Volume 1 | Nomor 1 | 1
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
kegiatan eksperimen sebagai suatu kegiatan 2017). Selain itu, untuk menganalisis proses
yang terencana dengan tujuan untuk pembiasan cahaya secara langsung oleh
menguji hipotesis dan menemukan fakta prisma dan spectrometer.
atau kajian ilmu baru (Murdani, 2020). Prisma merupakan alat optik yang
Dalam proses eksperimen terdapat variabel digunakan dalam peristiwa pembiasan
bebas dan variabel terikat yang dapat saling cahaya sedangkan spectrometer adalah alat
mempengaruhi dengan mengendalikan yang digunakan untuk mengukur panjang
variabel bebas (Carey, 2015). gelombang cahaya (Dewi, Hasanah, & Adi,
Menurut pandangan lain, ilmu fisika 2021). Spectrometer prisma bekerja
dilihat sebagai ilmu yang tersusun dalam menganalisis cahaya datang melalui prisma
kajian hakikat fisika yaitu fisika sebagai dan dapat membantu memisahkan panjang
produk, proses, dan sikap yang berkaitan gelombang cahaya menjadi cahaya
dengan kegiatan praktikum (Sarjono, 2018). polikromatik (Zahro, 2015). Spectrometer
Kegiatan praktikum dianjurkan dan memiliki keakurasian melihat sudut deviasi
diperlukan dalam pembelajaran fisika untuk cahaya datang, namun pada spectrometer
meningkatkan pemahaman konsep (Bethany manual menggunakan kemampuan mata
& Lewandowski, 2017) dalam upaya pengamat dalam pembacaan sudut sehingga
penyelidikan fenomena alam yang harus memicu terjadi kesalahan pembacaan alat
dihadirkan dalam ilmu fisika (Malik, ukur. (Saputra & Sucahyo, 2015).
Dirgantara, Mulhayatiah, & Agustina, 2020). Berdasarkan hukum Snellius
Melalui kegiatan laboratorium dalam . (pembiasan) menyatakan bahwa sinar yang
Ruang lingkup fisika memiliki melakukan pembiasan pada bidang datar
cakupan yang luas diantaranya mempelajari akan memiliki sudut datang θ1 dan sudut bias
tentang gerak, atom, gelombang, listrik, θ2 . Jika cahaya datang dari medium yang
magnet, kalor hingga optik. Pada kajian renggang ke medium lebih rapat maka sinar
tentang optik mempelajari tentang cahaya, bias akan mendekati garis normal dan
alat-alat optik, beserta sifat fisis cahaya, sebaliknya (Rosmandi, 2018). Berikut ini
yaitu refleksi, refraksi, disperse, difraksi, bentuk persamaan Hukum Snellius, yaitu :
dan interferensi serta proses pembentukan n1 sin θ1=n 2 sin θ2
bayangan karena adanya cahaya. Dengan, 1 dan n2 menyatakan indeks bias
n
(Faradhillah & Hendri, 2019). Pembahasan pada medium satu dan dua (Haliday, 2011).
materi optik berkaitan dengan cahaya. Indeks bias ialah perbandingan antara
Sifat cahaya salah satunya cahaya laju cahaya diruang hampa dengan laju
dapat dibiaskan (refraksi) yaitu peristiwa cahaya pada sebuah medium (Giancoli,
pembelokkan arah rambat cahaya apabila 2001). Kecepatan cahaya diruang hampa
melalui dua medium yang berbeda (Putra, lebih besar dibandingkan kecepatan cahaya
2022). Kegiatan praktikum pembiasan pada sebuah medium sehingga indeks bias
cahaya menggunakan real laboratory cahaya diruang hampa (udara) selalu lebih
sebagai kegiatan penyelidikan menggunakan kecil dibandingkan pada medium lain
alat dan bahan tiga dimensi, di mana (Utami, 2015). Indeks bias pada suatu
pengamat berhadapan secara langsung medium berbeda-beda, karena cahaya
dengan alat dan bahan penelitian (Purnama , merambat pada suatu medium dengan laju
Silvianti, Nabilla, & Idris , 2021). yang berbeda pula (Suhadi & Wiranda,
Kegiatan real laboratory digunakan 2019).
