Anda di halaman 1dari 7

ama: Ariq Haykal Yusuf

NIM: 072001900009

Kelas: TG-A

RESUME VULKANOLOGI

PEMBENTUKAN GUNUNG API DENGAN SISTEM KERAK TEKTONIK

Gunung api merupakan suatu morfologi yang sangat diketahui oleh masyarakat umum,
karena pada beberapa wilayah di Indonesia banyak gunung api yang terbentuk atau tersingkap di
permukaan, oleh sebab itu kita perlu mengetahui bagaiman pembentukan dari gunung api
tersebut. Gunung api merupakan suatu sistem aliran magma (van) yang keluar dari dalam perut
bumi melalui rekahan menuju ke permukaan bumi, yang umumya akan berbentuk kerucut
terpancung. Terbentuknya gunung api dapat disebabkan oleh tiga hal yang berdasarkan teori
tektonik lempeng, yaitu:

1. Subduksi atau pertumbukan antara lempeng samudera dan lempeng benua dimana komposisi
pada kerak samudra lebih basalt daripada kerak benua sehingga membuat lempeng samudra
menujam kebawah dan akan membentuk gunung api. Pada zona subduksi ini terjadi pergerakan
lempeng secara konvergen dimana terjadi peleburan batuan di zona tersebut, lalu magma
bergerak dan menerobos sehingga membentuk busur gunung api tepi benua (Volcanic Arc).

2. Spreading atau gerak transform, dimana adanya suatu aktivitas dari lempeng benua yang
saling bergeser sejajar berlawanan arah antar lempeng benua sehingga menyebabkan timbulnya
rekahan.

3. Hotspot, gunung api yang berasal dari hotspot ini diakibatkan oleh gerak divergent dimana
lempeng akan bergerak saling menjauhi satu sama lain sehingga akan menyebabkan pemekaran
pada lempeng benua. Akibat pemekaran tersebut magma akan keluar melalui rekahan tersebut
dan membentuk busur gunung api tengah samudra (Mid – oceanic ridge)
Gambar 1. Lempeng tektonik

Lokasi dari pembentukan gunung api dapat terbentuk di dua kerak yang berbeda sehingga
dapat menjelaskan tektonik settings nya, seperti pada gunung api yang terbentuk di Mid –
oceanic ridges atau di hotspot kandungan magma pada gunung apinya berupa mafic, memiliki
sedikit kandungan SiO2 (Silikon dioksida), memiliki lava yang cair, memiliki tekanan gas yang
rendah, dan bersifat efusif atau sedikit aktivitas ledakannya. Sedangkan pada zona subduksi
gunung api yang akan terbentuk memiliki kandungan magma berupa felsic, memiliki kadar SiO2
(Silikon dioksida) yang tinggi, memiliki lava yang kental, memiliki tekanan gas yang tinggi dan
bersifat eksplosif atau banyak aktivitas ledakannya.

A. Zona Subduksi

Subduksi adalah proses geologi wilayah kerak bumi di mana terdapat pada batas dua
lempeng tektonik litosfer, lempeng dengan kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah
lempeng yang dengan kerak benua yang lebih tebal secara konvergen. Zona subduksi dapat
terjadi baik antara dua lempeng benua, antar dua lempeng samudra maupun antara lempeng
benua dan samudra. Kedua lempeng tersebut memiliki masa jenis yang berbeda, ada yang
memiliki massa jenis lebih tinggi dan ada yang memiliki massa jenis lebih rendah. Akibat
perbedaan massa jenis antara kedua jenis lempeng tersebut, satu lempeng yang lebih ringan harus
naik di atas yang lain, memaksa lempeng yang lebih berat ke bawah mantel. Perbedaan massa
jenis ini dapat terjadi karena perbedaan komposisi, umur, jenis batuan penyusun lempeng bumi.
Dapat diperjelas bahwa zona subduksi merupakan area dimana dua lempeng bertumbukan
dimana akan membentuk deretan gunung api dan subduksi ini juga dapat menyebabkan
terbentuknya palung laut.

