Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA PROFESI

Organization and Code of Ethic of Profession

Oleh:
SITI PATMA LAILA

: J1F113219

ANIS FAIRIZZA

: J1F112029

M. FAISAL RIZA

: J1F112049

MUHAMMAD IQBAL

: J1F112063

RAIS AKBAR

: J1F112210

EDY SURYADI

: J1F112004

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
BANJARBARU
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, November 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang bekumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali. Dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, matril, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain-lain,
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi, atau
dapat disebut sebagai bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan
individualnya masing-masing(gaji, kepuasan keraj, dll) yang bekerjasama dalam
sebuah proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi).
Organisasi juga merupakan rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan
untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor yang menentukan bagi
berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan fungsi dan
dinamika atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.
Pada saat sekarang ini, kecendrungan dalam masyarakat untuk menuntut
profesionalisme dalam bekerja. Tidak jarang seseorang dengan mudah
mengatakan bahwa yang penting profesional. Tetapi ketika ditanyakan tentang
apa yang dimaksud dengan professional, ia tidak dapat memberikan jawaban
yang jelas.
Kata profesionalisme rupanya bukan hanya digunakan untuk pekerjaan
yang telah diakui sebagai suatu profesi, melainkan hampir pada semua
pekerjaan. Dalam bahasa awam, segala pekerjaan (vocation) kemudian disebut
sebagai profesi. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesionalisme
jika kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Profesi
Sebelum membahas

mengenai

organisasi

sebaiknya

kita

mengetahui tentang apa itu organisasi dan profesi itu sendiri. W.J.S.
Poerwadarminta (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia) organisasi
yaitu susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yang teratur. Selanjutnya menurut James D.
Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama. Chester I. Bernard, organisasi merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Dari berbagai pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
organisasi merupakan suatu perserikatan manusia antara dua orang atau
lebih yang didalamnya terdapat susunan dan aturan serta sistem aktivitas
kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya yaitu mengenai profesi dapat diartikan sebagai suatu
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Adapun
karakteristik dari profesi antara lain adalah mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
atau kegiatan utama (purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama
nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mendalam.
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua
orang atau lebih yang memiliki profesi yang sama untuk mencapai tujuan
bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan bahwa organisasi profesi
adalah

organisasi

dari

praktisi

yang

menilai/mempertimbangkan

seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi professional dan


mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang
mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu.
Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan
hukum untuk melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak

dipersiapkan dengan baik dan kurangnya standar dalam bidang profesi


yang dijalani.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk anggotanya
dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini dan akan datang serta
bekerja kearah positif terhadap perubahan-perubahan profesi sesuai
dengan perubahan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal banyak organisasi
profesi yang sengaja didirikan oleh para anggotanya sesuai dengan
bidangnya masing-masing misalnya dalam dunia kesehatan kita
mengenal Ikatan Dokter Indonesia(IDI), Ikatan Dokter Gigi Indonesia
(IDGI),

Ikatan

Bidan

Indonesia(IBI),

Persatuan

Ahli

Gizi

Indonesia(PERSAGI), Persatuan Ahli Farmasi Indonesia(PAFI), Ikatan


Perawat Anestesi Indonesia(IPAI), dan lain-lain.
Contoh organisasi profesi dalam bidang hiburan antara lain Forum
Musisi dan Penyanyi Indonesia (FOMPI) dan Persatuan Artis Film
Indonesia (PARFI). Contoh organisasi profesi dalam bidang bahasa dan
sastra antara lain Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI), Himpunan
Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), Masyarakat Pernaskahan
Nusantara (MANASA), Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI), dan lain
sebagainya.
Tujuan umum sebuah profesi adalah memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar Profesionalisme tinggi sesuai dengan bidangnya,
mencapai tingkat kinerja yang tinggi dengan orientasi kepada
kepentingan public. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 (empat)
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi :
1.
Kredibilitas
2.
Profesionalisme
3.
Kualitas jasa
4.
Kepercayaan
Untuk memenuhi keempat hal tersebut di atas, maka diperlukan
sebuah

organisasi

yang

mengatur

dan

melakukan

standarisasi

terhadapnya.
Mengutip pendapat Gilley dan Eggland (1989), mengenai
profesionalisme dilihat dari sudut pandang perkembangan, proses
professional adalah evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi
dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status professional.

