEMBIASAN CAHAYA BERBASIS REAL LABORATORY DENGAN
MENGGUNAKAN SPECTROMETER

Yulia Fajri Yanti Nurrohmah 1, Riki Purnama 2, dan Adam Malik 3


Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
fajriyantiyulia@gmail.com

Abstract: Determining Reflection Index In Light Refraction Practice Based


on Real Laboratory Using Spectrometer. This study is entitled to determine the
reflection index in a real laboratory-based light refraction practicum using a
spectrometer. The purpose of this study was to analyze and determine the value of
the reflection index using a spectrometer and prism and observe light refraction
events. The method used is an experiment with repeated data collection
techniques in the form of quantitative analysis which is processed into qualitative
analysis. The results showed that the red light had the greatest reflection index,
which was 0.98 1.28'. Meanwhile, green color, blue color 0.97 897.25', yellow
color 0.97 0.71', orange color 0.97 0.48', purple color 0.97 0.97'. However, the
overall reflection index color light has no significant difference

keywords: light, refraction, index of refraction, spectrometer.

Abstrak: Menentukan Indeks Refleksi Pada Praktikum Pembiasan Cahaya


Berbasis Real Laboratory Dengan Menggunakan Spectrometer. Penelitian ini
berjudul menentukan indeks refleksi pada praktikum pembiasan cahaya berbasis
real laboratory dengan menggunakan spectrometer. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menganalisis dan menentukan nilai indeks refleksi dengan
menggunakan spectrometer dan prisma serta mengamati peristiwa pembiasan
cahaya. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan teknik pengumpulan
data berulang berupa analisis kuantitatif yang diolah menjadi analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks refleksi paling besar dimiliki oleh
cahaya merah yaitu sebesar 0,98 1,28’. Sedangakn warna hijau, warna biru 0,97
897,25’, warna kuning 0,97 0,71’, warna jingga 0,97 0,48’, warna unggu 0,97
0,97’.Namun, secara keseluruhan indeks refleksi cahaya warna tidak memiliki
perbedaan yang signifikan.

Kata kunci: cahaya, refraksi, indeks refraksi, spectrometer.

PENDAHULUAN mengenai fenomena, gejala-gejala alam, dan


Fisika merupakan cabang disiplin ilmu menemukan hubungan antar fenomena
pengetahuan alam yang membahas melaui kegiatan pemecahan masalah (Azhar,
2011). Pemecahan masalah dilakukan dalam
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 2
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