Gambar 2. Zona Subduksi

Sebagaimana kita ketahui zona subduksi ini membentuk gunung api dan gunung api yang
ada di dunia ini adalah Gunung St. Helens yang terletak di Washington, Amerika Serikat dan ada
juga yang di Indonesia yaitu Gunung Krakatau.

Gambar 3. Gunung Krakatau


B. Punggung Tengah Samudra (Mid – oceanic ridge)

Punggung tengah samudra atau Mid oceanic ridge (MOR) merupakan rangkaian
gunung berapi bawah laut dimana kerak bumi beru terbentuk dari lelehan magma dan aktivitas
gunung berapi dan MOR ini dapat membentang sepanjang 60.000 km. Sebagian besar gunung
api berada di bawah air dengan ketinggian rata-rata punggung 2.500 meter. MOR juga
berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng tektonik yang membentuk celah di dasar laut.
Punggungan tengah samudra terjadi di sepanjang batas lempeng yang berbeda, di mana dasar
samudra baru tercipta saat lempeng tektonik bumi menyebar terpisah. Saat lempeng terpisah,
batuan cair naik ke dasar laut, menghasilkan letusan gunung berapi basal yang sangat besar.
Pengangkatan dasar laut ini terjadi ketika arus konveksi naik ke mantel di bawah kerak samudra
dan menghasilkan magma di mana dua lempeng tektonik bertemu di batas yang berbeda.
Kecepatan penyebaran mempengaruhi bentuk punggung, tingkat penyebaran yang lebih lambat
menghasilkan topografi yang curam dan tidak teratur sementara tingkat penyebaran yang lebih
cepat menghasilkan penampakan yang jauh lebih luas dan lereng yang lebih landai. Tipe gunung
api yang terbentuk pada mid oceanic ridge (MOR) adalah tipe rantai gugusan gunung api di
bawah laut yang mengelilingi bumi

Gambar 4. Mid Oceanic Ridge


C. Hotspot

Hotspot merupakan wilayah mantel atas bumi yang mencair melalui kerak bumi untuk
membentuk fitur vulkanik. Sebagian besar gunung berapi yang tidak dapat dianggap berasal dari
zona subduksi atau punggungan tengah samudra yang ada di bawah laut yang menyebar di
pegunungan tengah laut dikaitkan dengan titik panas. 5 persen gunung berapi dunia yang
diketahui tidak terkait erat dengan margin lempeng tersebut. Hotspot bisa berada dekat maupun
jauh dari batas-batas tektonik lempeng. Saat ini, ada dua hipotesis yang menjelaskan asalnya.
Pertama, adalah akibat plume-plume dari mantel yang naik sebagai diapir termal dari batas
antara inti bumi dan mantel bumi. Hipotesa lain adalah bahwa bukanlah temperatur yang tinggi
yang menyebabkan vulkanisme ini, tetapi keberadaan litosfer yang menyebabkan peningkatan
pasif intrusi dari kedalaman dangkal.

Gambar 6. Hotspot yang membentuk pegunungan di Hawaii

Gunung berapi Hawaii adalah contoh terbaik dari jenis ini, terjadi di dekat pusat bagian
utara Lempeng Pasifik. Rantai gunung berapi yang punah atau pulau vulkanik dan gunung bawah
laut, seperti rantai Hawaii, dapat terbentuk selama jutaan tahun di mana lempeng litosfer
bergerak di atas hotspot. Gunung api yang berasal dari hotspot umumnya memiliki sedikit
aktivitas ledakan atau yang dikenal dengan tipe erupsi efusif.
Gambar 7. Gunung Api Mauna Loa
Sumber:

https://www.oregongeology.org/pubs/ims/ims-028/tectonics.htm

https://www.esdm.go.id Pengenalan_Gunung_Api

http://file.upi.edu HANDOUT_GUNUNGAPI

https://delphipages.live/id/ilmu/ilmu-bumi-waktu-fosil-geologi/ilmu-bumi/hotspot-geology

https://id.wikipedia.org/wiki/Punggungan_tengah_samudra

Anda mungkin juga menyukai