Tiga dari enam langkah proses professional sebuah profesi sebagai


berikut :
1. Munculnya asosiasi informal
2. Identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu
3. Para praktisi akan teroganisasi secara formal pada suatu lembaga
Beberapa profesi penting di Indonesia telah memiliki organisasi
profesi yang secara formal diakui oleh pemerintah maupun masyarakat
pengguna jasa profesi tersebut.
Organisasi memiliki empat fungsi pokok dalam kerangka
peningkatan profesionalisme sebuah profesi, yaitu :
1. Mengatur keanggotaan organisasi
2. Membantu anggota untuk dapat terus
3.
4.

memperbaharui

pengetahuannya sesuai perkembangan teknologi


Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua
anggota
Member sanksi bagi anggota yang melanggar etika profesi
Salah satu ciri penting suatu pekerjaan profesional, bahwa pekerjaan

itu harus memiliki organisasi/asosiasi profesi yang melindungi para


anggotanya. Organisasi itulah yang nantinya, memberikan makna atau
nilai tambah, atas pekerjaan yang dilakukan itu.
Secara definisi, profesi dimaknai sebagai pekerjaan yang dilakukan
untuk mendapatkan nafkah hidup dengan mengandalkan pengetahuan,
keahlian dan ketrampilan tinggi, dan dengan melibatkan komitmen
pribadi(moral) yang mendalam.Seluruh komponen itu harus masuk dan
saling terkait, agar mendukung profesionalisme seseorang. Ia harus
memiliki pengetahuan secara konseptual, melalui kegiatan belajar,
pengalaman, atau autodidak. Ia pun harus memiliki ketrampilan agar bisa
menjalankan hal-hal yang sifatnya sangat praktis dalam pelaksanaan
profesi itu. Dan yang paling penting dari semua itu adalah,komitmen pada
Etika atau Moral, agar pekerjaan yang dilakukan itu tidak merugikan
kepentingan umum, bahkan lingkungan hidup.
Tidak semua pekerjaan dalam kehidupan bisa disebut profesi.
Sebagai misal,Rentenir,PSK,Calo, yang kerap dicap sebagai pekerjaan
melanggar moral berdasarkan perspektif agama, tidak bisa disebut profesi.
Dalam aktivitas itu, ada unsur pelanggaran etika/moral serta kepentingan
umum.

Dewasa ini terlihat,hampir semua profesi membentuk organisasi,


atau asosiasi profesi. Begitupun profesi kehumasan,ada PERHUMAS
untuk para praktisi Humas swasta, dan BAKOHUMAS untuk profesi
Humas badan publik serta Departemen Pemerintah. Apa relevansi
organisasi profesi ini? Atau apa pentingnya bagi seorang profesional? Ini
mungkin menjadi pertanyaan yang kerap muncul dalam benak kita.
Sejalan dengan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat,interaksi
antara manusia (baca profesional) tidak mungkin lagi terhindarkan.Tidak
adalagi orang yang bisa berhasil hanya dengan mengandalkan
kemampuan dan kehebatan dirinya sendiri.Ia membutuhkan orang lain,
berkomunikasi dengan pihak lain guna mendapatkan solusi atas masalahmasalah yang dihadapi dalam pekerjaan. Ia pun membutuhkan orang lain
agar bisa mendapatkan pengetahuan, informasi yang terkait dengan
pekerjaan yang dilakukannya. Karena itu, bergabung dengan sebuah
organisasi profesi, tentu menjadi sebuah pilihan yang paling bijak.
Organisasi profesi memiliki berbagai ciri-ciri seperti, menjadi
wadah bagi para anggota yang berasal dari profesi yang sama; Organisasi
profesi pun merumuskan Kode Etik profesi (code of professional ethics),
merumuskan kompetensi profesi serta memperjuangkan tegaknya
kebebasan profesi bagi para anggota.
Memang, peran organisasi profesi tentu tidak bisa diukur, sematamata, dari nilai ekonomi (keuntungan). Ada banyak manfaat lain yang
mungkin jauh lebih strategis dari aspek ekonomi. Suatu organisasi profesi
dapat

mengembangkan

dan

memajukan

profesi;

memantau

dan

memperluas bidang gerak profesi, menghimpun dan memberikan


kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi. Dewasa ini, seiring
dengan perkembangan globalisasi, para profesional pun harus mampu
menjalin interaksi dengan para professional lain dari berbagai negara.
Melalui organisasi profesi, interaksi itu tentu akan semakin terwujud.
B. Ciri-Ciri Organisasi Profesi
Secara umum, ciri-ciri organisasi profesi adalah:
1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi
2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggan dan kehormatan

3.
4.
5.
6.

Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.


Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
Memiliki sifat kepemimpinan kolektif
Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.

C. Organisasi Profesi Teknologi Informasi


Profesi merupakan bidang pekerjaan yang didasari oleh
pendidikan keahlian tertentu. Contohnya adalah dokter, arsitek,
pengacara, akuntan, dll. Di zaman teknologi ini, muncul profesi baru
yaitu

professional IT(Teknologi Informasi). Profesional IT banyak

macamnya, tergantung pada keahlian dalam spesifikasi tertentu,


misalnya system analis, programmer, konsultan IT, dll. Para professional
akan tergabung dalam sebuah organisasi profesi. Organisasi profesi
merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan
dalam kapasitas mereka sebagai individu. Contoh dari organisasi profesi
diantaranya:
1. ACM (Association for Computing Machinery)
Organisasi ini adalah serikat ilmiah dan pendidikan computer
yang didirikan pada tahun 1947. Anggotanya pernah sebanyak
78 ribu yang terdiri dari para professional dan para pelajar yang
tertarik dengan teknologi computer. Kantor pusatnya ada di
kota New York Amerika Serikat. Secara umum ACM
mensponsori konferensi yang bertujuan untuk memperkenalkan
inovasi baru dalam bidang tertentu. ACM pernah mensponsori
pertandingan catur antara Garry Kasparov dan computer IBM
2.

Deep Blue.
IEEE(Institute of Electrical and Electronics Engineers)
Merupakan organisasi internasional yang anggotanya adalah
para insinyur dengan tujuan untuk mengembangkan teknologi.
Peran dari organisasi ini adalah mengembangkan standarstandar dan ikut serta dalam usaha mempercepat teknologiteknologi baru dalam aspek dalam bidang industry dan

engineering yang meliputi telekomunikasi, jaringan computer,


kerlistrikan, antariksa dan elektronika.
IEEE di Indonesia dikenal dengan IEEE Indonesia Section yang
berada pada IEEE Region 10(Asia Pasifik). IEEE Indonesia
Section memiliki beberapa chapter, diantaranya:
a) Communication Society Chapter
b) Circuits and Systems Society Chapter
c) Engineering in Medicine and Biology Chapter
d) Join Chapter of Education Society, Electron Devices
Society, Power Electronics Society, Signal Processing

3.

Society.
e) Joint Chapter MTT/AP-S
South East Asia Regional Computer Confideration(SEARCC)
Merupakan himpunan professional IT di Asia Tenggara.
Dibentuk pada bulan februari tahun 1978 di Negara Singapure,
oleh enam ikatan computer dari Negara Hong Kong, Indonesia,
Malaysia,

Philipina,

Singapore

dan

Thailand.

SEARCC

mengadakan konferensi dua kali dalam setahun di tiap


anggotanya secara bergilir. Salah satu kegiatannya adalah SRIGPS(Special

Regional

Interest

Group

on

Profesional

Standardisation) yang merumuskan standarisasi pekerjaan di


dalam dunia Teknologi Informasi.
SRIG-PS dibentuk karena dibutuhkannya standart professional
di bidang IT, khususnya ketika SDM di wilayah ini memiliki
potensi yang cukup dalam mengembangkan IT secara global.
Hasil yang diberikan oleh SRIG-PS diantaranya:
a) Adanya kode etik untuk professional IT
b) Klasifikasi pekerjaan dibidang IT
c) Panduan metoda dalam sertifikasi IT
d) Promosi program SRIG-PS di setiap anggotanya.
D. Kode Etik Profesi
Kode etik berasal dari bahasa yunani, ethos artinya ajaran
kesusilaan. Dengan demikian kode etik adalah system norma, nilai dan
aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional yang
menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi.