kegiatan eksperimen sebagai suatu kegiatan 2017). Selain itu, untuk menganalisis proses
yang terencana dengan tujuan untuk pembiasan cahaya secara langsung oleh
menguji hipotesis dan menemukan fakta prisma dan spectrometer.
atau kajian ilmu baru (Murdani, 2020). Prisma merupakan alat optik yang
Dalam proses eksperimen terdapat variabel digunakan dalam peristiwa pembiasan
bebas dan variabel terikat yang dapat saling cahaya sedangkan spectrometer adalah alat
mempengaruhi dengan mengendalikan yang digunakan untuk mengukur panjang
variabel bebas (Carey, 2015). gelombang cahaya (Dewi, Hasanah, & Adi,
Menurut pandangan lain, ilmu fisika 2021). Spectrometer prisma bekerja
dilihat sebagai ilmu yang tersusun dalam menganalisis cahaya datang melalui prisma
kajian hakikat fisika yaitu fisika sebagai dan dapat membantu memisahkan panjang
produk, proses, dan sikap yang berkaitan gelombang cahaya menjadi cahaya
dengan kegiatan praktikum (Sarjono, 2018). polikromatik (Zahro, 2015). Spectrometer
Kegiatan praktikum dianjurkan dan memiliki keakurasian melihat sudut deviasi
diperlukan dalam pembelajaran fisika untuk cahaya datang, namun pada spectrometer
meningkatkan pemahaman konsep (Bethany manual menggunakan kemampuan mata
& Lewandowski, 2017) dalam upaya pengamat dalam pembacaan sudut sehingga
penyelidikan fenomena alam yang harus memicu terjadi kesalahan pembacaan alat
dihadirkan dalam ilmu fisika (Malik, ukur. (Saputra & Sucahyo, 2015).
Dirgantara, Mulhayatiah, & Agustina, 2020). Berdasarkan hukum Snellius
Melalui kegiatan laboratorium dalam . (pembiasan) menyatakan bahwa sinar yang
Ruang lingkup fisika memiliki melakukan pembiasan pada bidang datar
cakupan yang luas diantaranya mempelajari akan memiliki sudut datang θ1 dan sudut bias
tentang gerak, atom, gelombang, listrik, θ2 . Jika cahaya datang dari medium yang
magnet, kalor hingga optik. Pada kajian renggang ke medium lebih rapat maka sinar
tentang optik mempelajari tentang cahaya, bias akan mendekati garis normal dan
alat-alat optik, beserta sifat fisis cahaya, sebaliknya (Rosmandi, 2018). Berikut ini
yaitu refleksi, refraksi, disperse, difraksi, bentuk persamaan Hukum Snellius, yaitu :
dan interferensi serta proses pembentukan n1 sin θ1=n 2 sin θ2
bayangan karena adanya cahaya. Dengan, 1 dan n2 menyatakan indeks bias
n
(Faradhillah & Hendri, 2019). Pembahasan pada medium satu dan dua (Haliday, 2011).
materi optik berkaitan dengan cahaya. Indeks bias ialah perbandingan antara
Sifat cahaya salah satunya cahaya laju cahaya diruang hampa dengan laju
dapat dibiaskan (refraksi) yaitu peristiwa cahaya pada sebuah medium (Giancoli,
pembelokkan arah rambat cahaya apabila 2001). Kecepatan cahaya diruang hampa
melalui dua medium yang berbeda (Putra, lebih besar dibandingkan kecepatan cahaya
2022). Kegiatan praktikum pembiasan pada sebuah medium sehingga indeks bias
cahaya menggunakan real laboratory cahaya diruang hampa (udara) selalu lebih
sebagai kegiatan penyelidikan menggunakan kecil dibandingkan pada medium lain
alat dan bahan tiga dimensi, di mana (Utami, 2015). Indeks bias pada suatu
pengamat berhadapan secara langsung medium berbeda-beda, karena cahaya
dengan alat dan bahan penelitian (Purnama , merambat pada suatu medium dengan laju
Silvianti, Nabilla, & Idris , 2021). yang berbeda pula (Suhadi & Wiranda,
Kegiatan real laboratory digunakan 2019).
untuk meningkatkan keterampilan dalam Cahaya polikromatik (cahaya putih)
penggunaan alat-alat laboratorium yang merupakan cahaya yang terdiri dari banyak
melibatkan indera pada manusia ( Putri,
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 3
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

warna dan panjang gelombang tertentu memudahkan dalam pemberian informasi.


