Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FILSAFAT

FILSAFAT ILMU KEPERAWATAN PERSPEKTIF

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

OLEH

HANUM AMALIA ZULFA

131611133040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2016

1
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanum Amalia Zulfa


NIM : 131611133040
Fakultas : Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa judul makalah Filsafat Ilmu Keperawatan


Perspektif Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi benar bebas plagiat, dan murni
merupakan gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain.

Demikianlah surat pernyataan ini saya dengan sesungguhnya dan apabila


dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia untuk
menarik makalah yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri.

Surabaya, 21 Desember 2016


Yang membuat pernyataan,

Hanum Amalia Zulfa

NIM. 131611133040

ii
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah filsafat yang berjudul “Filsafat Ilmu Keperawatan Perspektif Ontologi,
Epistimologi,dan Aksiologi”.

Ucapan terima kasih saya berikan kepada dosen pembimbing mata kuliah
filsafat Drs. H. Mohammad Adib, MA. Yang telah membimbing selama
perkuliahan hingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini saya buat
dengan tujuan untuk melaksanakan tugas yang diberikan.

Dengan demikian, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi


pembacanya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan guna perbaikan dan penyempurnaan
makalah berikutnya. Atas kontribusi tersebut, saya ucapkan terimakasih.

Surabaya, 21 Desember 2016

Penyusun

Hanum Amalia Zulfa

iii
ABSTRAK

Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu


dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran
ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Ilmu keperawatan termasuk kedalam
ilmu yang objektif, metodologis, dan sistematis sehingga dalam melakukan
asuhan keperawatan seorang perawat memerlukan pemahaman mengenai ilmu
keperawatan. Dari ketiga sifat tersebut dapat membuktikkan bahwa ilmu
keperawatan dapat digunakan dalam menganalisis sebuah kasus di lapangan.
Dalam menganalisis sebuah kasus penelitian ini diambil dengan menyesuaikan
tujuan penulis yaitu hubungan pengetahuan diet diabetes mellitus dengan
kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus di RSUD dr. H. Moh
Anwar Sumenep. Hasil yang diperoleh di lapangan dapat membuktikkan bahwa
ilmu keperawatan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
menggunakan ktiga sifat dari ilmu keperawatan.

Keywords : filsafat ilmu, ilmu keperawatan, pengetahuan diet diabetes mellitus

iv
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ......................................................... ii


KATA PENGANTAR .....................................................................................................iii
ABSTRAK ........................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat ........................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
2.1 Ilmu Keperawatan adalah Ilmu Obyektif ....................................................4
2.2 Ilmu Keperawatan adalah Ilmu Metodologis ...............................................5
2.3 Ilmu Keperawatan adalah Ilmu Sistematis ...................................................6
2.4 Manfaat dan Kegunaan Ilmu Keperawatan ..................................................9
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 10
BAB 4 PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
4.1 Analisis Kasus berdasarkan Ontologi .....................................................11
4.2 Analisis Kasus berdasarkan Epistimologi ................................................11
4.3 Analisis Kasus berdasarkan Axiologi ......................................................13
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................14
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................14
5.2 Saran ........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15


SENERAI ...............................................................................................................16
ARTIKEL JURNAL ..............................................................................................17
LAMPIRAN FOTO ...............................................................................................18
REFLEKSI .............................................................................................................19

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat adalah bagian terpenting dalam suatu pelayanan kesehatan karena
perawat merupakan kerangka dasar dalam melayani kesehatan masyarakat.
Keperawatan adalah suatu bentuk profesional yang merupakan integral dari
pelayanan kesehatan di dalam ilmu keperawatan. Dalam ilmu keperawatan
falsafah membahas mengenai fungsi substansi dan hakekat teori keperawatan.
Dalam fungsi substansi dan hakekat teori keperawatan didalamnya berisi
konsep eksistensi, teori kebenaran ilmu, perspektif kefilsafatan ilmu, dan
keperawatan sebagai ilmu yang berkembang. Sebagai seorang perawat sudah
wajib bagi kita untuk memahami ilmu-ilmu mengenai keperawatan dan salah
satunya adalah tentang fungsi substansi dan hakekat teori keperawatan.
Didalam eksistensi keperawatan secara kesempurnaan harus memenuhi
ontologi, epistimologi, axiologi.
Teori kebenaran ilmu dalam keperawatan dibagi menjadi empat yaitu
Korespondensi, Koherensi, Pragmatis dan Rasionalisme. Teori kebenaran
ilmu secara korespondensi adalah kesesuaian, koherensi adalah pernyataan
yang bersifat konsisten, pragmatis adalah pernyataan yang bersifat
fungsional, dan yang terakhir adalah orang dengan paham rasionalisme yang
melahirkan metode deduktif. Perspektif kefilsafatan ilmu adalah ilmu yang
harus dimiliki oleh seorang perawat dalam bertugas, klasifikasi ilmu
pengetahuan keperawatan termasuk ilmu terapan yang bertujuan untuk
memanfaatkan ilmu guna memecahkan masalah praktis.
Ilmu keperawatan termasuk kedalam objektif yang artinya ilmu yang
semua isinya mengandung pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya
serta dapat dipertanggung jawabkan, selain itu ilmu keperawatn juga
termasuk ilmu yang sistematis dan metodologis yang artinya bahwa ilmu
keperawatan dapat membantu proses keperawatan dalam membantu perawat
melakukan praktik keperawatan dan digunakan untuk memecahkan masalah
keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang objektif?
2. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang
metodologis?
3. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang
sistematis?
4. Apakah kegunaan dan manfaat ilmu keperawatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui ilmu keperawatan merupakan ilmu yang objektif
2. Mengetahui ilmu keperawatan merupakan ilmu yang metodologis
3. Mengetahui ilmu keperawatan merupakan ilmu yang sistematis
4. Mengetahui kegunaan dan manfaat ilmu keperawatan aksiologi
1.4 Manfaat
1. Pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai ilmu keperawatan yang
objektif, metodologis dan sistematis dan mengetahui mengenai manfaat
dan kegunaan dari ilmu keperawatan aksiologi
2. Penulis dapat mengasah kemampuan dalam penyusunan makalah serta
dapat lebih memahami tentang ilmu keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filsafat ilmu saat ini mendapat perhatian yang sangat besar dari para
ilmuan. Perkembangannya yang demikian pesat membuat individu semakin kritis
terhadap metode-metode dari ilmu tersebut. Bukan hanya bidang ilmu psikologi
saja yang dalam sejarah perkembangannya banyak dipengaruhi pola-pola
pemikiran dari filsafat akan tetapi juga dari bidang ilmu lainnya yang saling
terikat. Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait baik secara substansi
maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan selanjutnya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin ilmu yang satu
dengan yang lainnya (Semiawan, 2005).
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie, 2004). Sedangkan
menurut Lewis White Beck, filsafat ilmu bertujuan membahas dan mengevaluasi
metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan nilai dan pentingnya
upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia
untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang
terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun
aksiologi.
 Ontologi terdiri dari persepsi tentang realitas dan hakikat dasar ilmu
Persepsi tentang realitas dan hakikat dasar teori keperawatan atau ilmu
pengetahuan. Di dalam Persepsi terdapat fungsional, substansi, dan hakikat
keperawatan. Secara harfiah keperawatan bukan bagian dari ilmu lain nursing
merupakan ilmu yang otonom ilmu yg independen dan berkolaboratif care
kepada individu adalah berkolaborasi untuk mengerjakan sebuah gejala dan
tanda. Perawat tidak akan tahu bagaimana keadaan pasien apabila seorang
pasien tidak bisa diajak dalam berkolaborasi. Perawat harus memberikan
keperawatan kepada seseorang yang sakit ataupun sehat kepada siapapun yang
membutuhkan perawatan. Secara substansi keperawatan mengandung objek

