Anda di halaman 1dari 7

MEMPERHITUNGKAN SLIP TETAPI POLA ALIRAN DIABAIKAN

(MATERI KE-2)

3.2.4. Metoda Hagedorn dan Brown

Usaha yang dilakukan oleh Hagedorn dan Brown adalah membuat suatu korelasi

perhitungan gradien tekanan yang dapat digunakan pada range laju aliran yang sering ditemui

dalam praktek, range GLR yang luas, dapat digunakan untuk setiap ukuran tubing serta berbagai

sifat fisik fluida yang mengalir.

Pengembangan metoda ini berdasarkan pada data yang diambil dari percobaan pada pipa

ukuran 1 in nominal dan 2½ in nominal serta ditambah data-data dari penelitian sebelumnya.

Untuk menentukan kehilangan tekanan selama aliran dalam pipa, Hagedorn dan Brown

mengembangkan metodanya berdasarkan pada persamaan umum energi, dimana persamaan

tersebut apabila ditulis dalam bentuk aliran masa total adalah sebagai berikut :

144
P
 m 
 f  w
2

 m

 v m2 / 2 g c 
h 2.9652  1011 d 5  m h (4-51)

dimana :

m   L HL   g 1 HL 

Hagedorn dan Brown menunjukkan bahwa liquid hold-up (H L) dapat dihubungkan dengan

empat parameter tak berdimensi, sebagai berikut :

 4
N Lv  1938
. v sL  L 
  (4-52)
1

 4
N gv  1938
. v sg  L 
   (4-53)
1

 2
N d  120.872d  L 
  (4-54)
1

 1 4
N L  0.15726 L  
  L 3  (4-55)

dimana :

d = ft

 = lb/cuft

vsL = ft/sec

vsg = ft/sec

L = cp

 = dyne/cm.

Dengan menggunakan teknik regresi, untuk menghubungkan keempat parameter tak

berdimensi diatas, maka dapat dibuat hubungan faktor hold-up, seperti yang terlihat pada Gambar

4.8. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa korelasi hold-up tersebut merupakan korelasi pseudo

hold-up. Hal ini disebabkan Hagedorn dan Brown tidak melakukan pengukuran hold-up,

melainkan hold-up tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan atas dasar data penurunan

tekanan (diukur) dan faktor gesekan yang ditentukan berdasarkan bilangan Reynold.

Pengaruh viskositas cairan, diperhitungkan dalam bentuk harga CNL, yang merupakan

salah satu pembilang dari absis Gambar 4.9. Harga CN L ini ditentukan berdasarkan grafik

hubungan NL dengan CNL seperti pada Gambar 4.9. Kurva Gambar 4.9 ini dibuat berdasarkan

viskositas air, dimana harga C untuk air sama dengan satu. Kurva menunjukkan bahwa untuk

viskositas cairan yang rendah, maka viskositas tidak memberikan pengaruh yang berarti.

Sebelumnya telah diuraikan bahwa Gambar 4.8 merupakan korelasi pseudo hold-up,

dengan demikian untuk menentukan harga hold-up sebenarnya diperlukan faktor koreksi

sekunder, , dimana faktor ini diplot terhadap parameter tidak berdimensi, yaitu N gvNL0.38/Nd2.14.

Bentuk kurva dapat dilihat pada Gambar 4.10.


Dengan demikian berdasarkan parameter-parameter tersebut, maka dapat ditentukan

gradien tekanan aliran dengan menggunakan persamaan (4-51).

Prosedur perhitungan gradien tekanan dengan metoda Hagedorn dan Brown adalah

sebagai berikut :

1. Hitung tekanan rata-rata antara dua titik tekanan dalam psia,

P1  P2
P  14.7
2

Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan titik tekanan adalah :

 Apabila perhitungan dimulai dari permukaan dengan tekanan lebih kecil dari 100 psia,

maka perbedaan antara dua titik tekanan yang berurutan harus lebih besar 25 psia, sampai

tercapai tekanan 400 psia, setelah itu perbedaan tekanan antara dua titik tekanan yang

berurutan dapat diambil lebih besar.

 Apabila dimulai dari dasar sumur yang tekanannya lebih besar dari 1000 psia, maka

perbedaan tekanan antara dua titik tekanan yang berurutan dapat diambil 200 psia.

2. Hitung specific gravity minyak.

3. Tentukan masa total, sesuai dengan satu STB cairan,

 1 
m  350  o     0.0764 
 1  WOR 
   GLR  350    1 WOR
g w


WOR 

4. Hitung masa laju aliran, w = q  m.

5. Tentukan harga Rs pada takanan rata-rata (langkah 1) dan temperatur rata-rata.

6. Hitung densitas fasa cair,

  o  62.4  Rs g  0.0764 / 5.615  1    WOR  


L      62.4  w   
 Bo  1  WOR    1  WOR  

7. Dengan menganggap temperatur rata-rata konstan, tentukan harga Z, pada harga tekanan,

temperatur rata-rata serta specific gravity gas yang konstan.

