Anda di halaman 1dari 8

Memahami karakteristik guru efektif dalam perspektif psikologi pendidikan

TUGAS INDIVIDUAL

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan yang diampu oleh Dadang Sudrajat, M.Pd. dan Rifqy M
Hamzah

Oleh

Wina Tika Gustiani

NIM. 2009076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

2020
PEMBAHASAN

1. Konsep guru efektif dalam perspektif psikologi pendidikan

Guru efektif adalah guru yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dan
meningkatkan semangat belajar yang tumbuh dari kesadaran diri peserta didik, bukan
karena takut pada gurunya.
Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.

Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu
mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek
ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang
dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan
dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).

Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalah generalisasi dari
sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai
fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal
atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya
sesuai dengan maksud kita memakainya.

Karakteristik Kompetensi Pedagogik Guru cms-formulasi Salah satu kompetensi


yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi pedagogik (MENDIKNAS.
2007, Robandi). Karakteristik kompetensi tersebut seperti berikut:
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural,emosional, dan intelektual. Penguasaan karakteristik tidak dapat dicapai
apabila guru masih menjaga jarak (jauh) dengan peserta didiknya. Selama guru tidak
mau berperan sebagai orangtua yang baik, maka pemahaman terhadap karakter
peserta didiknya hanya sebuah terkaan belaka.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Teori
harus selalu diperbaharui oleh seorang guru. Semakin siswa disibukkan dengan
tugas-tugas dari gurunya, maka selayaknya seorang guru harus semakin sibuk
mendengarkan keluhan dari siswa ketika menyikapi setumpuk tugasnya, sehingga
guru akan membuahkan strategi-strategi baru dalam pengajarannya untuk berusaha
membantu memudahkan atau mencarikan jalan alternatif dalam penyelesaian
tugasnya. Guru harus selalu memotivasi diri untuk semakin rajin membaca dan
berdiskusi baik secara online maupun offline.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang
diampu. Kemampuan guru untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik dari
standar merupakan hal yang sangat diharapkan. Pengembangan kurikulum ini tidak
hanya peningkatan dari segi materi pembelajaran, tapi aspek pendukungnya pun
harus diperhatikan, seperti media pembelajaran. Kecermatan melihat keberadaan
siswa dan sarana yang tersedia harus diperhatikan secara serius dalam
mengimplementasikan kurikulum tersebut.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik Kegiatan pengembangan
dapat berupa berbagai kreativitas yang dibangun siswa bersama gurunya. Penting
dicatat bahwa kreativitas itu bukan hanya dilakukan oleh siswa, tapi harus bersama-
sama dengan guru sebagai partner-nya. Misalnya membangun kreativitas menulis di
blog atau mengisi Facebook dengan posting-posting yang mengandung nilai-nilai
pendidikan.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Sudah banyak tool
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran. Dengan Microsoft Word guru/siswa dapat membuat catatan
sekolahnya dengan daftar isi yang mengandung Link ke halaman terkait. Microsoft
PowerPoint dapat digunakan guru/siswa untuk menyusun bahan presentasinya. Milis
dapat digunakan siswa sebagai sarana diskusi dengan siswa lainnya, bahkan dengan
guru sekalipun. Dengan kehadiran media online ini, komunikasi/konsultasi siswa
dengan guru dalam rangka mengerjakan tugas-tugas sekolahnya dapat dilakukan.