(Hakim, Irhamni, & Zainuddin, 2018). Untuk perhitungan data hasil pengamatan
Apabila cahaya polikromatik mengalami menggunakan persamaan berikut :
pembiasan akan timbul warna pelangi, A+ D
(Adnan & Supardi, 2013). Dengan sin
2
demikian, kegiatan eksperimen ini n=
A
dilakukan untuk menganalisis indeks sin
2
refraksi yang dialami oleh cahaya
polikromatik melalui prisma dengan Penelitian yang kami lakukan bertujuan
menggunakan spectrometer. untuk menganalisis dan menentukan nilai
indeks refleksi dengan menggunakan
spectrometer dan prisma serta mengamati
peristiwa pembiasan cahaya.
METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan secara
lansung atau real laboratory bertempat di Cahaya merupakan bagian dari
laboatorium terpadu pada hari senin, 30 Mei gelombang elektromagnetik yang bersifat
2022. Penelitian yang dilakukan ini termasuk dualisme sebab cahaya didefinisikan sebagai
pada jenis penelitian eksperimen. Metode partikel maupun gelombang (Sliney, 2016).
eksperimen sebagai salah satu cara untuk salah satunya sifatnya ialah cahaya dapat
mengetahui dan mengamati pengaruh suatu dibiaskan.
variabel terhadap variabel tertentu agar Pembiasan cahaya adalah pembelokkan
memperoleh data atau informasi (Sugiono, arah rambat cahaya yang terjadi ketika benda
2012). Instrumen kegiatan eksperimen di berada pada medium yang memiliki kerapatan
laboratorium dilakukan dengan kegiatan berbeda seperti air dan udara (Kunlestiowati,
percobaan, pengamatan, pengukuran dan Yuningsih, & Martono, 2016). Syarat terjadinya
pengumpulan data yang akan di olah menjadi pembiasan cahaya yaitu cahaya merambat
informasi yang diperoleh dari hasil melalui dua medium dan cahaya datang berposisi
eksperimen. miring pada batas diantara dua medium
(Shafhira, 2021).
Eksperimen dilakukan melalui teknik Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pengumpulan data berulang dengan percobaan pembiasan cahaya dalam menentukan indeks
sebanyak lima kali pengulangan untuk setiap refraksi menggunakan spectrometer prisma yang
warna cahaya, agar bersifat objektif dan dilaksanakan berbasis real laboratory diperoleh
memperoleh akurasi yang tepat dalam sesuai (Tabel 1) berikut ini.
menghindari kesalahan dari pengamat.
Kesalahan paralaks biasa terjadi saat
melakukan eksperimen dengan alat ukur
manual sehingga timbul kesalahan membaca
skala akibat adanya perbedaan sudut dalam
membaca (Rakhmawati & Kurniawan, 2020).
Adapun eksperimen dilakukan dengan
menggunakan alat dan bahan, yaitu lampu,
prisma, spectrometer yang dilengkapi teleskop
untuk melihat cahaya yang dihasilkan prisma
akibat adanya pembiasan cahaya serta
kolimator. Data yang dihasilkan dari
eksperimen berupa data kuantitatif yang akan
diolah menjadi data kualitatif untuk
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 4
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

Tabel 1. Pengukuran sudut pembiasan cahaya menggunkana spectrometer pada vernier Calliper I dan 2
Vernier Vernier Sudut deviasi
Warna Refraksi Indeks
Calliper I Calliper II Minimum
Merah 277° 15’ 98° 55’ 16° 35’ 0,98 1,28’
Hijau 282° 41’ 102° 30’ 20° 40’ 0,96 2,14’
Biru 279° 65’ 99° 55’ 19° 34,5’ 0,97 897,25’
Kuning 281° 48’ 101° 47’ 19° 30’ 0,97 0,71’
Jingga (oren) 281° 8’ 101° 6’ 20° 25’ 0,97 0,48’
Ungu 281,8° 21’ 101° 35’ 19° 58’ 0,97 0,97’
Cahaya polikromatik 261° 47’ 82° 17’

