Anda di halaman 1dari 6

Nama : Benedecta Thalasya SA

NIM : 113180055
Kelas : B
Dosen : Puji Hartoyo., ST., MT.

TUGAS GEOLOGI KELAUTAN (GUNUNG BERAPI)

PENGERTIAN
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng
tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan
lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan
konvergen dari lempeng tektonik. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua
lempeng tektonik bergeser satu sama lain.

Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan khususnya pesawat jet karena debu
tersebut dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat mempengaruhi suhu
dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat menghalangi
matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti troposfer, tetapi material
tersebut juga dapat menyerap panas yang dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan
stratosfer. Lebih lanjut, istilah "gunung api" juga dipakai untuk menamai fenomena
pembentukan ice volcano (gunung api es) dan mud volcano (gunung api lumpur). Gunung api
es biasa terjadi di daerah garis lintang tinggi yang mempunyai musim dingin bersalju.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali
adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of
Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik
dan lebih, dimana Lempeng Pasifik saling bergesek dengan lempeng-lempeng tetangganya.
Gunung berapi dapat dijumpai dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah fase menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya
menjadi tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu yang
sangat lama, lebih dari ribuan tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali.
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas
permukaan. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma
di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lava, dimana lava ini dapat berubah menjadi
lahar setelah mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi. Selain
dari aliran lava, kehancuran yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.
Ilmu yang mempelajari gunung berapi dinamakan Vulkanologi, dimana ilmu ini mempelajari
letusan gunung berapi untuk tujuan memperkirakan kemungkinan letusan yang bisa terjadi
dari suatu gunung berapi, sehingga dampak negatif letusan gunung berapi dapat ditekan.

WILAYAH PEMBENTUKAN
Gunung berapi di Bumi terbentuk dari aktivitas lempeng tektonik di kerak yang saling
bergesekan dan menekan satu sama lain. Oleh karenanya gunung berapi banyak ditemukan
dekat dengan perbatasan lempeng tektonik. Secara geologis, Wilayah dimana gunung berapi
terbentuk dibagi tiga, yaitu:
a. Batas divergen antar lempeng
Apabila kedua lempeng tektonik bergerak saling menjauhi satu sama lain, maka kerak
samudra yang baru akan terbentuk dari keluarnya magma ke permukaan dasar laut.
Wilayah antara kedua lempeng yang saling menjauh ini dinamakan dengan batas
divergen. Aktivitas ini lalu akan memunculkan Punggung tengah samudra yang
terbentuk dari pendinginan magma yang muncul ke permukaan. Gunung berapi yang
terbentuk dari aktivitas ini berada di bawah laut, yang ditandai dengan fenomena
Ventilasi hidrotermal. Apabila punggung tengah samudra ini mencuat sampai ke
permukaan laut, maka kepulauan vulkanik akan terbentuk, contohnya adalah Islandia.
b. Batas konvergen antar lempeng
Berbeda dengan batas divergen yang tercipta dari pergerakan kedua lempeng tektonik
yang saling menjauh, Batas konvergen antar lempeng merupakan wilayah dimana dua
lempeng atau lebih bertemu lalu saling menekan dan mengalami subduksi sehingga
tepian di satu lempeng menindih tepian yang lain. Penindihan lempeng ini ditandai
dengan terbentuknya bentang alam berupa palung di dasar laut. Fenomena ini
menimbulkan melelehnya material yang terdapat di mantel bumi, sehingga material
tersebut menjadi magma dan naik ke permukaan kerak yang tipis. Gunung berapi di
wilayah ini terbentuk dari pertemuan antara kedua lempeng kerak samudra atau antara
lempeng kerak samudra dan benua. Pertemuan antara kedua lempeng kerak benua
biasanya tidak memicu pembentukan gunung berapi dikarenakan kerak benua
memiliki ketebalan yang tidak dapat ditembus oleh magma di bawah permukaan.
Contoh dari gunung berapi ini adalah jajaran gunung berapi di Cincin Api Pasifik,
atau Gunung Etna di Italia.

TITIK PANAS
Titik panas merupakan suatu wilayah vulkanik dimana magma naik ke permukaan
dikarenakan adanya celah di kerak bumi yang memungkinkan pergerakan tersebut. Titik
panas dapat ditemukan jauh dari batas antar kedua lempeng tektonik. Pergerakan ini
memunculkan gunung berapi yang memiliki ciri letusan efusif yang lemah dimana lava
muncul ke permukaan secara halus. Dikarenakan lempeng tektonik terus bergerak secara
perlahan, wilayah titik panas dapat membentuk gunung berapi yang berbeda-beda sesuai
dengan jalur pergerakan suatu lempeng. Kepulauan Hawaii merupakan kepulauan yang
terbentuk dari aktivitas vulkanik di titik panas di Samudra Pasifik.

JENIS GUNUNG API BERDASARKAN BENTUKNYA


a. Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan
berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang
berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga
membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang
bentuk kerucutnya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.
Gunung Merapi merupakan jenis ini.

b. Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan
masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut
yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan
susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik.
Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan
Hawai.

c. Kerucut bara (Cinder cone)


Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil
batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian
besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya.
Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di
sekitarnya.

d. Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat
kuat di masa lalu yang melempar bagian atas dan tepi
gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo
merupakan jenis ini, dimana kaldera Tengger merupakan
hasil letusan besar di masa lalu.

e. Maar
Dikenal juga dengan istilah gunung api corong,
merupakan gunung berapi dengan ketinggian rendah dan
diameter kepundan yang lebar, dimana gunung berapi ini
terbentuk dari letusan freatomagmatik yang disebabkan
oleh tercampurnya magma dengan air di bawah tanah.
Saat tidak aktif, maar biasanya terisi oleh air sehingga
tampak seperti sebuah danau biasa.
SKEMA PERINGATAN GUNUNG BERAPI DI INDONESIA

Gunung Api Semeru


Letak Geografis
Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi
kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676
meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan
gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci
di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Kawah di
puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua
kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang,
Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Semeru mempunyai kawasan
hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane,
dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi geografis Semeru
terletak antara 8°06' LS dan 112°55' BT. Pada tahun 1913 dan 1946
Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8
m hingga akhir November 1973. Di sebelah selatan, kubah ini
mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah
Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

Anda mungkin juga menyukai