Ketika guru memberikan tugas tidak cukup hanya memberikan tugas di minggu
pertama dan menunggu pengumpulannya di minggu kedua, tapi selama waktu antara
minggu pertama sampai minggu kedua harus tersedia waktu bagi siswa yang ingin
berkonsultasi terkait tugasnya.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki. Secara sederhana, pada waktu istirahat atau hari-hari
tertentu, lab komputer kadang-kadang tidak digunakan, maka kesempatan ini dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar/ menggunakan komputer. Guru tidak hanya
terpaku dengan waktu yang sudah dijadwalkan, tapi apabila ada waktu yang bisa
digunakan di luar jadwal itu akan lebih berpeluang membantu peserta didik dalam
menggali potensinya. Atau sekedar bertegur sapa dalam bahasa asing ketika waktu
istirahat, ini menjadi modal berharga untuk pengembangan potensi peserta didik.
Bahkan mendukung siswa untuk mengikuti perlombaan atau pelatihan di luar
sekolah merupakan sikap guru yang bagus.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Ini yang
harus menjadi sorotan cukup serius, karena selama ini komunikasi guru kepada
siswanya masih dianggap kurang. Ini terjadi salah satunya terlihat dari pemikiran
bahwa siswa membutuhkan guru, bukan guru membutuhkan siswa. Ini membuat
guru jaga image, jual mahal, tidak mau proaktif membangun komunikasi dengna
siswanya. Guru dekat dengan siswa merasa khawatir akan mengurangi reputasinya,
padahal tidak demikian adanya. Kejujuran guru atas kelemahannya pun boleh
diketahui siswa, karena alih-alih mendapat ejekan para siswa, malahan mendapat
doa dari mereka.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Guru memiliki
hak istimewa dalam menentukan nilai siswa. Pemikiran ini harus ditinjau ulang,
karena dalam prakteknya kadang-kadang guru dengan kurang pertimbangan suka
memberikan nilai jelek di ujian harian, UTS atau UAS, padahal belum melakukan
usaha-usaha yang tepat dalam pengajarannya. Ketika guru memberikan nilai merah,
maka guru tersebut harus bertanya kepada dirinya sendiri: Sudahkah ia memberikan
perhatian khusus kepada siswa yang diberi nilai merah itu? Sudah berapa kalikah ia
memanggil siswa untuk diberikan strategi-strategi alternatif agar berhasil dalam
belajarnya? Sudah berapa jauh guru tersebut membangun kerja sama dengan siswa
dan orangtuanya agar nilai siswa tersebut bagus? Sungguh tidak adil untuk situasi di
negeri ini seperti saat ini apabila seorang guru hanya mengajar menggunakan gaya
mengajar yang sama untuk semua siswa, tiba-tiba di akhir semester siswa diberi nilai
merah, padahal guru tersebut tidak melakukan apa-apa untuk meningkatkan
kemampuan siswa tersebut, selain hanya remedial. Untuk apa minggu pertama gagal
ujian, minggu kedua diadakan remedial. Padahal guru tersebut belum sempat
memberikan solusi belajar kepada siswa yang gagal ujian tersebut.
i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. Hasil
ujian harus dijadikan masukan bagi guru untuk melakukan langkah pengajaran
berikutnya. Contoh: Siswa ‘A’ mendapat nilai 100, Siswa ‘B’ mendapat nilai 40.
Maka guru tersebut harus berusaha keras memberikan strategi-strategi alternatif
untuk siswa ‘B’. Kalau perlakuan guru menyamaratakan antara gaya belajar ‘A’ dan
‘B’, maka kemungkinan besar prestasi belajar siswa ‘B’ akan gagal lagi pada saat
ujian berikutnya.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Guru yang
mudah memberikan ilmu kepada siswanya, tidak terbatas di kelas saja merupakan
tindakan yang bagus. Tidak benar seorang guru harus jual mahal ilmu dengan alasan
ia sudah mengeluarkan berjuta-juta rupiah ketika masa kuliahnya. Perjumpaan
dengan siswa, kapanpun waktunya, di manapun tempatnya, harus memberikan
inspirasi bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan memotivasi diri untuk lebih
giat dalam belajar.

