Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“EMAS”
diajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Material Anorganik

Oleh :
Pebriyani Latifah 240 3011 11 30 053
Fauzan Ramadhan 240 3011 11 40 091
Berlmando Gusty F 240 3011 11 40 095

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Geokimia.
Makalah ini membahas mengenai “Emas” meliputi, asal usul Emas, komposisi kimia
Emas, karakter Emas, proses pembentukan Emas, manfaat emas, tambang Emas yang ada di
Indonesia,dan masalah mengenai Emas. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Saran dan kritik dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca di masa yang akan datang.

Semarang, 2 April 2013

Tim Penulis

1
KATA PENGANTAR

Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar Isi............................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 3
1.2. Rumusan masalah................................................................................................ 3
1.3. Tujuan penulisan................................................................................................. 3
BAB II EMAS................................................................................................................... 5
BAB III AWAL EMAS DITEMUKAN........................................................................... 10
BAB IV PROSES TERBENTUKNYA EMAS................................................................ 11
BAB V PENAMBANGAN EMAS DAN DAMPAKNYA
V.1 Penambangan Emas............................................................................................. 15
V.2 Dampak Penambangan Emas.............................................................................. 17
BAB VI LOKASI TAMBANG DI INDONESIA............................................................. 22
BAB VII PROSES EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN EMAS
VII.1 Proses Ekstraksi Emas...................................................................................... 24
7.1.1 Amalgamasi................................................................................................ 24
7.1.2 Sianidasi..................................................................................................... 25
VII.2 Pemurnian Emas............................................................................................... 26
BAB VIII MANFAAT EMAS.......................................................................................... 29
BAB IX MENAMBANG EMAS DARI TAILING PT FREEPORT INDONESIA........ 30
BAB X PENUTUP
X.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 32

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki berbagai macam bahan tambang yang terdapat di berbagai daerah.
Minyak bumi, gas alam, emas, batubara, bijih besi, dan aspal merupakan jenis-jenis bahan
tambang yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu jenis bahan tambang yang cukup banyak
dan tersebar ketersediaannya di Indonesia adalah emas. Emas merupakan salah satu jenis
bahan tambang yang memiliki nilai ekonomis sangat tinggi. Emas hampir dipasarkan dan
diperdagangkan hampir di semua pasar perdagangan bahan tambang di seluruh dunia. Nilai
investasi emas meningkat setiap terjadi perdagangan emas dalam jumlah yang cukup besar.
Bahkan, jika dilihat lebih jauh lagi, emas memberikan kontribusi berupa devisa yang sangat
besar bagi negara-negara pengekspor emas. Emas tidak terdapat di lapisan tanah yang cukup
dalam dari permukaan bumi atau permukaan tanah. Bisa dikatakan bahwa bahan tambang
jenis ini terletak di permukaan tanah, daerah aliran sungai yang berisi endapan-endapan
mineral, bahkan di daerah hilir sungai yang merupakan akhir dari arah aliran air sungai yang
mungkin saja menjadi tempat berkumpulnya arah aliran beberapa sungai yang membawa
endapan-endapan mineral. Emas merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki banyak
manfaat. Jenis mineral ini dapat digunakan sebagai bahan konduktor pengantar panas di
beberapa jenis alat elektronik. Namun, kegunaan emas yang utama adalah sebagai bahan
perhiasan berupa kalung, emas, cincin, dan lain sebagainya. Jadi, secara garis besar, emas
memiliki berbagai manfaat untuk kehidupan manusia.

I.2 RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana sejarah penemuan dan perkembangan emas di dunia?


b. Bagaimana bentuk kristal dari emas hingga mempengaruhi sifat-sifat dari emas itu
sendiri?
c. Bagaima proses pemisahan emas serta manfaatnya bagi kehidupan?

I.3 TUJUAN PENULISAN

3
a. Mengetahui awal penemuan dan perkembangan emas hingga saat ini.
b. Mengetahui bentuk kristal dari emas dan dapat menentukan sifat fisika dan kimia dari
emas.
c. Mengetahui proses pemisahan emas dari berbagai metode serta aplikasinya bagi
kehidupan.

4
BAB II

EMAS

Emas merupakan elemen yang dikenal sebagai logam mulia dan komoditas yang
sangat berharga sepanjang sejarah manusia. Emas termasuk golongan native element, dengan
sedikit kandungan perak, tembaga, atau besi. Emas murni mengandung antara 8% dan 10%
perak, tetapi biasanya kandungan tersebut lebih tinggi. Semakin besar
kandungan perak, warna emas akan menjadi makin  keputih-putihan.

198
Emas (Au) memiliki 18 isotop; Au dengan paruh waktu selama 2.7 hari . Emas
bernomor atom 79. Artinya, emas mempunyai 79 proton pada intinya. Massa atom emas
adalah 196,967 dan jari-jari atomnya 0,1442 nm. Perhitungan itu menarik karena lebih kecil
dari perkiraan secara teori. Susunan elektron terluar di seputar inti emas didasarkan pada14
4f, 10 5d, dan 1 6s kulit elektron (rumusnya [Xe] 4f14 5d10 6s1).
Susunan elektron ini berkaitan dengan sifat warna kuning emas. Warna logam terbentuk
berdasarkan transisi elektron di antara ikatan-ikatan energinya. Kemampuan menyerap
cahaya pada panjang gelombang untuk menghasilkan warna emas yang khas terjadi karena
transisi ikatan d yang melepaskan posisi di ikatan konduksi. Penambahan unsur-unsur
campuran berdampak pada warna emas. Misalnya, penambahan unsur nikel atau paladium
akan memutihkan emas. Akan tetapi dalam bentuk bubuk,emas berwarna coklat kemerahan.
Jumlah proton pada inti emas tetap 79, tetapi jumlah netron beragam dari satu atom ke atom
lainnya sesuai dengan jumlah isotopnya. Meskipun begitu, hanya ada satu isotop
nonradioaktif yang stabil yang terdapat pada semua emas alam yang ditemukan.

o
Titik leleh emas murni adalah 1064,18 C, akan tetapi ketika dicampur dengan unsur
logam lainnya, seperti perak atau tembaga, logam campuran itu akan meleleh melebihi
temperatur yang terukur. Sedangkan titik didih emas ketika emas diubah dari cairan menjadi
gas, adalah 2860 oC.

