Pada awal tahun 1980 dan berlanjut sampai abad 21, industri di Amerika
menekankan tentangperbaikan kualitas. Hal tersebut diilhami oleh kemajuan industri
Jepang yang sangat pesat pada pertengahan abad 20. Keberhasilan industri di Jepang
didasarkan pada penggunanan metode statistik danpola piker statistik pada personil
manajemen perusahaan.
Penggunaan metode statistik bukanlah hal yang baru dalam industri, khususnya dalam
kaitannya dengan pengumpulan informasi/data atau data saintifik.
Terdapat perbedaan mendasar antara pengumpulan informasi saintifik dengan statistik
inferensial. Statistik inferensial digunakan dalam proses mengambil keputusan dalam menghadapi
ketidakpastian dan perubahan. Contoh ketidakpastian adalah kuat tekan beton dalam suatu pengujian
tidak sama, walaupun dibuat dengan material yang sama. Dengan adanya kenyataan tersebut, maka
metode statitsik digunakan untuk menganalisis data dari suatu proses
pembuatan beton tersebut sehingga diperoleh kualitas yang lebih baik. Statistik
inferensial telah menghasilkan banyak metode analitis yang digunakan untuk
menganalisis data. Dengan perkataan lain statistik inferensial tidak hanya mengumpulan
data, tetapi juga mengambil kesimpulan dari suatu sistem saintifik. Informasi
dikumpulkan dari suatu sampel atau kumpulan dari suatu pengamatan (observasi).
Sedangkan sampel diambil dari populasi yang merupakan kumpulan (himpunan) yang
mewakili semua pengukuran.
A. STATISTIK INFERENSIAL
Statistik inferensial adalah bidang ilmu statistik yang lanjutan dari statistik
deskriptif yang hasilnya akan digeneralisasikan atau adanya kesimpulan atas penelitian.
Statistika Inferensial merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan)
untuk populasi dimana sampel diambil. Terdapat dua macam Statistik Inferensial
yaitu Satitistik Parametris dan Nonparametris. Statistik Parametris terutama digunakan
untuk menganalisis data interval atau rasio, yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Sedangkan Statistik Nonparametris terutama digunakan untuk
menganalisis data nominal, dan ordinal dari populasi yang bebas terdistribusi, jadi
tidak harus normal. Dalam hal ini teknik korelasi dan regresi dapat berperan sebagai
Statistik Inferensial.
B. HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian, definisi
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
masih harus di uji secara empiris. Dalam penelitian yang disajikan, hipotesis merupakan
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari penelaahan
kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai
keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari
sample penelitian.
Secara statistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter
yang akan diuji melalui statistik sampel.
Secara implisit, hipotesis itu juga menyatakan prediksi. Misalnya, hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan sistematis antara nilai ujian masuk
dan prestasi belajar mengandung prediksi bahwa mahasiswa-mahasiswa yang
mempinyai nilai ujian masuk tinggi juga akan mempunyai indeks prestasi belajar tinggi;
hipotesis yang menyatakan bahwa metode diskusi lebih baik daripada metode ceramah
secara implicit mengandung prediksi bahwa kelas-kelas yang diajar terutama dengan
metode diskusi akan lebih baik hasil belajarnya dari pada kelas-kelas yang diajar
terutama dengan metode ceramah; dan sebagainya.
Pengertian hipotesis menurut Arikunto (1995: 71), hipotesis adalah alternatif
dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam
penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui
penelitian.Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam
penelitiannya,perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang
diperlukan bagi pengujian hipotesis. Hipotesis merupakan kunci keberhasilan suatu
eksperimen. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah.
Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau
menolak hipotesis.
Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang
menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang
diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan
penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang
baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak
relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Hipotesis menghubungkan dua
faktor. Sebagai contoh, pada penelitian jamur di atas, dua faktor yang berhubungan
adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis yang mungkin muncul untuk
menjawab pertanyaan di atas adalah : saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan
cahaya untuk berkembang biak.
Menurut Suparmoko, hipotesis adalah pernyataan tentatip yang berhubungan
dengan permasalahan sehingga berguna dalam mencari atau medaptkan alat
pemecahan.
Contoh: jika provinsi DIY dapat meningkatkan produksi daging sapi dengan 15% dan
mengurangi biaya produksi dengan 10%, maka kebutuhan daging DIY akan terpenuhi.
Jadi, hipotesis menunjukkan arah bagi pengumpulan data dimana ia berfungsi sebagai
penghubung yang penting antara permasalahan dan pengumpulan data serta tahap-
tahap analisis dari suatu penelitian.
Dalam buku Supranto yang dikutip dari Websters New World dictionary,
hypothesis is an unproved theory, proposition, supposition, etc. tentatively accepted to
explain certain facts or to provide a basis for investigation, arguments, etc. hipotesis
ialah suatu proposisi, kondisi atau prinsip yang untuk sementara waktu dianggap benar
dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan
dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan
menggunakan data empiris hasil penelitian.
2. Kegunaan hipotesis
Menurut Moh. Nazir (1988:183), kegunaan hipotesa adalah sebagai berikut:
a . Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang tercerai-berai tanpa
koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.
4. Jenis-Jenis Hipotesis
Menurut Sumardi Suryabrata dalam bukunya Metodologi Penelitian(1990:75),
ciri-ciri hipotesis dapat dibedakan menurut isi dan rumusannya antara lain:
a. Hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling-hubungan
antara dua variabel atau lebih, mendasari berbagai penelitian korelasional.
b. Hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabe tertentu pada kelompok yang berbeda-beda. Hipotesis tentang perbedaan itu
mendasari berbagai penelitian komparatif.
Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah hipo-Ho adalah hipotesis yang
menyatakan tidak adanya saling hubungan antara 2 variabel atau lebih, atau hipotesis
yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang satu dan lainnya.
Didalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak
kebenaran hipotesis nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis
alternatif. Hipotesis alternatif (HA) menyatakan adanya saling-hubungan antara dua
variable atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada
kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya, kesimpulan uji statistic berupa
penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal yang benar.
Pada dasarnya, kedua jenis perumusan itu dapat dilakukan. Namun, dalam
kenyataanya kebanyakan penelitian ilmiah merumuskan hipotesis penelitiannya dalam
bentuk hipotesis alternatif. Hal yang demikian itu terjadi terutama dalam penelitian
eksperimental, dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala
pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain, sebagai akibat adanya
perbedaan perlakuan. Dalam penelitian bukan eksperimentalpun lebih banyak
diketemukan hipotesis alternatif daripada hipotesis alternatif daripada hipotesis nol yang
dirumuskan sebagai hipotesis penelitian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya
penelitian bertujuan untuk mengetahui atau mengungkapkan adanya saling-hubungan
atau adanya perbedaan, dan bukan sebaliknya.
Suatu hal yang sering dipersoalkan dalam hubungan dengan hipotesis ini ialah
apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis? jawaban terhadap pertanyaan ini
dapat ya atau tidak. Jika penelitian itu adalah penelitian ilmiah seperti yang
modelnya disajikan disini, jawabannya ya. Dalam penelitian ilmiah komponen-
komponen utama yang menuntun langkah-langkah yang dilakukan adalah: masalah
hipotesis data hasil analisis - kesimpulan.
Komponen-komponen itu dijalin secara serasi oleh teori tertentu, dan
penelitiannya dituntun secara tertib oleh metodologi tertentu.
Ada penelitian-penelitian yang komponennya tidak seperti yang tersebut diatas
itu, dan karenanya mungkin dilakukan tanpa hipotesis. Penelitian deskriptif misalnya,
tidak bertujuan memuji sesuatu hipotesis, melainkan bertujuan membuat deskripsi
menganai hal yang diteliti. Penelitian eksploratif biasanya bersifat deskriptif. Pada
umumnya penelitian eksploratif itu bertujuan untuk mendapatkan data dasar, yang
diperlukan sebagai pangkalan untuk penelitian lebih lanjut ataupun sebagai dasar untuk
mebuat suatu keputusan.
Menurut Moh. Nazir (1988:185), hipotesis dapat dibagi sebagai berikut:
a. Hipotesis tentang perbedaan dengan hubungan.
Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, sebaliknya hipotesa yang menyatakan
perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan
b. Hipotesis kerja dengan hipotesa nol.
Hipotesis nol mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistic Fisher, yang difommulasikan
untuk ditolak sesudah pengujian. Selalu ada implikasi tidak ada beda. Perumusannya
bias dalam bentuk: Tidak ada beda antara dengan Hipotesis nul dapat juga ditulis
dalam bentuk tidak mem .
Dengan menolak hipotesa nul, maka kita menerima hipotesis pasangan, yang disebut
hipotesis alternatif.
Hipotesis nol biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental.
Hipotesis kerja mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif di dalamnya.
Hipotesis kerja biasanya dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut: Andaikan , maka
.
Hipotesis kerja biasanya diuji untuk diterima, dan biasanya dirumusakan oleh peneliti-
peneliti ilmu sosial dalam desain yang noneksperimental.
Ha terarah (directional) :
Tingkat kekayaan berpengaruh terhaap kelancaran usaha.
Kelancaran berusaha berpengaruh terhadap tingkat kekayaan.
Ha tidak terarah (non directional) :
Ada pengaruh tingkat kekayaan terhadap keberhasilan berusaha.
Ada pengaruh keberhasilan berusaha terhadap tingkat kekayaan.
Ha terarah (directional) :
Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan , atau Banyaknya makan
mempengaruhi tingkat kekenyangan.
Ha tidak terarah (non directional) :
Ada pengaruh banyaknya makan terhadap tingkat kekenyangan.
Perbedaanya terletak pada masalah apa yang mau diuji. Hipotesis 1 arah
digunakan untuk menguji suatu hal yang sudah jelas akan lebih besar atau lebih kecil
dari hipotesis awal. Sedangkan Hipotesis 2 arah digunakan untuk menguji suatu hal
(hipotesis awal) pada suatu titik tertentu, dimana kemungkinan hipotesis tandingannya
bisa lebih besar maupun lebih kecil dari titik tersebut.
Contoh hipotesis 1 arah.
Misalnya kita ingin menguji suatu kadar emisi kendaraan apakah mencapai batas
tertentu atau tidak. Maka, yang menjadi perhatian kita adalah melebihi batas emisi
ataukah tidak. Bila kadar emisi lebih kecil dari batas emisi dianggap masih menjadi
hipotesis awal karena semakin kecil semakin baik.
Contoh hipotesis 2 arah.
Misalnya kita ingin menguji kadar racun dalam tubuh manusia misalhnya kreatinin
dan ureum. Maka kita konsen pada dua arah. Apabila kadar kreatinin dan ureum melebihi
batas normal sangat berbahaya. sedangkan apabila lebih kecil dari batas normal juga
berbahaya. Yang bagus adalah kadarnya pas dengan batas normal.
Menurut Goode dan Hatt (1952:64-65), terdapat empat sumber untuk menggali
hipotesis:
a. Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk.
b. Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori dan teori member arah kepada penelitian.
c. Analogi juga merupakan sumber hipotesa. Pengamatan terhadap jagad raya atau
pengamatan yang serupa pada ilmu lain, merupakan sumber hipotesa yang baik. Contoh:
mengamati respon berat hewan terhadap makanan, memberikan analogi tentang adanya
respon tanaman terhadap zat hara.darinya dapat dirumuskan hubungan antara
tumbuhan dengan zat hara dalam tanah.
d. Reaksi individu dan pengalaman. Reaksi individu terhadap sesuatu, ataupun
pengalaman-pengalaman sebagai suatu konsekuensi dari suatu fenomena dapat
merupakan suatu sumber hipotesa. Reaksi tanaman terhadap pestisida, reaksi ayam
terhadap suntikan suatu obat dapat merupakan sumber hipotesa.
Menurut Goode dan Hatt (1952: 57), ada 3 penyebab kesukaran dalam
memformulasikan hipotesa:
a. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang
terang.
b. Kurang kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
c. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan
kata-kata dalam membuat hipotesa secara benar.
6. Merumuskan Hipotesis
Menurut Moh Nazir (1988:190), ada beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis:
a. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik.
b. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel yang dapat
diukur.
d. Hipotesis hendaknya dapat diuji.
e. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.
7. Menguji hipotesis
D. DERAJAT KEBEBASAN
E. PENGUJIAN HIPOTESIS
Penarikan kesimpulan yang berakhir pada penerimaan atau penolakan hipotesis
diawali oleh pengujian hipotesis. Jadi, hasil akhirnya adalah dua pilihan berupa diterima
atau ditolaknya suatu hipotesis (H) didampingi pernyataan lain yang berlawanan,
sehingga diperoleh hipotesis (Ho) dan hipotesis alternative (H1).
Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara:
a. Dengan mencocokkan dengan fakta, maka diperlukan percobaan-percobaan untuk
memperoleh data. Data tersebut kemudian kita nilai untuk mengetahui apakah hipotesa
tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Cara ini biasa dkerjakan dengan
menggunakan desain percobaan.
b. Dengan mempelajari konsekuensi logis, maka si peneliti meneliti suatu desain di mana
logik dapat digunakan, untuk menerima atau menolak hipotesa. Cara ini sering
digunakan dalam menguji hipotesa pada penelitian dengan menggunakan metode
noneksperimental seperti metode deskriptif, metode sejarah, dan sebagainya.