Berdasarkan Tabel 1 hasil percobaan, Sudut deviasi minimum digunakan dalam


menunjukkan besar sudut deviasi minimum pada menentukan nilai indeks refraksi. Indeks refraksi
vernier calliper satu dan dua yang diperoleh dari pada medium tertentu akan berbanding lurus
pengukuran skala utama dan nonius pada dengan kerapatannya, semakin besar indeks bias
spectrometer. Spectrometer prisma bekerja nya maka akan semakin besar kerapatannya
menganalisis cahaya datang melalui prisma dan (Zamroni, 2013).
dapat membantu memisahkan panjang Dari hasil analisis terkait praktikum
gelombang cahaya menjadi cahaya polikromatik pembiasan cahaya dalam menentukan indeks
(Zahro, 2015). Percobaan pengukuran besar refraksi menggunakan spectrometer diperoleh
sudut deviasi minimum diterapkan pada semua bahwa cahaya merah memiliki indeks refraksi
warna hasil pembiasan cahaya polikromatik, paling besar apabila dibandingkan dengan warna
yaitu cahaya merah, hijau, biru, kuning, oren, cahaya lain. Cahaya merah memiliki panjang
ungu. gelombang terpanjang (Adnan & Supardi,
2013). Perbedaan nilai indeks refraksi pada
setiap spectrum warna tidak terlalu
signifikan.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pembiasan atau refraksi cahaya diperoleh bahwa
spectrometer merupakan alat ukur yang dapat
bekerja menganalis peristiwa pembiasan cahaya,
di mana cahaya datang melalui prisma kemudian
Gambar 1. Cahaya polikromatik yang
akan membelokkan cahaya polikromatik dan
dibiaskan menjadi seperti pelangi
membantu memisahkan cahaya polikromatik.
Besar sudut deviasi minimum tersebut Dengan demikian, berdasarkan hasil
dihasilkan akibat adanya peristiwa pembiasan penelitian diperoleh indeks refleksi paling besar
cahaya, di mana terdapat sebuah lampu sebagai dimiliki oleh cahaya merah yaitu sebesar 0,98
1,28’. Sedangakn warna hijau, warna biru 0,97
sumber cahaya yang dipancarkan dan dibiaskan
897,25’, warna kuning 0,97 0,71’, warna jingga 0,97
terhadap prisma sehingga terjadi pembelokkan 0,48’, warna unggu 0,97 0,97’.
arah rambat cahaya dan menghasilkan sprektum Namun, untuk secara keseluruhan indeks
warna cahaya yang beraneka ragam persis refleksi cahaya warna tidak memiliki perbedaan yang
seperti pelangi. signifikan. Penelitian ini tidak terlepas dari
kesalahan-kesalahan yang muncul pada saat
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 5
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

melakukan praktikum secara real laboratory DAFTAR PUSTAKA


termasuk kesalahan dalam membaca alat ukur.

Putri, E. P. (2017). Perbedaan Model Pembelajaran Modified Free Inquiry(MFI) Berbasis


Laboratorium Riil Dengan Virtual Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi Terhadap Hasil
Belajar KimiaSiswa SMAN1 Pasangkayu. Mitra Sains, 26-35.
Adnan, Y., & Supardi. (2013). Perhitungan Sudut Deviasi Spektrum Sinar Matahari Dalam
Air dan Cermin Datar. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Anggereni, S., Rismawati, & Ashar, H. (2019). Perbandingan Pengetahuan Prosedural
Menggunakan Model Discovery Terbimbing Dengan Model Inquiry Terbimbing.
Jurnal Pendidikan Fisika, 156-161.
Azhar. (2011). Karakteristik Fisika Dan Realita Pendidikan Fisik Nasional. Junal Tabularasa,
172-182.
Bethany , W. R., & Lewandowski, H. (2017). Developing skills versus reinforcing concepts in
physics labs: Insight from a survey of students’ beliefs about experimental physics.
PHYSICAL REVIEW PHYSICS EDUCATION RESEARCH, 1-9.
Carey, S. (2015). Kaidah-kaidah Metode Ilmiah (Terjemahan Irfan M. Zakkie). Bandung:
Nusa Media.
Dewi, L., Hasanah, M., & Adi, N. P. (2021). Spektrum Cahaya Sebagai Alternatif Media
Pembelajaran Praktikum Fisika. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, 141-146.
Faradhillah, & Hendri, S. (2019). Mengukur Indeks Bias Berbagai Jenis Kaca Dengan
Menggunakan Prinsip Pembiasan. IJIS Edu : Indonesian Journal of Science
Education, 139-146.
Giancoli, D. (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hakim, L., Irhamni, & Zainuddin. (2018). The Use Of Monochromatic light and
Polychromatic on The Condition of Storage Beans. In Prosiding Seminar Nasional
Pertanian.
Haliday. (2011). Fundamental of Physics 9th Edition. New York: John Wiley & Son Inc.
Kunlestiowati, H., Yuningsih, N., & Martono, W. (2016). Penentuan Sudut Deviasi Menimum
Prisma Melalui Peristiwa Pembiasan Cahaya Berbantuan Komputer. Sigma-Mu, 1-6.
Malik, A., Dirgantara, Y., Mulhayatiah, D., & Agustina, R. d. (2020). Analisis Hakikat,
Peran, dan Implikasi Kegiatan Laboratorium.
Murdani, E. (2020). Hakikat Fisika dan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Filsafat Indonesia,
72-80.
Nicol, C. B., Gakuba, E., & Habinshuti,, G. (2022). Students’ Opinions, Views, and
Perceptions of Science Laboratory Learning: A Systematic Review of the Literature.
EURASIA Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 18(3).
Purnama , R., Silvianti, N., Nabilla, N., & Idris , S. F. (2021). Uji Perbandingan Virtual Lab
dengan Real Lab pada Hukum Archimedes dengan HOT-LAB. Radiasi: Jurnal
Berkala Pendidikan Fisika, 23-33.
Putra, R. M. (2022). CAHAYA DAN PENERAPAN SIFAT-SIFAT CAHAYA. Surabaya: CV
MEDIA EDUKASI CREATIVE.
Rakhmawati, A., & Kurniawan, D. (2020). STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN
PROTOTIPE SISTEM KALIBRASI PENGUKURAN PANJANG BERBIAYA
RENDAH MENGGUNAKAN POTENSIOMETER LINEAR TIPE KAWAT
DENGAN SKALA PENGUKURAN BESAR. Seminar Nasional Efisiensi Energi
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 6
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

