Anda di halaman 1dari 4

Effectiveness of Inquiry-Based Lessons Using Particulate Level Models To Develop High

School Students Understanding ofConceptual Stoichiometry

Stephanie Kimberlin and Ellen Yezierski

1. Ide Pokok

Paragraf 1 : Sangat mengejutkan bahwa siswa SMA di dunia memiliki miskonsepsi


yang serius dalam pembelajaran kimia, hasil penelitian juga
mengungkapkan bahwa mahasiswa ditingkat universitaspun juga
memiliki miskonsepsi seperti halnya siswa SMA.

Paragraf 2 : Perlunya menciptakan pembelajaran yang kaya akan konsep stoikiometri


dan mengevaluasi dampaknya terhadap pemahaman konsep siswa.

2. Pertanyaan penelitian:

Bagaimana pembelajaran berbasis inkuiri menggunakan model level partikulat


mempengaruhi pemahaman konsep siswa pada materi stoikiometri?

3. Komentar

Pendahuluan pada jurnal ini terdapat dua paragraf. Kesatuan paragraf dari
jurnal ini baik, dapat dilihat tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang
diwujudkan dalam kalimat utama, kalimat utama ini mengandung permasalahan
yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Pada paragraf satu, ide
pokoknya terletak diawal kalimat (induktif) mengenai miskonsepsi di pembelajaran
kimia, selanjutnya di dukung oleh kalimat pendukung berupa contoh masalah yang
dihadapi dalam miskonsepsi dan penelitian yang terkait. Pada paragraf kedua ide
pokoknya terdapat di akhir kalimat (deduktif) berupa kalimat pendukung terlebih
dahulu yang mengarah pada ide pokok yang berisikan solusi yang ditawarkan penulis
untuk masalah di paragraf sebelumnya.

Kepaduan dari paragraf tersebut baik, dapat merangkai kalimat sehingga logis
dan serasi. Lalu menggunakan kata penghubung yang saling berkaitan. Untuk
kesinambungan antar paragraf, dapat dilihat pada akhir kalimat pada paragraf 1
penulis menyatakan bahwa walaupun siswa mampu menyelesaikan soal stokiometri,
siswa belum tentu paham konsep atau aplikasinya di industri. Paragraf kedua diawali
dengan lanjutan dari kalimat akhir paragraf satu, ditekan kan pada sumber lainnya
yang telah melakukan penelitian tentang terdapat perbedaan antara kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal dan pemahaman konsep siswa di materi stoikiometri.
Namun dari segi kesinambungan judul dengan pendahuluan, penulis tidak
menjelaskan kenapa menggunakan model pembelajaran inkuiri.

4. Kerangka berfikir

ANALYSIS OF INSTRUCTOR FACILITATION STRATEGIES AND THEIR


INFLUENCES ON STUDENT ARGUMENTATION: A CASE STUDY OF A PROCESS
ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING
PHYSICAL CHEMISTRY CLASSROOM

1. Ide Pokok

Paragraf 1:Penelitian ini berfokus pada mengeksplorasi bagaimana dampak ketika


instruktur menerapkan inkuiri terbimbing dimana instruktur berperan
sebagai fasilitator terhadap penalaran dan kemampuan siswa dalam
memperkuat pemahaman konsep dan matematis pada pelajaran
termodinamika.

Paragraf 2: Tujuan dari proyek ini adalah menggunakan pendekatan penelitian


kualitatif untuk menganalisis diskusi kelas dan untuk menentukan
bagaimana perubahan fasilitasis instruktur terhadap saintifik argument
siswa.

Paragraf 3:Konstruktivisme sosial didasarkan pada gagasan bahwa proses belajar


terjadi melalui individu yang berinteraksi dan terlibat dengan rekan dan
lingkungan mereka

Paragraf 4: Kerangka teori kedua yang menjadi dasar penelitian ini adalah situated
learning.

Paragraf 5:POGIL adalah pendekatan instruksional berorientasi inkuiry yang


mendorong kolaborasi antara siswa.

Paragraf 6 :Kelas POGIL berbeda dari kelas tradisional dalam hal peran instrukturnya
yang bertindak sebagai fasilitator dan siswa mengambil peran lebih aktif
dalam belajar konsep-konsep yang baru.

Paragraf 7: Pelaksanaan POGIL cukup fleksibel dan penggunaan bervariasi dari kelas
ke kelas lainnya.

Paragraf 8: Bagian utama dari argumentasi adalah pertimbangan terhadap beberapa


perspektif dalam bentuk argumentasi yang berlawanan

2. Pertanyaan penelitian:
Bagaimana perubahan fasilitas instruktur berbasis POGIL pada kelas kimia
fisik mempengaruhi bentuk argumen ilmiah dan penjelasan siswa ?
3. Komentar

Berbeda dengan jurnal sebelumnya, pendahuluan dan latar belakang dari


jurnal ini ditulis terpisah. Pendahuluan pada jurnal ini terdapat dua paragraf.
Sedangkan untuk latar belakang terdapat enam paragraf. Kepaduan paragraf:
Satu : ide pokok pada paragraf satu ini terletak diakhir kalimat, kalimat-kalimat
pendukung sebelum ide pokok terjalin logis dan grmaatikal.

Kedua :berkesinambungan dengan paragraf pertama di paragraf kedua diberikan


solusi dari pemasalahan di paragraf pertama. Ide pokok pada paragraf kedua ini
terletak diahkhir. Kepaduan dalam paragraf baik, kalimat-kalimat yang menyusun
paragraf berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama.

Ketiga: Paragraf ketiga memasuki bagian latar belakang dimana ide pokoknya
terdapat pada kalimat pertama yaitu mengenai pendekatan konstruktivis sosial dalam
pembelajaran dan diiringi oleh kalimat pendukung. Namun di paragraf ini terlihat
seperti ada dua ide pokok

Ada peningkatan penekanan pada perluasan pelaksanaan strategi pembelajaran


berbasis fakta-fakta dimana siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai