Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN STRATEGI KELAS E

“Laporan Analisis Strategi: Studi Kasus CV Lazuna Indonesia Cabang BTP Makassar”

Oleh Kelompok 4:

Miftahul Khaerat A021201124

Risa Adelia A021201062

Rifqah Aulia A021201096

Grace Febricha A021201054

Annisa Muthmainnah Ichwan A031191063

HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Definisi Rumah Makan (Restoran) ............................................................................................... 1
1.2 Profil CV Lazuna Indonesia.......................................................................................................... 1
BAB II ANALISIS STRATEGI ............................................................................................................. 2
2.1 The Input Stage ............................................................................................................................. 2
2.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) ...................................................................... 2
2.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) .................................................................. 4
2.1.3 Competitive Profile Matrix (CPM) ........................................................................................ 5
2.2 The Matching Stage ...................................................................................................................... 5
2.2.1 SWOT Lazuna ....................................................................................................................... 5
2.2.2 Strategy Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix ................................................... 7
2.3 The Decision Stage ....................................................................................................................... 8
2.3.1 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) ................................................................... 8
BAB III Penutup ................................................................................................................................... 10
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi Rumah Makan (Restoran)

Rumah Makan adalah tempat usaha yang komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan pelayanan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Dilihat
dari pengelolaan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)
yaitu:

1. Restoran Formal

Pengertian restoran formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan yang eksklusif. Contoh:
member restoran, Gourmet, main dining room, Grilled Restoran, excecutive restoran
dan sebagainya.

2. Restoran Informal

Restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola
secara komersial dan professional dengan lebih mengutamakan kecepatan pelayanan,
kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. Contoh : café,
cafeteria, fast food restoran, coffe shop, bistro, canteen, tavern, family restaurant, pub,
service corner, burger corner, snack bar.

3. Specialities Restoran

Specialities Restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang
dikelola secara komersial dan professional dengan menyediakan makanan khas dan
diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu negara tersebut.Contoh :
Indonesian food restaurant, Chinese food restaurant, Japanesse food restaurant dll.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa restoran adalah tempat usaha yang
melayani tamu yang datang dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan
minuman yang bersifat komersial.

1.2 Profil CV Lazuna Indonesia

CV Lazuna Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam industry Food &
Beverage yang terkenal dengan brand “Lazuna Chicken”. Gerai restoran makanan siap saji
ini menjadikan ayam geprek sebagai menu utama. CV ini didirikan oleh Hasdar Haedar

1
seorang pengusaha muda asal Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) yang merupakan
alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Adapun nama “Lazuna” sendiri dalam bahasa bugis dikenal sebagai rempah-rempah
yang sering digunakan sebagai bahan pelengkap masakan, kemudian dengan kreatif dipilih
menjadi identitas CV oleh haedar dan sekarang telah menjadi pusat kuliner yang digemari
oleh masyarakat. Berbekal niat dan modal awal sekitar 25 juta, sekarang brand ini telah
memiliki 6 cabang yang tersebar di Makassar yakni di Jalan Perintis Kemerdekaan,
Perumahan dosen Unhas, Jalan Tallasalapang, Kompleks BTP Tamalanrea, Jalan
Paccerakang Daya dan yang baru saja buka di Jalan Tamalate Raya (Fatir, 2020).

BAB II ANALISIS STRATEGI


2.1 The Input Stage
2.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix)

Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang

1. Kualitas pekerja tetap stabil 0,10 3 0,30

Perputaran persediaan ayam


2. naik dari 200 potong ayam 0,15 4 0,60
menjadi 400 potong ayam
Pembelian ayam geprek dari
satu gerai restoran naik dari
3. 0,07 4 0,28
500 porsi menjadi 600 porsi
per hari

Pendapatan dari pesanan acara


4. seperti ulang tahun, rapat, dan 0,06 3 0,18
lainnya meningkat sebesar 20%

2
Promosi oleh food blogger
5. menghasilkan peningkatan 0,04 3 0,12
penjualan sebesar 20%

Peningkatan penjualan akibat


6. promo yang dilakukan oleh 0,08 4 0,32
restoran setiap bulannya

Kelemahan

Posisi Gerai dan Sanitasi yang


Kurang yang Kurang Tepat
1. 0,12 1 0,12
sehingga Mengganggu
Higienitas dan Kesehatan

Jumlah sarana dan prasarana


yang sedikit dan belum sejalan
2. dengan position yang ingin 0,15 2 0,30
dicapai yakni menjadi restoran
siap saji nomor 1 di Makassar

Belum ada lokasi dine in dan


3. 0,15 1 0,15
take away

Pelayanan kurang maksimal


sebab jumlah karyawan yang
sedikit sehingga menyebabkan
4. 0,08 2 0,16
pesanan menumpuk dan
bermuara pada antrian yang lama
disetiap pesanan

Total 1,00 2,53

Kesimpulan: Skor bobot total sebesar 2,53 adalah diatas rata-rata (titik tengah 2,5),
sehingga bisnis restoran Lazuna bisa dikatakan lumayan berhasil, mampu mengetahui

3
dan memanfaatkan keuntungan dari kekuatan internal dan mengevaluasi kelemahan
internal sehingga bisnis restoran dapat berjalan efektif serta efisien. Namun, tetap
perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan kekuatan internal agar ancaman dapat
diminimalisir.

2.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix)

Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang

Ketertarikan masyarakat untuk


1. memilih lazuna dibandingkan 0.13 3 0.39
dengan kompetitor lain

2. Lokasi yang strategis 0.13 3 0.39

3. Diketahui oleh seluruh kalangan 0.13 3 0.39

4. Memberikan cita rasa yang baik 0.13 3 0.39

Memberikan pelayanan yang baik


5. 0.12 3 0.36
dari segi penyajian makanan

Peningkatan penjualan akibat


6. promo yang dilakukan oleh 0,08 4 0,32
restoran setiap bulannya

Kelemahan

1. Promosi 0.12 3 0.36

4
Kurangnya ketertarikan masyarakat
2. 0.12 3 0.36
terhadap makanan cepat saji

3. Inovasi menu yang kurang menarik 0.12 3 0.36

Total 1,00 3,00

Kesimpulan: Skor bobot total sebesar 3,00 adalah diatas rata-rata (titik tengah 2,5),
sehingga menunjukkan bahwa strategi Lazuna mampu dirancang dengan baik dalam
memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman.

2.1.3 Competitive Profile Matrix (CPM)

Faktor-faktor Lazuna Hisana


Keberhasilan Penting Bobot
(Critical Succes Factor) Rating Score Rating Score

Kualitas Produk 0.14 3 0.42 3 0.42


Kenyamanan Tempat 0.14 3 0.42 3 0.42
Inovasi Produk 0.14 3 0.42 3 0.42
Harga Produk 0.15 3 0.45 3 0.45
Pelayanan yang diberikan 0.14 3 0.42 3 0.42
Lokasi Strategis 0.15 3 0.45 3 0.45
Promosi 0.14 3 0.42 3 0.42
Total 1 3 3

2.2 The Matching Stage


2.2.1 SWOT Lazuna

Strength Weakness

✔ Produk ayam Lazuna ✔ Proses pengolahan


dapat diterima oleh dan penyimpanan
SWOT MATRIX masyarakat harus tepat karena
✔ Harga produk terjangkau makanan tidak

✔ Ayam geprek Lazuna tahan lama

diolah dengan rempah-


rempah pilihan sehingga

5
memiliki citarasa yang
khas
✔ Bagian produksi
mengolah ayam dari
mentah sehingga dapat
menjaga kualitas
✔ Banyak varian paket
menu ayam yang menjadi
daya tarik pembeli

Opportunity Strategy S-O Strategy W-O

✔ Bisnis bisa ● Lazuna dapat menjadi ● Jumlah barang yang


diwaralabakan bisnis waralaba di diproduksi

✔ Jumlah penyedia Indonesia disesuaikan dengan

bahan baku ● Lazuna dapat menerima rata-rata kebutuhan


(supplier) banyak pesanan nasi box untuk harian agar menjaga

✔ Bahan baku mudah berbagai acara produk selalu segar

ditemukan di pasar dan berkualitas

terdekat

Threat Strategy S-T Strategy W-T

● Banyak pesaing ● Lazuna dapat ● Lazuna harus


● Produk mudah menawarkan varian yang melakukan promosi
ditiru lebih banyak dengan yang lebih gencar
harga yang juga lebih agar semakin
terjangkau banyak yang
● Penjualan tentu perlu mengetahui produk
dimaksimalkan mereka dan
mencoba langsung .
salah satunya
menggunakan food
vlogger

6
2.2.2 Strategy Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix

INDIKATOR SKALA

Financial Position (FP)

penjualan naik dari tahun sebelumnya sebesar 2% 4

Perputaran persedian (ayam) meningkat 5

Perputaran kas meningkat 5

Rasio laba terhadap ekuitas (modal) meningkat 4

TOTAL FP 18

rata-rata FP 4,5

Competitive Position (CP)

mempertahankan kesetian pelanggan -3

mengontrol pemasok dan distributor -3

Memiliki market share lebih besar daripada pesaing -2

Pemanfaatan teknologi -4

TOTAL CP -12

rata-rata CP -3

Stability Position (SP)

Pengaruh inflasi dan bahan baku yang naik -3

Tantangan dalam memasuki pasar -5

Kemudahan untuk keluar dari pasar -4

Pengendalian Risiko dalam pasar -2

TOTAL SP -14

rata-rata SP -3,5

Industry Position (IP)

Menguasai 50% pemasok di Makassar 5

toko crispy geprek no.1 di Makassar 7

Peningkatan konsumsi ayam masyarakat makassar 5

Potensial pertumbuhan pasar 6

7
TOTAL IP 23

rata-rata IP 5,75

Koordinat Vektor Direksional:

Sumbu X (IP,CP) = 5,75+ (-3) 2,75

Sumbu Y (SP,FP) = (-3,5) + 4,5 1

Berdasarkan Matriks SPACE, Lazuna paling tepat menggunakan strategi Agresif,


dimana perusahaan dalam posisi yang kuat untuk menggunakan kekuatan internalnya
untuk mengambil kesempatan yang ada, menangani kelemahan internal dan
mengantisipasi ancaman eksternal. Strategi yang dapat dilakukan Lazuna adalah:

➔ Melakukan pengembangan pasar

➔ Pengembangan produk

➔ diversifikasi produk/layanan, dan

➔ Penetrasi Pasar

2.3 The Decision Stage

2.3.1 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)

Lokasi Tempat
Faktor Kunci Bobot Strategis yang Luas
SK TSK SK TSK
Kekuatan
Kualitas pekerja tetap stabil 0.10 0 0.00 0 0.00
Perputaran persediaan ayam naik dari 200
potong menjadi 400 potong 0.15 3 0.45 2 0.30

8
Pembelian ayam geprek dari satu gerai
restoran naik dari 500 porsi menjadi 600
porsi per hari 0.07 3 0.21 2 0.14
Pendapatan dari pesanan acara seperti
ulang tahun, rapat, dan lainnya meningkat
sebesar 20% 0.06 2 0.12 4 0.24
Promosi oleh food blogger menghasilkan
peningkatan penjualan sebesar 20% 0.04 0 0.00 0 0.00
Peningkatan penjualan akibat promo yang
dilakukan oleh restoran setiap bulannya 0.08 3 0.24 2 0.16

Kelemahan
Lokasi restoran yang kurang menarik dan
tepat dapat membuat pembeli kurang minat
untuk membeli 0.12 3 0.36 3 0.36
Jumlah sarana dan prasarana yang sedikit
dan belum sejalan dengan position yang
dicapai yakni menjadi restoran siap saji
nomor 1 di Makassar 0.15 2 0.30 4 0.60
Belum ada lokasi dine in dan take away 0.15 2 0.30 4 0.60
Pelayanan kurang maksimal sebab jumlah
karyawan yang sedikit sehingga
menyebabkan pesanan menumpuk dan
bermuara pada antrian yang lama disetiap
pesanan 0.08 2 0.16 3 0.24
Total Bobot Kekuatan dan Kelemahan 1.00

Peluang
Ketertarikan masyarakat untuk membeli
Lazuna dibanding dengan kompetitor yang
lain 0.13 3 0.39 2 0.26
Lokasi yang strategis 0.13 4 0.52 2 0.26
Diketahui oleh seluruh kalangan 0.13 3 0.39 2 0.26
Memberikan cita rasa yang baik 0.13 0 0.00 0 0.00
Memberikan pelayanan yang baik 0.12 2 0.24 3 0.36

Ancaman
Promosi 0.12 3 0.36 2 0.24
Kurangnya ketertarikan masyarakat
terhadap makanan cepat saji 0.12 3 0.36 0 0.00
Inovasi menu yang kurang menarik 0.12 0 0.00 0 0.00
Total Peluang dan Ancaman 1
Total Keseluruhan 4.40 4.02
Kesimpulan: Berdasarkan tabel QSPM diatas maka dapat dilihat bahwa TSK lokasi
strategis lebih tinggi dibandingkan tempat yang luas. Dengan demikian dapat

9
diketahui bahwa kondisi perusahaan lebih membutuhkan lokasi yang strategis sebagai
strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk
meningkatkan bisnis kedepannya.

BAB III Penutup


Kesimpulan
Brand Lazuna Chicken yang memiliki menu utama ayam geprek merupakan salah salah satu
gerai siap saji yang menjadi kegemaran masyarakat, khususnya bagi mereka yang berada
didaerah Makassar.

Berdasarkan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix), Lazuna bisa dikatakan lumayan
berhasil, mampu mengetahui dan memanfaatkan keuntungan dari kekuatan internal dan
mengevaluasi kelemahan internal sehingga bisnis restoran dapat berjalan efektif serta efisien.
Namun, tetap perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan kekuatan internal agar ancaman
dapat diminimalisir. Sedangkan berdasarkan Matrix Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix),
strategi Lazuna mampu dirancang dengan baik dalam memenuhi peluang dan mempertahankan
diri dari ancaman. Kemudian, berdasarkan analisis SPACE yang telah dilakukan, ditemukan
bahwa Lazuna paling tepat menggunakan strategi Agresif, dimana perusahaan dalam posisi
yang kuat untuk menggunakan kekuatan internalnya untuk mengambil kesempatan yang ada,
menangani kelemahan internal dan mengantisipasi ancaman eksternal. Selanjutnya, dari
analisis QSPM menunjukkan bahwasanya Lazuna lebih membutuhkan lokasi yang strategis
sebagai strategi yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan untuk
meningkatkan bisnis kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Fatir, M. D. 2020. Usaha kecil hingga kuliner ‘Lazuna’ jadi brand lokal.
https://makassar.antaranews.com/berita/199162/usaha-kecil-hingga-kuliner-lazuna-
jadi-brand-lokal [Diakses pada 3 Mei 2022]

10

Anda mungkin juga menyukai