3
materi dan objek formal dalam objek materi yg dibahas adalah human
(manusia) yang terdiri dari unsur bio, psiko, sosio, spriritual, dan kultural
dirawat dalam satu kesatuan yaitu komprehensif. Substansi harus bisa
membedakan dengan profesi lain. Formalitas yang diberikan tindakan kepada
manusia adalah keperawatan dengan bentuk asuhan. Secara Fungsional
berdasarkan naluri ibu yang mampu menunjukkan karakteristik nulturing,
generatif dan proktetif. Nulturing adalah kemampuan memelihara diri dan
difokuskan pada kebutuhan diri dan yang terpenting self-care that all of us
need to bring to ourselves. Generatif adalah memperbaiki kekurangan dan
kecatatan klien lebih diartikan pada kemampuan rehabilitasi. Protektif adalah
Melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan klien. Terdapat dalam
UU No 38 2014 tentang pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam
merawat diri
 Epistemiologi adalah bagaimana ilmu dibangun, sarana dan prasarana ilmu.
Dalam nursing sience ilmu keperawatan dibangun berdasarkan teori-teori
keperawatan. Teori keperawatan dibangun berdasarkan stetment dan konsep
keperawatan. Dalam epistemiologi menggunakan metode bangunan ilmu,
sarana dan prasarana ilmu
 Axiologi bagaimana ilmu itu diterapkan
Mengandung etika dan estetika karena pelaksanaan ilmu, axiologi sangat
erat kaitannya dengan moral, budaya dan agama. Seorang perawat juga
membuat lingkungan yang aman, melakukan riset dan penelitian juga
mempunyai kewajiban memberikan masukan kepada pemerintah untuk
membuat sebuah aturan agar masyarakat menjadi sehat.
2.1 Ilmu Keperawatan Sebagai Ilmu yang Objektif
Ilmu keperawatan sebagai ilmu yang objektif adalah ilmu yang semua
isinya mengandung pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya serta dapat
dipertanggung jawabkan, tidak adanya hubungan dengan kepribadian orang
lain dan tidak menimbulkan kesenjangan bagi orang lain. Ilmu yang bersifat
objektif adalah ilmu yang nyata dan ilmu yang akurat dan bebas dari sebuah
prasangka. Dalam praktik keperawatan ilmu objektif dibagi menjadi dua yaitu
objek materi dan objek formal. Didalam keperawatan objek materi membahas

4
mengenai human (manusia) yang terdiri dari unsur bio, psiko, sosio, spiritual
dan kultural dalam satu kesatuan yaitu komprehensif sedangkan objek formal
dalam keperawatan adalah mengenai asuhan keperawatan. Dengan adanya
kedua objek tersebut maka ilmu keperawatan dapat terbukti kebenarannya
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
Ilmu keperawatan juga bersifat objektif sama halnya dengan ilmu
pengetahuan yang dapat dibuktikan dengan salah satu contoh misalnya saat
seorang perawat yang melakukan sebuah pengkajian dan fokus pengkajian
keperawatan adalah tindakan dimana perawat melakukan sebuah pemilihan
data yang spesifik berdasarkan dengan keadaan yang dialami oleh klien tanpa
mengurangi atau menambahkan apapun.
2.2 Ilmu Keperawatan Sebagai Ilmu yang Metodologis
Ilmu sebagai metode adalah serangkaian cara dan langkah untuk
menegaskan sebuah bidang keilmuan atau biasa disebut dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian,
metode pengambilan sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan
kesimpulan. Proses keperawatan merupakan metode yang sistematis dalam
melakukan asuhan keperawatan yang berfokus pada pemecahan masalah dari
respon pasien. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat
melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan
masalah keperawatan. Dalam melaksanakan praktek keperawatan, akan
menggunakan salah satu metode pendekatan sebagai berikut :
1. Metode Fungsional
Merupakan tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan pada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini
dibagi menjadi beberapa bagian dari tenaga kerja yang ditugaskan sesuai
dengan pekerjaan yang dianutnya.
2. Metode Kasus / Metode Penugasan Pasien
Merupakan pengorganisasian pelayanan asuhan keperawatan untuk
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas atau berjaga
selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan

5
bertanggung jawab dalam memberikan tugas dan menerima semua laporan
tentang pelayanan keperawatan klien.
3. Metode Penugasan Tim
Merupakan suatu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat dan kelompok ini dipimpin oleh seseorang yang
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya. Pembagian tugas
dalam suatu kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok, selain itu
pemimpin kelompok mengarahkan anggota tim. Sebelum pemimpin tim
bertugas dan menerima laporan mengenai kemajuan pelayanan
keperawatan klien, pemimpin juga membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan kemudian pemimpin
tim yang melaporkan kepada kepala ruangan mengenai kemajuan
pelayanan atau asuhan keperawatan.
4. Metode Perawatan Primer
Merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang ditandai
dengan adanya keterikatan kuat dan secara terus menerus antara pasien dan
perawat yang sedang ditugaskan untuk melakukan, merencanakan dan
mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
5. Metode Modul
Merupakan metode gabungan antara metode penugasan tim dengan
metode perawatan primer. Metode ini merupakan metode yang
memberikan tugas kepada perawat untuk merawat klien atau pasien
dimulai dari datang sampai pulang.
2.3 Ilmu Keperawatan Sebagai Ilmu yang Sistematis
Ilmu keperawatan adalah sebagai ilmu yang sistematis artinya
keperawatan memiliki cara pandang mengenai respon manusia terhadap
masalah kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang kemudian
bantuan pada manusia tersebut diberikan kepada individu, kelompok, atau
masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara baik dakam masalah
kesehatan dan proses penyembuhan, dimana dalam ilmu keperawatan sangat
memperhatikan masalah-masalah keperawatan dengan mencari kebenaran
ilmiah. Ilmu keperawatan bersifat sistematis artinya ilmu tersebut harus

6
tersusun secara sistematis dimulai dari yang sederhana hingga kompleks yang
diatur dengan sedemikian rupa sehingga yang satu dan yang yang lainnya
dapat saling mendukung. Sifat ini bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajari ilmu tersebut. Dalam melaksanakan proses keperawatan,
memerlukan beberapa langkah yang sistematis. Langkah tersebut terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi.
Tahapan tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pengumpulan data mengenai perilaku klien
sebagai suatu sistem adaptif yang berhubungan dengan masing-masing
dari model adaptasi yang terdiri dari fisiologis, konsep diri, fungsi peran,
dan ketergantungan. Oleh sebab itu, pengkajian awalnya diartikan sebagai
pengkajian perilaku yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model
adaptasi secara sistematik dan holistik. Pelaksanaan pengkajian dan
pencatatan dari empat model tersebut akan memberikan gambaran
mengenai keadaan klien pada tim kesehatan lainnya.
Setelah pengkajian yang pertama, seorang perawat menganalisa pola
perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respon adaptif yang
memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan maka
perawat melakukan pengkajian kedua. Pada tahap ini, perawat
mengumpulkan data tentang stimulus fokal, konstektual, dan residual yang
berdampak pada klien. Pada proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi
penyebab masalah dan mengidentifikasi faktor konstektual dan faktor
residual. Pengkajian harus dilakukan dengan akurat, lengkap, sesuai,
dengan kenyataan dan kebenaran data. Pengkajian keperawatan yang
komprehensif adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan klien,
kemampuan klien, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan respon dari suatu individu terhadap
rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar. Diagnosa
keperawatan dibuat oleh perawat yang profesional dan memberi gambaran

7
mengenai masalah atau status kesehatan klien, aktual, resiko, potensial,
yang ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data hasil pengkajian.
Tahap diagnosa keperawatan memungkinkan untuk perawatuntuk
menganalisis dan mensitesis data yang sudah dikelompokkan. Diagnosa
keperawatan dirumuskan berdasarkan respon dari klien terhadap pola
perubahan status kesehatan klien, masalah yang diidentifikasi, dan
kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam keperawatan.
Diagnosa keperawatan menghasilkan pernyataan yang menggambarkan
bagaimana status kesehatan klien dan faktor yang berkontribusi pada status
tersebut. Diagnosa keperawatan dapat dijadikan dasar untuk melakukan
intervensi keperawata dan mencapai hasil yang merupakan tanggung awab
dari seorang perawat.
3. Perencanaan
Perencanaan atau intervensi adalah suatu perencanaan dengan tujuan
mengubah atau memanipulasi stimulus fokal, konstektual, dan residual.
Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk mencapai kondisi yang
optimal dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tahap
perencanaan adalah tahap yang menggambarkan secara tepat rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan dari diagnosa keperawatan. Dalam menyusun
rencana tindakan keperawatan klien, keluarga perlu dilibatkan secara
maksimal.
Tahap perencanaan dalam keperawatan memiliki beberapa tujuan
penting yaitu : sebagai alat komunikasi antar sesama perawat dan tim
kesehatan lain, meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi
klien, mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan
yang ingin dicapai. Selain itu terdapat unsur-unsur dalam tahap
perencanaan antara lain: membuat priorotas urusan diagnosa, merumuskan
tujuan, merumuskan kriteria evaluasi, dan merumuskan intervensi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah tahap dimana perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawtan ke dalam bentuk intervensi