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi


adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu
sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut (R. Hermawan S, 1979) :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Tujuan kode etik adalah pelaku profesi tersebut dapat menjalankan
tugas dan kewajiban serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
pemakai jasa profesi tersebut. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan-perbuatan yang tidak professional.
Beberapa poin penting dari kode etik ilmuwan Indonesia tersebut
1.
2.
3.

dapat dijelaskan sebagai berikut :


Kewajiban pelaku profesi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
Kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat
Kewajiban pelaku profesi terhadap sesame pengembangan profesi

4.

ilmiah
Kewajiban pelaku profesi terhadap sesame umat manusia lingkungan
hidup
Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres organisasi
profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan
oleh orang secara perorang, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang
yang diutus untuk dan atas nama anggota-anggota profesi dari organisasi
tersebut.
Sanksi pelanggaran kode etik pada umumnya adalah sanksi moral,
karena kode etik adalah landasan moral dan merupakan pedoman sikap,
tingkah laku dan perbuatan maka sanksi terhadap pelanggaran kode etik
adalah sanksi moral.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata
cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi.
Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi
yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai
professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.

Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung,


1981)mengemukakan empat asas etis, yaitu :
1.
Menghargai harkat dan martabat
2.
Peduli dan bertanggung jawab
3.
Integritas dalam hubungan
4.
Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik
tersebut sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun
menjadikan sebagai perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya
bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi merupakan monopoli
profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa yang
melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat.
Oteng/ Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai
pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi.
Konvensi nasional IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola
ketentuan, aturan, tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan
aktifitas maupun tugas suatu profesi. Bahsannya setiap orang harus
menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan, aturan karena pada
dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik akan
berhadapan dengan sanksi.
E. Fungsi Kode Etik
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama
seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel (1945 : 449) yang
lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas
prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik
yaitu : (1). Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2).
Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. (3).
Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Sutan Zahri dan Syahmiar Syahrun (1992) mengemukakan empat
fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain :
1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi
2.

tanggung jawabnya.
Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja,
masyarakat dan pemerintah.

3.

Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih

4.

bertanggung jawab pada profesinya.


Penberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang
menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.
Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur

hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan
masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986 :
364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya
difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam bidang
mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.
Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya
hubungan berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan
yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar
yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya
perilaku4

empati,penerimaan4dan

penghargaan,

kehangatan

dan

perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang


guru.
Seorang guru apabila ingin menjadi guru yang professional harusnya
mendalami serta memiliki etika diatas tersebut.
Etika Hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya
kepercayaan. Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas
dapat dan sesuai dengan kemampuan serta guru percaya setiap apa yang
telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan
harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah dapat untuk
dilaksanakan.
Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat
untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja
yang menjadi tanggung jawab tugasnya.
F. Etika Berprofesi dalam Bidang Teknologi Informasi di Indonesia
Kode etik dalam suatu profesi berbeda-beda. Hal ini disebabkan
perbedaan adat istiadat, budaya, dan peranan tenaga ahli profesi yang
didefinisikan dalam suatu negara tidaklah sama.
Di Indonesia, organisasi profesi di bidang komputer yang didirikan
sejak tahun 1974 yang benama Ikatan Profesi Komputer dan Informatika

Indonesia (IPKIN), sudah menetapkan kode etik yang disesuaikan


dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi komputer di
Indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban pelaku
profesi tehadap ilmu pengetahuan dan teknologi, kewajiban pelaku
profesi terhadap masyarakat, kewajiban pelaku profesi terhadap sesama
pengemban profesi ilmiah, serta kawajiban pelaku profesi terhadap
sesama umat manusia dan lingkungan hidup.
Munculnya kode etik tersebut tentunya memberikan gambaran
adanya tanggung jawab yang tinggi bagi para pengemban profesi bidang
komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang
profesional dengan baik sesuai garis-garis profesionalisme yang
ditetapkan.
G. Pelanggaran Kode Etik Profesi
Terjadinya penyimpangann yang dilakukan oleh anggota kelompok
profesi dari kode etik profesi di mata masyarakat. Oleh karena itu,
kelompok

profesi

harus

mencoba

menyelesaikan

berdasarkan

kekuasaannya sendiri.
Karena kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena
dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
Jenis pelanggaran kode etik bidang IT :
1. Hacker dan Cracker
Terminologi hacker muncul pada awal tahun 1960an
diantara

paraanggota

organisasi

mahasiswa

Tech

ModelRailroad Club di LaboratoriumKecerdasan Artifisial


Massachusetts Institute of Technology ( MIT ).Kelompok
mahasiswa

tersebut

merupakan

salah

satu

perintis

perkembangantehnologi computer dan mereka berkutat


dengan sejumlah computermainframe.Kata hacker pertama
kalinya muncul dengan arti positif untukmenyebut seorang
anggota yang memiliki keahlian dalam bidang computeryang
lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama.
Menurut Mansield, hacker didefinisikan sebagai seorang
yangmemiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan
penetrasi terhadapsebuah system operasi dank ode computer

pengaman

lainya

tetapi

tidakmelakukan

tindakan

pengerusakan apapun tidak mencuri uang atauinformasi.


Sedangkan Cracker adalah sisi gelap dari hacker dan
memilikiketertarikan untuk mencuri informasi , melakukan
berbagai

macamkerusakan

mekumpuhkan

seluruh

dan

system

sesekali

waktu

juga

computer.Penggolongan

Hacker dan Cracker :


a. Recreational Hackers, kejahatan yang dilakukan oleh
netter

tingkatpemula

untuk

sekedar

mencoba

kekurang handalan system sekuritassuatu perusahaan.


b. Crackers/Criminal Minded hackers, pelaku memiliki
motivasi

untukmendapat

keuntungan

financial,

sabotase dan pengrusakan data, typekejahatan ini


dapat dilakukan dengan bantuan orang dalam.
c. Political Hackers, aktifis politis (hactivist) melakukan
pengrusakanterhadap

ratusan

situs

web

untuk

mengkampanyekan programnya,bahkan tidak jarang


dipergunakan

untuk

menempelkan

pesan

untukmendiskreditkan lawannya.
2. Denial of Service Attack
Didalam keamanan computer, Denial of Service Attack
(DoS Attack)adalah suatu usaha untuk membuat suatu
sumber daya computer yang adatidak bisa digunakan oleh
para pemakai. Denial of Service Attackmempunyai dua
format umum :
a.Memaksa computer computer korban untuk mereset
atau korban tidakbisa lagi menggunakan perangkat
komputernya seperti yangdiharapkannya.
b. Menghalangi media komunikasi antara para
pemakai dan korban sehingga mereka tidak bisa lagi
berkomunikasi.
c.Denial of Service Attack ditandai oleh suatu usaha
eksplisit denganpenyerang untuk mencegah para
pemakai memberi bantuan dari penggunaan jasa
tersebut.
3. Pelanggaran Piracy

Piracy adalah pembajakan perangkat lunak (software).


Contoh :pembajakan software aplikasi (Microsoft, lagu
MP3,MP4, dll). Keuntungan:biaya yang harus dikeluarkan
user relative murah. Kerugian : merugikanpemilik hak cipta
( royalti). Secara moral hal ini merupakan pencurian hakmilik
orang lain. Solusi : gunakan software aplikasi open source.
Undangundang yang melindungi HAKI : UU no 19 tahun
2002. Lima macambentuk pembajakan perangkat lunak :
a.Memasukan perangkat lunak illegal ke harddisk.
b.
Softlifting, pemakaian lisensi melebihi kapasitas
c.Penjualan CDROM illegal
d.
Penyewaal perangkat lunak illegal
e.Download illegal
Alasan pembajakan perangkat lunak :
a.Lebih murah ketimbang membeli lisensi asli
b.
Format digiyal sehingga memudahkan untuk
disalin kemedia lain
c.Manusia cenderung mencoba hal baru
d.
Undang undang hak cipta belum dilaksanakan
dengan tegas
e.Kurangnya kesadaran