untuk Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur & Otomotif Nasional (SNEEMO),
58-62.
Rosmandi. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Habau Tahun Pelajaran
2016/2017. Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial, 35-44.
Saputra, R. e., & Sucahyo, I. (2015). PERANCANGAN KIT PERCOBAAN UNTUK
PENGUKURAN SUDUT DEVIASI DAN INDEKS BIAS PRISMA. Inovasi Fisika
Indonesia, 77-83.
Sarjono. (2018). Pentingnya Laboratorium Fisika Di SMA/MA Dalam Menunjang
Pembelajaran Fisika. Madaniyah, 262-271.
Shafhira, M. (2021). Fisika Optik Umum dan Mata. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Sliney, D. (2016). What is light? The visible spectrum and beyond. Eye, 222-229.
Sugiono. (2012). Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhadi, & Wiranda, N. S. (2019). Kajian Indeks Bias Terhadap Air Keruh Menggunakan
Metode Plan Paralel. Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER), 7-14.
Utami, N. D. (2015). Pembiasan Cahaya. Jurnal Pembiasan Cahaya, 56-62.
Wanner, M., & et al. (2018). Towards a cyclical concept of real-world laboratories: a
transdisciplinary research practice for sustainability transitions. disP-The Planning
Review, 94-114.
Wilson, A., Brown, K., Miller, C., & Misch, J. (2018). Breaking with tradition: A scoping
meta‐analysis analyzing the effects of student‐centered and computer aided instruction
on student performance in anatomy. The FASEB Journal, 1-13.
Zahro, D. F. (2015). Penentuan Konstanta Sellmeir dan Konstanta Cauchy Minyak Kelapa
Sawit Pada Berbagai Temperatur Menggunkan Spektrometer Prisma. Skripsi Jurusan
Fisika Universitas jember, 9-30.
Zamroni, A. (2013). PENGUKURAN INDEKS BIAS ZAT CAIR MELALUI METODE
PEMBIASAN MENGGUNAKAN PLAN PARALEL. Jurnal Fisika, 108-111.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 7
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

LAMPIRAN
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 8
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 9
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 10
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 11
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 12
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 13
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 14
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 15
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 16
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276

Anda mungkin juga menyukai