DI BUAT OLEH:
NAMA: HAERUL
STAMBUK: A35119061
KELAS: B
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, saya akan membahas
mengenai “Pertambangan”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada ibu dosene mata kuliah geografi sumber
daya yang telah yang telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta
kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna
penyempurnaan pada makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Emas.....................................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................19
PENUTUP...................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
3.2 Saran.................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang cukup luas dan memiliki sumber daya alam
yang berlimpah. Hal itu didasarkan pada letak Indonesia yang berada tepat digaris
yang dilalui khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dan
hal itu juga berpengaruh terhadap suburnya alam di negeri ini. Begitu pula secara
geologis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng yang memungkinkan
munculnya deretan gunung api yang secara otomatis akan mendukung pertumbuhan
tanaman dan kaya akan barang tambang galian.
Kaitannya dengan barang tambang galian (emas, perak dan tembaga) atau yang
sumber daya mineral lainnya tentunya hal itu bukan hal yang tabu. Sebab,
sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa sumber daya mineral ini memiliki
peran yang cukup penting bagi kehidupan manusia sebab dalam hidupnya manusia
tidak pernah lepas dari sumber daya tersebut. Oleh karena itu, dengan semua
kecakapan yang dimiliki serta dengan semakin majunya IPTEK maka manusia sudah
sepatutnya untuk melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai guna
sehingga bisa lebih bermanfaat.
Dan dalam pengelolaannya, tentu harus memperhatikan keseimbangan antara
produksi dan proteksi artinya dalam pemanfaatannya manusia harus mampu
memperthatikan pelestarian. Akan tetapi, yang lebih penting dari itu semua kita harus
tetap mengedepankan prinsip sustainable development yaitu prinsip dimana apa yang
kita nikmati sekarang harus juga mampu untuk dinikmati oleh generasi yang akan
datang.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah geografi sumber daya
2. Untuk memberikan pembaca informasi mengenai cara penambangan dan pengolahan
bahan galian emas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Emas
Emas adalah logam yang berwarna kekuningan, yang namanya diambil dari
bahasa inggris kuno Geolu yang artinya kuning, symbol kimianya Au dari bahasa
latin Aurum. Berat jenisnya 19,32 g/cm3, titik bekunya 10640C dan titik didihnya
30810C. Sifatnya lembut dan lunak sehingga mudah dibentuk. Hingga sekarang emas
masih menjadi pilihan utama usaha pertambangan logam, terlebih karena harga
logamnya yang saat ini melonjak drastis higga mencapai lebih dari US$700/oz.
Metode pengolahan emaspun telah jauh berkembang, mulai dari amalgamasi hingga
bioleaching. Emas juga telah dikenal selama ribuan tahun sebelum kita lahir.
Mineralogy dari batuan (bijih) emas yang dimiliki harus diketahui sebelum
menentukan teknologi pengolahan yang akan diterapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perlehan emas dalam pengolahan emas
adalah:
1. Mineral-mineral pembawa emas
2. Ukuran butiran mineral emas
3. Mineral-mineral induk
4. Asosiasi mineral pembawa emas dengan mineral induk
2.1.1 Mineral-mineral pembawa emas
Emas urai merupakan mineral emas yang amat biasa ditemukan di alam.
Mineral emas yang menempati urutan kedua dalam keberadaannya di alam adalah
electrum. Mineral-mineral pembawa emas lainnya sangat jarang dan langka. Mineral-
mineral pembawa emas antara lain: Emas urai (Au), Elektrum (Au,Ag), kuproaurid
Au,Cu), porpesit (Au, Pd), rodit (Au, Rh), emas iridium (Au, Ir), platinum (Au, Pd),
emas bismutan Au, Bi), amlgam (Au2Hg3), maldonit (Au2Bi), aurikuprit (AuCu3),
roskovit (Cu, Pd)3Au2, kalaveit (AuTe2) krenerit (Au, Ag)Te2, monbrayit (Au,
Sb)2Te3, petsit (Ag3AuTe2) mutamanit (Ag, Au)Te, silvanit (Au, Ag)Te4, kostovit
(AuCuTe4), nagyagit (Pb5Au(Te,Sb)4S5-8), uyterbogardtit (Ag3AuSb2), aurostibnit
(AuSb2), fisceserit (Ag3AuSe3)
Emas urai pada dasarnya adalah logam emas walaupun biasanya mengandung
perak yang bervariasi sampai sebesar 18% dan kadang-kadang mengandung sedikit
tembaga atau besi. Oleh karena itu warna emas urai bervariasi dari kuning emas,
kuning muda sampai keperak-perakan sampai berwarna merah orange. Berat jenis
emas urai bervariasi dari 19,3 (emas murni) sampai 15,6 bergantung pada kandungan
peraknya. Bila berat jenisnya 17,6 maka kandungan peraknya sebesr 9% dan bila beat
jenisnya 16,9 kandungan peraknya 13,2%.