Tingkat kerapatan emas (19,3 g/cm3) bergantung pada massa atom dan struktur
kristalnya. Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau kubus berpusat muka.

5
Struktur kristal ini memberikan sumbangan bagi kelenturan emas yang tinggi untuk dibentuk
karena ruang FCC-nya cocok bagi perpindahan atom. Perpindahan ini sangat penting untuk
mencapai tingkat kelenturan yang tinggi. Hal ini membuat emas lebih berat daripada materi
logam biasa. Contohnya, aluminium hanya memiliki kerapatan 2,7 g/cm3. Bahkan,baja hanya 
7,87 g/cm3.
Pada umumnya, kristal logam dianggap terdiri dari banyak satuan-satuan kecil yang disebut
sel satuan (unit cell atau satu sel). Sel satuan merupakan bagian fundamental dari suatu
struktur kristal yang tersusun secara berulang, teratur dan tidak terbatas melalui translasi pada
3-dimensi.

Gambar 2.1 Struktur emas

Pada sel satuan kubus berpusat muka seperti yang tertera pada Gambar struktur kristal emas: 
1) Atom yang terdapat pada pojok-pojok satu sel satuan adalah milik dari 8 sel satuan yang
berdekatan. Fraksi dari atom yang terdapat pada pojok sel satuan kubus yang dimiliki oleh
setiap sel satuan kubus adalah 1/8. Pada Gambar berwarna kuning yang diberi nomor 1.
2) Atom yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus adalah milik 2 sel satuan yang
berdekatan. Jadi fraksi dari atom-atom yang terdapat pada pusat muka sel satuan kubus
adalah 1/2. Pada Gambar berwarna pink yang diberi nomor 2.

Dari penjelasan-penjelasan di atas maka jumlah atom dalam sel satuan kubus berpusat muka
dari emas adalah
= 1/8 x jumlah atom pojok-pojok sel satuan + 1/2 x jumlah atom dipusat muka
= 1/8 x 8 + 1/2 x 6 = 4

Volume 1 atom = 4/3 πr3

6
Volume kubus = a3. dari gambar diperoleh a=2r. Maka volume kubus = 8r3

Faktor tumpukan
= volume atom-atom dalam sel satuan : volume sel satuan
= volume 4 atom : volume kubus
= 4 x 4/3 πr3 : (4r / √2)3
= 0,7405

Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit
dilihat dari warnanya, namun dapat dibedakan dari sifatnya yang lunak, berat jenis tinggi, dan
ceratnya yang keemasan. Sifat fisik unsur ini sangat stabil, tidak korosif ataupun lapuk dan
jarang bersenyawa dengan unsur kimia lain. Konduktivitas elektrik dan termalnya sangat
baik, malleable sehingga dapat dibentuk dan juga bersifat ductile. Emas adalah logam yang
paling tinggi densitasnya. Kemampuan emas agar efisien mengubah panas dan listrik akan
lebih baik jika dicampur dengan tembaga dan perak; menjadikan campurannya tidak terurai
ke dalam elektron untuk semikonduktor dan konektor pada teknologi komputer. Tahanan
listrik emas adalah 0,022 mikro-ohm m pada 20 C. Konduktivitas suhunya 310 W/mK pada
suhu yang sama, 20 C. Ketahanan emas terhadap karat untuk dibuat sebagai alat adalah yang
paling baik. Tidak mengherankan, jika emas berada pada posisi teratas dari rangkaian yang
menunjukkan ketahanannya terhadap karat. Pada praktiknya, emas hanya berkarat jika
dicampur dengan nitrat dan asam hidroklorida (aqua regia).

Kekerasan emas berkisar antara 2,5 – 3 ( skala Mohs ). Emas dapat dibentuk jadi
lembaran sedemikian tipis hingga tembus pandang. Sebanyak 120.000 lembar emas dapat
ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga tebalnya tidak lebih dari 1
cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km.
Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk ), memiliki warna
yang menarik ( kuning khas, mengkilap, tidak mudah memudar ), berat, tahan lama,  tahan
pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan terhadap oksidasi
( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah
satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai
logam yang sangat berharga. Specific gravity 15,5-19,3 pada emas murni.

7
8
9
BAB III

AWAL EMAS DITEMUKAN

Emas, merupakan salah satu logam tertua yang digunakan oleh manusia. Emas
dikenal antara lain di Mesopotamia dan Mesir. Sulit untuk mengetahui tanggal pasti
mengenai kapan pertama kali manusia mulai menambang emas. Referensi ke awal mula
penemuan emas didasari legendaris atau mitos. Beberapa artefak tertua, emas ditemukan di
Varna Necropolis di Bulgaria. Makam pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM,
menunjukkan bahwa penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun. Oleh karena itu,
beberapa penulis menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah Cadmus, bangsa
Phoenicia. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa Thoas, raja Taurian, yang pertama
kali menemukan logam berharga dalam legenda Pangaeus Mountains di Thrace. Legenda dan
mitos serupa tentang awal penemuan emas juga terdapat dalam sastra kuno dari Hindu ( the
Vedas ) serta Cina dan bangsa lainnya. Tradisi pertambangan emas dimulai setidaknya pada
awal milenium pertama SM Karang Juara di ladang emas Kolar ditambang hingga kedalaman
50 meter (160 kaki) selama periode Gupta pada abad kelima logam terus ditambang oleh raja
abad kesebelas dari India Selatan, Kekaisaran Wijayanagara 1336-1560, dan kemudian oleh
Tipu Sultan, raja Mysore negara dan Inggris.

