Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM REFRAKSI DAN DISPERSI

Penyusun : Kelompok 7

Nama :

1. Ayuni Sri Wahyuningsih 2113022012


2. Rosa Amanda Putri 2113022040
3. Chania Pitrisia 2113022046
4. Novita Indriani 2113022066
5. Novi Emilia Putri 2113022076

Program Studi : Pendidikan Fisika

Mata Kuliah : Optika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdurrahman, M.Si.

Dr. Kartini Herlina, M.si

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2

BAB II: HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Tujuan ................................................................................................... 3

2.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 3

2.3 Prosedur Percobaan ............................................................................... 3

2.4 Data Hasil Percobaan ............................................................................ 6

2.5 Pembahasan .......................................................................................... 6

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 11

3.2 Saran...................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila
seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut
sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai
pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis normal, sebab
sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari
udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui
garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat
yaitu dari kaca ke udara.

Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan suatu benda, maka cahaya


tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang diteruskan. Jika benda tersebut
transparan seperti kaca atau air, maka sebagian cahaya yang diteruskan terlihat
dibelokkan, dikenal dengan pembiasan. Cahaya yang melalui batas antar dua
medium dengan kerapatan optik yang berbeda, kecepatannya akan berubah.
Perubahan kecepatan cahaya akan menyebabkan cahaya mengalami
pembiasan. Peristiwa pembiasan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari seperti sebuah fenomena pelangi yang terjadi akibat pembiasan cahaya
(Halliday,1997).

Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda
yang dapat memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam
sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan.
Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya yang menghasilkan cahaya
secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari dan bintang. Sumber
cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena
dibuat oleh manusia, dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter,
lampu neon, dan lilin.

1
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa pembelokan cahaya ketika merambat
dari suatu medium ke medium lain yang memiliki indeks bias yang berbeda.
Pembiasan cahaya terjadi karena adanya perubahan kelajuan gelombang
cahaya ketika gelombang cahaya tersebut.

merambat diantara dua medium berbeda. Seperti gambar di atas terdapat dua
medium yang di gunakan yaitu medium melalui udara dan medium melaui air.
1. Jika cahaya masuk melalui udara menuju air maka cahaya tersebut akan
mendekati garis normal. 2. Begitupun sebaliknya jika cahaya masuk melalui
air menuju udara maka cahaya yang masuk akan mendekati garis normal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapakah besar sudut deviasi prisma melalui pengamatan dan
pengukuran?
2. Berapakah besar indeks bias bahan prisma yang digunakan dalam
percobaan?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menentukan besar sudut deviasi prisma melalui pengamatan dan
pengukuran.
2. Menentukan indeks bias pada bahan prisma yang digunakan sebagai alat
pokok percobaan.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Tujuan
1. Mengetahui sudut deviasi pada prisma dengan sinar datang yang berbeda
2. Menentukan indeks bias gelas prisma dengan mengukur sudut deviasi
minimumnya

2.2 Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Microsoft Word
3. Aplikasi phet https://phet.colorado.edu/in/

2.3 Prosedur Percobaan


1. Menyalakan laptop/komputer yang sudah tersambung pada jaringan
internet.
2. Membuka situs phet yaitu : https://phet.colorado.edu/in/

3
3. Klik “Simulasi” dan pilih “Fisika” atau klik simulations dan pilih physics

4. Cari percobaan Praktikum yang berjudul : “Pembelokan Cahaya” atau


“Bending Light.”

5. Buka percobaan Bending Light dan klik pembiasan pada prisma

4
6. Klik pembiaasan prisma kemudian atur indeks bias pada medium 1 dan
medium 2 sesuai pada modul.

7. Medium 1 dan medium 2 yang sesuai pada data modul dan sesuaikan pula
indeks refraksi(n).

8. Kemudian klik tombol laser dan ukur sudut datang, sudut bias serta sudut
pantul menggunakan busur.

9. Lakukan percobaan hingga mendapatkan data.

5
2.4 Data Hasil Percobaan
Berikut hasil data percobaan pembiasan cahaya pada prisma.

No. Percobaan Material Lingkungan Gambar


1. Pertama Rekayasa Udara

2. Kedua Rekayasa Udara

3. Ketiga Rekayasa Udara

4. Keempat Rekayasa Udara

2.5 Pembahasan

Gambar 1. Percobaan pertama

6
Pada gambar 1. Merupakan hasil tampilan dari pembiasan cahaya prisma
pada keadaan normal yaitu material yang digunakan rekayasa dan lingkungan
yang digunakan yaitu udara. Namun, pengaturan indeks pembiasan (n) pada
gambar 1. Ini menggunakan pilihan udara. Dari percobaan yang telah
dilakukan pada pengaturan normal ini diperoleh sudut pada prisma sebesar
90 dengan sinar lesser berwarna merah atau tidak ada pembiasan cahaya
berwarna-warni seperti pelangi pada keadaan normal ini.

Keterangan :

Material : Rekayasa
Indeks Pembiasan (n) : Udara
Opsi penggunaan : Busur
Lingkungan : Udara
Warna : 638 nm

Gambar 2. Percobaan kedua

Pada gambar 2. Merupakan hasil tampilan dari pembiasan cahaya prisma


pada percobaan kedua, dimana pada percobaan kedua ini warna tampilan
layar nya berubah menjadi berwarna hitam, tidak seperti dalam keadaan
masih sama yaitu rekayasa dan indeks pembiasan (n) tetap menggunakan

7
udara, dan lingkungan yang digunakan juga tetap udara. Namun, pada
percobaan kedua ini perbedaan nya terletak pada opsi pemantulan, dimana
pada percobaan ini opsi pemantulan pada phet kami gunakan atau kami
centang. Sehingga pada percobaan kedua ini terlihat bahwa pembiasan cahaya
dari pantulan lesser pada prisma menghasilkan sinar lesser berwarna putih
dengan bentuk lurus dan sudut yang dihasilkan sebesar 90 .

Keterangan :

Material : Rekayasa
Indeks Pembiasan (n) : Udara
Opsi penggunaan : Pemantulan dan busur
Lingkungan : Udara
Warna : 638 nm

Gambar 3. Percobaan ketiga

Pada gambar 3. Merupakan hasil tampilan dari pembiasan cahaya prisma


pada percobaan ketiga, dimana pada percobaan ketiga ini tampilan layar nya
berwarna hitam. Pada percobaan ketiga ini material yang digunakan masih
sama yaitu rekayasa, dan lingkungan yang digunakan tetap udara. Namun,
pada percobaan ketiga ini perbedaan nya terletak pada indeks pembiasan (n)

8
menggunakan pilihan air. Refraksi atau pembiasan adalah peristiwa
membeloknya arah rambat cahaya yang mengenai bidang batas dua medium.
Dispersi adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang melewati sebuah
prisma menjadi spektrum warna akibat perbedaan indeks bias masing-masing
warna cahaya. Sehingga pada percobaan ketiga ini terlihat bahwa pembiasan
cahaya dari pantulan lesser pada prisma menghasilkan sinar lesser berwarna-
warni seperti pelangi dengan bentuk pantulan cahaya berwarna-warni yang
cukup jelas kearah bawah kanan dan kearah kiri bawah dengan warna yang
samar-samar. Sudut yang dihasilkan pada percobaan kedua ini yaitu sudut
sinar datang sebesar 90 , sudut sinar bias terletak diantara sudut 90 dan 60 .

