Anda di halaman 1dari 19

SAINS KEPERAWATAN

TEORI DAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN

A. TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN

Hirarki dari ilmu keperawatan dibedakan atas 4 komponen menurut tingkat

abstraksinya. Hirarki terdiri atas elemen dan komponen yang bersifat menyeluruh.

Komponen disusun mulai dari yang bersifat paling abstrak hingga paling konkrit, yang

paling abstrak sampai yang paling konkrit dapat dijabarkan sebagai berikutt :

Tingkatan Teori Keperawatan

Grand Practice
•I • II • III • IV
Meta Midle

B. Deskriprif Theory Keperawatan

1. Meta Theori

a. Konsep Meta Theory

Meta theori merupakan Suatu konsep global yang mengidentifikasi fenomena dan

pusat dari suatu disiplin ilmu, dalam hal ini meta dianggap sebagai dasar pemikiran

yang menggambarkan atau melahirkan konsep, dalil pikiran, dan menghubungkan

antara konsep. Konsep META ini bersifat sangat abstrak, tidak mudah diuji dan tidak

dapat diaplikasikan dalam aktivitas penelitian dan prakteknya. Namun meta theory ini

menyediakan arti, kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh

perawat-perawat dalam skala global.Fungsinya disini adalah mengidentifikasi materi


dasar suatu disiplin ilmu yang melibatkan manusia, lingkungan, kesehatan dan

keperawatan (Alligod,2014)

b. Kelompok Teori Keperawatan dalam Meta Theory

1) Florence Nightingale: Nursing: What It Is and What It Is Not

2) Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing

3) Faye G. Abdellah: Patient-Centered Approaches to Nursing.

Teori –teori tersebut diatas, dikelompokkan dalam Alligood (2013) sebagai Meta

Theory karena dinilai mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan

pengetahuan keperawatan pada saat pre paradigm serta memberikan kontribusi bagi

perkembangan ilmu keperawatan dengan cara memberikan arah bagi disiplin ilmu

keperawatan itu sendiri, serta memberi dasar bagi para professional dibidang

perawatan untuk memahami teori baru.

2. Grand Theori

a. Konsep

Grand theory merupakan level kedua yang tumbuh dari adanya model konseptual,

digambarkan sebagai sesuatu yang masih bersifat abstrak dengan cakupan yang

masih luas, belum bisa secara langsung diuji empiris, tapi merupakan dasar bagi

perkembangan konsep yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global,memiliki

tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan

dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi

konsep atau point penting serta menghubungkannya dengan praktik keperawatan.

Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik, kerangka kerja

untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur kurikulum, dan bantuan

untuk profesional keperawatan dengan menyediakan dasar praktek (McKenna,

1997). Oleh sebab itu grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk perkembangan

dari middle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik. Berdasarkan sebab
inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai pembeda keperawatan

dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu pengetahuan keperawatan

(Peterson & Bredow, 2009).

b. Kelompok Theory dalam Grand Theory

1) Conceptual Model Theory

 Myra E. Levine : The Conservation Model

 Martha E. Rogers: Unitary Human Being

 Dorathea E. Orem : Self-Care Deficit Theory of Nursing

 Imogene M. King: Conceptual System and Middle-Range Theory of Goal

 Attainment

 Betty Neuman: System Model

 Sister Calista Roy: Adaptation Model

 Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model

2). Grand Theory based on interactive theory

 Myra Estrin Levine: The Conservation Model

 Barbara M. Artinian: The Intersystem Model

 Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, and Mary Ann P. Swain: Modeling

and Role-Modeling

 Imogene M. King: King’s Conceptual System and Theory of Goal

Attainment and Transactional Process

 Roper, Logan, and Tierney: Model of Nursing Based on Activities of Living

 Sister Callista Roy: The Roy Adaptation Model

 Jean Watson: Caring Science as Sacred Science

 Human Being” Martha Rogers; “Health as Expanding Consciousness”

 Margaret Newman; “Theory of Human Becoming” Rosemarie Rizzo Parse.


 Rogers: theory of Accelerating Evolution

 Rogers : Theory of Rhythmical Correlates of Change

 Rogers Theory of Paranormal Phenomena

3). Grand Theory based on unitary process

 Martha Rogers: The Science of Unitary and Irreducible Human Beings

 Margaret Newman: Health as Expanding Consciousness

 Rosemarie Parse: The Theory of Human Becoming

3. Middle Range Theori

a. Konsep Theori

Middle teori merupakan model yang cukup spesifik, mudah diterapkan, lebih spesifik

dan memiliki arahan yang jelas. Secara defenitif, middle teori merupakan dasar dalam

memberikan arahan petunjuk riset dan praktik, dan telah dapat diuji secara empiris,

hubungannya yang lebih kuat dengan penelitian dan praktek. Hubungan antara

penelitian dan praktek menurut Merton (1968), menunjukan bahwa Middle Range

Theory amat penting dalam disiplin praktek, dan telah dirasakan manfaatnya oleh

Perawat yaitu mudah diaplikasikan dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah.

b. Kelompok Theory dalam Middle Range Theory

1) Family Care-Giving

2) Theory Of Relapse Among Ex-Smokers (Kekambuhan Di Antara Mantan

Perokok),

3) A Theory Of Uncertainty In Illness (Ketidakpastian Saat Sakit),

4) A Theory Of The Peri-Menopausal Process (Proses Menopause),

5) A Theory Of Self-Transcendence,

6) A Theory Of Personal Risking And A Theory Of Illness Trajectory

7) Ramona T. Mercer; Pencapaian peran maternal

8) Merle H.Moshel; Teori ketidakpastian penyakit

9) Carolyn L.Wiener; Teori Trajektori sakit


10) Georgene Gaskil Eakes, Teori berduka kronis

11) Katharina Kolbaca; Theori kenyamanan.

4. Practice Theory

a. Konsep Theori

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory,

teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-

spesific theory, dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi

keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena

keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada praktek

keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan

menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory menyediakan kerangka kerja untuk

intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu

sendiri (Peterson & Bredow, 2009).

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman praktik

keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber

utama untuk pengembangan practice theory keperawatan. Kedalaman dan

kompleksitas teori keperawatan digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara

mendalam terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi

keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu

b. Kelompok Theory dalam Middle Range Theory

1) Bonding attachment theory

2) Therapeutic touch

3) Exercise as selfcare

4) Caring for patient with chronic skin disease

5) Quality of care
C. Analisis Perbedaan Theori

Theori Level Abstrak Cakupan Theory Fokus Theory

Perkembangan Theory

Meta Theory I Sangat Abstak  Berbicara Falsafah sebagai karya awal yang Falsafah Keperawatan/dasar

mendahului era teori. keperawatan

 Berkontribusi untuk pengetahuan keperawatan

dengan memberikan arahan untuk disiplin

 membentuk dasar untuk keilmuan professional,

yang mengarah kepada pemahaman teoritis

baru.

Grand Theory II Abstrak  Cakupannya luas dan kompleks. Penelitian Keperawatan

 Membutuhkan penelitian yang spesifik sebelum

di ujicobakan

 Tidak memberikan panduan terhadap intervensi

keperawatan yang spesifik, namun memberikan

kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak.

 Pengembangannya butuh Penelitian


Middle Theory III Kurang Abstrak  Cakupannya lebih terbatas dan kurang abstrak Penelitian dan praktek keperawatan

 Menjelaskan fenomena spesifik atau konsep dan

mencerminkan praktek keperawatan

Practice Theory IV Real/ tidak  Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan Keperawatan dan praktik klinis

abstrak cakupannya lebih sempit keperawatan

 Berorientasi pada suatu tindakan nyata untuk

tujuan yang spesifik.

 Fokus kepada fenomena keperawatan spesifik

yang mencerminkan praktek klinis dan hanya

terbatas kepada populasi atau bagian dari

situasi pada teori.


KELOMPOK GRAND THEORY

1. Virginia Henderson: The Principle and Practise for Nursing

a. Background Teorist

Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan

keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu personel

militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah

Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar

B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi

asosiet riset di Yale UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral

dari Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,

University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di publikasikan

antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan

The Principles and Practice of Nursing (1939) (McEwen&Wills, 2010).

b. Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan

Menurut Wills (2011), Fokus pemikiran Henderson adalah asuhan keperawatan pada

kebutuhan pasien. Baik kebutuhan bio, psiko, sosio maupun spiritual dan memandang

pasien sebagai klien atau konsumen. Henderson merupakan perawat edukator

dimana kesembuhan pasien tidak luput dari peran edukasi perawat. Outpu akhir dari

konsep ini adalah, Pasien tidak memiliki ketergantungan pada perawat sehingga

kolaborasi dengan kondisi lingkungan dianggap sangat penting.. Henderson

mempertahankan kondisi lingkungan yang suportif dimana merupakan salah satu dari

14 aktifitas yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat hingga bisa dilakukan

sedia kala. 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :

1) Bernafas dengan normal

2) Makan dan minum cukup.

3) Pembuangan eliminassi tubuh.

4) Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.

5) Tidur dan istirahat.


6) Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.

7) Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.

8) Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit

9) Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.

10) Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan

pendapat.

11) Beribadah menurut kepercayaan seseorang.

12) Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan

13) Bermain, berhak untuk ikut serta dalam segala bentuk rekreasi

14) Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan

yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia

(McEwen&Wills, 2010).

c. Paradigma Keperawatan

1) Perawat

Perawat adalah seseorang yang dipilih untuk membantu individu, baik sakit atau

sehat. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali

kemandiriannya sesegera mungkin.. (McEwen&Wills, 2010).

2) Individu

Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya,

selanjutnya individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal, sehingga tidak

boleh dipisahkan dalam proses mencapai kesembuhan, Henderson berpendapat

bahwa,kesakitan yang dimiliki oleh individu merupakan kesakitan yang harus dipikul

bersama oleh keluarhanya. Oleh karena itu mempertahankan keseimbangan fisiologis

dan emosional antara individu dan keluarga harus berimbanng.

3) Kesehatan
Kesehatan dinilai sebagai Sehat dan sakit, Sehat adalah kualitas hidup tertentu atau

kemandirian, sedangkan sakit adalah ketergantungan untuk memuaskan kebutuhan

manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah

ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa

sakit adalah keterbatasan kemandirian (McEwen&Wills, 2010).

4) Lingkungan

Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi

yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia (McEwen&Wills, 2010).

2. Faye G. Abdellah: Patient Centered-Approach to Nursing

a. Background Teorist

Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Pada tahun

1942, Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dan Magna Cum Laude dari Fitkin

Memorial Hospital School of Nursing New Jersey (sekarang Ann Mei School of Nursing).

Ia menerima gelar B.S. pada tahun 1945, gelar M.A pada 1947 dan Ed.D., dari Techers

College, di Columbia University pada tahun 1955. Dr. Abdellah melayani selama40 tahun

di U.S. Public Health Service (USPHS).Pada tahun 1981 ia menjabat deputi ahli bedah

umum. Abdellah juga menjabat sebagai Kepala keperawatan U.S. Public Health Service

(USPHS) dan Department of Health and Human Services, Washington, DC.. Tahun 1993,

beliau menjabat Dekan di Newly Formed Graduate School of Nursing, Uniformed

Services University of Health Sciences.Abdellah menerbitkan lebih dari 140 publikasi

ilmiah terkait keperawatan, pendidikan untuk praktisi lanjutan keperawatan, administrasi

kesehatan, dan riset keperawatan. Beberapa diantaranya diterjemahkan dalam enam

bahasa. Kiprah Abdellah dalam dunia Internasional meliputi anggota delegasi USSR,

Yugoslavia, Perancis, dan RRC; Koordinator Proyek Riset Kedokteran dan Kesehatan

Argentina; Konsultan Program pengembangan anak cacat dan lansia di Portugis; Riset

keperawatan dan Perawatan Jangka Panjang di Tel Aviv University; Asosiasi

Keperawatan Jepang dalam Riset dan Pendidikan Keperawatan; Riset, Pendidikan


Keperawatan, dan Home care Nursing di Australia dan New Zealand; dan sebagai

konsultan Riset WHO (McEwen&Wills, 2010).

b. Sumber Teori

Pengembangandari teori Henderson, dari 14 teori yang telah di sampaikan oleh

Henderson, Abdelah memperbaharui menjadi 21 masalah keperawatan , yang diyakini

akan berfungsi sebagai dasar pengetahuan untuk pengembangan teori keperawatan

(Alligood,2013).

c. Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan

Abdellah bekerja dengan menggunakan metode dasar problem-solving, yang artinya

bahwa perawat sebagai fasilitator dalam melayani pasien hingga menhasilkan derajat

kesehatan yang optimal. Abdellah memandang keperawatab sebagai seni dan ilmu yang

mempengaruhi perilaku, kompetensi intelektual dan teknik skill untuk merawat pasien

sesuai kebutuhannya. Abdellah menyusun 21 masalah perawat yang sering ditemui

dilapangan dan menemukan 10 solusi penyelesaian maslah tersebut.

Adadapun konsep Abdellah dikenal sebagai 21 tipologi masalah keperawatan, yaitu:

1) Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.

2) Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, dan tidur yang optimal.

3) Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya

infeksi.

4) Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki

deformitas.

5) Memfasilitasi masukkan oksigen keseluruh sel tubuh.

6) Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.

7) Mempertahankan eliminasi.

8) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

9) Mengenali respon-respon fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit patologis,

fisiologis, dan kompensasi.

10) Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.


11) Mempertahankan fungsi sensorik.

12) Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.

13) Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale balik antara emosi dan

penyakit organic.

14) Mempertahankan komunikasi verbal dan non verbal.

15) Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.

16) Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.

17) Menghasilkandan atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.

18) Memfasilitasi kesadaranakan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan

fisik, emosi, dan perkembangan yang berbeda.

19) Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik

dan emosional.

20) Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam

mengatasi masalah yang muncul akibat daripenyakit.

21) Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam munculnya suatu penyakit.

Abdellah mendefinisikan keperawatan sebagai pelayanan kepada individu, keluarga,dan

masyarakat. Pelayanan ini sebagai pelayanan komprehensif, yang meliputi:

o Menyadari masalah keperawatan pasien.

o Menentukan tindakan yang tepat untuk merawat pasien sesuai prinsip-prinsip

keperawatan yang relevan.

o Memberikan perawatan yang berkelanjutan kepada individu dengan tingkat

ketergantungan total.

o Memberikan perawatan yang berlanjutan untuk menghilangkan nyeri dan

o ketidaknyamanan dan memberikan rasa keamanan kepada individu.

o Mengatur rencana perawatan menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien.

o Membantu individu untuk menyadari kebutuhan kesehatan dirinya dan

o mengarahkan dalam mencapai kesehatanfisik dan psikis.


o Mengarahkan petugas keperawatan dan keluarga untuk membantu pasien memenuhi

o kebutuhan dasarnya sendiri sesuai dengan keterbatasannya.

o Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah

psikisnya.

o Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya dalam merencanakan peningkata derjat

o kesehatan yang optimal pada tingkat lokal, daerah, nasional dan internasional.

o Melakukan evaluasi dan penelitian yang berkelanjutan untuk meningkatkan keahlian

dalam tindakan keperawatan dan untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang

baru, untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan masyarakat. (McEwen&Wills,

2010).

d. Paradigma Keperawatan

1) Perawat

Keperawatan adalah profesi pelayanan untuk membantu individu atau memberikan

informasi untuk memenuhi kebutuhan dasar, meningkatkan atau memulihkan

kemandirian atau mengurangi kecacatan dengan menggunakan strategi keperawatan

yang merupakan suatu cara berdasarkan pola pemecahan masalah (Alligood, 2014).

2) Kesehatan

kesehatan merupakan keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak

adanya kecacatan (Alligood, 2014).

3) Individu

Fokus pelayanan pada pasien, keluarga untuk memenuhi kebutuhandan mencegah

kecatatatan

4) Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah situasi yang harmonis, terapeuutik baik di rumah

maupun dikomunitas (Alligood, 2014).

3. Barbara M. artinian: The Intersystem Model


1. Background Teorist

Barbara Artinian menerima gelar sarjana dari Perguruan Tinggi Wheaton (IL), gelar

master dari Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio, dan Universitas

California, Los Angeles (UCLA) dan gelar doktor dari Universitas California

Selatan.Dipengaruhi oleh pendidikannya sebagai seorang sosiolog, Artinian

mengembangkanmodel keperawatan yang menggunakan pendekatan InterSystems

dan berfokus padainteraksi antara klien dan perawat. Dia saat ini profesor emeritus

dari SekolahKeperawatan di Azusa Pacific University, mengajar pascasarjana dan

mahasiswa sarjanadi bidang keperawatan komunitas, teori keluarga, teori

keperawatan dan metodepenelitian kualitatif (McEwen&Wills, 2010).

2. Sumber Teori

Model Artinian diantaranya adalah sense of coherence (SOC), yang menjadi landasan

berpikirnya adalah konsep situational sense of coherence (SSOC). SSOC berfungsi

sebagai ukuran potensi integratif klien dalam konteks situasi. Selain itu, model analisis

intrasistem dan interaksi intersystem yang dikembangkan oleh Alfred Kuhn telah

disempurnakan oleh Artinian untuk menjelaskan proses interaksi klien-perawat dalam

situasi perawatan kesehatan dan untuk digunakan dalam mengembangkan rencana

keperawatan perawatan (Artinian, Katharine S. West, & Margaret Conger, 2011).

3. Asumsi Mayor, Konsep dan Hubungan

Intersystem Model menggabungkan konsep paradigma keperawatan dari orang,

lingkungan, dan kesehatan untuk menentukan tindakan keperawatan konsep.

Sejumlah asumsi utama dari model Artinian:

1) Manusia ada dalam kerangka pembangunan dan perubahan, yang melekat untuk

hidup.

2) Kehidupan manusia adalah unit sistem yang saling terkait yang dipandang sebagai

masa lalu dan potensi masa depan.

3) Orang berinteraksi dengan lingkungan pada tingkat biologis, dan indra adalah input

dari lingkungan; fungsi tubuh adalah output.


4) Kehadiran orang dapat dilihat dalam hal masa lalu dan masa depannya.

5) Jiwa manusia adalah pusat dari keberadaan orang tersebut, melampaui waktu dan

mempengaruhi semua aspek kehidupan.

6) Perawat berfokus pada semua aspek manusia, secara sistematis mencatat

keterkaitan dari sistem dan hubungan sistem terhadap waktu dan lingkungan.

7) Proses keperawatan dapat berlangsung hanya pada saat ini.

Intersystem Model terdiri dari dua tingkat: intrasistem dan intersystem. Intrasistem berlaku

baik untuk klien dan perawat dan berfokus pada individu. Intersystem, sebaliknya,

berfokus pada interaksi antara perawat dan klien. Dalam model intrasistem, tiga

komponen dasar terdiri setiap intrasistem: detektor, pemilih, dan efektor.Detektor

memproses informasi, pemilih membandingkan situasi dengan sikap dan nilai-nilai

individu dan efektor mengidentifikasi perilaku yang relevan dengan situasi (McEwen &

Wills, 2014).

4. Paradigma Keperawatan

1) Perawat
Perawat dituntut untuk memahami pengetahuan klien, Sumberdaya dan motivasi klien

dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi, dengan demikian perawat mampu

memnidahkan model sistem SSOC ini dalam melakukan perawatan kepada pasien.

2) Kesehatan

Kesehatan dianggap kontinum multidimensi. Sense of coherence (SSOC) klien adalah

refleksi dari adaptasi klien terhadap krisis dan merupakan faktor yang perawat nilai

dan yang dibantu untuk beradaptasi.

3) Individu

Individu adalah makhluk yang koheren yang terus berupaya untuk memahami

dunianya. dari biologis, psikososial,dan spiritual.

4) Lingkungan

Lingkungan memiliki dua dimensi, perkembangan dan situasional. Lingkungan

perkembangan adalah "semua peristiwa, faktor, dan pengaruh yang mempengaruhi

sistem saat melewati tahap perkembangannya. Lingkungan situasional terjadi ketika

perawat dan klien berinteraksi, dan ini termasuk semua rincian pertemuan itu (McEwen

& Wills, 2014).


ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING – MASING MODEL GRAND THEORY

Teori Asumsi Kelebihan Kekurangan


The Principle Memfokuskan 14 masalah keperawatan yang - Henderson mendefinisikan - Masih kurang dalam
and Practise menjadi dasar kebutuhan manusia keperawatan sebagai profesi yang penerapan proses
for Nursing mandiri tidak hanya tergantung pada keperawatan khususnya pada
instruksi dokter. pengkajian, Pendekatan teori
- Asumsi Henderson mempunyai 14 kebutuhan dasar manusia
validitas karena mempunyai oleh Virginia Henderson
keserasian dengan riset ilmuan kurang memenuhi pengkajian
dibidang yang lain seperti konsep secara sistem yang lebih
Maslow memfokuskan pada khusus
kebutuhan dasar manusia
- pendekatan bersifat holistik
- Meningkatkan hubungan terapeutik
antara perawat, klien, dan keluarga
Patient - Abdellah memandang perawat sebagai seni - Spesifik dan dapat diterapkan - Pandangan dan pendapatnya
Centered- dan ilmu yang mempengaruhi perilaku, dalam proses keperawatan hanya berfokus pada satu
Approach to - sangat dibutuhkan kompetensi intelektual - Praktis dan mudah dipahami oleh pihak yaitu pada
Nursing dan teknik skill untuk merawat pasien sesuai perawat pada tatanan klinis penyembuhan fisik semata
kebutuhannya. - menciptakan hubungan yang baik atau pada upaya
- Abdellah menyusun 21 Tipologi masalah antara perawat,pasien dan tenaga memandirikan pasien.
perawat yang sering ditemui dilapangan dan medis lainnya untuk menyalesaikan - Teori kurang pragmatis
masalah pasien
menemukan 10 solusi penyelesaian maslah
tersebut
The - Manusia adalah dalam kerangka embangunan - Membangun System terbuka - Sulit dilaksanakan saat SDM
Intersystem danperubahan, yang melekat untuk hidup - Menjunjung tinggi kehidupan dan pengetahuan klien rendah
Model - Kehidupan manusia adalah unit sistem yang bersama bahwa manusia tidak bisa - Sulit memprediksikan orientasi
saling terkait yang dipandang sebagai masa hidup tanpa bantuan dan interaksi masa depan
lalu dan masa depan. orang lain - Dapat menimbulkan GAP atau
- Orang berinteraksi dengan lingkungan pada - Aspek Biopsikososial dan spiritual kesenjangan yang
tingkat biologis, dan indra adalah input dari menjadi landasan dalam dilatabelakangi SDM dan
lingkungan; fungsi tubuh adalah output. melaksanakan interaksi knowledge
- Kehadiran orang dapat dilihat dalam hal masa
lalu dan masa depannya.
- Jiwa manusia adalah pusat dari keberadaan
orang tersebut, melampaui waktu dan
mempengaruhi semua aspek kehidupan.
- Perawat berfokus pada semua aspek manusia,
secara sistematis mencatat keterkaitan dari
sistem dan hubungan sistem terhadap waktu
dan lingkungan.
- Proses keperawatan dapat berlangsung hanya
pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Meleis, A 1997, Theoritical Nursing Development and Progress (3rd edt). Philadelphia, PA
lippincott-Raven
Alligood, MR 2014, Nursing Theorists and Their Work (ed.8). .Singapura,Elsiver health
sciences
McEwen, M., & Wills, E.M. (2010). Theoretical Basis for Nursing: Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.(2009).Middle Range Theories, Application To
Nursing Research. Second Edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
BarbaraM.Artinian.http://lghttp.48653.nexcesscdn.net/80223CF/springerstatic/media/sample

chapters/9780826107527/9780826107527_chapter.pdf diakses tgl 1 oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai