Oleh :
Aldinda 184262
Jonathan Alexander S. 184262
Nabila NurHakiki 1842620054
Kelas 3C D4 MP
Jurusan Administrasi Niaga
Prodi DIV Manajemen Pemasaran
Laporan ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas
bantuan dari berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
fikirannya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karenanya penyusun sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta
dalam menyelesaikan laporan ini.
1
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4
1.4 Manfaat....................................................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Etika Individual........................................................................................................6
2.2 Etika Organisasi.......................................................................................................8
2.3 Etika Individu dalam Organisasi..............................................................................9
BAB 3..............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................17
3.2 Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Etika bisnis sangat dipengaruhi oleh etika pelaku bisnis itu sendiri sama
halnya dengan etika individu dalam berorganisasi. Setiap individu memiliki etika
yang berbeda-beda. Etika individu mencerminkan bagaimana tingkat laku,
perilaku, sikap, dan sifat seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Etika
individu ini nantinya akan membawa bagaimana perilaku seseorang dalam dunia
organisasi. Dalam berorganisasi seseorang akan menampilkan bagaimana perilaku
mereka, cara berpikir, dan sifat mereka. Dari hal tersebut seseorang dapat
menunjukkan etika mereka dikhalayak ramai. Untuk perlu adanya pembelajaran
mengenai etika baik itu etika individu, organisasi, dan bisnis. Karena pada
dasarnya setiap elemen itu memiliki etika yang harus diperhatikan dan dipatuhi.
Melalui makalah yang membahas mengenai etika individu dan organisasi ini
semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca agar lebih
memahami bagaimana etika dalam kehidupan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu etika individual
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana etika dalam sebuah organisasi
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja dimensi etika dalam berorganisasi
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja hubungan antara etika dan organisasi
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja manfaat etika dalam berorganisasi
5
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui ap aitu etika individual
1.4.2 Dapat mengetahui bagaimana etika dalam sebuah organisasi
1.4.3 Dapat mengetahui apa saja dimensi dalam berorganisasi
1.4.4 Dapat mengetahui apa saja hubungan antara etika dan organisasi
1.4.5 Dapat mengetahui apa saja manfaat etika dalam berorganisasi
6
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus:
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang
khusus misalnya olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan
lahir etika bisnis dan etika profesi (guru, wartawan, dokter, hakim, pustakawan,
dan lainnya). Etika khusus ini dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial,
berikut ini penjelasannya:
a. Etika Individual
Etika individual ini adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap
manusia terhadap dirinya sendiri, misalnya:
7
5). Membina kedisiplinan dan lainnya.
8
Melihat adanya penggusuran, orang protes karena pemerintah tidak
memberi alternatif tempat tinggal.
2. Penilaian etis atau rumusan tentang apa yang baik yang harus dilakukan.
Dalam tingkat ini, sudah mengacu ke aturan-aturan moral. Penilaian moral
didukung oleh aturan-aturan yang datang dari komunitas dan lembaga-
lembaga sosial. Tetapi supaya aturan-aturan ini mempunyai relevansi,
mereka harus diukur dari prinsip-prinsip dasar. Maka perlu memahami
prinsip-prinsip dasar etika dan teori-teori normatif. Pada tingkat ini ikut
dibahas tidak hanya prinsip-prinsip, tetapi juga tipe-tipe penalaran etika.
Ada beberapa tipe penalaran etika: (a) tipe deontologi; (b) tipe situasionis
atau ekstrinksikalis serta komunitarian; (c) tipe telcologis yang aturan-
aturannya mendapat pembenaran atas dasar tujuan tindakan, maksud atau
konsekuensinya harus baik; (d) tipe altruis dalam keadilan (masing-masing
tipe penalaran ini akan dibahas setelah poin (iii) di bawah ini).
b. Etika Sosial
Etika sosial adalah etika yang membahas tentang kewajiban, sikap, dan pola
perilaku manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya. Dalam hal ini
menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara secara individu
maupun dalam kelembagaan (organisasi, profesi, keluarga, negara, dan lainnya).
9
mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat penilaian yang berbeda
terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda. Etika menggambarkan
suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan
mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam masyarakat. Dengan
demikian, etika dapat diartikan sebagai Perilaku individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif
atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu
kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksidengan lingkungannya.
10
hukum berusaha untuk tampak jelas dan tidak bias, penerapan dan interpretasi
hukum masih menyebabkan ambiguitas etika. Sebagai contoh, hampir semua
orang akan setuju bahwa memaksa karyawan untuk bekerja lebih lama dan jam
yang seharusnya, terutama tanpa kompensasi ekstra, adalah tidak etis. Dengan
demikian, hukum telah menentukan aturan untuk mendefinisikan pekerjaan dan
standar pembayaran. Akan tetapi menerapkan hukum ke dalam lingkungan
organisasi dapat menghasilkan suatu situasi yang buas yang dapat
diinterpretasikan dengan berbagai cara.
Etika Manajerial
11
Bagaimana Perusahaan Memperlakukan karyawan Mereka
Salah satu bidang etika manajerial yang penting adalah perlakuan karyawan
oleh organisasi mereka. Bidang ini termasuk hal-hal seperti mempekenakan dan
memecat orang upah dan kondisi kerja. dan kebebasan pribadi karyawan dan rasa
hormat Sebagai contoh, baik petunjuk etika dan hukum menyarankan bahwa
keputusan untuk mempekerjakan dan memecat orang seharusnya semata-mata
didasarkan pada kemampuan seorang individu untuk melaksanakan pekerjaan.
Seorang manajer yang mendiskriminasikan orang Afrika Amerika dalam
mempekerjakan karyawan menunjukkan perilaku yang tidak etis dan ilegal. Akan
tetapi renungkan kasus di mana manajer tidak mendiskriminasikan secara umum,
namun seringkali mempekerjakan kawan dekat atau keluarga ketika pelamar lain
12
mungkin lebih memenuhi syarat. Sementara keputusan penerimaan karyawan
tersebut mungkin tidak ilegal, tetapi keputusan tersebut tidak dapat diterima
dengan dasar etika. Upah dan kondisi kerja, walaupun juga diatur dengan ketat,
juga merupakan bidang yang memungkinkan timbulnya kontroversi. Sebagai
contoh, fakta bahwa seorang manajer membayar seorang karyawan lebih sedikit
daripada yang layak diterimanya, karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut
tidak mungkin keluar atau tidak mau mengambil risiko kehilangan pekerjaannya
jika protes, mungkin dianggap tidak etis.
13
disebutkan sebelumnya di Gambar 4.1, agen-agen utama yang berkepentingan
termasuk konsumen, kompetitor, pemegang saham pemasok, dealer, dan serikat
tenaga kerja. Perilaku antara organisasi dan agen-agen tersebut yang mungkin
rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan dan promosi, pengungkapan
finansial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan,
penawaran dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya. Sebagai contoh, bisnis
di industri farmasi telah mendapat banyak kritikan karena peningkatan harga yang
cepat yang mereka bebankan untuk sebagian besar obat mereka. Perusahaan ini
beralasan bahwa diperlukan investasi yang lebih banyak dalam program penelitian
dan pengembangan untuk mengembangkan obat baru, dan harga yang tinggi
diperlukan untuk menutup biaya tersebut. Kunci dalam situasi semacam ini adalah
menemukan keseimbangan antara penetapan harga yang masuk akal dan penipuan
harga. Dan seperti banyak pertanyaan lain yang melibatkan etika, terdapat
perbedaan pendapat yang signifikan. Bidang lain yang menjadi perhatian di tahun-
tahun belakangan ini melibatkan pelaporan keuangan oleh berbagai perusahaan e-
commerce. Karena kompleksitas yang melekat pada perusahaan-perusahaan
tersebut, sejumlah perusahaan telah bersikap sangat agresif dalam menyajikan
posisi keuangan mereka dengan sinyal positif. Dan dalam beberapa kasus,
sejumlah perusahaan melebih-lebihkan proyeksi pendapatan untuk menarik lebih
banyak investasi.
14
Birokrasi
Nilai-nilai yang berlaku dalam suatu organisasi secara konseptual telah
dikembangkan sejak munculnya teori tentang organisasi. Salah satu teori klasik
tentang organisasi yang cukup dikenal dan sangat berpengaruh terhadap
pengembangan organisasi adalah birokrasi. Menurut teori ini, ciri organisasi yang
ideal yang sekaligus menjadi nilai-nilai perilaku yang harus dianut oleh setiap
anggota organisasi adalah
1. adanya pembagian kerja
2. hierarki wewenang yang jelas
3. prosedur seleksi yang formal
4. aturan dan prosedur kerja yang rinci, serta
5. hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi.
a) Pembagian kerja
15
Pembagian kerja yang sangat spesifik dapat meningkatkan kinerjadengan
cara membuat para pekerja lebih produktif. Para spesialis dipandang akan
sangat mahir dengan spesialisasinya karena hanyamelakukan bagian tertentu
dari suatu pekerjaan.
b) Wewenang
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, setiap anggota harus diberi
kewenangan tertentu seimbang dengan tugas yang dipikulnya. Selanjutnya
setiap wewenang yang diberikan harus diikuti dengan tanggung jawab yang
seimbang pula.
a. Disiplin
Para pegawai harus menaati dan menghormati peraturan
yangmengatur organisasi. Disiplin yang baik merupakan hasil
darikepemimpinan yang efektif, saling pengertian yang jelas
antarapimpinan dan para pegawai tentang peraturan organisasi,
sertapenerapan sanksi yang adil bagi yang menyimpang dari peraturan
tersebut.
b. Kesatuan Perintah
Setiap pegawai hanya menerima perintah dari satu orang atasan.
Tidak boleh terjadi ada dua nakhoda dalam satu kapal
c. Pembentukan Etika Dalam Pemerintah
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, etika merupakan nilai-
nilaiperilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau suatu organisasi
dalaminteraksinya dengan lingkungan. Nilai-nilai perilaku yang
ditunjukkanoleh individu sangat dipengaruhi oleh nilai nilai yang
dianut olehindividu tersebut serta nilai-nilai yang berlaku dan
berkembang dalamorganisasi yang kemudian menjadi suatu kebiasaan
yang berakumulasi menjadi budaya yang akan dianut oleh organisasi
tersebut
16
1. Hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam
perjanjian atau aturan-aturan legal
2. Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota
organisasi lainnya, antara anggota dengan pejabat dalam struktur
hirarki
3. Hubungan antara anggota organisasi ybs dengan anggota dan
organisasi lainnya
4. Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang di layaninya
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Ryaas Rasyid. 2000. Makna Pemerintahan, Tinjauan Dari Segi Etika Dan
Kepemimpinan. Jakarta:Mutiara Sumber Widya.
Safrida, Dewi Andayani. 2016. Aqidah dan Etika dalam Biologi. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press
http://aprilnurahman.blogspot.com/2015/06/etika-dalam-organisasi_18.html
(diakses pada 20 februari 2021)
http://sandipondaag14.blogspot.com/2012/10/etika-dalam-organisasi.html
(diakses pada 20 februari 2021)
19