abstraksinya. Hirarki terdiri atas elemen dan komponen yang bersifat menyeluruh.
Komponen disusun mulai dari yang bersifat paling abstrak hingga paling konkrit, yang
paling abstrak sampai yang paling konkrit dapat dijabarkan sebagai berikutt :
Grand Practice
•I • II • III • IV
Meta Midle
1. Meta Theori
Meta theori merupakan Suatu konsep global yang mengidentifikasi fenomena dan
pusat dari suatu disiplin ilmu, dalam hal ini meta dianggap sebagai dasar pemikiran
antara konsep. Konsep META ini bersifat sangat abstrak, tidak mudah diuji dan tidak
dapat diaplikasikan dalam aktivitas penelitian dan prakteknya. Namun meta theory ini
menyediakan arti, kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh
keperawatan (Alligod,2014)
Teori –teori tersebut diatas, dikelompokkan dalam Alligood (2013) sebagai Meta
pengetahuan keperawatan pada saat pre paradigm serta memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu keperawatan dengan cara memberikan arah bagi disiplin ilmu
keperawatan itu sendiri, serta memberi dasar bagi para professional dibidang
2. Grand Theori
a. Konsep
Grand theory merupakan level kedua yang tumbuh dari adanya model konseptual,
digambarkan sebagai sesuatu yang masih bersifat abstrak dengan cakupan yang
masih luas, belum bisa secara langsung diuji empiris, tapi merupakan dasar bagi
tujuan, misi dan aturan nursing care yang dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan
dari grand theory adalah untuk mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi
Manfaat grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik, kerangka kerja
untuk pendidikan dengan mengusulkan fokus dan struktur kurikulum, dan bantuan
1997). Oleh sebab itu grand teory lebih mudah dijadikan dasar untuk perkembangan
dari middle range theory dan teori praktis yang lebih spesifik. Berdasarkan sebab
inilah grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai pembeda keperawatan
dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu pengetahuan keperawatan
Attainment
and Role-Modeling
a. Konsep Theori
Middle teori merupakan model yang cukup spesifik, mudah diterapkan, lebih spesifik
dan memiliki arahan yang jelas. Secara defenitif, middle teori merupakan dasar dalam
memberikan arahan petunjuk riset dan praktik, dan telah dapat diuji secara empiris,
hubungannya yang lebih kuat dengan penelitian dan praktek. Hubungan antara
penelitian dan praktek menurut Merton (1968), menunjukan bahwa Middle Range
Theory amat penting dalam disiplin praktek, dan telah dirasakan manfaatnya oleh
Perawat yaitu mudah diaplikasikan dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah.
1) Family Care-Giving
Perokok),
5) A Theory Of Self-Transcendence,
4. Practice Theory
a. Konsep Theori
Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle range theory,
teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-
spesific theory, dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan atau intervensi
keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena
intervensi keperawatan dan memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu
keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat dapat menjadi sumber
mendalam terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada situasi
2) Therapeutic touch
3) Exercise as selfcare
5) Quality of care
C. Analisis Perbedaan Theori
Perkembangan Theory
Meta Theory I Sangat Abstak Berbicara Falsafah sebagai karya awal yang Falsafah Keperawatan/dasar
baru.
di ujicobakan
Practice Theory IV Real/ tidak Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan Keperawatan dan praktik klinis
a. Background Teorist
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan di Sekolah
Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar
B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi
antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan
Menurut Wills (2011), Fokus pemikiran Henderson adalah asuhan keperawatan pada
kebutuhan pasien. Baik kebutuhan bio, psiko, sosio maupun spiritual dan memandang
dimana kesembuhan pasien tidak luput dari peran edukasi perawat. Outpu akhir dari
konsep ini adalah, Pasien tidak memiliki ketergantungan pada perawat sehingga
mempertahankan kondisi lingkungan yang suportif dimana merupakan salah satu dari
14 aktifitas yang dilakukan pasien dengan bantuan perawat hingga bisa dilakukan
10) Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan
pendapat.
12) Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan
13) Bermain, berhak untuk ikut serta dalam segala bentuk rekreasi
14) Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan
(McEwen&Wills, 2010).
c. Paradigma Keperawatan
1) Perawat
Perawat adalah seseorang yang dipilih untuk membantu individu, baik sakit atau
sehat. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
2) Individu
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa dan raganya,
selanjutnya individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal, sehingga tidak
bahwa,kesakitan yang dimiliki oleh individu merupakan kesakitan yang harus dipikul
3) Kesehatan
Kesehatan dinilai sebagai Sehat dan sakit, Sehat adalah kualitas hidup tertentu atau
4) Lingkungan
a. Background Teorist
Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Pada tahun
1942, Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dan Magna Cum Laude dari Fitkin
Memorial Hospital School of Nursing New Jersey (sekarang Ann Mei School of Nursing).
Ia menerima gelar B.S. pada tahun 1945, gelar M.A pada 1947 dan Ed.D., dari Techers
College, di Columbia University pada tahun 1955. Dr. Abdellah melayani selama40 tahun
di U.S. Public Health Service (USPHS).Pada tahun 1981 ia menjabat deputi ahli bedah
umum. Abdellah juga menjabat sebagai Kepala keperawatan U.S. Public Health Service
(USPHS) dan Department of Health and Human Services, Washington, DC.. Tahun 1993,
bahasa. Kiprah Abdellah dalam dunia Internasional meliputi anggota delegasi USSR,
Yugoslavia, Perancis, dan RRC; Koordinator Proyek Riset Kedokteran dan Kesehatan
Argentina; Konsultan Program pengembangan anak cacat dan lansia di Portugis; Riset
b. Sumber Teori
(Alligood,2013).
bahwa perawat sebagai fasilitator dalam melayani pasien hingga menhasilkan derajat
kesehatan yang optimal. Abdellah memandang keperawatab sebagai seni dan ilmu yang
mempengaruhi perilaku, kompetensi intelektual dan teknik skill untuk merawat pasien
3) Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
deformitas.
7) Mempertahankan eliminasi.
12) Mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif.
13) Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale balik antara emosi dan
penyakit organic.
18) Memfasilitasi kesadaranakan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
19) Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan fisik
dan emosional.
21) Memahami peran dari masalah sosial sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
ketergantungan total.
psikisnya.
o kesehatan yang optimal pada tingkat lokal, daerah, nasional dan internasional.
2010).
d. Paradigma Keperawatan
1) Perawat
yang merupakan suatu cara berdasarkan pola pemecahan masalah (Alligood, 2014).
2) Kesehatan
kesehatan merupakan keadaan dimana terpenuhinya semua kebutuhan dasar dan tidak
3) Individu
kecatatatan
4) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi yang harmonis, terapeuutik baik di rumah
Barbara Artinian menerima gelar sarjana dari Perguruan Tinggi Wheaton (IL), gelar
master dari Case Western Reserve University di Cleveland, Ohio, dan Universitas
California, Los Angeles (UCLA) dan gelar doktor dari Universitas California
dan berfokus padainteraksi antara klien dan perawat. Dia saat ini profesor emeritus
2. Sumber Teori
Model Artinian diantaranya adalah sense of coherence (SOC), yang menjadi landasan
sebagai ukuran potensi integratif klien dalam konteks situasi. Selain itu, model analisis
intrasistem dan interaksi intersystem yang dikembangkan oleh Alfred Kuhn telah
1) Manusia ada dalam kerangka pembangunan dan perubahan, yang melekat untuk
hidup.
2) Kehidupan manusia adalah unit sistem yang saling terkait yang dipandang sebagai
3) Orang berinteraksi dengan lingkungan pada tingkat biologis, dan indra adalah input
5) Jiwa manusia adalah pusat dari keberadaan orang tersebut, melampaui waktu dan
keterkaitan dari sistem dan hubungan sistem terhadap waktu dan lingkungan.
Intersystem Model terdiri dari dua tingkat: intrasistem dan intersystem. Intrasistem berlaku
baik untuk klien dan perawat dan berfokus pada individu. Intersystem, sebaliknya,
berfokus pada interaksi antara perawat dan klien. Dalam model intrasistem, tiga
individu dan efektor mengidentifikasi perilaku yang relevan dengan situasi (McEwen &
Wills, 2014).
4. Paradigma Keperawatan
1) Perawat
Perawat dituntut untuk memahami pengetahuan klien, Sumberdaya dan motivasi klien
dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi, dengan demikian perawat mampu
memnidahkan model sistem SSOC ini dalam melakukan perawatan kepada pasien.
2) Kesehatan
refleksi dari adaptasi klien terhadap krisis dan merupakan faktor yang perawat nilai
3) Individu
Individu adalah makhluk yang koheren yang terus berupaya untuk memahami
4) Lingkungan
perawat dan klien berinteraksi, dan ini termasuk semua rincian pertemuan itu (McEwen
Meleis, A 1997, Theoritical Nursing Development and Progress (3rd edt). Philadelphia, PA
lippincott-Raven
Alligood, MR 2014, Nursing Theorists and Their Work (ed.8). .Singapura,Elsiver health
sciences
McEwen, M., & Wills, E.M. (2010). Theoretical Basis for Nursing: Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.(2009).Middle Range Theories, Application To
Nursing Research. Second Edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
BarbaraM.Artinian.http://lghttp.48653.nexcesscdn.net/80223CF/springerstatic/media/sample