2. Ciri-ciri guru efektif dalam oresoektif psikologi pendidikan

a. Berpandangan luas tentang dunia pengajaran yang bermuara pada proses


pemanusiaan manusia. Memiliki rasa humor, empatik pada siswa, jujur,
fleksibel, demokratik, berinteraksi secara ilmiah, mudah bergaul dengan siswa.
Memiliki kelas yang senantiasa terbuka dan dapat menumbuhkan kepercayaan
siswa.
b. Memiliki rasa percaya diri dan mempercayai orang lain.
c. Memiliki pengetahuan dan informasi yang luas dalam bidangnya. Respek pada
pengetahuan, selalu mendorong siswa agar selalu belajar agar mereka
memiliki kekuatan, semangat, kebahagiaan, dan produktif.
d. Mampu berkomunikasi secara efektif, mampu mengembangkan interaksi
untuk memaknai pendapat.
e. Memahami kapasitas peserta didik dalam menerima informasi dengan
memberikan informasi sesuai dengan kapasitas peserta didik Menjelaskan dan
memberi ilustrasi sebuah konsep secara abstrak maupun dengan contoh nyata.
f. Mengajar secara urut dan runtut yang meliputi semua aspek yang harus
diajarkan.
g. Mengudang pendapat peserta didik dengan pertanyaan yang kritis, tetapi
bertanya dengan suasana rileks.
h. Menggunakan berbagai metode pembelajaran.
i. Mengantisipasi apa yang akan terjadi di kelas.
j. Mengenal perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan aktivitas yang
sedang berlangsung di kelas.
k. Memiliki kepekaan atas kebutuhan peserta didik dan mampu menasehati
dengan tepat.
l. Tahu bagaimana cara mencapai tujuan kelas.
m. Tenag dalam menghadapi masalah.
n. Menghindari perilaku marah yang berlebihan.
o. Memanfaatkan ruangan kelas secara optimal dalam mengajar tidak hanya
berdiri di depan kelas saja.
p. Lebih menekankan apresiasi daripada hukuman dalam mendisiplinkan murid.

3. Komitmen menjadi guru efektif

Komitmen guru adalah suatu keterikatan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai
guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikap reponsif dan inovatif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nilai komitmen terhadap tugas atau
pekerjaan dalam hal ini adalah nilai-nilai kerja. Tantangan dunia pendidikan kita saat ini
antara lain adalah masih rendahnya kualitas pendidikan.

Komitmen adalah tindakan yang anda ambil untuk menopang suatu pilihan tindakan
tertentu, sehingga pilihan tindakan itu dapat kita jalankan dengan mantap dan sepenuh hati.

Menurut Louis menjelaskan 4 jenis komitmen guru, yaitu :


a. Komitmen Terhadap Sekolah Sebagai Satu Unit Sosial.
Guru sebagai pendidik berkewajiban membawa anak didik ke arah kedewasaan
dengan memanfaatkan pergaulan sehari-hari dalam pendidikan merupakan cara yang paling
baik dan efektif dalam pembentukan pribadi anak didik. Cara ini akan menghilangkan jurang
pemisah antara guru dan anak didik. Dengan kata lain guru mempunyai komitmen terhadap
sekolah, bertanggungjawab terhadap sekolah dan profesinya dalam arti dengan sukarela,
menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan berusaha mewujudkan tanggung-jawab dan
peranan sekolah dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan dan pengajaran.
b. Komitmen Terhadap Kegiatan Akademik Sekolah
Tugas guru terkait dengan komitmen terhadap kegiatan akademik sekolah antara lain :
1. Guru sebagai perancang pembelajaran, meliputi kegiatan :
a) Membuat dan merumuskan pembelajaran
b) Menyaiapkan materi yang relevan dan dengan tujuan waktu, faslitas, perkembang-an
imu, kebutuhan dan kemmpuan siswa siswi.
c) Merancang metode yang seusia dengan situasi dan kondisi Peserta didik.
d) Menyediakan sumber belajar, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dalam
pengajaran.
e) Media, dalam hal ini guru berperan sbagai mediator dengan memperhatikan relevansi,
efektifitas dan efisiensi, kesesuaian dengan motode serta pertimbangan praktis.[4]
2. Guru sebagai pengelola pembelajaran
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas dalam
kegiatan belajar mengajar, sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan
Peserta didik dalam menggunaan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan peserta didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta didik memperoleh
hasil yang diharapkan. Selain itu guru juga membimbing pengalaman sehari-hari anak didik
kearah pengenalan tingkah laku dan kepribadiannya sendiri.[5]
3. Guru sebagai pengarah pembelajaran
Guru hendaknya berusaha menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi peserta
didik untuk belajar. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam
keseluruhan kegiatan belajar mengajar. Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam
memberikan motovasi adalah:
a) Membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar.
b) Menjelaskan secara kongkrit apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
c) Memberikan gambaran terhadap prestasi yang dicapai hingga dapat merangsang
pecapaian prestasi yang lebih baik.
d) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
4. Guru sebagai pelaksana kurikulum
Guru merupakan faktor yang pertama dan utama yang mempengaruhi pelaksanaan
kurikulum. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah harus diawali dengan
adanya komitmen guru untuk menjalankan tugas yang aktif, kreatif dan inovatif.
5. Guru sebagai evaluator
Tujuan utama penilaian adalah untuk melihat tingkat keberhasilan efktifitas dan
efisiensi dalam proses pebelajaran. Di sampng itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui
kedudukan peserta didik didalam kelas atau kelompoknya. Dalam menjalankan fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti
hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh
dari evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses pembelajaran. Umpan balik yang
diperoleh lewat penilaian akan dijadikan titik tolak ntuk memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian proses pembelajaran akan terus menerus
ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
c. Komitmen Terhadap Siswa-Siswi Sebagai Individu Yang Unik
Berikut ini adalah pendapat Gardner mengenai perbedaan yang prinsip dari siswa-
siswi yang harus diketahui oleh guru sebagai landasan membangun komitmen kesadaran
bahwa pelajar adalah individu yang unik.
1) Perbedaan dalam latar belakang rumah – Rumah yang kaya dan rumah yang miskin,
rumah tempat banyak yang dikerjakan dan dilihat, dan rumah tempat yang sedikit hal-hal
yang menstimulasi anak,Pekerjaan yang dikerjakan para orang tua, para anggota keluarga
atau para tetangga, dan lingkungan sekitar sekolah
2) Perbeadaan dalam kesehatan dan nutrisi – Tinggi dan berat anak; energi anak dan
kesiagaan umum-sering dikaitkan dengan makanan yang mereka makan, catatan tentang
penyakit anak berapa sering anak tidak masuk sekolah,
3) Perbedaan dalam kemampuan anak di sekolah – Perkembangan pengetahuan dan
keterampilan anak, dalam mata-mata pelajaran dasar maupun mata-mata pelajaran yang
menuntut kondisi fisik, dan perkembangan tanggung jawab anak dan pengertiannya
tentang cara berperilaku.
4) Perbedaan dalam minat – Anak-anak memiliki perbedaan minat baik didalam maupun
diluar sekolah. Dengan mengetahui minat anak-anak, guru dapat belajar bagaimana
menyajikan pelajaran, sehingga dapat lebih diminati dan bermakna bagi anak.
d. Komitmen Untuk Menciptakan Pengajaran Bermutu
Seorang guru senantiasa merespons perubahan-perubahan pengetahuan baru dan
terkini terutama ide-ide baru tersebut dalam implementasi kurikulum dikelas, sehingga
pembelajaran bermutu.
Mutu pembelajaran atau mutu pendidikan akan dapat dicapai jika guru memenuhi
kebutuhan siswa-siswi dan yang harus dipersiapkan oleh guru. Kemampuan guru mencipta
kan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan adalah upaya posistif untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.
SIMPULAN

Guru efektif adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru. Berkomitmen
menjadi guru efektif juga seharusnya dilakukan oleh seorang guru. Agar proses pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik. Dengan berkomitmen seorang guru akan mampu menjalankan
tugasnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://hamimtea.blogspot.com/2015/05/karakteristik-guru-efektif-
dalam.html#:~:text=Guru%20efektif%20adalah%20guru%20yang%20mampu%20memotivasi%20pes
erta%20didik%20untuk,bukan%20karena%20takut%20pada%20gurunya.&text=g.-
,Mampu%20mengelola%20pembelajaran%20dengan%20baik%2C,Mempunyai%20semangat%20bela
jar%20yang%20kuat.

http://aleniariez.blogspot.com/2012/12/makalah-memahami-komitmen-guru.html

Anda mungkin juga menyukai