8
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat pada tahap
pelaksanaan adalah mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan suatu hubungan saling percaya dan salin
membantu, kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan
melakukan observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan
kesehatan, kemampuan advokasi dan kemampuan evaluasi.
5. Evaluasi
Penelitian akhir dari proses keperawatan didasarkan pada tujuan
keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan
keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang
ditetapkan yaitu terjadinya adaptasi pada invidu.
2.4 Manfaat dan Kegunaan Ilmu Keperawatan
Ilmu keperawatan jika dipandang dari sudut aksiologi dapat
dimanfaatkan atau digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Asas
moral yang terkandung dalam ilmu keperawatan ditunjukkan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia dengan tetap memperhatikan martabat
manusia dan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan
ilmiah secara komunitas.
Dalam penerapan ilmu keperawatan sebagai profesi tidak hanya
memiliki tanggung jawab sosial-politik yang disertai dengan sikap moral.
Tanggung jawab profesional harus bersandar pada asas kebenaran,
kejujuran, bebas, serta dukungan yang didasarkan pada argumentasi.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Kasus ini menganalisa mengenai hubungan pengetahuan tentang diet diabetes
mellitus dengan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus di
Ruang Interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep dengan mencegah
ketidakpatuhan diet diabetes mellitus dengan memberikannya kepercayaan
terhadap diet diabetes mellitus pada pasien dan keluarga pasien dengan meribah
keyakinan dan kepercayaan terhadap diet diabetes mellitus, memberikan
penyuluhan pola makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pasien penderita
diabetes mellitus, membatasi makanan yang berkadar gula tinggi.
Penelitian ini menggunakan cara analitik kuantitatif yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara Cross Sectional adalah penelitian yang
menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pasa suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus yang
melakukan kunjungan di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep pada bulan April
2010. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus yang
melakukan kunjungan di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep pada bulan April
2010 yang memenuhi kriteria inklusi.
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang diet
diabetes mellitus dan kepatuhan pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus
di ruang interna RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner tertutup. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan
tentang diet diabetes mellitus dengan kepatuhan pelaksanaan diaet diabetes
mellitus digunakan uji korelasi Rank Spearman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan pasien
diabetes mellitus tentang diet diabetes mellitus, mengidentifikasi kepatuhan
pelaksanaan diaet diabetes mellitus oleh pasien penderita diabetes mellitus, serta
menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan pelaksanaan diet
pada pasien penderita diabetes mellitus.

10
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari kasus yang dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa
kasus tersebut memerlukan kajian ilmu keperawatan. Apa yang dilakukan perawat
harus sesuai dengan prosedur yang sistematis. Dari kasus tersebut menimbulkan
analisis yang dapat dilihat dari aspek filsafat ilmu yang terdiri dari ontologi,
epistimologi, dan aksiologi.
4.1 Segi Ontologi
Ontologi adalah “apa” artinya apa itu diabetes dan apa itu pengetahuan.
Sehingga yang dimaksud dengan diabetes adalah penyakit yang sulit untuk
disembuhkan, tetapi masih bisa untuk dicegah dan dikendalikan melalui
pengelolaan diabetes mellitus. Penyakit ini merupakan penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu parah tidaknya penyakit
tersebut tergantung dari gaya hidup yang kita lakukan sehari-hari sedangkan
dengan pengetahuan sendiri adalah informasi yang diperoleh dari seseorang
yang berpengalaman atau memiliki wawasan luas dan juga dapat diperoleh
dengan cara membaca buku untuk memperoleh pengalaman sehingga dapat
digunakan kedalam makalah ataupun dalam proses bisnis tertentu. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi sebuah pengetahuan antara lain pendidikan
ataupun media seperti televisi, radio, koran dan majalah.
Dalam antologi terdapat objek kajian yang terdiri dari objek material dan
objek formal. Berdasarkan kasus pada bab sebelumnya maka objek kajian
dapat dijelaskan yaitu :
 Objek material : para pasien penderita diabetes mellitus yang
berkunjung ke RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep
 Objek formal : hubungan pengetahuan dengan terlaksananya diet
diabetes yang dijalani oleh pasien penderita diabetes mellitus.
4.2 Segi Epistimologi
Epistimologi berarti “bagaimana”. Dalam kasus tersebut dapat
diasumsikan bahwa “bagaimana hubungan tentang diet diabetes mellitus
dengan kepatuhan pelaksanaandiet pada penderita diabetes mellitus. Karena
metodologi saling berkaitan dengan yang lainnya maka pelaksanaanya juga