Tambang emas pertama Indonesia ditemukan berawal dari seorang ahli geologis asal
Belanda yang bernama Jean-Jacquez Dozy yang mengunjungi Indonesia pada tahun 1936
untuk menskala glasier Pegunungan Jayawijaya di provinsi Irian Jaya, Papua Barat.
Dia membuat catatan di atas batu hitam yang aneh dengan warna kehijauan. Pada tahun 1939,
dia mengisi catatan tentang Ersberg (bahasa Belanda untuk “gunung ore’). Akan tetapi
peritiwa perang dunia menyebabkan laporan tersebut tidak diperhatikan.
Sekitar dua puluh tahun kemudian, seorang geologis Forbes Wilson, bekerja untuk
perusahaan pertambangan Freeport, membaca laporan tersebut. Dia dalam tugas mencari
cadangan nikel, tetapi kemudian melupakan hal tersebut setelah dia membaca laporan
tersebut. Dia memutuskan untuk menyiapkan perjalanan untuk memeriksa Ertsberg.
Ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson dan Del Flint, menemukan deposit tembaga
yang besar di Ertsberg pada 1960.

10
BAB IV

PROSES TERBENTUKNYA EMAS

Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Emas


berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana air magmatik yang mengandung
ion sulfida, ion klorida, ion natrium, dan ion kalium mengangkut logam emas ke
permukaan bumi.

Gambar 4.1 Proses Terbentuknya Emas

Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan


hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer).

Kecenderungan terdapatnya emas terdapat pada zona epithermal atau disebut zona alterasi
hidrothermal. Zona alterasi hidrotermal merupakan suatu zona dimana air yang berasal dari
magma atau disebut air magmatik bergerak naik kepermukaan bumi. Celah dari hasil
aktivitas Gunungapi menyebabkan air magmatik yang bertekanan tinggi naik ke permukaan
bumi. Saat air magmatik yang yang berwujud uap mencapai permukaan bumi terjadi kontak
dengan air meteorik yang menyebabkan ion sulfida dan ion klorida yang membawa emas
terendapkan. Air meteorik biasanya menempati zona-zona retakan-retakan batuan beku yang
mengalami proses alterasi akibat pemanasan oleh air magmatik. Seiring dengan makin

11
bertambahnya endapan dalam retakan-retakan tersebut, semakin lama retakan-retakan
tersebut tertutup oleh akumulasi endapan dari logam-logam yang mengandung ion-ion
kompleks yang mengandung emas. Zona alterasi yang potensial mengandung emas dapat
diidentifikasi dengan melihat lapisan pirit atau tembaga pada suatu reservoar yang tersusun
atas batuan intrusif misalnya granit atau diorite
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengendapan di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme yaitu kontak yang terjadi antara bebatuan dengan air
panas (hydrothermal) atau fluida lainnya.

Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam
batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau placer
deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan
terendapkan karena berat jenis yang tinggi. Emas native terbentuk karena adanya kegiatan
vulkanisma, bergerak berdasarkan adanya thermal atau adanya panas di dalam bumi, tempat
tembentukan emas primer, sedangkan sekudernya merupakan hasil transportasi dari endapan
primer umum disebut dengan emas endapan flaser, sedangkan asosiasi emas atau emas
bersamaan hadir dengan mineral silikat, perak, platina, pirit dan lainnya.

Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas atau genesis emas dikategorikan menjadi
dua yaitu :

1. Endapan primer / Cebakan Primer
Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat di dalam
retakan-retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses
magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena
proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal. Cebakan primer merupakan
cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses pembentukan batuan.
2. Endapan plaser / Cebakan Sekunder
Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses
pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks, Lucas,
1985). Dimana pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan 
( placer ). (Alamsyah, 2006)

12
Berdasarkan temperatur, tekanan dan kondisi geologi pada saat pembentukan
emas dapat dibagi menjadi 3 jenis

1. Endapan Hipotermal
Endapan ini terbentuk pada temperatur ≈ 300°C - 600°C pada kedalaman
> 12.000 meter. Endapan ini merupakan endapan urat (vein) dan penggantian
(replacement) yang terbentuk pada temperatur dan tekanan tinggi. Pada endapan
ini, biasa terdapat mineral logam yang berupa bornit, kovelit, kalkosit, kalkopirit,
pirit, tembaga, emas, wolfram, molibdenit, seng dan perak. Mineral logam
tersebut berasosiasi dengan mineral - mineral pengotor seperti piroksen, amfibol,
garnet, ilmenit, spekularit, turmalin, topaz, mika hijau dan mika cokelat
(Warmada, 2007)

2. Endapan Mesotermal
Endapan ini terbentuk pada suhu 200-400 0C dan kedalaman bekisar 3.000
meter sampai 12.000 meter. Endapan ini terletak agak jauh dari tubuh intrusi,
maka sumber panas yang utama berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari
lokasi intrusi menuju lokasi terbentuknya endapan ini. Fluida tersebut berasal
dari meteorik water yang masuk menuju lokasi intrusi dan mengalami pemanasan
yang selanjutnya naik menuju lokasi endapan mesotermal.
Logam utama yang terdapat pada endapan ini antara lain emas, perak,
tembaga, seng dan timbal. Mineral bijih yang ditemukan berupa sulfida, arsenida,
sulfantimonida, dan sulfarsenida. Pirit, kalkopirit, sfalerit, galena, tetrahedrit, dan
tentalit serta emas stabil merupakan mineral bijih yang paling banyak ditemukan.
Mineral pengotor yang dominan adalah kuarsa namun selain itu juga dijumpai
karbonat seperti kalsit, dolomit, ankerit dan sedikit siderit, florit yang merupakan
asosiasi penting
3. Endapan epitermal 
Endapan ini terbentuk pada suhu 50°C - 250°C yang berada dekat
permukaan bumi dan terletak pada kedalaman paling jauh dari tubuh intrusi, dan
terbentuk pada kedalaman 1 km . Sumber panas yang utama pada endapan ini
berasal dari fluida panas yang bergerak naik dari lokasi intrusi menuju lokasi

13
terbentuknya endapan ini. Dengan kata lain, fluida panas tersebut telah melewati
zona endapan mesotermal

14
BAB V

PENAMBANGAN EMAS DAN DAMPAKNYA

V.1 PENAMBANGAN EMAS

Hingga saat ini emas masih menjadi komoditas utama yang dicari. Kelimpahan relatif
emas di dalam kerak bumi diperkirakan sebesar 0,004 g/ton, termasuk sekitar 0,001 g/ton
terdapat di dalam perairan laut. Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang
layak untuk dieksploitasi sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25
g/ton (25 ppm).

