(MATERI KE-2)
Usaha yang dilakukan oleh Hagedorn dan Brown adalah membuat suatu korelasi
perhitungan gradien tekanan yang dapat digunakan pada range laju aliran yang sering ditemui
dalam praktek, range GLR yang luas, dapat digunakan untuk setiap ukuran tubing serta berbagai
Pengembangan metoda ini berdasarkan pada data yang diambil dari percobaan pada pipa
ukuran 1 in nominal dan 2½ in nominal serta ditambah data-data dari penelitian sebelumnya.
Untuk menentukan kehilangan tekanan selama aliran dalam pipa, Hagedorn dan Brown
tersebut apabila ditulis dalam bentuk aliran masa total adalah sebagai berikut :
144
P
m
f w
2
m
v m2 / 2 g c
h 2.9652 1011 d 5 m h (4-51)
dimana :
m L HL g 1 HL
Hagedorn dan Brown menunjukkan bahwa liquid hold-up (H L) dapat dihubungkan dengan
4
N Lv 1938
. v sL L
(4-52)
1
4
N gv 1938
. v sg L
(4-53)
1
2
N d 120.872d L
(4-54)
1
1 4
N L 0.15726 L
L 3 (4-55)
dimana :
d = ft
= lb/cuft
vsL = ft/sec
vsg = ft/sec
L = cp
= dyne/cm.
berdimensi diatas, maka dapat dibuat hubungan faktor hold-up, seperti yang terlihat pada Gambar
4.8. Tetapi yang harus diingat adalah bahwa korelasi hold-up tersebut merupakan korelasi pseudo
hold-up. Hal ini disebabkan Hagedorn dan Brown tidak melakukan pengukuran hold-up,
melainkan hold-up tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan atas dasar data penurunan
tekanan (diukur) dan faktor gesekan yang ditentukan berdasarkan bilangan Reynold.
Pengaruh viskositas cairan, diperhitungkan dalam bentuk harga CNL, yang merupakan
salah satu pembilang dari absis Gambar 4.9. Harga CN L ini ditentukan berdasarkan grafik
hubungan NL dengan CNL seperti pada Gambar 4.9. Kurva Gambar 4.9 ini dibuat berdasarkan
viskositas air, dimana harga C untuk air sama dengan satu. Kurva menunjukkan bahwa untuk
viskositas cairan yang rendah, maka viskositas tidak memberikan pengaruh yang berarti.
Sebelumnya telah diuraikan bahwa Gambar 4.8 merupakan korelasi pseudo hold-up,
dengan demikian untuk menentukan harga hold-up sebenarnya diperlukan faktor koreksi
sekunder, , dimana faktor ini diplot terhadap parameter tidak berdimensi, yaitu N gvNL0.38/Nd2.14.
Prosedur perhitungan gradien tekanan dengan metoda Hagedorn dan Brown adalah
sebagai berikut :
P1 P2
P 14.7
2
Apabila perhitungan dimulai dari permukaan dengan tekanan lebih kecil dari 100 psia,
maka perbedaan antara dua titik tekanan yang berurutan harus lebih besar 25 psia, sampai
tercapai tekanan 400 psia, setelah itu perbedaan tekanan antara dua titik tekanan yang
Apabila dimulai dari dasar sumur yang tekanannya lebih besar dari 1000 psia, maka
perbedaan tekanan antara dua titik tekanan yang berurutan dapat diambil 200 psia.
1
m 350 o 0.0764
1 WOR
GLR 350 1 WOR
g w
WOR
7. Dengan menganggap temperatur rata-rata konstan, tentukan harga Z, pada harga tekanan,
1 WOR
L o w
1 WOR 1 WOR
12. Dengan menganggap tegangan permukaan konstan, hitung tegangan permukaan fasa cair
1 WOR
L o w
1 WOR 1 WOR
16. Dengan menggunakan korelasi yang tersedia, tentukan Bo pada tekanan dan temperatur rata-
rata.
5.615 q L 1 WOR
v sL Bo Bw
86400 A p 1 WOR 1 WOR
18. Hitung liquid velocity number, NLv, dengan menggunakan persamaan (4-52).
19. Hitung superficial gas velocity, vsg, dengan menggunakan persamaan berikut :
1
q L GLR Rs
1 WOR 14.7 T
v sg Z
86400 A p P 520
20. Hitung gas velocity number, Ngv, dengan menggunakan persamaan (4-53).
21. Check pola aliran yang terjadi, untuk menentukan apakah metoda Hagedorn dan Brown dapat
Apabila A 0.13, maka gunakan harga tersebut untuk perhitungan selanjutnya, tetapi apabila <
v sg
B
v sg v sL
Apabila harga (B A) berharga positif atau sama dengan nol, maka metoda Hagedorn dan Brown
dapat digunakan. Tetapi apabila berharga negatip, maka metoda Hagedorn dan Brown
22. Hitung pipe diameter number, Nd, dengan menggunakan persamaan (4-54).
N Lv P 0.1 CN L
0.575
N gv 14.7 N d
harga diatas adalah sama dengan harga sumbu horisontal dari grafik pada Gambar 4.8.
25. Tentukan faktor koreksi sekunder, dengan menentukan terlebih dahulu harga absis dari
N gv N L0.38
N d2.14
HL /
Untuk cairan yang viskositasnya rendah, tidak perlu dilakukan koreksi, dimana = 1.
28. Hitung bilangan Reynold dua fasa (NRe)TP dengan menggunakan persamaan :
2.2 10 2 w
N Re TP
d L H
L
Hg
g
29. Tentukan harga /d. Apabila harga tidak diketahui, gunakan harga 0.00015 ft, yang mana
31. Hitung densitas dua fasa rata-rata, dengan dua cara, yaitu :
m L HL g 1 HL
(b) Tanpa memperhitungkan slip, yaitu dengan terlebih dahulu menghitung input liquid
m L L g g
Bandingkan kedua harga densitas dua fasa yang dihitung dengan cara (a) dan (b) di atas, dan
33. Hitung kecepatan campuran dua fasa pada tekanan P1 dan P2 sebagai berikut :
vm 1 v sL 1 v sg 1
vm 2 v sL 2 v sg 2
34. Tentukan harga :
v v
v m2
2
m 1
2
m 2
35. Hitung h yang sesuai dengan P = P1 P2 dengan persamaan :
v m2
144 P
m
2 g c
h
f w2
m
2.9652 1011 d 5 m
36. Mulai dari P2 dan kedalaman titik tekanan P2, anggap titik tekanan yang lain dan ulangi