11
tidak boleh terpisah dan harus sistematis. Urutan pelaksanaannya yaitu
sebagai berikut :
a) Pengkajian keperawatan
Penelitian ini menggunakan cara analitik kuantitatif yaitu dengan
menggunakan pendekatan secara Cross Sectional adalah penelitian yang
menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen
dan dependen dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak
lanjut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes
mellitus yang melakukan kunjungan di RSUD dr. H. Moh Anwar
Sumenep.
b) Diagnosa keperawatan
Setelah melakukan sebuah pengkajian maka perawat akan membuat
diagnosa keperawatan, dengan hasil adanya hubungan pengetahuan
tentang diabetes mellitus dengan kepatuhan pelaksanaan diet penderita
diabetes mellitus.
c) Perencanaan keperawatan
Setelah mendiagnosa keperawatan maka perawat akan merencanakan
tindakan yang akan dilakukan agar klien patuh dengan pelaksanaan diet
yang akan dilakukan dengan cara seperti memberikan informasi tentang
dampak dari diabetes mellitus dan keuntungan setelah melakukan diet
diabetes mellitus atau dengan memberikan informasi mengenai penyakit
tersebut melalui media elektronik maupun media cetak.
d) Pelaksanaan keperawatan
Setelah merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan dan rencana
tersebut telah disetujui oleh klien dan pihak keluargadari klien, maka
perawat dapat melaksanakan asuhan yang dibutuhkan oleh klien.
e) Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan setelah melaksanakan tugas yang dikerjakan. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara melihat perkembangan klien, mengamati
perubahan klien dan keluhan atau dampak yang dirasakan oleh klien.

12
4.3 Segi Aksiologi
Aksiologi adalah “kegunaan atau tujuan”. Jika dilihat dari segi aksiologi,
ilmu keperawatan akan memberikan manfaat bagi pasien yang kurang patuh
dalam melaksanakan diet diabetes yang mereka jalani. Dalam kasus tersebut
dijelaskan bahwa pengetahuan sangat berpengaruh terhadap patuhnya pasien
penderita diabetes mellitus karena dibutuhkan peran perawat atau tenaga
kesehatan lain untuk memberitahukan mengenai bahaya yang berkaitan
dengan diabetes mellitus. Banyak faktor yang menyebabkan masayarakat atau
klien yang kurang mengetahui mengenai masalah penyakit diabetes mellitus.
Dengan adanya asuhan keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat
dalam hal memberikan informasi atau pengetahuan mengenai dampak positif
yang akan terjadi apabila melaksanakan diet diabetes maka klien akan paham
dan akan melaksanakan diet tersebut. Selain bantuan yang diberikan atau
informasi yang diberikan oleh perawat klien juga dapat mendapatkan info
lewat media cetak ataupun elektronik yang tersedia. Dengan pengetahuan
yang didapatkan klien akan merasa semangat untuk melaksanakan diet
diabetes mellitus untuk mengurangi penyakit yang diderita.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih
kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap
ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi.
Ilmu keperawatan termasuk kedalam objektif yang artinya ilmu yang
semua isinya mengandung pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya
serta dapat dipertanggung jawabkan, selain itu ilmu keperawatn juga
termasuk ilmu yang sistematis dan metodologis yang artinya bahwa ilmu
keperawatan dapat membantu proses keperawatan dalam membantu perawat
melakukan praktik keperawatan dan digunakan untuk memecahkan masalah
keperawatan.
5.2 Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya kita dapat memahami ilmu-ilmu apa
saja mengenai keperawatan dan menerapkannya karena sangat penting bagi
perawat untuk mempelajarinya yang dapat digunakan dalam pekerjaan
nantinya sehingga kita mampu mempunyai kinerja yang baik serta menjadi
perawat yang profesional.