Emas sering ditemukan dalam penambangan bijih perak dan tembaga. Pada abad
pertengahan, begitu kuat orang mendambakan emas, sehingga lahir ilmu alkimia, dengan
tujuan membuat emas. Manusia modern berhasil mencapai cita-cita itu dengan mengekstrak
emas dari air laut dan mengubah timbel atau merkurium menjadi emas dalam mempercepat
partikel. Namun emas yang murah tetaplah emas alamiah yang harus ditambang.

Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :

1. Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 g/1000 kg atau 0.5 g/ton atau 0.5 ppm
( part per million, per satu juta bagian )
2. Biji rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian
terowongan terbuka yakni kandungan 1-5 g/1000 kg (1 -5 ppm )

3. Biji bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 g/1000 kg ( 3 ppm )

4. Biji nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 g/1000 kg ( 30 ppm )

Metode penambangan emas sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan emas


primer atau sekunder yang dapat mempengaruhi cara pengelolaan lingkungan yang akan
dilakukan untuk meminimalisir dampak kegiatan penambangan tersebut. Cebakan emas
primer dapat ditambang secara tambang terbuka ( open pit ) maupun tambang bawah tanah (
underground minning ). Sementara cebakan emas sekunder umumnya ditambang secara
tambang terbuka.

Cebakan primer merupakan cebakan yang terbentuk bersamaan dengan proses


pembentukan batuan. Salah satu tipe cebakan primer yang biasa dilakukan pada

15
penambangan skala kecil adalah bijih tipe vein ( urat ), yang umumnya dilakukan dengan
teknik penambangan bawah tanah terutama metode gophering / coyoting ( di Indonesia
disebut lubang tikus ). Penambangan dengan sistem tambang bawah tanah (underground),
dengan membuat lubang bukaan mendatar berupa terowongan (tunnel) dan bukaan vertikal
berupa sumuran (shaft) sebagai akses masuk ke dalam tambang. Penambangan dilakukan
dengan menggunakan peralatan sederhana ( seperti pahat, palu, cangkul, linggis, belincong )
dan dilakukan secara selectif untuk memilih bijih yang mengandung emas baik yang berkadar
rendah maupun yang berkadar tinggi.

Gambar 5.1 Penambangan Emas menggunakan peralatan sederhana

Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik penambangan
antara lain :
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
2. Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.

3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran
( dilution ).

4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser
(regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada
batuan samping.

16
5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,
berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan
samping, serta pola urat yang menjari ( bercabang ).

6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta
mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan ) dan sulit diprediksi.

7. Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.

Dengan memperhatikan karakteristik tersebut, metode penambangan yang umum


diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground ) dengan metode Gophering, yaitu
suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan
penambangan ( development works ) dan arah penggalian hanya mengikuti arah larinya
cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang ( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari
ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa penyanggaan yang baik.
 Cara penambangan ini umumnya tanpa penyangga yang memadai dan penggalian umumnya
dilakukan tanpa alat-alat mekanis.
(info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/penambangan-emas.html)

V.2 DAMPAK PENAMBANGAN EMAS

Pengolahan emas ini selain menguntungkan juga dapat memberikan beberapa efek
negatif. Selain melakukan eksplorasi alam secara berlebihan, penambangan emas dan
pengolahan emas akan menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.

Kasus pencemaran limbah akibat penambangan emas salah satunya terjadi di Perairan
Pantai Buyat. Dugaan terjadinya pencemaran logam berat di perairan pantai Buyat karena
pembuangan limbah padat (tailing) seharusnya tidak akan terjadi, seandainya limbah tersebut
sebelum dibuang dilakukan pengolahan lebih dulu. Pengolahan limbah bertujuan untuk
mengurangi hingga kadarnya seminimal mungkin bahkan jika mungkin menghilangkan sama
sekali bahan-bahan beracun yang terdapat dalam limbah sebelum limbah tersebut dibuang.
Walaupun peraturan dan tatacara pembuangan limbah beracun telah diatur oleh Pemerintah
dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam prakteknya dilapangan, masih
banyak ditemukan terjadinya pencemaran akibat limbah industri. Mungkin terbatasnya tenaga

17
pengawas disamping proses pengolahan limbah biasanya memerlukan biaya yang cukup
besar.

Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar, kelompok logam-logam
ini mempunyai peranan yang sangat penting dibidang industri misalnya : Kadmium Cd
digunakan untuk bahan batery yang dapat diisi ulang. Kromium Cr untuk pemberi warna
cemerlang atau verkrom pada perkakas dari logam. Kobalt Co untuk bahan magnet yang kuat
pada loudspeker atau microphone. Tembaga Cu untuk kawat listrik. Nikel Ni untuk bahan
baja tahan karat atau stainless steel. Timbal Pb untuk bahan battery atau Accu pada mobil.
Seng Zn untuk pelapis kaleng. Mercury Hg dapat melarutkan emas sehingga banyak
digunakan untuk memisahkan emas dari campurannya dengan tanah,  bahan pengisi
termometer dan dan masih banyak lagi kegunaan logam berat yang tidak mungkin saya
sebutkan semuanya disini. Hanya sangat disayangkan disamping begitu banyak kegunaannya,
kelompok logam-logam berat ini sangat beracun misalnya Hg, Pb Cd dan Cr dan lain-lain.
Ditambah lagi sifatnya yang akumulatif di dalam tubuh manusia, dimana setelah logam berat
ini masuk ke dalam tubuh manusia, biasanya melalui makanan yang tercemar logam berat.

Logam berat ini tidak dapat dikeluarkan lagi oleh tubuh sehingga makin lama
jumlahnya akan semakin meningkat. Jika jumlahnya telah cukup besar baru pengaruh
negatifnya terhadap kesehatan mulai terlihat, biasanya logam-logam berat ini menumpuk di
otak, syaraf, jantung, hati, ginjal yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan yang
ditempatinya. Tersebarnya logam berat di tanah, peraian ataupun udara dapat melalui
berbagai hal misalnya, pembuangan secara langsung limbah industri, baik limbah padat
maupun limbah cair, tetapi dapat pula melalui udara karena banyak industri yang membakar
begitu saja limbahnya dan membuang hasil pembakaran ke udara tanpa melalui pengolahan
lebih dulu. Banyak orang beranggapan bahwa dengan cara membakar maka limbah beracun
tersebut akan hilang, padahal sebenarnya kita hanya memindahkan dan menyebarkan limbah
beracun tersebut keudara. Pencemaran dengan cara ini lebih berbahaya karena udara lebih
dinamis sehingga dampak yang diakibatkannya juga akan lebih luas dan membersihkan udara
jauh lebih sulit.

Dalam kasus Buyat, logam berat mercury kemungkinan dapat berasal dari limbah
proses pemisahan biji emas atau dari tanah bahan tambangnya sendiri memang mengandung
mercury. Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah limbah yang mengandung
logam berat kususnya mercury diantaranya ialah dengan teknologi Low TemperatureThermal

18
Desorption (LTTD) atau dengan teknologi Phytoremediation. Pada sistem thermal
desorption, material  diuraikan pada suhu rendah (< 300 oC) dengan pemanasan tidak
langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum). Dengan kondisi tersebut material
akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan tinggi. Jadi dalam sistem ini yang
terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia seperti misalnya reaksi oksidasi. Cara ini
sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang mudah menguap misalnya,
(volatile organic compounds/VOCs), semi-volatile organic compounds (SVOCs), (poly
aromatic hydrocarbon/PAHs), (poly chlorinated biphenyl/PCBs), minyak, pestisida dan
beberapa logam Cadmium, Mercury Timbal serta non logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan
lain-lain. Material yang telah terpisah dalam bentuk uapnya akan lebih mudah untuk
dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi menggunakan filter, larutan
atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan sistem thermal desorption
material yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk ditangani entah akan dibuang
atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang sukar menguap akan
terkarbonisasi menjadi arang.

Limbah padat yang mengandung polutan mercury dan arsen dimasukkan ke dalam
sistem LTTD, limbah akan mengalami pemanasan tidak langsung dengan kondisi tekanan
udara lebih kecil dari 1 atmosfer. Polutan mercury dan arsen akan menguap (desorpsi),
sedangkan limbah padat yang telah bersih dari polutan dapat dibuang ke tempat
penampungan. Kemudian uap polutan yang terbentuk dialirkan ke dalam media pengabsorpsi
(absorber). Untuk menangkap uap logam mercury dapat digunakan butiran logam perak atau
tembaga yang kemudian membentuk amalgam. Sedangkan untuk menangkap ion-ion
mercury dan arsen dapat digunakan larutan hidroksida (OH - ) -
)sulfida (S2--) yang akan
mengendapkan ion-ion tersebut. Dalam sistem ini perlu ditambahkan wet scrubber dan filter
karbon untuk menangkap partikulat dan gas-gas beracun yang mungkin terbentuk pada proses
desorbsi. Keunggulan sistem ini ialah prosesnya cepat dan biaya investasi peralatan dan
operasionalnya murah, unitnya dapat dibuat kecil sehingga dapat dibuat sistem yang mobil.

Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan tanaman


sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair yang akan diolah,
ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap, mengumpulkan, mendegradasi
bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di dalam limbah tersebut. Banyak istilah yang
diberikan pada sistem ini sesuai dengan mekanisme yang terjadi pada prosesnya. Misalnya :

19
Phytostabilization, yaitu polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman,
Phytostimulation : akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan bantuan bakteri
rhizosphere, Phytodegradation, yaitu tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa
menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya untuk sementara waktu, Phytoextraction,
yaitu polutan terakumulasi di jaringan tanaman terutama daun, Phytovolatilization, yaitu
polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah menguap sehingga dapat
dilepaskan ke udara, dan Rhizofiltration, yaitu polutan  diambil dari air oleh akar tanaman
pada sistem hydroponic.

Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman
tertentu dapat melepaskan zat carriers yang biasanya berupa senyawaan kelat, protein,
glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian dikumpulkan dijaringan
tanaman misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem phytoremediasi diantaranya ialah
biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi kekurangannya diantaranya ialah perlu
waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman
biasanya pendek sehingga tidak dapat menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu
diingat ialah setelah dipanen, tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan
beracun ini harus ditangani secara khusus.

Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak


digunakan penambang emas tradisional atau penambang emas tanpa izin, untuk memproses
bijih emas. Biasanya mereka membuang dan mengalirkan limbah bekas proses pengolahan
pengolahan ke selokan, parit, kolam atau sungai. Merkuri tersebut selanjutnya berubah
menjadi metil merkuri karena proses alamiah. Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam
tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para
korban Tragedi Minamata. Ada 3 jenis limbah utama pertambangan emas. Batuan limbah
(overburden) adalah batuan permukaan atas yang dikupas untuk mendapatkan batuan bijih
atau batuan yang mengandung emas. Selanjutnya ada tailing - bijih emas yang sudah diambil
emasnya menggunakan bahan kimia - diantaranya Merkuri atau Sianida. Tailing berbentuk
lumpur yang mengandung logam berat. Limbah yang mengandung logam berat seperti
Merkuri dan Sianida termasuk dalam kelompok Limbah B3. Terakhir, air asam tambang -
limbah yang menyebabkan kondisi keasaman tanah, yang berpotensi melarutkan unsur mikro
berbahaya dalam tanah - sehingga berpotensi meracuni tanaman dan mahluk hidup
sekitarnya. Pertambangan ini merupakan industri rakus air. Penggunaan air dari sumber-

20
sumbernya dengan skala besar untuk menjalankan proses pengolahan batuan menjadi bijih
logam. Luar biasa tingginya kebutuhan air untuk operasi industri tambang menyebabkan
pemenuhan air warga setempat dikalahkan, sering mereka harus rela mencari mata air baru
atau harus berhadapan dengan kekerasan untuk mempertahankan sumber air mereka. Jangan
lupa, pada saat pembuatan lobang (pit) penambangan dan pembangunan pabrik serta instalasi
lainnya, kegiatan pengupasan tanah, peledakan, serta pengoperasian alat-alat berat
pengangkut tanah dan lalu lalang kendaraan berat dengan intensitas tinggi menjadi sumber
pencemaran udara - akibat peningkatan volume debu. Apa akibatnya? Penduduk lokal harus
berhadapan dengan perusakan lingkungan yang luar biasa karena limbah tambang.
Umumnya, tailing dibuang ke daerah lembah dengan membuat penampung (tailing dam),
dibuang ke sungai hingga ke laut - biasa disebut STD. Submarine Tailing Disposal (STD),
dipromosikan oleh pelaku pertambangan sebagai cara pembuangan limbah yang paling baik
dan ramah lingkungan, termasuk di Lembata.

21
BAB VI

LOKASI TAMBANG EMAS DI INDONESIA

Emas merupakan logam mulia yang bernilai tinggi yang harganya terus menerus naik
dari waktu ke waktu akibat nilai-nilaian dari uang kertas dan logam yang terjun bebas
terhadap emas. Emas hingga saat ini banyak diburu oleh masyarakat, baik dalam bentuk
mentah dari alam langsung maupun dalam bentuk jadi seperti batangan, perhiasan, koin dinar
dan lain sebagainya.

Saat ini tambang emas banyak dikuasai oleh perusahan asing, badan usaha milik
negara (BUMN), penambang liar, dan lain-lain. Walaupun indonesia menghasilkan emas
yang jumlahnya cukup besar, namun pemerintah gagal mensejahterakan rakyat secara merata.
Apabila tambang-tambang emas di negara republik indonesia dikuasai dan dikelola secara
profesional oleh anak bangsa yang beriman dan berilmu, maka tidak menutup kemungkinan
seluruh rakyat dunia bisa sejahtera.

Indonesia memiliki banyak tambang emas yang tersebar mulai dari Pulau Sumatra, Pulau
Jawa, Pulau Kalimantan, dan Papua. Di bawah ini adalah daftar nama-nama lokasi wilayah
tempat penghasil emas (tambang emas) di indonesia :

1. Mimika (Papua)
2. Cikotok (Jawa Barat)
3. Bengkalis (Riau)
4. Tanggamus (Lampung)
5. Bombana (Sulawesi Tenggara)
6. Rejang Lebong (Bengkulu)
7. Bolaang Mangondow (Sulawesi Utara)
8. Logas (Riau)
9. Sarolangun (Jambi)
10. Merangin (Jambi)
11. Meuleboh (Nanggroe Aceh Darussalam)
12. Monterado (Kalimantan Barat)
13. Malinau (Kalimantan Timur)

22
14. Kotabaru (Kalimantan Selatan)
15. Kapuas (Kalimantan Tengah)
16. Banyuwangi (Jawa Timur)
Daftar nama daerah penghasil emas di atas masih belum keseluruhan.

Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di dalam bidang


penambangan emas. Seperti :
1. Borneo Gold Corporation, yaitu perusahaan tambang emas yang melakukan kegiatan
penambangan emas di Pulau Kalimantan. Perusahaan ini berkantor pusat di Toronto, Kanada.
2. PT Freeport Indonesia yang merupakan perusahaan tambang emas dari Amerika
Serikat. Perusahaan ini melakukan kegiatan penambangan di Provinsi Papua.
3. Kalimantan Gold Co.Ltd merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga.
Perusahaan ini berada di Palangkaraya, Kalimantan Selatan.
4. PT Kelian Equatorial Mining adalah perusahaan tambang emas pit terbuka yang
melakukan kegiatan penambangan di Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Perusahaan ini
berkantor pusat di Balikpapan.
5. Logam Mulia merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang Tbk, Unit
Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia. Memproduksi emas batangan, koin emas, dan lain-
lain. Berkantor pusat di Jakarta.
6. PT Mamberamo Indobara merupakan perusahaan tambang yang bergerak di bidang
tambang batubara, emas, dan minyak gas. Lokasi tambang berada di daerah Mamberamo,
Papua.Perusahaan ini berkantor pusat di Kota Legenda, Bekasi.
7. PT Nusa Halmahera Minerals merupakan perusahaan yang bergerak di pertambangan
emas. Perusahaan ini melakukan kegiatan pertambangan di Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta.
8. PT Southern Arc Minerals Inc (Kanada) ,dan
9. PT Selatan Arc Minerals merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga. Kantor
pusat berada di Graha Krama Yudha, Warung Jati Barat, Jakarta Selatan. Tambang
perusahaan ini berada di beberapa lokasi, seperti Wonogiri, Lombok, dan Sumbawa.

23
BAB VII

PROSES EKSTRAKSI DAN PEMURNIAN EMAS

7.1 PROSES EKSTRAKSI EMAS

Cara yang dilakukan untuk pemisahan emas (ekstraksi) ada dua jenis

7.1.1 AMALGAMASI

Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk
amalgam (Au – Hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling
sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi dan
mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni yang bebas
(free native gold).

24
Amalgamasi merupakan proses kimia fisika, apabila amalgamnya dipanaskan, maka
akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai
dengan pemanasan di dalam sebuah retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh
kembali dari kondensasi uap air raksa tersebut. Sementara Au-Ag tetap tertinggal di dalam
retort sebagai logam.

7.1.2 SIANIDASI

Proses sianidasi terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses
pemisahan emas dari larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalah
NaCN, KCN, Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan
adalah NaCN, karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya. Secara umum
reaksi pelarutan Au dan Ag adalah sebagai berikut:

4Au + 8CN- + O2 + 2 H2O  4Au(CN)2- + 4OH-


4Ag + 8CN- + O2 + 2 H2O  4Ag(CN)2- + 4OH-

Pada tahap kedua yakni pemisahan logam emas dari larutannya dilakukan dengan
pengendapan dengan menggunakan serbuk Zn (zinc precipitation). Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:

2 Zn + 2 NaAu(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O  2 Au + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2


2 Zn + 2 NaAg(CN)2 + 4 NaCN + 2 H2O 2 Ag + 2 NaOH + 2 Na2Zn(CN)4 + H2

Penggunaan serbuk Zn merupakan salah satu cara yang efektif untuk larutan yang
mengandung konsentrasi emas kecil. Serbuk Zn yang ditambahkan kedalam larutan akan
mengendapkan logam emas dan perak. Prinsip pengendapan ini mendasarkan deret clenel,
yang disusun berdasarkan perbedaan urutan aktivitas elektro kimia dari logam-logam dalam
larutan cyanide, yaitu Mg, Al, Zn, Cu, Au, Ag, Hg, Pb, Fe, Pt. Setiap logam yang berada
disebelah kiri dari ikatan kompleks sianidanya dapat mengendapkan logam yang
digantikannya. Jadi sebenarnya tidak hanya zn yang dapat mendesak Au dan Ag, tetapi Cu
maupun Al dapat juga dipakai, tetapi karena harganya lebih mahal maka lebih baik
menggunakan Zn. Proses pengambilan emas-perak dari larutan kaya dengan menggunakan
serbuk Zn ini disebut “proses merill crowe”.

25
Dengan cara sianida ,cara kerja yang dilakukan yaitu :
1. Bahan berupa batuan dihaluskan dengan menggunakan alat grinding sehingga
menjadi tepung (mesh + 200).
2. Bahan di masukkan ke dalam tangki bahan, kemudian tambahkan H2O (2/3 dari
bahan).
3. Tambahkan tohor (kapur) hingga pH mencapai 10,2 – 10,5 dan kemudian
tambahkan nitrate (PbNO3) 0,05 %.
4. Tambahkan sianid 0.3 % sambil di aduk hingga (t = 48/72h) sambil di jaga pH
larutan (10 – 11) dengan (t = 85 derajat).
5. Kemudian saring, lalu filtrat di tambahkan karbon (4/1 bagian) dan di aduk hingga (t=
48h), kemudian di saring.
6. Karbon dikeringkan lalu di bakar, hingga menjadi bullion atau gunakan. (metode 1)
7. Metode merill crow (dengan penambahan zink anode / zink dass), saring lalu
dimurnikan / dibakar hingga menjadi bullion. (metode 2)
8. Karbon di hilangkan dari kandungan lain dengan asam (3 / 5 %), selama (t =30/45m),
kemudian di bilas dengan H2O selama (t = 2j) pada (t = 80 – 90 derajat).
9. Lakukan proses pretreatment dengan menggunakan larutan sianid 3 % dan soda
(NaOH) 3 % selama (t =15 – 20m) pada (t = 90 – 100o).
10. Lakukan proses recycle elution dengan menggunakan larutan sianid 3 % dan soda
3 % selama (t = 2.5 j) pada (t = 110 – 120 derajat).
11. Lakukan proses water elution dengan menggunakan larutan H2O pada (t = 110 –
120o) selama (t = 1.45j).
12. Lakukan proses cooling.
13. Saring kemudian lakukan proses elektrowining dengan (v = 3) dan (a = 50) selama
(t = 3.5j). (metode 3)

7.2 PEMURNIAN EMAS

proses pemurnian (dari bullion) dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Metode Cepat
secara hidrometallurgy yaitu dengan dilarutkan dalam larutan hno3 kemudian tambahkan
garam dapur untuk mengendapkan perak sedangkan emasnya tidak larut dalam larutan HNO3
selanjutnya saring aja dan dibakar.

26
2. Metode Lambat
secara hidrometallurgy plus electrometallurgy yaitu dengan menggunakan larutan H2SO4 dan
masukkan plat tembaga dalam larutan kemudian masukkan bullion ke dalam larutan tersebut,
maka akan terjadi proses hidrolisis dimana perak akan larut dan menempel pada plat tembaga
(menempel tidak begitu keras/mudah lepas) sedangkan emasnya tidak larut (tertinggal di
dasar), lalu tinggal bakar aja masingmasing, jadi deh logam murni.
 
Proses pengolahan emas dengan sistem perendaman
bahan
ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton
formula kimia
1. NaCn = 40 kg
2. H2O2 = 5 liter
3. Kostik soda/ soda api = 5 kg
4. AgNO3 =100 gram
5. Epox cl = 1 liter
6. Lead acetate = 0.25 liter (cair)/ 1 ons (serbuk)
7. Zinc dass/ zinc koil = 15 kg
8. H2O (air) = 20.000 liter

proses perendaman
• perlakuan di bak i (bak kimia)
1. NaCN dilarutkan dalam H2O (air) ukur pada pH 7
2. Tambahkan costik soda (+ 3 kg) untuk mendapatkan pH 11-12
3. Tambahkan H2O2, AgNO3, epox cl diaduk hingga larut, dijaga pada pH 11-12
• perlakuan di bak ii (bak lumpur)
1. Ore/ bijih emas yang sudah dihaluskan dengan mesh + 200 = 30 ton dimasukkan ke dalam
bak
2. Larutan kimia dari bak i disedot dengan pompa dan ditumpahkan/ dimasukkan ke bak ii
untuk merendam lumpur ore selama 48 jam
3. Setelah itu, air/ larutan diturunkan seluruhnya ke bak i dan diamkan selama 24 jam, dijaga
pada pH 11-12. Apabila pH kurang untuk menaikkannya ditambah costic soda secukupnya
4. Dipompa lagi ke bak ii, diamkan selama 2 jam lalu disirkulasi ke bak i dengan melalui bak

27
penyadapan/ penangkapan yang diisi dengan zinc dass/ zinc koil untuk mengikat/ menangkap
logam Au dan Ag (emas dan perak) dari larutan air kaya
5. Lakukan sirkulasi larutan/ air kaya sampai zinc dass/ zinc koil hancur seperti pasir selama
5 – 10 hari
6. Zinc dass/ zinc koil yang sudah hancur kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
wadah untuk diperas dengan kain famatex
7. Untuk membersihkan hasil filtrasi dari zinc dass atau kotoran lain gunakan 200 ml H2SO4
dan 3 liter air panas
8. Setelah itu bakar filtrasi untuk mendapatkan bullion

28
BAB VIII

MANFAAT EMAS

Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti,
untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65 persen
dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain
perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik dan industri keramik. Industri
aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar 25 persen
dari pasar emas.

Emas seringkali digunakan untuk melapisi bagian-bagian tertentu dari komponen


elektronikan seperti processor, finger, konektor, relay dan lain sebagainya. Beberapa
komponen yang disebutkan diatas beberapa bagiannya memanghars terbuat dari emas karena
hanya emaslah yang mampu menghantarkan arus listrik nyaris tanpa hambatan atau disebut
juga zero resistensi.

Emas banyak digunakan untuk membuat koin dan dijadikan sebagai standar moneter
di banyak negara. Elemen ini juga banyak digunakan untuk perhiasan, gigi buatan, dan
sebagai lapisan. Untuk aplikasi di bidang sains, emas digunakan sebagai lapisan beberapa
satelit angkasa dan merupakan reflektor sinar inframerah yang baik. Emas tidak mudah
bereaksi (inert).

Salah satu yang paling mengesankan dengan menggunakan emas sebagai katalis
adalah suhu light off yang diraih (yaitu, suhu tertentu yang memungkinkan katalis dapat
berfungsi). Secara potensila, katalis emas lebih baik fungsinya pada suhu 200-350K
dibandingkan dengan katalis paltina yang hasil terbaiknya baru tercapai pada suhu 400-800K.
Tidak seperti kelompok katalis logam platina, adanya tinggkat kelembaban ternyata lebih
menguntungkan daripada merugikan. Tidak biasanya, emas akan secara luas logam platina
dari posisi dominan sebagai logam katalis yang berharga. Lebih lagi, emas berpotensi sebagai
katalis pada reaksi-reaksi baru dan dalam beberapa hal menawarkan pemecahan sebagai
alternatif dengan biaya yang lebih murah.

29
BAB IX
MENAMBANG EMAS DARI TAILING PT FREEPORT INDONESIA

Tailing yang dibuang ke sungai oleh PT Freeport Indonesia, ternyata masih banyak
mengandung bijih emas. Di sungai Aghawagong yang terjadi aliran tailing saat ini menjadi
lahan penambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat. Dari kawasan Mil 72-74
Tembagapura di Mil 68 ada empat lokasi pendulangan yang cukup terkenal, yaitu Mil 72-74,
Mil 69-Utekini Lama, Kimbeli Area dan Branti. Di Mil 72-74 , pendulang berasal dari suku
Moni Ugimba dan warga mendatang. Mil 69-Utekini Lama dikuasai pendulang asal suku
Dani, Moni Utara, Damal dan pendatang. Di Kimbeli Area, rata-rata yang mendulang adalah
suku Damal, sedang di Banti didominasi pendulang dari suku Amongme dan sebagian suku
Moni Selatan. Kenyataan tersebut menimbulkan bisnis baru bagi masyarakat. Pertanyaan
yang timbul dalam benak kita, apakah mereka merasa berbahaya dengan melakukan
penambangan tradisional yang mempergunakan merkuri sebagai cairan pemisah emas?.
Untuk mereka rupanya tidak pernah terpikirkan. Tugas dinas terkait yang perlu
memperhatikan dan memberikan penyuluhan.

30
BAB X
PENUTUP
7.1 KESIMPULAN

a. Beberapa artefak tertua, emas ditemukan di Varna Necropolis di Bulgaria. Makam


pekuburan yang dibangun antara 4700 dan 4200 SM, menunjukkan bahwa
penambangan emas bisa setidaknya 7000 tahun. Oleh karena itu, beberapa penulis
menyebutkan bahwa penemu emas pertama kali adalah Cadmus, bangsa Phoenicia
b. Kenampakan fisik bijih emas hampir mirip dengan pirit, markasit, dan kalkopirit.
Struktur kristal logam emas adalah face centred cubic atau kubus berpusat muka.
c. Sifat emas yang sangat tidak reaktif membuatnya menjadikan logam emas termasuk
golongan native element.
d. Ektraksi emas bisa menggunakan metode Amalgamasi ataupun Sianidasi.
e. Manfaat Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia
seperti, untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll.

31
DAFTAR PUSTAKA

Cara Sederhana Mengujian Emas _ hudawaudchemistry.htm


Emas _ Chem-Is-Try.Org _ Situs Kimia Indonesia _.html
Emas - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html
EMAS (Au) _ Freelander.html
http://www.mineraltambang.com/artikel.html
http://www.mineraltambang.com/tambang-emas.html
http://www.mineraltambang.com/mercury.html
http://www.mineraltambang.com/sianida.html
http://www.mineraltambang.com/amalgamasi.html
proses-terbentuknya-emas.html

32

Anda mungkin juga menyukai