Sementara itu, elektrum adalah variasi emas yang mengandung perak diatas
18%. Dengan kandungan perak yang lebih tinggi lagi maka warna elektrum bevariasi
dari kuning pucat sampai warna perak kekuningan. Selanjutnya berat jenis elektrum
bervariasi sekitar 15,5-12,5. Bila kandungan emas dan perak berbanding 1:1 berarti
kandungan peraknya sebesar 36%, dan bila perbandingannya 21/2:1 berarti
kandungan peraknya 18%.
Emas berasosiasi dengan kebanyakan mineral yang biasa membentuk batuan.
Bila ada sulfida, yaitu mineral yang mengandung sulfur/belerang (S), emas biasanya
berasosiasi denagn sulfida. Pirit merupakan mineral induk yang paling biasa untuk
em,as. Emas ditemukan dalam pirit sebagai emas urai dan elektrum dalam berbagai
bentuk dan ukuran yang bergantung pada kadar emas dalam bijih dan karakteristik
lainnya. Selain itu emas juga ditemukan dalam arsenopirit dan kalkopirit. Mineral
sulfida berpotensi juga menjadi mineral induk bagi emas.
Bila mineral sulfida tidak terdapat dalm batuan, maka emas berasosiasi dengan oksida
besi (magnetit dan oksida besi sekunder), silikat dan karbonat, material berkarbon
serta pasir dan krikil (endapan plaser).
2.1.2 Sifat Fisik Emas (Au)
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,
kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung
pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa
emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan
tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral
non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang
telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas
telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon,
dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan
perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di
permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan
larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan
endapan letakan (placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan
primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan, cadangan devisa, dll.
Potensi endapan emas terdapat di hampir setiap daerah di Indonesia, seperti di Pulau
Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.
Cebakan Primer
Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses
pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada
penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya dilakukan
dengan teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering / coyoting ( di
Indonesia disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah
(underground), dengan membuat lubang bukaan mendatar berupa terowongan
(tunnel) dan bukaan vertikal berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk ke dalam
tambang. Penambangan dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana ( seperti
pahat, palu, cangkul, linggis, belincong ) dan dilakukan secara selectif untuk memilih
bijih yang mengandung emas baik yang berkadar rendah maupun yang berkadar
tinggi.
c.Proses Perendaman
• Perlakuan di Bak I (Bak Kimia)
1. NaCn dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada PH 7
2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan PH 11-12
3. Tambahkan H2O2, Ag NO3, Epox Cl diaduk hingga larut, dijaga pada PH 11-12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menentukan kadar emas yang terdapat dalam berbagai mineral yang
ada pada lapisan bumi dapat dilakukan dengan berbagai teknologi yang
berkompetensi dalam menghasilkan butiran emas yang dapat dijadikan bahan baku
untuk pembuatan aksesoris, lapisan logam, filament dan sebagai katalis untuk
berbagai reaksi kimia.
Ekstraksi butiran emas dapat dilakukan dengan teknologi amalgamasi dan
teknologi sianidasi yang masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Kedua
metode tersebut dapat diandalkan untuk menghasilkan emas dalam kuantitas yang
tinggi. sedangkan efek dari teknologi pengolahan bijih emas dengan kedua metode
tersebut, dapat menghasilkan limbah-limbah yang bersifat toksik yang dapat
membahayakan lingkungan sekitarnya.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan penambangan kita juga perlu memperhatikan
pengelolaan lingkungan agar tidak berdampak buruk. Dengan demikian tidak hanya
keuntungan finansial saja yang kita dapatkan tetap kesehatan kita juga tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ø http://www.wedaran.com/6165/dampak-negatif-pertambangan-terhadap-lingkungan-
hidup/
Ø http://vodca-stinger.blogspot.com/2012/11/dampak-pertambangan-dan-solusi.html
Ø http://marluganababan-electrical.blogspot.com/2012/11/dampak-negatif-kegiatan-
pertambangan.html
Ø http://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-batubara-dampak-dan-
solusi.html#ixzz3MuKGFTU9