14
Daftar Pustaka
Setyaningtyas, A. F. (2013). Peran Filsafat Ilmu Bagi Pengembangan
Psikologi (Suatu Tinjauan Menurut Aliran Psikologi
Modern). MAGISTRA, 25(86), 81.
Annisa, K., Ayunda, N., & Gregorius, R. H. (2012). DIMENSI KAJIAN
FILSAFAT ILMU.
Purwanto, N. H., & Ns, S. K. (2013). Hubungan Pengetahuan tentang Diet
Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet pada Penderita Diabetes
Mellitus. Jurnal Keperawatan, 1(01).
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/3-
2Metodologi_Nursalam_EDISI%204-21%20NOV.pdf

15
Lampiran 1
SENERAI
Aksiologi : apa tujuan atau kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia
Cross Sectional : penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi
data variabel independen dan dependen dinilai secara simultan
pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.
Dibetes Mellitus : gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar
gula darah dalam tubuh
Epistimologi : cabang filsafat ilmu yang berkaitan dengan karakter dan jenis
pengetahuan
Klien : nama lain dari pasien (dalam keperawatan)
Komprehensif : luas dan lengkap (mempunyai dan memperlihatkan wawasan
yang luas)
Ontologi : teori dari cabang ilmu filsafat yang membahas tentang realitas
(kenyataan)
Rank Spearman : mencari hubungan atau menguji signifikani hipotesis masing-
masing variabel

16
Lampiran 2
ARTIKEL JURNAL

17
Lampiran 3
Foto yang Menunjang Kasus

Gambar 1. Pengecekan Diabetes Mellitus

Gambar 2. Pemberian Informasi mengenai Diabetes Mellitus

Gambar 3. Diet Diabetes Mellitus

18
Lampiran 4
REFLEKSI
Pertanyaan :
1. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang objektif?
2. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang
metodologis?
3. Bagaimana pembuktian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang
sistematis?
4. Apakah kegunaan dan manfaat ilmu keperawatan?

Jawab :

1. Ilmu keperawatan sebagai ilmu yang objektif adalah ilmu yang semua
isinya mengandung pernyataan dengan jujur dan sebenar-benarnya serta
dapat dipertanggung jawabkan, tidak adanya hubungan dengan
kepribadian orang lain dan tidak menimbulkan kesenjangan bagi orang
lain. Ilmu yang objektif dapat dibuktikan dengan salah satu contoh
misalnya saat seorang perawat yang melakukan sebuah pengkajian dan
fokus pengkajian keperawatan adalah tindakan dimana perawat melakukan
sebuah pemilihan data yang spesifik berdasarkan dengan keadaan yang
dialami oleh klien tanpa mengurangi atau menambahkan apapun.
2. Ilmu sebagai metode adalah serangkaian cara dan langkah untuk
menegaskan sebuah bidang keilmuan atau biasa disebut dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian,
metode pengambilan sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan
kesimpulan.
3. Ilmu keperawatan bersifat sistematis artinya ilmu tersebut harus tersusun
secara sistematis dimulai dari yang sederhana hingga kompleks yang
diatur dengan sedemikian rupa sehingga yang satu dan yang yang lainnya
dapat saling mendukung. Sifat ini bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajari ilmu tersebut. Dalam melaksanakan proses keperawatan,
memerlukan beberapa langkah yang sistematis. Langkah tersebut terdiri

19
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evalusi. Tahapan tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
4. Ilmu keperawatan jika dipandang dari sudut aksiologi dapat dimanfaatkan
atau digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Asas moral yang
terkandung dalam ilmu keperawatan ditunjukkan untuk meningkatkan
taraf hidup manusia dengan tetap memperhatikan martabat manusia dan
keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu pengetahuan ilmiah secara
komunitas.

20

Anda mungkin juga menyukai