Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT TUJUAN DAN OPERASIONALISAI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DAN BIMBINGAN

TUGAS INDIVIDUAL

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
yang diampu oleh Dadang Sudrajat, M.Pd. dan Rifqy M Hamzah

Oleh

Wina Tika Gustiani

NIM. 2009076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Hakikat Tujuan dan Operasionalisai
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan”. Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
matakuliah Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Makalah ini disusun dari berbagai referensi
mengenai judul tersebut.
Saya sadar masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bisa memotivasi penulis agar bisa lebih
baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta dapat membantu proses kegiatan
belajar mengajar. Sekian dari penulis sekiranya ada kesalahan baik yang di sengaja maupun
tidak disengaja kami mohon maaf.

                                                                Pangandaran, 7 September 2020

Wina Tika Gustiani

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4

BAB II PAMBAHASAN....................................................................................................5

2.1 PSIKOLOGI................................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Psikologi............................................................................................5
2.1.2 Tujuan Psikologi..................................................................................................5
2.1.3 Operasionalisasi Psikologi...................................................................................6
2.2 PENDIDIKAN.............................................................................................................7
2.2.1 Pengertian Pendidikan.........................................................................................7
2.2.2 Tujuan Pendidikan...............................................................................................7
2.2.3 Operasionalisasi Pendidikan................................................................................7
2.3 BIMBINGAN..............................................................................................................8
2.3.1 Pengertian Bimbingan.........................................................................................8
2.3.2 Tujuan Bimbingan...............................................................................................9
2.3.3 Operasionalisasi Bimbingan................................................................................10
2.4 PSIKOLOGI PENDIDIKAN......................................................................................11
2.4.1 Pengertian Psikologi Pendidikan.........................................................................11
2.4.2 Tujuan Psikologi Pendidikan...............................................................................11
2.4.3 Operasionalisai Psikologi Pendidikan.................................................................12
2.5 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN.....................................................13
2.5.1 Pengertian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan...............................................13
2.5.2 Tujuan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.....................................................13
2.5.3 Operasionalisasi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan......................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk sosial, yang kesehariannya selalu berintraksi dengan mahluk
lainnya. Baik itu sesama manusia atau lingkungan sekitar nya. Dari sifat sosialnya inilah yang
membawa pengaruh terhadap berbagai aspek dari kehidupannya, disadari ataupun tidak
disadari.

 Dari pengaruh itulah, kadang tanpa disadari kita telah mempelajari psikologi. Yang
mana psikologi adalah disiplin ilmu yang didalamnya mempelajari sesuatu yang berhubungan
dengan perilaku. Maka sudah sewajarnya kalau Rita L. Atkinson mengatakan kalau “Tidak
ada orang pada kini yang mengaku tidak mengenal psikologi”. Maka dari itu penulis mencoba
untuk menulis makalah ini yang didalamnya menjelaskan sesuatu yang berhubungan dengan
psikologi. Dengan mengangkat judul “Hakikat psikologi, tujuan dan manfaatnya”

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa itu Psikologi?
b. Apa itu Pendidikan?
c. Apa itu Bimbingan?
d. Apa itu Psikologi Pendidikan?
e. Apa itu Psikologi Pendidikan dan Bimbingan?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PSIKOLGI
2.1.1 Pengertian Psikologi

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris
psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata greek (yunani),
yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah
psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari
tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia melalui prosedur ilmiah [1].
Seseorang yang melakukan praktik psikologis disebut sebagai psikolog. Para psikolog
berusaha utk memperbaiki kualitas hidup seseorang melalui intervensi tertentu baik pada
fungsi mental, perilaku individu maupun kelompok, yang didasari atas proses fisiologis,
neurologis, dan psikososial.

Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. Psikologi


didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan
dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut
berfikir dan berperasaan.

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya
saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan) mengenai “ruh”. Kedua,
psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah
ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai ilmu


pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme
dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan
peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.

2.1.2 Tujuan Psikologi

5
a. Untuk memperoleh pemahaman tentang gejala-gejala jiwa, dan pengertian yang lebih
sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada
khususnya.
b. Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana
untuk mengenal tingkah laku manusia dan anak.
c. Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik

2.1.3 Operasionalisasi Psikologi


a. Dalam Penyelesaian Masalah

Konsep Dasar Psikologi dalam Memandang Perilaku Bermasalah tentu memikirkan


jalan keluar dibandingkan menyesali. Ketika menyelesaikan masalahpun sama halnya, mental
dan juga kondisi pikiran yang sedang baik bisa membawa anda dalam menyelesaikan masalah
yang tepat dan juga benar.

b. Ketika menghadapi Banyak Orang

Saat menghadapi banyak orang akan ada perasaan takut,cemas dan lainnya. Terkadang
orang lain menanyakan hal yang mungkin tidak pernah disangka atau tidak tahu. Keputusan,
pikiran dan mental dalam kognitif akan berperan penting dalam hal ini bagaimana anda
memutuskan dalam waktu yang cepat dan aplikasi berguna maka anda akan semakin siap dan
merasa tenang ketika menghadapi banyak orang.

Teori Psikologi Sosial Berdasarkan Pendapat Ahli telah menjelaskan bahwa tampil di
publik bukan hal yang bisa dihadapi semua orang. Hal ini jelas juga bisa mengganggu anda
yang tidak suka berdiri di hadapan banyak orang. Mengingat berdiri di depan orang sama saja
menantang diri untuk zona yang baru atau area yang baru.

c. Memilih Pasangan/Teman

Memilih pasangan ataupun teman bisa menjadi hal yang tidak mudah dilakukan.
Psikologi kognitif menuntun untuk bisa menentukan benar dan salah dan tentunya
menentukan apakah teman di lingkungan anda sekarang bisa baik pada anda.

6
Begitupun dengan pasangan yang sudah dipilih, menentukan pasangan juga bukan hal yang
mudah, namun masuk kedalam kognitif karena itulah yang anda tentukan.

2.2 PENDIDIKAN
2.2.1 Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang
lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

[1]
 Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti
“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan
berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada
cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya
dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global,
Pasal 13 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak
setiap orang atas pendidikan.[2] Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat
sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan
sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang
serupa untuk anak-anak mereka.

2.2.2 Tujuan Pendidikan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3,


tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

2.2.3 Operasionalisasi Pendidikan


a. Religius yaitu dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
7
b. Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
f. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

2.3 BIMBINGAN
2.3.1 Pengertian Bimbingan

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang yang agar dapat
memahami diri dan juga lingkungannya. Bantuan yang di maksudkan di dalam bimbingan
bukanlah bantuan material sepertu uang, sumbangan dan yang lainnya akan tetapi bantuannya
yang bersifat menunjang untuk dapat mengembangkan kepribadian untuk seseorang yang di
bimbing.

Bimbingan adalah proses yang dapat mengandung pengertian yang mengartikan bahwa
bimbingan yang merupakan kegiatan yang saling berkesinambungan bukanlah kegiatan
seketika atau suatu kebetulan. Di dalam proses bimbingan, pembimbing tidak akan
memaksakan kehendaknya sendiri akat tetapi berperan sebagai fasilitator perkembangan
individu. Didalam bimbingan akan aktif didalam mengembangkan diri, dapat mengatasi
masalah, atau juga dapat mengambil keputusan adalah orang itu sendiri.

Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli:

1. Crow (1960)

Bimbingan merupakan suatu proses pendidikan.

8
2. James (1997)

Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang di berikan oleh seseorang kepada orang lain
untuk menolongnya di dalam membuat suatu keputusan kea rah yang akan di tuju, dan untuk
dapat mencapai tujuannya dengan cara yang di anggapnya paling baik.

3. Shertzer dan Stone (1981)

Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang dapat di berikan kepada orang lain untuk dapat
membantunya yang sedang mengalami perkembangan dan juga pertumbuhan sosial, mental,
fisik, intelektual, kejiwaan, emosi, dan juga kerohanian.

4. Rochman Natawidjaja (1987)

Bimbingan merupakan suatu proses didalam pemmberian bantuan kepada orang lain yang
dapat di lakukan dengan cara berkesinambungan agar dapat membuat orang tersebut dapat
memahami dirinya sendiri yang akan membuat dia sanggup untuk dapat mengarahkan dirinya
untuk dapat bertindak dengan cara wajar sesuai dnegan apa tuntutan dan juga keadaan dari
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan juga kehidupan umumnya.

5. Sunaryo Kartadinata (1998)

Bimbingan merupakan suatu proses dalam membantu seseorang untuk dapat mencapai suatu
perkembangan yang optimal.

6. Yee (1997)

Bimbingan merupakan suatu bantuan yang saling berkesinambunagan dan juga bersifat
mendidik yang akan di berikan kepada seseorang untuk dapat membuat suatu penyesuaian
dan juga perubahan tingkah laku yang perlu.

Sekianlah penjelasan mengenai 6 Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli (Pembahasan


Lengkap) yang di jelaskan oleh seputarpengetahuan. Dengan bimbingan yang tepat akan
memeberikan pengalaman yang akan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih beik
lagi. Semoga bermanfaat.

2.3.2 Tujuan Bimbingan

9
Prayetno, dkk (2009:114) menyatakan tujuan bimbingan dan konseling yaitu untuk
membantu individu dalam mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya.

Kemudian menurut Balitbang (2006: 16), secara spesial layanan bimbingan dan konseling
mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut:

a. Merencanakan aktivitas penyelesaian studi, perkembangan karir dan juga kehidupan


peserta didik di masa yang akan datang.
b. Melakukan pengembangan semua potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh peserta
didik seoptimal mungkin.
c. Melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan pendidian dan lingkungan
masyarakat.
d. Mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.

2.3.3 Operasionalisasi Bimbingan


a. Orientasi kepada siswa, khususnya siswa baru tentang tujuan sekolah, isi kurikulum
pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan
penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti
pembelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-
kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi
lanjutan untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Layanan pengumpulan data yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat
khusus, arah minat, cita-cita hidup terhadap program studi atau jurusan tertentu, dan
sebagainya.
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun
dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap dalam menghadapi ujian, kurang
dapat berkonsentrasi, kurang dapat menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata

10
pelajaran, menghadapi keadaan di rumah yang mempersulit cara belajar secara rutin,
dan lain sebagainya.
f. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-
kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisian.

2.4 PSIKOLOGI PENDIDIKAN


2.4.1 Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada
cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan[1]. Studi mengenai
proses pembelajaran, baik dari sudut pandang kognitif maupun perilaku, mengijinkan
ilmuwan untuk memahami perbedaan individu dalam hal intelegensi, perkembangan kognitif,
afek, motivasi, regulasi diri, konsep diri, serta peranannya dalam proses belajar. Bidang
psikologi pendidikan banyak mengandalkan pengujian dan pengukuran dengan metode
kuantitatif, untuk meningkatkan aktivitas pendidikan seperti desain pemberian instruks,
manajemen kelas, dan asesmen, yang bertujuan untuk memfasilitasi proses pembelajaran
dalam berbagai setting pendidikan sepanjang hidup[2].

Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli

a. Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan
gejala gejala jiwa manusia (Abu, 2003).
b. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
dalam suatu pembelajaran atau pelatihan (KBBI).
c. Menurut Muhibin Syah (2003), psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin
psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan.
d. Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor –
faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan (Whiterington, 1982).
e. Sementara itu, Djiwandono (2002), mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku dan pengalaman manusia.

2.4.2 Tujuan Psikologi Pendidikan


11
a. Untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam
usahanya membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses
pertumbuhan belajar.
b. Agar para guru dan calon memiliki dasar-dasar yang luas dalah hal mendidik pada
umumnya, dan dalam bidang keahliannya pada khususnya, sehingga anak didik bisa
bertambah baik dalam cara belajarnya
c. Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang
efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis, tingkah laku anak didik
dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan
yang berlangsung itu, guna meningkatkan kearah yang lebih baik.

2.4.3 Operasionalisasi Psikologi Pendidikan


a. Penyusunan Kurikulum Sekolah

Dalam menyusun sebuah kurikulum pendidikan untuk anak pra sekolah, sekolah dasar
hingga jenjang pendidikan tinggi pun wajib menjadikan psikologi pendidikan sebagai acuan.
Penerapan azas psikologi pendidikan dalam penyusunan kurikulum bisa membuat kurikulum
lebih fleksibel dan mengikuti perkembangan jaman era globalisasi.

b. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Penerapan psikologi pendidikan wajib dalam menyusun kurikulum dengan tujuan


pembelajaran yang jelas. Perbedaan signifikan mengenai materi ajar di bangku sekolah dasar
hingga sekolah menengah atas menjadi salah satu contoh tujuan pembelajaran. Psikologi bisa
membantu memberikan panduan pada rentang usia seseorang memiliki keterampilan atau
kecakapan tertentu.

c. Bimbingan Dan Konseling

Di lingkup sekolah menengah pertama dan atas, siswa bisa memanfaatkan adanya
bimbingan dan konseling yang berfungsi mendukung proses pendidikan. Siswa yang mungkin
mengalami masalah tertentu yang berkaitan dengan motivasi belajar bisa mendapatkan arahan
yang tepat berdasarkan bimbingan dan konseling.

d. Memotivasi Siswa

12
Psikologi pendidikan bisa memberikan gambaran mengenai cara mendongkrak
prestasi akademik dan non akademik siswa. Pengajar di kelas bisa melakukan pendekatan
secara psikis kepada siswa agar memiliki motivasi belajar yang maksimal. Cara terbaik
mendongkrak motivasi belajar bisa meningkatkan prestasi peserta didik.

e. Menciptakan Iklim Belajar Yang Kondusif

Contoh sistem pembelajaran yang menggunakan psikologi pendidikan bisa berdampak


pada terciptanya iklim belajar yang kondusif. Pendekatan dan strategi pembelajaran yang baik
bisa membuat siswa belajar dengan nyaman.

2.5 PSIKOLOGI PENDIDIKAN BIMBINGAN

Jkhjsgcjx

2.5.1 Pengertian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan adalah salah satu jurusan atau program studi dalam
jenjang strata 1 (S-1) di pendidikan tinggi jenis kependidikan (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan - LPTK) yang menghasilkan sarjana pendidikan (S.Pd.) yang mempunyai
kewenangan untuk menjadi konselor pendidikan di suatu satuan pendidikan (seperti sekolah
atau lembaga pendidikan lainnya) yang lebih lanjut bisa menjadi konselor umum di
masyarakat apabila telah mendapat lisensi dari Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia
(ABKIN). Umumnya jurusan/program studi ini merupakan bagian dari Fakultas Ilmu
Pendidikan. Dalam pendidikan jenjang yang lebih tinggi, S-2 atau S-3, umumnya bidang ini
menggunakan nama lain sebagai program studinya, yaitu Program Studi Bimbingan
Konseling atau Program Studi Bimbingan Penyuluhan. Jurusan/program studi ini mempunyai
objek forma yang berbeda dengan fakultas/jurusan psikologi non kependidikan yang
menghasilkan sarjana psikologi (S.Psi.).

2.5.2 Tujuan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan


a. Mengetahui Perkembangan Individu

Dapat mengetahui tingkah laku seseorang itu sesuai atau tidak dengan tingkat
umur/perkembangan pendidikannya. Dapat mengetahui tingkat kemampuan seseorang pada
setiap fase perkembangan pendidikannya. Dapat mengetahui kapan seseorang bisa diberi
13
stimulus pada tingkat perkembangan pendidikan tertentu. Agar dapat mempersiapkan diri
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi seseorang. (Baca juga mengenai
perkembangan emosional dalam psikologi pendidikan).

b. Membantu Pengajaran Pendidik

Khusus bagi pendidik, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang
sesuai dengan kebutuhan seseorang, terutama dalam kegiatan proses belajar mengajar. (Baca
juga mengenai hubungan psiklogi konseling dnegan sosiologi dan antropologi).

c. Mengukur Perubahan Tingkah Laku

Memberikan, mengukur, dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta


kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-
ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi seseorang dimana saja dalam lingkungan sosial-
budaya mana saja. Mempelajari karakteristik umum perkembangan pendidikan peserta didik,
baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial. (Baca juga mengenai hubungan psikologi
klinis dengan ilmu lain).

d. Mempelajari Perbedaan antar Pribadi

Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan, atau masa


perkembangan pendidikan tertentu. Mempelajari tingkah laku seseorang pada lingkungan
tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda. Mempelajari penyimpangan tingkah laku
yang dialami seseorang seperti kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya,
dsb. (Baca juga mengenai contoh kasus memori jangka pendek).

e. Sebagai Dasar Ilmu dalam Pengajaran

Mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya
penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif. Mampu memprediksikan,
yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku
itu terjadi.

Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi. Dengan mempelajari psikologi
perkembangan pendidikan dalam pendidikan, diharapkan mampu memahami diri sobat dan
seseorang pada umumnya dengan lebih baik, sehingga sobat dapat membina dan
mengembangkan ke arah kehidupan yang lebih positif sesuai dengan tuntutan professional
14
pendidik, yaitu dapat memberikan bantuan pada perkembangan pendidikan fisik maupun
psikis seseorang seoptimal mungkin, memilih dan menentukan tujuan materi dan strategi
belajar sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang, menghadapi seseorang
dengan benar dalam membentuk perilaku dengan benar serta dapat terhindar dari pemahaman
yang salah tentang seseorang.

f. Mengetahui Tahap Perkembangan pendidikan Psikologi

Membantu apa yang diharapkan oleh seseorang dan kapan yang diharapkan itu muncul.
Dengan apa yang diharapkan dari seseorang, memungkinkan untuk menyusun pedoman
dalam bentuk skala tinggi-berat, umur-berat, umur-mental dan skala perkembangan
pendidikan sosial atau emosional. Memungkinkan para orang tua atau pendidik memberikan
bimbingan belajar yang tepat. Mengetahui perkembangan pendidikan yang normal pada
seseorang.

g. Mengetahui Pola Pikir

Psikologi perkembangan pendidikan dalam pendidikan dapat membantu menjawab


pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan sumber pola berpikir, perasaan, dan
tingkah laku seseorang. Akan membantu orang tua dan pendidik dalam mengahadapi
tantangan saat membesarkan dan mendidik seseorang.

h. Mempersiapkan Menghadap Tuntutan Pendidikan

Memungkinkan para pendidik untuk sebelumya mempersiapkan seseorang menghadapi


perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya. Memberikan informasi
tentang siapa sobat, bagaimana sobat dapat seperti ini, dan kemana masa depan akan
membawa sobat. Memungkinkan pendidik memberikan bantuan dan pendidikan yang tepat
sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan pendidikan seseorang.

2.5.3 Operasionalisasi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Sebagai contoh penerapan psikologi pendidikan dan bimbingan jika kita lihat dari
jenis sekolah yang ada di Indonesia. Di Indonesia terdapat kurang lebih 1170 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) aktif. Disetiap sekolah memiliki kegiatan yang berbeda dan
memiliki jurusan yang berbeda pula. Berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
rata-rata memiliki kegiatan yang sama dalam setiap sekolah. Setiap pendidik atau Guru

15
Bimbingan dan Konseling yang bekerja diranah sekolah kejuruan memiliki tugas tambahan
dalam menangani atau melakukan kegiatan bimbingan dan konseling. Kerjasama yang baik
dengan Kepala Jurusan (Kajur) sangat diperlukan, karena guru bimbingan dan konseling perlu
mengarahkan peserta didik yang labil dalam menentukan tujuannya setelah lulus dari sekolah.
Sehingga setiap pendidik maupun guru BK yang berada di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) harus dapat memahami secara lebih akan aspek-aspek psikologis peserta didik untuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, prinsip-prinsip psikologis maupun
konsep dasar dari bimbingan dan konseling sangat lah penting dipahami oleh setiap pendidik
terutama yang berkerja di bidang Bimbingan dan Konseling (BK).

16
BAB III

PENUTUP

Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa
inggris psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata greek
(yunani), yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara
harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa.

Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri
pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan [1]. Studi
mengenai proses pembelajaran, baik dari sudut pandang kognitif maupun perilaku,
mengijinkan ilmuwan untuk memahami perbedaan individu dalam hal intelegensi,
perkembangan kognitif, afek, motivasi, regulasi diri, konsep diri, serta peranannya dalam
proses belajar. Bidang psikologi pendidikan banyak mengandalkan pengujian dan pengukuran
dengan metode kuantitatif, untuk meningkatkan aktivitas pendidikan seperti desain pemberian
instruks, manajemen kelas, dan asesmen, yang bertujuan untuk memfasilitasi proses
pembelajaran dalam berbagai setting pendidikan sepanjang hidup[2].

17
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Downloads/Buku_Psikologi_Pendidikan_pdf.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi

https://dosenpsikologi.com/aplikasi-psikologi-kognitif-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_pendidikan

https://www.kompasiana.com/kuswati/59b6ce69c3637645c97f4213/implementasi-
pendidikan-karakter-di-sekolah

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/02/6-pengertian-bimbingan-menurut-para-ahli-
lengkap.html

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/05/pengertian-bimbingan-dan-konseling-tujuan-fungsi-
asas.html#Tujuan_Bimbingan_Dan_Konseling

file:///C:/Users/user/Downloads/Modul_Rangkuman_dan_Penerapan_Psikologi.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_pendidikan

https://dosenpsikologi.com/psikologi-pendidikan

https://ajoefahmi.blogspot.com/2016/04/tujuan-psikologi-pendidikan_14.html

https://www.renesia.com/pengertian-psikologi-pendidikan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_pendidikan_dan_bimbingan

https://www.academia.edu/Documents/in/Psikologi_Pendidikan_Dan_Bimbingan

18

Anda mungkin juga menyukai