untuk meningkatkan keterampilan dalam Cahaya polikromatik (cahaya putih)
penggunaan alat-alat laboratorium yang merupakan cahaya yang terdiri dari banyak
melibatkan indera pada manusia ( Putri,
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 3
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Tabel 1. Pengukuran sudut pembiasan cahaya menggunkana spectrometer pada vernier Calliper I dan 2
Vernier Vernier Sudut deviasi
Warna Refraksi Indeks
Calliper I Calliper II Minimum
Merah 277° 15’ 98° 55’ 16° 35’ 0,98 1,28’
Hijau 282° 41’ 102° 30’ 20° 40’ 0,96 2,14’
Biru 279° 65’ 99° 55’ 19° 34,5’ 0,97 897,25’
Kuning 281° 48’ 101° 47’ 19° 30’ 0,97 0,71’
Jingga (oren) 281° 8’ 101° 6’ 20° 25’ 0,97 0,48’
Ungu 281,8° 21’ 101° 35’ 19° 58’ 0,97 0,97’
Cahaya polikromatik 261° 47’ 82° 17’
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pembiasan atau refraksi cahaya diperoleh bahwa
spectrometer merupakan alat ukur yang dapat
bekerja menganalis peristiwa pembiasan cahaya,
di mana cahaya datang melalui prisma kemudian
Gambar 1. Cahaya polikromatik yang
akan membelokkan cahaya polikromatik dan
dibiaskan menjadi seperti pelangi
membantu memisahkan cahaya polikromatik.
Besar sudut deviasi minimum tersebut Dengan demikian, berdasarkan hasil
dihasilkan akibat adanya peristiwa pembiasan penelitian diperoleh indeks refleksi paling besar
cahaya, di mana terdapat sebuah lampu sebagai dimiliki oleh cahaya merah yaitu sebesar 0,98
1,28’. Sedangakn warna hijau, warna biru 0,97
sumber cahaya yang dipancarkan dan dibiaskan
897,25’, warna kuning 0,97 0,71’, warna jingga 0,97
terhadap prisma sehingga terjadi pembelokkan 0,48’, warna unggu 0,97 0,97’.
arah rambat cahaya dan menghasilkan sprektum Namun, untuk secara keseluruhan indeks
warna cahaya yang beraneka ragam persis refleksi cahaya warna tidak memiliki perbedaan yang
seperti pelangi. signifikan. Penelitian ini tidak terlepas dari
kesalahan-kesalahan yang muncul pada saat
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 5
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
untuk Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur & Otomotif Nasional (SNEEMO),
58-62.
Rosmandi. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Habau Tahun Pelajaran
2016/2017. Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial, 35-44.
Saputra, R. e., & Sucahyo, I. (2015). PERANCANGAN KIT PERCOBAAN UNTUK
PENGUKURAN SUDUT DEVIASI DAN INDEKS BIAS PRISMA. Inovasi Fisika
Indonesia, 77-83.
Sarjono. (2018). Pentingnya Laboratorium Fisika Di SMA/MA Dalam Menunjang
Pembelajaran Fisika. Madaniyah, 262-271.
Shafhira, M. (2021). Fisika Optik Umum dan Mata. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
Sliney, D. (2016). What is light? The visible spectrum and beyond. Eye, 222-229.
Sugiono. (2012). Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhadi, & Wiranda, N. S. (2019). Kajian Indeks Bias Terhadap Air Keruh Menggunakan
Metode Plan Paralel. Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER), 7-14.
Utami, N. D. (2015). Pembiasan Cahaya. Jurnal Pembiasan Cahaya, 56-62.
Wanner, M., & et al. (2018). Towards a cyclical concept of real-world laboratories: a
transdisciplinary research practice for sustainability transitions. disP-The Planning
Review, 94-114.
Wilson, A., Brown, K., Miller, C., & Misch, J. (2018). Breaking with tradition: A scoping
meta‐analysis analyzing the effects of student‐centered and computer aided instruction
on student performance in anatomy. The FASEB Journal, 1-13.
Zahro, D. F. (2015). Penentuan Konstanta Sellmeir dan Konstanta Cauchy Minyak Kelapa
Sawit Pada Berbagai Temperatur Menggunkan Spektrometer Prisma. Skripsi Jurusan
Fisika Universitas jember, 9-30.
Zamroni, A. (2013). PENGUKURAN INDEKS BIAS ZAT CAIR MELALUI METODE
PEMBIASAN MENGGUNAKAN PLAN PARALEL. Jurnal Fisika, 108-111.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 7
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
LAMPIRAN
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 8
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 9
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 10
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 11
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 12
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 13
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 14
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 15
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 16
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276