Anda di halaman 1dari 5

SLIDE 1

Napoleon hil pernah berkata ketika kamu tidak mampu melakukan hal-hal hebat maka
lakukanlah hal-hal kecil dengan cara hebat. (MIFTA)
HALO SOBAT NELAYAN INDONESIA, Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.
(BERSAMAAN)
SLIDE 2
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dan telah diakui dunia international.
Menempatkan Indonesia sebagai negara dengan sumber daya kelautan yang besar termasuk
kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan. Tidak heran sektor perikanan
memiliki peran strategis dalam menopang laju pembangunan nasional terlebih lagi jika
diselaraskan dengan bonus demografi. (MIFTA)

SLIDE 3

Dewan juri yang terhormat, alfregmahan dalam bukunya berjudul the influence of sea power
upon history “ mengatakan bahwa kekuatan laut merupakan salah satu unsur terpenting bagi
kemajuan suatu negara tak terkecuali dengan indonesia”.

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, garis pantai Indonesia membentang
dari sabang hingga Merauke. Salah satu provinsi yang memiliki potensi maritim terbesar di
Indonesia ialah Sulawesi selatan. (AMALIA)

Berdasarkan data yang kami runtut dari BPS menunjukkan bahwa Sulawesi selatan memiliki
garis pantai sepanjang 1.937 km dan luas perairan laut 266.877 km persegi menjadikan
Sulawesi selatan, kaya akan potensi maritim baik itu potensi hasil tangkap maupun potensi
pariwisata.

Bahkan dewan juri yang kami hormati, menurut data dari BPS tahun 2019 mengemukakan
bahwa total nelayan di Indonesia mencapai 5,6 juta dan Sulawesi Selatan menempati urutan
ke 4 jumlah nelayan terbanyak dengan menyumbang 18 persen dari produksi rumput laut dan
hasil tangkap untuk produksi global. (KHAERINA)

SLIDE 5

Namun sungguh sebuah ironi, menjadi pertanyaan besar saat ini (MIFTA)

Apa kabar nelayan Sulawesi selatan? (BERSAMAAN)


Berikut capture permasalahan yang telah kami susun, dimana terdapat 3 permasalahan utama
yang dihadapi nelayan di Sulawesi selatan.

Pertama adalah sulitnya memperoleh permodalan yang pada akhirnya membuat nelayan
semakin sulit dalam rantai distribusi produk perikanan sehingga harga hasil perikanan tidak
sesuai dengan harga pasar. Tingginya tingkat kesenjangan antara nelayan dan punggawa.
Terakhir, fluktuasi harga komoditas perikanan dan sistem pasar monopsoni yang merugikan.

SLIDE 6

Dewan juri yang terhormat.

Dalam menyelesaikan permasalahan permodalan disulawesi selatan, Sulawesi selatan


memiliki potensi dibidang wakaf produktif. Untuk melihat potensi tersebut mari perhatikan
ilustrasi berikut:

Menurut data dari dukcapil tahun 2020 menunjukkan bahwa populasi di Sulawesi selatan
mencapai 8,2 juta jiwa dan 4 juta diantaranya merupakan penduduk diusia produktif. Cob
akita bayangkan, ketika masing-masing penduduk ini mampu menghasilkan 3 juta perbulan
dan mewakafkan 1 % hartanya yaitu sebesar 30 ribu.

Ketika 30 ribu ini kita kali dengan 4 juta penduduk produktif maka akan diperoleh dana
wakaf sebesar 120 Miliar rupiah.

Dewan juri yang kami hormati bahkan Badan Wakaf Indonesia menyebutkan potensi wakaf
tunai di Indonesia mencapai 180 T yang belum terserap dengan baik dan belum diarahkan
pada hal-hal yang sifatnya produktif.

SLIDE 7

Berangkat dari permasalahan dan potensi yang telah kami paparkan, kami 3 srikandi dari
kampus merah universitas hasanuddin dengan bangga mempersembahkan sebuah platform
inovasi dibidang sosial ekonomi maritim dalam judul

OKESEA :

Inovasi maritimpreneur digital melalui wakaf produktif terintegrasi BMT menuju bonus
demografi.
SLIDE 8

Dewan juri yang kami hormati, dalam menggagas karya tulis ini, kami menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif dengan data yang digunakan berupa data sekunder, yang kami
peroleh dari jurnal terkait, literatur dan penelitian sebelumnya yang terkait dengan konsep
penelitian kami.

Adapun model analisis data yang kami lakukan adalah adalah pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data, pemaparan serta penegasan kesimpulan.

SLIDE 9

Dewan juri yang terhormat

OKESEA merupakan stratup maritimpreneur yang hadir menyelesaikan permasalahan


nelayan disulawesi selatan. Kami menggarap platform ini dengan menggunakan konsep
syariah guna menyelesaikan effective funding dan marketing development bagi nelayan.

OKESEA hadir sebagai media yang akan menjadi penghubung antara Baitul maal wa tamwil
(BMT), nelayan dan konsumen.

SLIDE 10

Kemudian, kami akan membawa anda menikmati visual dari platform OKESEA. Berikut
desain platform yang kami garap, dimana pertama, user akan membuat akun terlebih dahulu.

SLIDE 11

Ketika user ini telah membuat akun, kemudian user dapat login, setelah itu akan dihadapkan
pada beberapa fitur menarik seperti layanan baitul maal, dompet wakf dan marketplace.

SLIDE 12

Yang menjadi pertanyaan besar saat ini, bagaimana mekanisme OKESEA dalam
menyelesaikan permsalahan permodalan bagi nelayan utamanya disulawesi selatan. Jadi,
OKESEA akan bekerja sama dengan BMT yang ada disulsel sebagai BMT mitra. BMT inilah
yang akan menghimpun dana wakaf melalui platform kemudian dana wakf yang terhimpun
itu akan disalurkan perusahan local terpilih. Nantinya hasil investasu atau capital gain yang
diperoleh kemudian akan disalurkan kepada mauquf alaih dalam hal ini adalah nelayan yang
ada disulsel.
Nah, utnuk para nelayan-nelayan dari OKESEA sebelumnya harus menyelesaikan standar
administrasi antaralain ktp, kk serta buku rekening. Nah, selanjutnya kami akan melakukan
analisis kelayakan bisnis apakah layak menrima pendanaan. Dalam hal ini,Apakah mereka
akan mengarhkan pendanaannya ke hal-hal yang sifatnya produktif, karena wkaaf peroduktif
harus ditujukan pada hal-hal yang sifatnya produktif. Sehingga pada akhir skema ini akan
diberlakukan konsep bagi hasil, dimana bagi hasil dilakukan antara nelayan, BMT dan
OKESEA.

SLIDE 13

Lalu, bagaimana OKESEA menyelesaikan permasalahan pemasaran bagi nelayan. Tentunya,


selain menyelesaikan masalahn permodalan, kami juga berkomitmen bagaimana agar
hadirnya OKESEA dapat memutus rantai pasar yang terjadi pada nelayan saat ini dewan juri
yang kami hormati.

Menurut literatur yang kami baca bahwa nelayan di Sulawesi selatan mayoritas melakukan
sistem pasar monopsoni. Pada kondisi tersebut, harga ditentuntan oleh para punggawa, maka
disini kami hadir untuk memotong rantai pasar hingga harga hasil tangkap mampu bersaing
dengan kualitas yang lebih ditingkatkan. Pada akhirnya, nelayan sisa memasarkan lewat
aplikasi dan masyarakat yang membutuhkan hasil tangkap dari nelayan serta olahan dari
nelayan yang memiliki nilai tambah sisa membelinya lewat platform tanpa harus ke pasar
ikan lagi.

SLIDE 14

Dewan juri yang kami hormati, sehingga berdasarkan hasil riset competitor yang kami
lakukan kemudian kami membreak down kelebihan utama dari OKSEA yakni:

BACA SLIDE.

Salah satu kelebihan dari inovasi kami adalah melibatkan semua pihak untuk bersama-sama
mewujudkan kemakmuran rakyat khususnya nelayan disulsel. Dalam strategi
pengimplementasiannya, OKESEA melibatkan nelayan investor, akademisi, pemerintah,
bank syariah, masyarakat umum dan BMT.

SLIDE 15

Namun, dewan juri yang terhormat, kami menyadari bahwa tidak semua nelayan paham akan
teknologi tapi diluar hal tersebut, dengan berkolaborasi bersama berbagai stakeholder maka
penyuluhan dan pendampingan teknologi kepada nelayan dapat dilakukan dengan efektif,
sehingga itu dewan juri yang terhormat, kami yakin bahwa OKESEA bukan hanya sebatas
ide semata melainkan sebuah inovasi yang siap untuk diimpelementasikan.

SLIDE 16

Sebagai kesimpulan dan sebagai bahan renungan untuk kita semua dewan juri yang kami
hormati, permasalahan nelayan adalah pemasalahan bangsa, jati diri nelayan adalah jati diri
Indonesia. Sebuah hal yang mutlak untuk kita selesaikan, kita jaga dan terus kita kembangkan
potensinya. OKESEA hadir sebagai jawaban atas seluruh pemasalahan yang dihadapi
nelayan. Dengan konsep maritimpreneur yang kolaborasikan dengan pembiayaan berbasis
wakaf tunai kemudian diintegrasikan dengan BMT, tentunya akan menciptakan media akses
permodalan dan pemasaran yang efektif, cepat, efisien, serta sesuai dengan tujuan akhir
ekonomi menciptakan nelayan yang berkelanjutan.

Bersama OKSEA, Nelayan berdaya, Indonesia jaya.

Akhir kata dari kami, membawa perubahan tidak menuntut waktu tua. Jika bisa di waktu
muda, mengapa harus di tunda?

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai