Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TIMAH

Disusun Oleh:
Sopyan Erlangga
2023310071

Dosen pengampu :
Syelly Eka Permatasari S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PRABUMULIH
2024

I
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya ,sehingga kami dapat menyelasaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah kimia dasar .

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa , saran dan kritik sehingga makalah
ini dapat terselesaikan .

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikerenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki .Oleh karna
itu , kami mengharapakan segala bentuk saran serta masukan serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak .Akhinya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi dunia Pendidikan .

II
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................................I
KATA PENGANTAR.....................................................................................................II
DAFTAR ISI..................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Timah....................................................................................................3
2.2 Proses Terbentuknya Timah...................................................................................4
2.3 Mineral dan Karateristik Pembentukan Timah.......................................................6
2.4 Sifat Timah dan Reaksi Timah..............................................................................8
2.5 Senyawa Timah....................................................................................................10
2.6 Jenis Timah Alamiah...........................................................................................12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

III
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan pertambangan timah di Indonesia sudah dilakukan sejak lama lebih dari
200 tahun. Indonesia memiliki cadangan timah yang cukup besar dan tersebar dalam
bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer atau sering disebut The Indonesian
Tin Belt. Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt yang
membujur sejauh kurang lebih 3.000 kilometer dari daratan Asia ke arah Thailand,
Semenanjung Malaysia, hingga Indonesia.
Kegiatan pertambangan timah lebih banyak dilakukan di Pulau Bangka, Belitung,
dan Singkep. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga
sekarang. Dari sejumlah pulau yang menghasilkan timah, Pulau Bangka merupakan
penghasil timah terbesar di Indonesia. Potensi timah sudah dimanfaatkan sebelum
Indonesia merdeka dan telah memberikan kontribusi yang cukup besar untuk menaikkan
pendapatan masyarakat pengolah timah maupun perekonomian daerah dan nasional.
Kegiatan pertambangan timah di Indonesia sudah dilakukan sejak lama lebih dari
200 tahun. Indonesia memiliki cadangan timah yang cukup besar dan tersebar dalam
bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer atau sering disebut The Indonesian
Tin Belt. Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt yang
membujur sejauh kurang lebih 3.000 kilometer dari daratan Asia ke arah Thailand,
Semenanjung Malaysia, hingga Indonesia.
Areal penambangan timah yang digunakan sebagai wilayah kegiatan pertambangan
timah, baik yang dilakukan di darat, maupun di laut tentu saja dapat menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan. Dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup yaitu
dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan di areal penambangan.
Dengan demikian, masalah yang timbul pada wilayah bekas penambangan timah itu
adalah adanya perubahan terhadap

1
lingkungan, yang mana dampak kerusakan akibat pertambangan timah tersebut
merupakan dampak lingkungan jangka panjang, baik berupa lubang-lubang bekas
tambang maupun hilangnya keanekaragaman hayati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Penjelasan dasar mengenai timah ?
2. Bagaimana cara pengolahan timah ?

1.3 Tujuan penulisan


1. untuk dapat memahami proses- proses yang dilakukan untuk memperoleh
timah yang ekonomis, mulai dari pencucian, pemisahan, pengolahan,
sampai pada pencatakan.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Timah
2. Manfaat praktis,sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penulis untuk
kedepannya.
3. makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
penambang emas kepada masyarakat.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Timah


Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa
dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika
di dinginkan. Timah dibawah suhu 13,20 C dan tidak memiliki sifat logam
samasekali. Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih
mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi
transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran
logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.
Timah diklasifikasikan sebagai logam pasca transisi. Atom timah memiliki 50
elektron dan 50 proton dengan 4 elektron Valensi di kulit terluar. Dalam kondisi standar
timah adalah logam lembut berwarna perak abuabu. Timah sangat lunak [yang berarti
bahwa hal itu dapat potong menjadi lembaran tipis] dan dapat tdi poles agar bersinar.
Timah dapat membentuk dua alotrop berbeda di bawah tekanan normal, yaitu timah
putih dan timah abu-abu. Timah putih adalah bentuk logam timah yang paling akrab
dengan kita. Timah abu-abu adalah nonlogam dan merupakan bahan tepung berwarna
abu-abu. Timah abu-abu mempunyai banyak kegunaan. Timah resistif [dapat melawan
korosi] dari air. Hal ini memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan pelapis untuk
melindungi logam lainnya.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapidiperoleh dari
senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineralcassiterite atau tinstone.
Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2,dengan kandungan timah
berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang laindan kurang mendapat perhatian
daripada cassiterite adalah kompleks mineral

3
sulfide yaitu stanite [Cu2FeSnS4] merupakan mineral kompleks antara tembaga- besi-
timah-belerang dan cylindrite [PbSn4FeSb2S14] merupakan mineralkompleks dari
timbale-timah-besi-antimon-belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan
bergandengan dengan mineral logam yang lain seperti perak.Mayoritas timah saat ini
digunakan untuk membuat patri solder. Patri solder adalah campuran timah dan timbal
yang digunakan untuk menyambungkan pipa dan membuat sirkuit elektronik. Timah
juga digunakan sebagai pelapis untuk
melindungi logam lainnya seperti timbal, seng, dan baja dari korosi. aplikasi lain untuk
timah termasuk paduan logam seperti perunggu dan timah, produksi kaca menggunakan
proses pilkington, tempat pasta gigi, dan dalam pembuatan tekstil
Timah terjadi pada butir logam asli tapi sebagian besar sebagai oksida stannic,
SnO2 di kasiterit mineral, satu-satunya mineral timah signifikan yang komersial. Logam
ini diperoleh dari kasiterit dengan reduksi [pengangkatan oksigen] dengan batu bara
atau coke dalam tungku peleburan. Tidak ada persediaan timah yang bermutu tinggi
yang diketahui. Sumber utama adalah endapan aluvial, rata-rata sekitar 0,01 persen
timah

2.2 Proses Terbentukny Timah


Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat
kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri dari endapan
aluvium, eluvial, dan koluvium.
Genesis kehadiran timah bermula dengan adanya intrusi granit yang
diperkirakan 222 juta tahun yang lalu pada masa Triassic atas, magma yang bersifat
asam mengandung gas F dan Cl yang membawa unsur Sn [SnF4 dan SnC14 yang
bersifat Volatile ] bereaksi dengan air meteoric[HSO], atau melalui proses pneumatolitik
hidrotermal menerobos bereaksi dengan air meteoric H2O dan mengisi celah retakan
yang ada, di mana terbentuk reaksi dasar
SnF4 + H2O > SnO2 + HF2 atau SnCI4 + 2H2O > SnO2 + 4C12
ada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat
menentukan keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah fase

4
pneumatolitik, selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik hidrotermaltinggi dan fase
terakhir adalah hipotermal sampai mesotermal. Fase yang terakhir ini merupakan fase
terpenting dalam penambangan karena mempunyai arti ekonomi, dimana larutan yang
mengandung timah dengan komponen utama silica [SiO2] mengisi perangkap pada jalur
sesar, kekar dan bidang perlapisan. Sampai ini ada dua jenis utama timah yang
berdasarkan proses terbentuknya yaitu timah primer dan timah sekunder. Andapan timah
primer pada

umumnya terdapat pada batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah
sekunder kebanyakan terdapat pada Sungai-sungai tua dan dasar lembah baik yang
terdapat di darat maupun di laut. Produksi delapan puluh persen dari endapan timah
sekunder yang merupakan hasil proses pelapukan endapan timah primer,sedangkan
sisanya ada dua puluh persen berasal dari endapan timah primer itusendiri. kedua timah
jenis tersebut dibedakan atas dasar proses terbentuknya [genesa].

Gambar 2.2 Proses Endapan Timah secara Sekunder


Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya endapan bijih timah sekunder dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

5
1. Endapan Elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat pelapukan secara
intensif. Proses ini diikuti dengan disintegrasi batuan samping dan perpindahan mineral
kasiterit [SnO2] secara Vertikal sehingga terjadi konsentrasi residual. Ciri-ciri endapan
elluvial adalah sebagai berikut :
*Terdapat dekat sekali dengan sumbernya
*Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk
*Ukuran butir agak besar dan angular
2. Endapan Kollovial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat peluncuran hasil
pelapukan endapan bijih timah primer pada suatu lereng dan terhenti pada suatu gradien
yang agak mendatar diikuiti dengan pemilahan.Ciri-cirinya:
*Butiran agak besar dengan sudut runcing
*Biasanya terletak pada lereng suatu Lembah
3. Endapan Alluvial adalah endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi
sungai,dimana mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan dekat
dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral yang berukuran lebih kecil diendapkan
jauh dari sumbernya. Ciri-cirinya :
*Terdapat di daerah lembah
*Mempunyai bentuk butiran yang membundar

2.3 Mineral dan Karateristik Pembentukan Timah


Jenis mineral yang memiliki kandungan unsur Timah :
1. Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2.Berbentuk kristal
dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan.
Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral
untuk menghasilkan logam timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di
alluvial atau alluvium.
2. Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya
adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk
memproduksi timah. Stannite mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30%
tembaga, dan 30% belerang. Stannite berwarna biru hingga abuabu.
3. Cylindrite merupakan mineral sulfonat yang mengandung timah,timbal,

6
antimon, dan besi. Rumus mineral ini adalah Pb2Sn4FeSb14 Cylindrite
membentuk kristal pinakoidal triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau
tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari lembaran kristal ini. Warna
cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity pertama kali
ditemukan Bolivia pada tahun 1893.

Karateristik Timah:
*Memiliki warna yang sangat putih,mengkilap sehingga mirip dgn logam perak,
*Tidak memiliki daya magnetic,
*Tahan terhadap beberapa penyebab korosi,kecuali air murni dan laritan alkali,
*Menjadi logam yang sangat ringan ,lunak,awet dan tidak mudah kebakar,
*Bisa menjadi logam murni yang sangat mahal karena tahan lama dan mudah untuk
dirawat

Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah
sekunder [ alluvial ] yang terdapat di alur- alur sungai, di darat [ termasuk pulau - pulau
timah ], dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer
yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya
terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya.
Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh air pada
umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite [Sn02].
batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma
asam dan menembus lapisan sedimen [ intrusi granit ]. Pada tahap akhir kegiatan intrusi,
terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun
cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan temperatur
berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan
samping.

Pembentukan mineral kasiterit [ Sn02 ] dan mineral berat lainnya, erat


hubungannya dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bijih timah [Sn ]
yang membentang dari Mynmar Tengah hingga paparan Sunda merupakan kelurusan

7
sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah [Sn] adalah
granit, adamelit, dan granodiorit. Batholit yang mengandung timah [Sn] pada daerah
Barat ternyata lebih muda [ Akhir Kretasius ] dari pada daerah Timur [ Trias ].

Proses pembentukan bijih timah [Sn] berasal dari magma cair yang mengandung
mineral kasiterit [Sn02]. Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka
akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral - mineral bijih diantaranya
bijih timah [Sn]. Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di
dalam batuan yang diterobosnya,yang akhirnya membentuk vein - vein [ urat ], yaitu :
pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya

2.4 Sifat Sifat dan Reaksi Timah

Sifat Fisik

Fasa : padatan

Densitas : 7,365 g/cm3 [Sn putih]5,769 g/cm3 [Sn abu-abu]

Titik didih : 231,93 C

Panas Fusi : 7,03 kJ/mol

Kalor jenis : 27,112 J/molK

Sifat Kimia

Bilangan oksidasi : 4,2,-4

Nomor Atom : 50

Nomor Massa : 118,71

Elektronegatifas : 1,96 [ skala pauli ]

Energi ionisasi 1 : 708,6 KJ/mol

Energi ionisasi 2 : 1411,8 KJ/mol

Energi ionisasi 3 : 2943,0 KJ/mol

Jari – jari atom : 140 pm

Konduktifitas Termal : 66,8 W/mK

8
Reaksi Timah

Timah putih adalah timah yang mudah dibentuk. Ada suhu 13,2°C, secara
perlahan,timah putih berubah menjadi tepung yang bewarna abu-abu yang disebut timah
abu-abu. Bila timah putih yang dipanaskan akan menjadi sangat rapuh yang disebut
timah rapuh. Timah putih dipakai sebagai pelapis kaleng agar mengkilap dan tahan
korosi. Timah juga dipakai sebagai logam campuran dalam perunggu (tembaga dan
timah) dan sebagai logam solder (campuran timah dengan timbal). Timah lebih mudah
teroksidasi dibandingkan besi, sehingga tidak dapat dipakai sebagai pelindung besi.

• Bilangan oksidasi timah dalam senyawa adalah +2 dan +4. Logam ini dapat
teroksidasi oleh

asam yang bukan pengoksidasi menjadi +2.Sn + 2HCl SnCl2 + H¬2

• Akan tetapi dengan pengoksidasi kuat, logam timah teroksidasi, menj

adi +4.Sn + 4 HNO3 SnO2 + 4NO2 + 2 H2O.

• Reaksi timah dengan Cl2 menghasilkan SnCl2.

Sn + Cl2 SnCl2

• Logam Sn larut dalam basa membentuk ion stannit, Sn(OH)42

-Sn + 2OH + 2H2O Sn(OH)42- + H2 (Senyawa timah, seperti SnF2 dipakai dalam
bahan pasta gigi.Senyawa (C4H9)3SnO dipakai sebagai fungisida, yaitu zat pembasmi
fungi (jamur)).

2.5 Senyawa Timah

Senyawaan timah yang penting adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida,
timah hidrida,dan timah sulfide.

1.Timah Oksida

Merupakan senyawa anorganik dengan rumus kimia SnO2.Oksida timah ini


merupakan oksida timah yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2
memiliki struktur kristalrutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom

9
oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan basa kuat. SnO2
larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat seperti:

SnO2 + 6HI > H2SnI6 + 2 H20

Atau jika dilarutkan dalam asam maka:

SnO2 + 6 H2SO4 > Sn[SO4]2 + 2 H20

SnO2 larut dalam basa membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2
digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa
aromatic,dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.

2.Timah[II] Klorida

SnCI2 berupa padatan kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang
stabil.SnCI2 dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCI2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering dengan logam Sn.
Sn + 2HCI > SnCI2 + H2

SnCI2 memiliki satu pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul
SnCI2 berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCI2 membentuk rantai
yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai reduktor SnCI2
juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk raksa, dan juga dipakai sebagai aditif
makanan untuk mempertahankan warna dan sebagai antioksidan. Timah[IV] Klorida

Disebut juga stani klorida atau timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan
rumus SnCI4. Pada suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan
akan membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan sebagai
senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas, dan sebagai
bahan dasar pembuatan organotin.

3.Timah Sulfida

Senyawaan timah dengan belerang terdapat sebagai SnS yaitu timah[II])sulfide


dan ada dialam sebagai mineral herzenbergite. Pembuatan SnS adalah dibuat dengan
mereaksikan belerang, SnCI2 dan H2S.

Sn + S > SnS

10
SnCI2 + H2S > SnS + 2HCI

Sedangkan timah[IV] sulfide memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral
berndtite. Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan
penambahan H2S pada larutan senyawa timah[IV] dan banyak dipakai sebagai
ornament dekoratif karena warnanya mirip emas.

4.Timah Hidrida

Hidrida dari timah disebut sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4.
Hidrida timah ini dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAIH4.
Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen.
Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.

5.Stanat

Dalam ilmu kimia stanat berkoporasi dengan senyawaan: Ortostanat yang


memiliki rumus kimia SnO4 contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau Mg2SnO4 .
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3 yaitu campuran oksida atau polimerik
anoin.Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan precursor stanat sebenarnya
tidak terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan hidrat dari SnO2 .Istilah stanat juga
dipakai untuk sufiks penamaan senyawa misalnya SnCl hesaklorostanat.

6.Senyawa Organotin

Seperti yang telah dijelaskan diatas senyawa organotin adalah senyawa yang
dibangun dari timah dan substituen hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh
beberapa senyawa organotin ini adalah:

- Tetrabutiltimah, dipakai sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di dan


tributil.

- Dialkil atau monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan


PVC

11
2.6 Jenis Timah Alamiah

Jenis timah alamiah adalah logam yang ditemukan di alam, baik dalam bentuk
debu, bijih atau batuan. Terdapat beberapa jenis timah alamiah yang dikenal, antara
lain:

1.Timah kasar

Timah kasar merupakan jenis timah yang terdapat dalam bentuk bijih. Bijih
timah terbentuk akibat proses alamiah yang melibatkan endapan mineral timah yang
kaya akan timah. Biasanya, bijih timah ditemukan di daerah pegunungan atau dataran
tinggi yang kaya akan mineral. Pada umumnya, bijih timah kasar memiliki kadar timah
yang rendah, sehingga perlu dilakukan proses pemurnian untuk mendapatkan timah
yang murni. Proses pemurnian dilakukan melalui beberapa tahap, seperti pengolahan
mekanis, pemisahan dengan cairan, dan penambangan timah dengan elektrolisis.

2.Timah Murni

Timah murni adalah jenis timah yang telah melalui proses pemurnian sehingga
kadar timahnya mencapai 99,9%. Timah murni digunakan dalam berbagai industri,
seperti elektronik, baterai, dan logam paduan. Selain itu, juga digunakan dalam
pembuatan bahan bangunan, seperti pipa dan lemari es. Proses pemurnian timah murni
dilakukan melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengolahan timah kasar, di
mana bijih timah dikupas kulitnya dan dicuci hingga bersih. Setelah itu, bijih timah
diperah menggunakan mesin tekanan tinggi untuk memisahkan timah murni dari bahan-
bahan tambahan. Setelah dipisahkan, timah murni kemudian diproses lagi menggunakan
teknik elektrolisis, di mana timah dileburkan dalam sebuah larutan kimia dan
dihubungkan dengan sebuah elektroda. Proses elektrolisis ini memungkinkan timah
yang murni untuk disaring dari bahan-bahan tambahan lainnya.

3.Timah Perunggu

12
Timah perunggu adalah logam campuran antara timah dan tembaga. Campuran
ini biasanya mengandung antara 5% hingga 20% timah. Timah perunggu memiliki
keunggulan dalam hal kekuatan dan ketahanan aus. Selain itu, timah perunggu juga
mudah dibentuk dan dicetak. Bentuk dari timah perunggu dapat beragam, mulai dari
batangan, piringan, hingga potongan kecil yang digunakan dalam pembuatan kerajinan
tangan. Kerajinan tangan dari timah perunggu ini memiliki keindahan dan nilai estetika
yang tinggi, sehingga banyak digunakan sebagai hiasan atau pajangan.

4.Timah Putih

Timah putih adalah campuran dari timah, antimon, dan seng. Campuran ini
diperoleh dari proses pengolahan bijih timah kasar. Timah putih digunakan sebagai
pewarna dalam industri kosmetik dan farmasi. Timah putih juga digunakan dalam
pembuatan cat, kertas, bahan baku tekstil, serta plastik. Selain itu, timah putih juga
dapat digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan karet. Demikianlah beberapa
jenis timah alamiah yang dikenal. Semua jenis timah ini memiliki kegunaan dan
manfaat yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan aplikasi di industri atau
kehidupan sehari-hari.

13
.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan
bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika
didinginkan.Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan
terbentuknya lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah
tahan terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat,
basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya kandungan
oksigen dalam larutanTimah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan
pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa timah,serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya terdiri
dari endapan aluvium, eluvium, dan koluvium.
Sebaran timah putih di Indonesia berada pada bagian jalur Timah Asia Tenggara,
jalur timah terkaya di dunia yang membentang mulai dari bagian selatan China,
Thailand, Birma,Malaysia sampai Indonesia.
Asal mula timah di Indonesia adalah di daerah jalur timah yang membentang
dari pulau Kundur sampai pulau Belitung dan sekitarnya diawali dengan adanya intrusi
granit yang berumur 222 juta tahun pada Trias Atas.
Penggunaan timah untuk paduan logam telah berlangsung sejak 3.500 tahun
sebelum masehi, sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahun sebelum masehi.
Kebutuhan timah putih dunia setiap tahun sekitar 360.000 ton. Logam timah putih

14
bersifat mengkilap, mudah dibentuk dan dapat ditempa [malleable, tidak mudah
teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat. Logam timah banyak dipergunakan untuk
melapisi logam lain seperti seng, timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap
korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan
pelapisan pipa yang terbuat dari logam.

3.2 Saran
Bagi pemilik lahan dan pekerja pertambangan timah , hendaknya dapat
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam terutama bahan tambang timah secara
ramah lingkungan. Selain itu, mematuhi setiap peraturan perundang-undangan yang
berlaku juga melaksanakan kegiatan reklamasi dengan teratur, Sehingga dapat
mengurangi permasalahan lingkungan fisik maupun sosial yang timbul.

15
DAFTAR PUSTAKA
Produksi Timah Indonesia Turun 37,2% pada 2021 (katadata.co.id)

RBT tutup operasi tambang timah untuk kawasan konservasi - ANTARA News

PT RBT | Program Reklamasi Berkelanjutan

Penjualan Timah Mitra Stania Prima Naik Hingga 74% Tahun 2021 (kontan.co.id)

PRODUKSI TIMAH: Bangka Tin Bidik 12.000 Ton (bisnis.com)

Makalah Timah | PDF (scribd.com)

Jenis-jenis Timah yang Perlu Diketahui - Jenis.id

makalah-timah.docx | irfan himatek - Academia.edu

TIMAH | Apriani Sarempa - Academia.edu

Makalah Pengolahan Timah Primer Di PT Timah | PDF (scribd.com)

16
17

Anda mungkin juga menyukai