Keterangan :

Material : Rekayasa
Indeks Pembiasan (n) : Air
Opsi penggunaan : Pemantulan dan busur
Lingkungan : Udara
Warna : 638 nm

Gambar 4. Percobaan keempat

Pada gambar 4. Merupakan hasil tampilan dari pembiasan cahaya prisma


pada percobaankeempat, dimana pada percobaan keempat ini tampilan layar

9
nya berwarna hitam. Pada percobaan keempat ini material yang masih sama
yaitu rekayasa, dan lingkungan yang digunakan tetap udara. Namun, pada
percobaan keempat ini perbedaan nya terletak pada indeks pembiasan (n)
menggunakan pilihan kaca dan juga menggunakan opsi pemantulan. Sehingga
pada percobaan keempat ini terlihat bahwa pembiasan cahaya dari pantulan
lesser pada prisma menghasilkan sinar lesser berwarna-warni seperti pelangi
atau bisa disebut terjadi dispersi yaitu terurainya cahaya putih menjadi
spektrum warna. Pada percobaan keempat ini karena indeks pembiasan nya
menggunkan kaca, maka sinar bias nya memancar juga menjadi warna
pelangi kearah bawah, dan terjadi pemantulan cahaya putih keatas. Pada
percobaan keempat ini sudut yang dihasilkan mirip dengan percobaan ketiga,
yaitu sudut terletak diantara 90 dan 60 hanya saja arah sinar bias nya
berbeda dengan percobaan sebelumnya.

Keterangan :

Material : Rekayasa
Indeks Pembiasan (n) : Kaca
Opsi penggunaan : Pemantulan dan busur
Lingkungan : Udara
Warna : 638 nm

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pembiasan cahaya prisma yang telah kami lakukan,


kami dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu variable yang terdapat pada
tampilan phet pembiasan cahaya dapat mempengaruhi hasil pada percobaan.
Jika material pada percobaan diubah maka tampilan pun akan berbeda pula,
nah disini kami menggunakan material rekayasa. Selanjutnya, lingkungan juga
mempengaruhi percobaan yang dilakukan, jika memilih lingkungan air maka
latar atau background akan berubah menjadi berwarna biru sedangkan jika
memilih lingkungan kaca maka latar akan berubah menjadi berwarna ungu.
Pada percobaan ini kami menggunakan lingkungan udara dimana latar pada
percobaan kami berwarna putih pada keadaan normal, lalu kami memilih opsi
ketiga untuk cahaya pada lesser.

Pada percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa jika tidak memilih opsi
pemantulan dan lesser tetap dalam sinar satu arah maka tidak terjadi pembiasan
cahaya, atau bisa dikatakan percobaan pertama ialah dalam keadaan normal.
Sedangkan pada percobaan kedua dapat disimpulkan, jika kita menggunakan
pemantulan dan menggunakan opsi ketiga pada lesser maka layar akan berubah
menjadi berwarna hitam dan pada percoban ini terjadi pemantulan cahaya
berwarna putik dengan arah lurus. Sedangkan pada percobaan ketiga jika
indeks pembiasan cahaya yang digunakan yaitu air, maka arah rambat cahaya
kebawah dan keatas sebelah kiri dengan warna samar-samar dan terjadi
pembiasan cahaya atau Dispersi adalah peristiwa terurainya cahaya putih yang
melewati sebuah prisma menjadi spektrum warna akibat perbedaan indeks bias
masing-masing warna cahaya. Dan yang terakhir yaitu percobaan keempat,
pada percobaan keempat indeks pembiasan yang digunakan yaitu kaca. Pada
percobaan ini sinar bias terlihat jelas berwarna-warni seperti pelangi dan arah
nya lebih dekat, da nada sinar pantul kearah kiri bawah dan terjadi dua sinar
kearah atas akibat pemantulan kaca.Singkatnya, indeks pembiasan sangat

11
berpengaruh pada sinar yang akan dipantulkan dan dibiaskan pada prisma,
serta sudut yang dihasilkan pun akan berbeda-beda tentunya.

3.2 Saran

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada percobaan yang kami
lakukan. Oleh karena itu, saran dari kami sebaiknya sebelum melakukan
percobaan, pahami terlebih dahulu konsep dan materi mengenai percobaan
tersebut, dan cari referensi serta telitilah saat melakukan percobaan agar dapat
meminimalisir kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja.

12

Anda mungkin juga menyukai