dari

masyarakat

untuk

menghargai ciptaanorang lain


4. Fraud
Merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan
tujuan mengerukkeuntungan yang sebesar besarnya. Biasanya
kejahatan yang dilakukanadalah memanipulasi informasi
keuangan.
Melibatkan

Sebagai
berbagai

contoh
macam

adanya
aktifitas

situslelang
yang

fiktif.

berkaitan

dengankartu kredit.
5. Gambling
Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional,
akan tetapi perjudian sudah marak didunia cyber yang
berskala global. Dan kegiatan ini dapat diputar kembali
dinegara yang merupakan tax heaven seperti cyman islands
yang merupakan surga bagi money laundering. Jenis jenis
online gambling antara lain :

a. Online Casinos : Pada online casinos ini orang dapat


bermain rolet, blackjack dll,
b. Online Poker :Online poker biasanya menawarkan texas
holdem, Omaha dll,
c. Mobilgambling : Merupakan

perjudian

dengan

menggunakan wereless device,seperti PDAs, Wereless


tabled

PCs,

berapa

casini

online

dan

pokeronlinemenawarkan pilihan mobil. GPRS,GSM


data, UMTS, I-Mode adalahsemua teknologi lapisan data
atas nama perjudian gesit tergantung , jenisperjudian di
Indonesia

yaitu

SDSB.com,

jenis

perjudian

ragaterlengkap di Indonesia dan Asia Tenggara.


6. Pornography dan Paedophilia
Pornography merupakan jenis kejahatan

olah

dengan

menyajikan bentuktubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan


seksual lainnya dengan tujuanmerusak moral. Paedophilia
merupakan kejahatan penyimpangan seksualyang lebih
condong kearah anak anak (child phornography).
7. Data Forgery
Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data
padadokumen dokumen penting yang ada di internet.
Dokumen dokumen inibiasanya dimiliki oleh institusi atau
lembaga yang memiliki situs berbasisweb database. Dokumen
tersebut

disimpan

sebagai

scriptless

documentdengan

menggunakan media internet. Kejadian ini biasanya diajukan


untukcokumen e-commerce.
1)

H. Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi


Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan
dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga

2)

harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan.


Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan
dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa
menjadi pajangan tulisan berbingkai.

3)

Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak


dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata

4)

berdasarkan kesadaran profesional.


Memberi peluang kepada profesional

yang

untuk

berbuat

menyimpang dari kode etik profesinya.


I. Pentingnya Kode Etik Profesi
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat.
Beberapa alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :
1. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga individu-individu daoat berperilaku secara
etis.
2. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup
mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan
dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.
3. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis
sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu
penandanya.
4. Kode
etik

dapat

juga

dipandang

sebagai

upaya

menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan,


sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan
dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya
tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Organisasi profesi adalah organisasi

dari

praktisi

yang

menilai/mempertimbangkan seseorang atau yang lain mempunyai


kompetensi professional dan mempunyai ikatan bersama untuk
menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan
2.

secara terpisah sebagai individu.


Kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart
kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan
nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam

3.
a.

standaart perilaku anggotanya.


Beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat adalah :
Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim
organisasional sehingga individu-individu daoat berperilaku

b.

secara etis.
Kode
etik

dapat

menginstitusionalisasikan

juga

dipandang

moral

dan

sebagai
nilai-nilai

upaya
pendiri

perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari


budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam
4.

memasuki budaya tersebut.


Jenis pelanggaran kode etik bidang IT :
a. Hacker dan Cracker
b. Denial Of Service Attack
c. Pelanggaran Piracy
d. Fraud
e. Gambling
f. Pornography dan Paedophilia
g. Data Forgery

Anda mungkin juga menyukai