8. Hitung densitas rata-rata fasa gas, dengan persamaan :


 P   520   1 
 g  0.0764 g    
 14.7   T   Z 

9. Hitung viskositas rata-rata minyak, berdasarkan korelasi yang ada.

10. Tentukan viskositas air rata-rata.

11. Tentukan viskositas cairan rata-rata, yaitu dengan persamaan :

 1   WOR 
 L  o   w 
 1  WOR   1  WOR 

12. Dengan menganggap tegangan permukaan konstan, hitung tegangan permukaan fasa cair

dengan persamaan berikut :

 1   WOR 
 L  o   w 
 1  WOR   1  WOR 

13. Hitung liquid viscosity number NL dengan menggunakan persamaan (4-55).

14. Dari Gambar 4.9 tentukan harga CNL.

15. Hitung luas permukaan tubing, Ap = d2/4.

16. Dengan menggunakan korelasi yang tersedia, tentukan Bo pada tekanan dan temperatur rata-

rata.

17. Dengan menganggap Bw = 1 BBL/STB, hitung vsL ft/sec dengan persamaan :

5.615 q L   1   WOR  
v sL   Bo    Bw  
86400 A p  1  WOR   1  WOR  

18. Hitung liquid velocity number, NLv, dengan menggunakan persamaan (4-52).

19. Hitung superficial gas velocity, vsg, dengan menggunakan persamaan berikut :

  1 
q L GLR  Rs  
  1  WOR    14.7   T 
v sg     Z
86400 A p  P   520 

20. Hitung gas velocity number, Ngv, dengan menggunakan persamaan (4-53).

21. Check pola aliran yang terjadi, untuk menentukan apakah metoda Hagedorn dan Brown dapat

dilanjutkan. Hitung harga A, sebagai berikut :


A  1071
. 
 0.2218 v sL  v sg 
2

d

Apabila A  0.13, maka gunakan harga tersebut untuk perhitungan selanjutnya, tetapi apabila <

0.13, gunakan harga 0.13 sebagai harga A.

Selanjutnya hitung harga B, yaitu :

v sg
B
v sg  v sL

Apabila harga (B  A) berharga positif atau sama dengan nol, maka metoda Hagedorn dan Brown

dapat digunakan. Tetapi apabila berharga negatip, maka metoda Hagedorn dan Brown

dianjurkan untuk tidak digunakan.

22. Hitung pipe diameter number, Nd, dengan menggunakan persamaan (4-54).

23. Hitung fungsi korelasi hold-up, dengan persamaan :

 N Lv   P  0.1  CN L 
 0.575     
 N gv   14.7   N d 

harga diatas adalah sama dengan harga sumbu horisontal dari grafik pada Gambar 4.8.

24. Berdasarkan Gambar 4.8, tentukan harga HL/.

25. Tentukan faktor koreksi sekunder, dengan menentukan terlebih dahulu harga absis dari

Gambar 4.9, yaitu :

N gv N L0.38
N d2.14

26. Dengan menggunakan Gambar 4.9, tentukan harga .

27. Tentukan harga HL, yaitu :

 HL /    
Untuk cairan yang viskositasnya rendah, tidak perlu dilakukan koreksi, dimana  = 1.

28. Hitung bilangan Reynold dua fasa (NRe)TP dengan menggunakan persamaan :
2.2  10 2 w
 N Re  TP 
 d  L  H  
L
Hg
g

29. Tentukan harga /d. Apabila harga  tidak diketahui, gunakan harga 0.00015 ft, yang mana

harga ini merupakan harga rata-rata untuk commercial pipe.

30. Tentukan faktor gesekan dengan menggunakan Gambar 4.3.

31. Hitung densitas dua fasa rata-rata, dengan dua cara, yaitu :

(a) Dengan memperhitungkan slip, yaitu :

m   L HL   g 1 HL 

(b) Tanpa memperhitungkan slip, yaitu dengan terlebih dahulu menghitung input liquid

content, L. Dengan demikian :

m   L L   g g

Bandingkan kedua harga densitas dua fasa yang dihitung dengan cara (a) dan (b) di atas, dan

densitas yang digunakan adalah yang terbesar.

32. Ulangi langkah 5, 7, 16, 17 dan 19 untuk tekanan-tekanan P1 dan P2.

33. Hitung kecepatan campuran dua fasa pada tekanan P1 dan P2 sebagai berikut :

 vm  1    v sL  1   v sg  1 

 vm  2    v sL  2   v sg  2 
34. Tentukan harga :

   v  v 
 v m2 
2
m 1
2
m 2 
35. Hitung h yang sesuai dengan P = P1  P2 dengan persamaan :

  v m2  
 144 P   
m  
  2 g c  
h 
f w2
m 
2.9652  1011 d 5  m

36. Mulai dari P2 dan kedalaman titik tekanan P2, anggap titik tekanan yang lain dan ulangi

prosedur diatas, sampai mencapai kedalaman yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai