Anda di halaman 1dari 31

PEROLEHAN MINYAK

TAHAP LANJUT(EOR)
(1130492)

Pertemuan Ke-15
Injeksi Mikroba (MEOR)
Dan Screening Criteria

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 1


Deskripsi
Pemahaman mekanisme injeksi mikroba di dalam
reservoir dalam metode produksi EOR dimana:
- Mikroba di dalam reservoir akan menghasilkan
bioproduk (asam, gas CO2, surfactant, polymer dan
pelarut) melalui hasil fermentasi yang dapat
meningkatkan efisiensi pendesakan minyak.

- Injeksi mikroba juga dapat menghasilkan penyumbatan


selektif yang dapat membelokkan aliran dari
permeabilitas tinggi ke permeabilitas rendah

- Pembelahan hidrkarbon / degradasi hidrokarbon akan


menghasilkan molekul-molekul hidrokarbon yang lebih
rendah sehingga lebih mudah terdesak dan lebih mudah
terproduksikan ke permukaan.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 2


Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
 Mengetahui permasalahan-permasalahan
yang akan muncul ketika dilakukan injeksi
mikroba.
 Mengerti dan memahamai metode
penginjeksian mikroba.
 Memahami mekaniseme dari injeksi
mikroba.
 Memahami tentang screening Criteria
pemilihan metode EOR sesuai dengan
karakteristik reservoirnya.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 3


Bakteri yang ada dalam reservoir akan mempunyai
pengaruh seperti:

1. Penyumbatan pori, yaitu penyumbatan


pada pore throat sehingga akan
memperkecil porositas dan permeabilitas
batuan.
2. Degradasi hidrokarbon
Jenis hidrokarbon sangat dipengaruhi
oleh komposisi dan ikatan kimia. Zobell
(1950) mengamati kemampuan mikroba
dalam mendegradasi hidrokarbon.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 4


a. Hidrokarbon alifatik lebih mudah
didegradasi daripada hidrokarbon
aromatik.
b. Rantai panjang lebih mudah didegradasi
daripada rantai pendek.
c. Hidrokarbon tidak jenuh lebih mudah
didegradasi daripada hidrokarbon jenuh.
d. Hidrokarbon rantai bercabang lebih
mudah didegradasi daripada hidrokarbon
rantai lurus.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 5


3. Penyumbatan pori, yaitu penyumbatan
pada pore throat sehingga akan
memperkecil porositas dan permeabilitas
batuan.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 6


Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah
seperti di bawah ini :
1. Penyumbatan formasi.
2. Kondisi geologi yang tidak tepat
(patahan, perubahan strategi).
3. Sifat minyak mentah yang tidak tepat.
4. Kontaminasi mikroorganisme lain yang
merugikan.
5. Tidak cukup nutrisi.
6. Kegagalan sistem biologi.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 7


Metode Penginjeksian Mikroba
1. Cara Huff-puff like, digunakan pada reservoir
dangkal dimana bakteri bersama waterflood dan
nutriennya diinjeksikan dan sumur ditutup dan
dibuka pada saat penginjeksian nutrien
berikutnya secara periodik. Setelah selang
waktu tertentu sumur dibuka dan menjadi
sumur produksi.
2. Cara kedua adalah dengan penginjeksian bakteri
pada sumur injeksi dan produksi pada jarak
tertentu dan selang waktu tertentu.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 8


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan bakteri yang kita inginkan, yaitu :

1. Isolasi strain dengan seleksi.


Cara ini dilakukan berdasarkan sifat
kompetisi dari organisme terhadap
organisme lain. Dengan seleksi ini
diharapkan bakteri bisa berkembang
sesuai dengan kondisi yang telah kita
tetapkan disamping mencegah bentuk
lain yang tidak diharapkan.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 9


2. Interaksi populasi dari mikroba dapat
digolongkan beberapa tipe interaksi dan dapat
dipakai sebagai pengujian dalam mendapatkan
strain yang unggul yaitu dengan uji antagonis.
Untuk menjaga kestabilan strain yang unggul
diperlukan teknik-teknik atau cara-cara tertentu
karena mikroba di alam sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan yaitu tekanan, temperatur,
pH, salinitas yang dapat mengakibatkan sifat
genetik sehingga dapat tidak unggul lagi.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 10


Proses penginjeksian mikroba :
1. Treatment dengan menggunakan chemical
flocculating agent untuk memisahkan padatan.
2. Dearesi dan penambahan biocide untuk
meminimalis pertumbuhan bakteri.
3. Penyaringan melalui pasir atau diatomaceus-
earth filter.
4. Penyaringan melalui cartridge-filter sebelum
dialirkan ke dalam tangki pengumpul.
5. Penyaringan dengan polishing-filter sebelum
diinjeksikan.
6. Penambahan substansi biocide, inhibitor korosi,
oxygen-scavanger.
7. Penginjeksian.
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 11
 Penambahan biocide dimaksudkan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri serta
mengembalikan ke keadaan normal.
 Biocide yang akan digunakan harus stabil
secara kimiawi maupun biologis, tidak
terserap oleh batuan atau terpecah
dalam minyak dan dapat mengalir
bersama-sama polimer.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 12


Mekanisme MEOR
1. Produksi asam
Asam ini melarutkan matriks batuan sehingga dapat
menaikkan porositas dan permeabilitas batuan.
2. Produksi gas
Produksi CO2 ini pada dasarnya sama dengan CO2
flooding, hanya produksi gas CO2 hasil fermentasi
dan pengaruhnya dapat terjadi pada reservoir
dengan skala yang lebih luas.
3. Produksi pelarut
Produksi pelarut (etanol, butanol aseton dan
isoproponal) oleh mikroba bermanfaat selama
proses MEOR sebab senyawa tersebut bercampur
(miscible) dengan minyak, menurunkan
viscositasnya dan memperbaiki mobilitasnya.
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 13
4. Produksi surfactant
Produksi surfactant akan menurunkan tegangan
antarmuka air-minyak.
5. Penyumbatan selektif
Penelitian laboratorium pada sistem reservoir batuan
reservoir memperlihatkan bahwa microbial selective
plugging secara teknis layak dan dapat membelokkan
aliran dari permeabilitas yang tinggi ke rendah. Selective
plugging ini dapat juga digunakan untuk memperbaiki
waterflooding dengan membelokkan aliran dari
permeabilitas yang lebih tinggi ke daerah yang memiliki
permeabilitas rendah.
6. Produksi polimer
Polimer digunakan untuk mengurangi mobilitas fasa air
dan dapat mengontrol mobilitas dengan cara menaikkan
viscositas fasa air.
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 14
Screening Criteria

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 15


Parameter Immiscible Miscible Kimia Thermal MEOR

Batuan Water Gas CO2 Alkaline Polimer Surfactant Steam Insitu


Comb
Reservoir

< 3000
Tekanan, psi < 1500 > 1500

Porisity, % > 10 Tidak kritis Tidak kritis > 15 > 15

Tidak kritis Tidak kritikal


pada laju pada laju
Permeabilitas, injeksi yang injeksi yang
mD stabil stabil > 20 + 100 > 20 > 200 > 100 Tidak kritis
Relatif tipis, Tidak kritis Tidak > 10 > 20 > 10 Tidak kritis
kecuali bila kritis
kemiringan
formasi
Ketebalan, ft Tidak kritis curam.

Di atas
saturasi
Saturasi Minyak, > 20 (batasan residual
%PV > 50 15-70) waterflood > 10 > 30 40-50 > 50 30-40

Kedalaman, ft Tidak kritis > 2500 > 9000 < 9000 < 8000 300-5000 < 11500 < 8000

Temperatur, oF < 150 Tidak kritis > 200 < 200 < 175 Tidak kritis > 100 < 140
sandstone
Sandstone namun Sandstone
Sandstone atau Carbonat dapat dengan Sandstone
atau Carbonat dengan Lebih tepat digunakan Lebih tepat porositas dan dengan Sandstone
yang rekahan yang untuk untuk untuk permeabilitas porositas atau
Jenis Batuan homogen minimum sandstone limestone sandstone besar tinggi limestone
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 16
Fluida
Reservoir
>8
> 20 (kisaran
Gravity, > 22 (batasan (batasan 13- normal 8-
oAPI < 40 27-44) 35) > 25 > 25 25) > 10 > 15

Viskositas, < 10 (batasan Tidak


cp < 30 0.3-6) < 200 < 150 < 30 < 100000 < 5000 kritis

Tidak
kritis
namun
terdiri
Banyak Tidak kritis Adanya dari
mengandung tetapi komponen salintas
hidrokarbon adanya asphaltic air
intermediate komponen akan formasi
(C5-C20), Mengandun Komposisi ringan membantu <
Tidak khususnya C5- g asam Tidak ringan dan akan deposisi 100000
Komposisi kritis C12 organik kritis menengah membantu coke ppm
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 17
Screening Criteria Injeksi Air

Parameter Kriteria Seleksi


Batuan Reservoir
Porositas, % > 10
Permeabilitas, mD Tidak kritis pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV > 50
Kedalaman, ft Tidak kritis
Temperatur, oF < 150
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat yang homogen
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI < 40
Viskositas, cp < 30
Komposisi Tidak kritis

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 18


Sreening Criteria Injeksi Gas
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 10
Permeabilitas, mD Tidak kritis pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV > 30
Kedalaman, ft Tidak kritis
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat yang homogen
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI < 40
Viskositas, cp < 20
Komposisi Tidak kritis

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 19


Sreening Criteria Injeksi Gas CO2
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % Tidak kritis
Permeabilitas, mD Tidak kritikal pada laju injeksi yang stabil
Ketebalan, ft Relatif tipis, kecuali bila kemiringan formasi curam.

Saturasi Minyak, %PV > 20 (batasan 15-70)


Kedalaman, ft > 2500
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone atau Carbonat dengan rekahan yang minimum
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 22 (batasan 27-44)
Viskositas, cp < 10 (batasan 0.3-6)

Banyak mengandung hidrokarbon intermediate (C5-C20),


Komposisi khususnya C5-C12
Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 20
Sreening Criteria Injeksi Gas Kering
pada Tekanan Tinggi
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi 3500-6000
Permeabilitas, mD Tidak terlalu tinggi
Ketebalan, ft < 10
Saturasi Minyak, %PV 25
Kedalaman, ft > 5000
Temperatur, oF Tidak Kritis
Jenis Batuan Sandstone atau limestone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 40
Viskositas, cp <3
Komposisi Hidrokarbon Menengah (C2-C6)

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 21


Screening Criteria Injeksi Gas Diperkaya
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi > 1300
Permeabilitas, mD Tidak terlalu tinggi
Ketebalan, ft Tidak kritis

Saturasi Minyak, %PV 25


Kedalaman, ft > 2000
Temperatur, oF Rendah
Jenis Batuan Sandstone atau limestone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 30
Viskositas, cp <3

Komposisi Hidrokarbon Menengah (C2-C6)

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 22


Screening Criteria Injeksi Gas Inert (N2)
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % Tidak kritis
Permeabilitas, mD Tidak kritis
Ketebalan, ft Relatif tipis, kecuali pada formasi miring

Saturasi Minyak, %PV > 40 (batasan 59-80)


Kedalaman, ft > 6000 (batasan 10000-18500)
Temperatur, oF Tidak kritis

Sandstone atau Limestone dengan rekahan yang


Jenis Batuan minimum
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 35 (batasan 38-54)
Viskositas, cp < 10

Komposisi Banyak mengandung hidrokarbon ringan (C1-C7)


Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 23
Screening Criteria Injeksi Alkaline
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % Tidak kritis
Permeabilitas, mD > 20
Ketebalan, ft Tidak kritis
Saturasi Minyak, %PV Di atas saturasi residual waterflood
Kedalaman, ft > 9000
Temperatur, oF > 200
Jenis Batuan Lebih tepat untuk sandstone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 20 (batasan 13-35)
Viskositas, cp < 200
Komposisi Mengandung asam organik

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 24


Sreening Criteria Injeksi Polymer
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 15
Permeabilitas, mD + 100
Ketebalan, ft Tidak kritis

Saturasi Minyak, %PV > 10


Kedalaman, ft < 9000
Temperatur, oF < 200

sandstone namun dapat digunakan untuk


Jenis Batuan limestone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 25
Viskositas, cp < 150
Komposisi Tidak kritis

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 25


Sreening Criteria Injeksi Surfactant
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Porositas, % > 15
Permeabilitas, mD > 20
Ketebalan, ft > 10

Saturasi Minyak, %PV > 30


Kedalaman, ft < 8000
Temperatur, oF < 175
Jenis Batuan Lebih tepat untuk sandstone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 25
Viskositas, cp < 30
Komposisi Komposisi ringan dan menengah

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 26


Screening Criteria Injeksi Air Panas
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi Tidak Kritis
Permeabilitas, mD > 250
Ketebalan, ft > 10

Saturasi Minyak, %PV > 40


Kedalaman, ft < 3000
Temperatur, oF Tidak Kritis
Jenis Batuan Sandstone atau limestone
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 10
Viskositas, cp 100-1000
Komposisi Tidak Kritis

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 27


Sreening Criteria Injeksi Steam
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Permeabilitas, mD > 200
Ketebalan, ft > 20

Saturasi Minyak, %PV 40-50


Kedalaman, ft 300-5000
Temperatur, oF Tidak kritis
Jenis Batuan Sandstone dengan porositas dan permeabilitas besar
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 8 (kisaran normal 8-25)
Viskositas, cp < 100000

Tidak kritis tetapi adanya komponen ringan


Komposisi akan membantu

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 28


Screening Criteria In-Situ Combustion
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Permeabilitas, mD > 100
Ketebalan, ft > 10

Saturasi Minyak, %PV > 50


Kedalaman, ft < 11500
Temperatur, oF > 100
Jenis Batuan Sandstone dengan porositas tinggi
Fluida Reservoir
Gravity, oAPI > 10
Viskositas, cp < 5000

Adanya komponen asphaltic akan membantu


Komposisi deposisi coke

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 29


Screening Criteria Injeksi Mikroba
Parameter Kriteria Seleksi
Batuan Reservoir
Tekanan, psi < 3000
Permeabilitas, mD Tidak kritis
Ketebalan, ft Tidak kritis

Saturasi Minyak, %PV 30-40


Kedalaman, ft < 8000
Temperatur, oF < 140
Jenis Batuan Sandstone atau limestone
Fluida Reservoir
Gravity minyak, oAPI > 15
Viskositas minyak, cp Tidak kritis
Salinitas Air Formasi, ppm < 100000

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 30


Ringkasan Materi
 Injeksi mikroba adalah suatu metode pengurasan
minyak tahap lanjut dengan cara menginjeksikan
mikroba ke dalam reservoir untuk meningkatkan
perolehan minyak.
 Bakteri yang ada dalam reservoir kemungkinan
berasal dari sisa-sisa populasi bakteri yang ada
pada saat pembentukan minyak bumi.
 Ada kemungkinan adalah karena penetrasi
sepanjang aquifer dari permukaan.
 Penetrasi bakteri dari permukaan bisa
memerlukan waktu yang bertahun-tahun, selama
air tersebut mengandung karbon atau bahan
organik dalam batuan yang mereka lewati.

Jurusan Teknik Perminyakan - UPN[V]Yk 31

Anda mungkin juga menyukai